Share

Bab 85

Author: Imgnmln
last update Huling Na-update: 2024-04-01 23:12:45

“Apakah perusahaan ini sudah bangkrut?” Lily melihat papan nama yang ada didepan pintu dan berkata dengan khawatir.

“Apa ada orang didalam?!”

Teriak Lily memanggil-manggil.

Kalau perusahaan sudah bangkrut, dan orangnya sudah kabur, maka ini akan menjadi piutang tidak tertagih!

“Ayo lihat kedalam,” Nathan berkata dan langsung melangkah masuk.

Baru memasuki perusahaan, sudah terdengar suara teriakan dari orang-orang yang sedang minum dan berjudi, bahkan asap rokok juga terlihat mengepul, dan ada suara nafas yang terengah-engah. Di dalam lobi perusahaan terlihat beberapa pria yang bertelanjang dada dengan tubuh kekar yang dipenuhi tato sedang bermain kartu dan merokok, mata mereka semua terlihat memerah.

Melihat pemandangan seperti itu, Matius langsung menyesali keputusannya, dia menarik narik lengan baju Nathan dengan ringan. “N-Nathan, bagaimana kalau kita kembali lagi lain hari?”

Raut wajah Lily juga terlihat kurang baik, dilihat dari sisi mana pun ini tidak terlihat seperti sebuah pe
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 86

    "Ah!" Terdengar teriakan gadis yang membawa Nathan dan dia langsung berlari keluar untuk memanggil orang setelah melihat kejadian itu! "Tolong! Kak Surya!"Suara teriakan gadis itu dapat terdengar dengan lantang dari dalam ruangan itu.“Matius, kamu dan Lily pergi ambil uang itu, jangan lebih, ambil sebanyak hutang mereka pada perusahaan kita, jangan kurang satu sen pun!” Nathan yang sedang mencengkram Surya, berkata kepada Matius!Matius yang sudah ketakutan sejak tadi sudah tidak berani bergerak, malah Lily yang menatap Nathan lalu bergegas mengambil uang dari brankas itu. Segera, 1 miliar sudah memenuhi tas mereka, Lily berkata dengan panik kepada Nathan. “Nathan, uangnya sudah aku ambil, ayo kita pergi!”Tak! Trak! Tak! Tak!Baru saja Lily menyelesaikan kalimatnya, suara langkah kaki segerombolan orang sudah terdengar, pria-pria kekar yang sedang bermain kartu dibawah menerjang keatas, dan langsung menghalangi jalan keluar.“Bajingan, cepat lepaskan Kak Surya, beraninya kamu mel

    Huling Na-update : 2024-04-01
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 87

    “Apa kalian ingin mati?!” Nathan mendengus dingin dan segera sekelompok orang itu bagaikan diterpa angin topan.Swooosshh!Kecepatan Nathan sangat kencang, mereka bahkan tidak bisa melihat bayangan Nathan.Bugh! Brak! Krak!Satu detik kemudian, terdengar suara hantaman yang memilukan, tubuh mereka sudah tersungkur di lantai. Hanya dalam beberapa detik, semua orang yang ada di ruangan sudah tersungkur tak berdaya dilantai.Sedangkan Nathan tidak berniat menghabisi nyawa mereka, namun kaki dan tangan mereka sudah patah, dan luka mereka sangat fatal. Segera, Surya tersentak kaget, dan gadis yang ada di sampingnya memucat, wajahnya lebih pucat daripada bedak wajahnya.Dia tidak habis pikir, bawahannya yang sebanyak itu bisa dikalahkan begitu saja oleh seorang pemuda yang terlihat lemah.“Kamu, berhutang pada siapapun sebenarnya tidak masalah, namun sial sekali kamu malah berhutang padaku! Aku adalah manusia yang paling membenci orang yang berhutang padaku!” Nathan tersenyum sinis dan berj

    Huling Na-update : 2024-04-02
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 88

    Dan pada saat itu, para karyawan departemen pemasaran sedang duduk bersama dan mendiskusikan sesuatu secara diam-diam.“Bernyali sekali Nathan, dia malah pergi menagih hutang kepada Pak Surya, dia tidak tahu ya semua orang yang menagih hutang kesana selalu kembali dengan babak belur!”“Benar, Lily kenapa ikut juga? Pak Surya itu sangat genit, dia pasti akan mencabuli wanita-wanita cantik yang dilihatnya, ingat tidak sales wanita kita yang dulu? Dia langsung mengundurkan diri setelah pulang menagih dari sana, dengar-dengar dia sampai hamil anaknya Pak Surya!”“Kita tunggu saja, Nathan pasti akan kembali dengan babak belur!”Banyak yang mulai berbisik dan mendiskusikan masalah ini, sedangkan Lisa mengernyitkan keningnya dan merasa khawatir pada Lily. Dia tidak mengkhawatirkan Nathan, meskipun Nathan dipukuli hingga cacat, dia juga tidak akan mengkhawatirkannya. Tapi Lily, dia hanyalah seorang gadis kecil, dia bahkan belum melihat cara kerja dunia, kalau sampai dicabuli oleh Pak Surya, a

    Huling Na-update : 2024-04-02
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 89

    Antonius tersenyum dingin. “Benar juga, aku tidak pantas untukmu, karena aku tidak memiliki status dan kekuasaan, jadi kamu tidak mau memberiku kesempatan. Tetapi, kenapa kamu malah memberi kesempatan kepada seorang mantan narapidana? Apakah aku lebih buruk dibandingkan seorang mantan narapidana?” Antonius tiba-tiba terpancing suasana dan menaikkan nada bicaranya.Melihat sikap Antonius, Sarah semakin bingung. “Siapa yang kuberi kesempatan, apa ada hubungannya denganmