Home / Urban / Kembalinya sang Pewaris / Chapter 126: Hilang Timbul

Share

Chapter 126: Hilang Timbul

Author: Zila Aicha
last update Last Updated: 2023-02-23 21:24:48

"Membunuhnya, Mas? Apa kau yakin tentang itu, Mas?" tanya Arnold dengan bersusah payah agar tidak terdengar seolah ia cemas sekaligus kaget.

Narendra membuat helaan napas yang terdengar begitu santai tapi dipenuhi oleh keseriusan. Ia pun kemudian berkata dengan nada tenng, "Ya. Lebih baik ia dibungkam untuk selamanya daripada membuatku repot."

Kembali, kedua tangan Arnold yang tidak terlihat oleh Narendra pun sontak terkepal erat, "Apa malah nanti tidak akan menimbulkan masalah lain, Mas? Bagaimana jika malah-"

"Masalah apa, Arnold? Masalah apa yang bisa timbul jika aku membunuhnya? Kau hanya terlalu banyak berpikir hal yang tidak perlu, Arnold," ujar Narendra, sedikit agak kesal.

Arnold menahan diri dan kini semakin merasa betapa susahnya ternyata untuk berpura-pura menjadi adik yang baik bagi kakaknya itu. Andai saja ia bisa, ia lebih memilih untuk tidak melakukan hal itu.

Tapi, demi Glenn, dia rela melakukannya. Dia hanya ingin berusaha membantu Glenn. Maka, dia bertahan berada di
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 127: Gadis Muda

    "Ya. Biarkan saja dia begitu," ucap Arnold.Narendra kelihatan diam sesaat dan memilih untuk memikirkan banyak hal. Ia mulai meragukan adiknya karena menurutnya seakan adik lelakinya itu terkesan melindungi Alexander Barata.Namun, ia tahu ia tidak bisa melawan adiknya itu dalam berkata-kata sehingga ia memilih untuk menyembunyikan apa yang ada di kepalanya."Oke, aku tidak akan menyerangnya."Jawaban itu benar-benar membuat Arnold begitu lega dan kini ia pun beralih membicarakan masalah lain, "Besok ada jadwal bertemu dengan Garrick. Aku akan berada di luar kantor selama seharian.""Oke. Lakukan apa saja yang menurutmu benar. Aku memberimu izin untuk itu," ucap Narendra.Arnold merasa begitu senang karena rupanya sang kakak masih begitu mempercayai dirinya sehingga ia pun meninggalkan ruangan kakaknya tersebut dengan hati tenang.Namun, hal itu tidak berlaku bagi Narendra. Jelas sekali iya mulai menaruh curiga lagi kepada adiknya tetapi kali ini dia tidak akan pernah memperlihatkan k

    Last Updated : 2023-02-24
  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 128: Berhati-hatilah!

    Pertanyaan tersebut seketika membuat gadis itu berhenti memakan makanannya. "Sekolah baik tapi dengan keadaan sekarang, tidak mungkin aku bisa sekolah lagi kan, Om?"Glenn menangkap sebuah ekspresi sedih dari mata indah gadis muda itu. Glenn berpikir mungkin saja kehidupan sekolahnya menjadi salah satu hiburan untuk gadis itu sehingga ia begitu merindukan sekolah."Aku bisa saja mengirimmu ke sekolah lain untuk sekolah," ucap Glenn.Mata Clarita melebar, "Aku sekolah di tempat lain?""Iya. Kenapa memangnya?"Clarita dengan segera menggelengkan kepalanya seolah tidak menyetujui apa yang baru saja diungkapkan oleh sahabat ayahnya itu. "Aku tidak berpikir untuk pindah sekolah tapi Om, memangnya bisa sekarang pindah sekolah di saat semester pertengahan seperti ini?"Hal inilah yang Glenn sukai jika memiliki koneksi yang luas serta uang yang banyak. Ia bisa menggunakan semuanya itu untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Ia tak perlu mengkhawatirkan masalah yang tidak perlu ia pikirkan.I

    Last Updated : 2023-02-24
  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 129: Tidak Dibenarkan

    Glenn tertawa terbahak-bahak, membuat gadis berusia belasan tahun itu terkesima. Clarita berkata tanpa sadar, "Om tampan."Mendengar pujian tak terduga dari gadis itu,Glenn seketika berhenti tertawa. Clarita berkata sekali lagi dengan nada terdengar tulus, "Om benar-benar tampan.""Hei, gadis kecil, kenapa kau bilang begitu?" ucap Glenn tidak nyaman.Clarita membalas dengan raut wajah bingung, "Aku bukan gadis kecil, Om. Aku sudah tujuh belas tahun, sebentar lagi aku bahkan akan segera berulang tahun ke delapan belas tahun. Mana bisa disebut gadis kecil?"Mulut Glenn sedikit terbuka, ini pertama kalinya ia mendengar Clarita terlihat begitu santai saat berbicara. Gadis itu jauh lebih nyaman dari pada sebelumnya. Hal itu sebenarnya cukup membuat Glenn ikut lega. Tapi, untuk memastikan kondisi adiknya itu baik-baik saja, Glenn bertanya, "Apa kau benar-benar baik-baik saja?""Kenapa Om malah berbicara tentang aku? Memangnya aku kenapa, Om?"Glenn tidak tahu apakah gadis itu memang tidak

    Last Updated : 2023-02-27
  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 130: Mana Mungkin?

    Sekali lagi, Glenn kehilangan kata-kata, tak mampu membalas perkataan gadis muda itu. Bahkan, di saat Alexander Barata benar-benar datang ke sana, Glenn hanya bisa menuruti kata-kata Clarita dan memanggil sahabatnya itu dengan nama depannya. Bahkan, Alexander sendiri keheranan dengan sikap Glenn."Apa yang terjadi denganmu?" Alexander bertanya dengan raut wajah penuh kebingungan.Glenn hanya menggeleng, sementara Clarita hanya tersenyum santai.Alexander bertanya lagi, "Sungguh kau sedang tidak waras, Glenn? Apa kepalamu sedang baru saja terbentur sesuatu?"Glenn dengan jengkel berkata, "Jangan membuatku semakin kesal, Alexander. Tolong, aku sedang tidak berniat untuk berbasa-basi denganmu."Alexander tertawa aneh. "Siapa juga yang sedang mengajakmu berbasa-basi, Glenn Brawijaya? Aku hanya sedikit keheranan. Bagaimana bisa kau berubah sedrastis ini? Apakah ada sesuatu yang membuatmu bisa berubah?""Heh, ini hanya masalah panggilan. Kenapa kau membesar-besarrkannya? Sudahlah, aku naik!

    Last Updated : 2023-02-27
  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 131: Apa Kau Sendiri?

    Damar pun kemudian hanya bisa mondar-mandir sambil menunggu kabar anak buahnya yang sedang mencari Alexander Barata."Tidak mungkin. Ini tidak mungkin." Ia bergumam sendirian dan mencoba untuk meyakinkan dirinya jika Glenn Brawijaya belum kembali.Ketakutan itu begitu terasa mencekik lehernya. Ia tidak tahu jika ternyata Glenn mampu membuatnya begitu ketakutan sampai-sampai ia tidak bisa bernapas.Tangannya bahkan sekarang ini sudah gemetar. Ia teringat akan kata-kata temannya yang dulu pernah memperingatkannya soal Glenn Brawijaya. Seharusnya, ia membujuk pria itu atau menipunya agar berada di pihaknya bukannya malah mencoba untuk membunuhnya.Tetapi, sayangnya ia tidak menggubris kata-kata sang teman dan malah merencanakan pembunuhan terhadap pria yang menjadi kepercayaan Alexander Barata itu.Ia bahkan mempengaruhi seorang anak buah Glenn dengan mengancam asisten pribadi Glenn tersebut untuk bekerja kepadanya. Sialnya, setelah ia melakukan semua hal licik itu, Glenn masih saja bisa

    Last Updated : 2023-03-01
  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 132: Siap Mati?

    Damar memperhatikan tatapan Alexander yang sebelumnya terlihat terkejut kini berubah menjadi ekspresi yang seolah siap menerkam mangsanya.Pria yang lebih tua daripada Alexander itu pun agak bingung, "Iya, Tuan."Alexander tersenyum mengerikan dan bertanya lagi, "Jadi, kau tidak bersama dengan anak buahmu?"Damar menggelengkan kepalanya, "Tidak, Tuan. Saya telah meminta mereka untuk mencari keberadaan Anda di seluruh penjuru kota. Saya benar-benar khawatir terhadap Anda."Alexander menatap Damar dengan tatapan yang terlihat begitu lega sekaligus luar biasa gembira, "Ah, kau benar-benar sendiri rupanya.""Memang ada apa, Tuan? Apakah Anda membutuhkan pengawal atau mungkin ada sesuatu yang ingin saya lakukan untuk Anda?" tanya Damar."Oh, tidak. Bukan itu. Tidak ada yang perlu kau lakukan, tapi aku benar-benar senang karena kau kini sendirian tanpa anak buahmu itu," ujar Alexander, terdengar begitu berbeda di telinga Damar."Mereka bukan anak buah saya, Tuan. Tapi, mereka itu anak buah

    Last Updated : 2023-03-01
  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 133: Tolong, Tuan Glenn!

    Damar yang sebenarnya memang seorang penakut itu pun tidak bisa menggerakkan kepalanya, terlebih lagi badannya. Ia bahkan tidak mampu berkata sepatah kata pun."Ada kata-kata terakhir?" tanya Glenn yang masih menodongkan senjatanya pada kepala Damar.Pria yang telah dilucuti senjatanya dan kini tidak memiliki perlindungan sedikitpun itu akhirnya bisa mengeluarkan suaranya setelah berupaya dengan begitu keras, "Tuan Muda Glenn. Anda ternyata masih hidup. Syukurlah."Glenn menaikkan alisnya dan cukup terkagum-kagum atas akting yang berusaha diluncurkan oleh Damar. Ia berdecak kesal kemudian, "Ayolah, tidak ada yang akan mempercayaimu sekarang. Percuma saja kau bersandiwara. Tidak ada gunanya."Alexander Barata ikut menimpali, "Kami sudah sangat muak mendengarmu juga melihatmu bersandiwara. Jadi, sudahlah sekarang bersikap seperti dirimu yang sebenarnya saja."Kata-kata itu bukanlah sebuah himbauan ataupun paksaan tetapi hanya sebuah ungkapan atas kelelahan Alexander yang harus menerima

    Last Updated : 2023-03-02
  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 134: Akui Saja!

    Alexander mengerjap tidak percaya saat melihat apa yang telah dilakukan oleh Glenn Brawijaya. Ia bertanya dengan nada begitu heran, "Apa yang baru saja kau lakukan itu?""Memang kau tidak bisa melihatnya sendiri? Aku lalu saja memukulnya, Barata," sahut Glenn sebal.Alexander bersedekap dan menatap bingung pada Glenn, "Kenapa kau malah memukulnya?""Kenapa memang? Apa kau kasihan pada dia? Jangan bilang kalau itu terbujuk rayuan mautnya lagi sehingga percaya kepadanya lagi!" sahut Glenn malas.Alexander menendang kaki sahabatnya itu lantaran kesal, "Apa kau pikir aku setolol itu sampai percaya pada orang yang sudah mengkhianatiku dan menipuku habis-habisan?" "Ya mungkin saja. Kau kan memang tidak terlalu pintar. Akui saja itu!" balas Glenn yang kembali membuat Alexander memukul dirinya.Alexander berkata, "Yang aku maksud itu adalah kenapa kau tidak langsung membunuhnya saja?" Glenn segera menjawab pertanyaan Alexander itu dengan menghela napas panjang sebelumnya, "Alexander Barata,

    Last Updated : 2023-03-02

Latest chapter

  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 168: The Ending

    Narendra tidak mempercayai apa yang sedang terjadi kepadanya, "Glenn, kau-""Bukti yang aku miliki sudah lengkap semuanya dan semua ini berkat bantuan dari adik kesayanganmu. Selain itu, Om Satria kebetulan telah menyerahkan dirinya pagi tadi jadi lebih baik sekarang tidak perlu melawan lagi karena kau sudah tamat," ucap Glenn dengan begitu senangnya.Narendra tentu saja memberontak dan berhasil melepaskan diri dari kedua polisi yang memegang lengannya. Pria muda tersebut kemudian langsung saja menarik Glenn ke arahnya lalu mengeluarkan sebuah pisau yang nyata ia sembunyikan dibalik saku jasnya.Glenn tentu saja tidak pernah menyangka hal itu akan terjadi. Ia pikir ia telah bersiap-siap menghadapi segala hal yang mungkin saja terburuk tetapi nyatanya ia masih melupakan sesuatu sehingga sekarang harus menghadapi kemarahan Narendra yang seharusnya tidak perlu dihadapi.Dewa dan Alexander yang berada di sana sontak memerintah anak buah mereka untuk menyelamatkan Glenn tetapi Glenn memint

  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 167: Sadar

    "Astaga, kau benar-benar membuatnya takut," ucap Glenn yang tidak bisa tidur apalagi mendengar ketika orang yang berada di dalam kamarnya itu dari tadi masih saja bercolotest seolah dia tidak ada di sana.Clarita menoleh pada pria yang telah membuka matanya secara penuh itu. "Om, Om pasti terganggu dengan suara kami ya?"Glenn tersenyum tipis dan menanggapi, "Ah, Clarita. Kau benar-benar sangat peka sekali, tidak seperti ayahmu yang bodoh ini."Alexander sedikit tersinggung tetapi dia membiarkan sahabatnya itu berbicara seperti itu."Kau benar-benar sudah tidak apa-apa?" tanya Dewa, terdapat kecemasan yang begitu terlihat dengan sangat jelas di mata sahabat Glenn yang satu itu."Kau gila atau bagaimana? Aku baru saja tertembak di perutku dan kau bilang aku tidak apa-apa? Luka tembak tidak mungkin bisa sembuh hanya dalam waktu beberapa jam kan?" omel Glenn.Alexander tertawa meringis mendengarkan ocehan Glenn pada Dewa, ia benar-benar sangat puas terhadap omelan Glenn tersebut."Nah, s

  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 166: Kebimbangan Satria

    Narendra mendecakkan menatap ayahnya dengan tatapan tidak suka. Pria itu bahkan tidak menutupi jika mungkin dia menganggap ayahnya itu cukup bodoh karena tidak benar-benar menyimak ceritanya dengan benar.Narendra menghela napas panjang sebelum kemudian menanggapi, "Ayah, tidakkah tadi Ayah mendengarkan ceritaku dengan baik?"Satria terbelalak tetapi dia membalas pertanyaan putranya, "Dengar. Peluru itu sedikit meleset tetapi mengenai Glenn. Iya kan?""Hm, itu benar. Peluru itu katanya mengenai perut Glenn dan bukannya jantungnya jadi mungkin dia masih hidup atau bisa saja sedang sekarat. Entahlah, aku tidak mengetahuinya. Anak buahku masih mencarinya di seluruh rumah sakit yang ada di Jakarta ini. Dan aku yakin sekali dia akan segera ditemukan," ujar Narendra begitu senang.Satria mengangguk mengerti. "Jika kau sudah menemukannya, apa yang akan kau lakukan terhadapnya?"Narendra menyipitkan mata, memperlihatkan ayahnya senyumannya yang kejam. "Ayah, apakah sekarang ini Ayah masih har

  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 165: Apakah Dia Mati?

    Alexander dan Dewa menyadari jika di sana masih ada gadis muda yang mendengarkan percakapan mereka yang cukup bisa dikatakan berbahaya dan tidak pantas didengar oleh gadis itu.Dewa seketika berkata, "Oh, Sayang. Maaf, percakapan ini tidak pantas untuk kamu dengar. Ah, Alex. Kita tunda saja percakapan ini daripada putrimu harus mendengar hal seperti itu."Clarita sebenarnya tidak ingin menyerah begitu saja tetapi melihat kedua pria dewasa itu terlihat tidak ingin lagi melanjutkan percakapan mereka mengenai permasalahan tentang aksi balas dendam itu maka ia pun juga tidak bisa lagi bertanya."Kamu mau minum atau mungkin camilan?" tawar Alexander.Clarita dengan segera menggelengkan kepala. "Bagaimana mungkin aku bisa makan dalam situasi seperti ini? Ayolah Ayah, aku bukan gadis berdarah dingin yang tidak mementingkan situasi dan kondisi."Alexander meringis mendengar ucapan putrinya yang begitu mengguncangnya Itu.Dewa sendiri tidak tahan untuk tidak tertawa telan tetapi dia kemudian t

  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 164: Kenekatan

    Sang pengawal dengan sangat terpaksa akhirnya menjawab kembali, "Tuan Alex tidak apa-apa dan baik-baik saja tetapi Tuan Glenn baru saja tertembak karena diserang."Clarita langsung saja membungkam mulutnya karena kaget. Tak bisa dipercaya, hanya sangat mustahil sekali pria sekuat Glenn bisa tertembak dan kini nyawanya sedang dalam bahaya di dalam rumah sakit.Clarita terdiam sejenak bingung atas apa yang harus dia lakukan setelahnya.Namun, dia tentu tidak bisa berdiam saja di sana sehingga dia memutuskan, "Aku akan ke rumah sakit."Sang pengawal tentu saja langsung saja menjawab, "Tidak, Nona. Tuan Alexander meminta Anda untuk tetap di rumah dan tidak melakukan apapun. Sebenarnya yang diserang itu adalah Tuan Alex tetapi Tuan Glenn datang untuk menyelamatkannya sehingga yang terkena malah Tuan Glenn.""Iya, Nona. Di luar sana masih begitu berbahaya dan kita juga tidak tahu apakah penyerang itu akan mencari-cari Nona karena anda merupakan putri satu-satunya Tuan Alexander sekaligus ke

  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 163: Rasa Cemas

    Ken, sopir Alexander Barata segera melajukan mobilnya lebih cepat dan berusaha menghindari 3 mobil yang mengejar mereka.Alexander mulai tegang dan kemudian segera menghubungi Glenn dengan cepat. Ia benar-benar sangat beruntung sekali karena hanya dalam dari yang pertama panggilannya telah dijawab oleh Glenn."Kenapa kau-""Kirim bantuan sekarang, Glenn! Aku sedang dikejar-kejar!" ujar Alexander dengan suara yang begitu panik.Glenn yang sedang duduk di atas atap itu segera berdiri dan berkata dengan nada yang juga panik, "Di mana posisimu?""Ah, tidak usah. Aku tahu. Bertahanlah sebentar!" ucap Glenn.Glenn segera membuka aplikasinya dan memerintah dengan cepat, "Susul Alexander!"Beberapa anak buahnya yang telah siap siaga itu pun segera mengambil posisi masing-masing dan Glen ikut ke dalam salah satu mobil itu.Sementara itu, Alexander masih dalam pengejaran dan hampir saja terkena sebuah tembakan saat salah satu orang yang berada di mobil kirinya tersebut melemparkan sebuah tembak

  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 162: Cepat!

    "Ayah bukan saudara kandung dari Paman Andi," ujar Arnold.Narendra menatap adiknya itu dengan tatapan heran tetapi ia masih terlihat begitu bingung.Arnold mengamati ekspresi kakaknya yang tidak ada keterkejutan di sana. Ia pun mulai berpikir jauh, "Ah, jadi Mas juga tahu masalah ini? Tapi kenapa Mas hanya diam saja?"Narendra bertanya, "Dari mana kamu tahu masalah ini?"Arnold mengulas sebuah senyum pada sang kakak. "Tidak penting bagaimana aku tahu tapi fakta jika ternyata kamu juga mengetahuinya itu Cukup membuatku heran.""Kenapa lagi?" tanya Narendra malas."Masih bertanya kenapa? Ini semakin membuat kita itu tidak memiliki hak apapun atas harta itu. Mas, kita tidak memiliki hubungan darah dengan keluarga Glenn. Bisa tidak kamu mengembalikan saja semua yang memang bukan milikmu terhadap Glenn? Apa sedikitpun kamu tidak merasa aneh ketika melakukan apapun pada harta yang bukan milikmu?"Narendra mencibir, "Oke, kita memang tidak memiliki hubungan darah dengan mereka tetapi kita t

  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 161: Pigura

    Kenyataan itu begitu menampar Satria. Ia pun tidak lagi bisa berkutik lagi ataupun membela putra bungsunya.Narendra melihat ayahnya yang tidak bisa menjawab perkataannya itu pun membuatnya semakin yakin untuk memberi satu pelajaran bagi sang adik."Lebih baik Ayah tidak usah ikut campur masalah ini. Biarkan aku yang menyelesaikannya," ucap Narendra.Satria hanya bisa terdiam di sofa ruang tamu itu, meresapi semua yang terjadi di kehidupannya.Tiba-tiba saja ia bangkit dari tempat duduknya itu lalu berjalan menuju ke sebuah gudang yang terletak di luar ruangan.Gudang itu terpisah dari rumah utama sehingga ia harus berjalan sendirian ke sana dan melarang semua anak buah Narendra untuk menemaninya.Begitu ia masuk ke dalam gudang tersebut, ia segera berjalan mendekat ke sebuah benda yang tertutup oleh kain putih besar.Segera saja ia ambil kain yang menutupi sebuah pigura besar itu. Ia pun kemudian duduk di depan pigura tersebut dengan wajah yang terlihat amat sangat letih.Ia mulai be

  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 160: Kekejutan Lain

    "Apa yang Ayah bicarakan itu? Tentu saja aku menyukainya," ucap Clarita menatap ke arah ayahnya dengan tatapan heran.Alexander kembali menyipitkan mata dan menatap putrinya dengan tatapan bingung, "Tunggu dulu, Nak. Yang Ayah maksud itu adalah menyukai layaknya seorang wanita menyukai laki-laki. Seperti itu. Kamu tidak seperti yang Ayah maksud kan?" Mata Clarita membola begitu sempurna usai dirinya mendengar perkataan ayahnya tersebut. Ia kehilangan kata-kata untuk beberapa saat dan kemudian membalas perkataan ayahnya itu dengan cepat, "Maksud Ayah, cinta pasangan? Astaga, Ayah. Yang benar saja. Aku menganggap dia sebagai aku menganggap Ayah. Dia sama saja dengan orang tua keduaku."Mendengar perkataan putrinya, Alexander benar-benar menghela napas dengan lega. Ia tertawa konyol lalu kemudian menyesat minuman yang tidak ia ketahui namanya itu.Minuman khas Korea Selatan yang rasanya asam manis cukup menyegarkan tenggorokannya.Alexander kemudian tersenyum pada Sang Putri, "Ayah bena

DMCA.com Protection Status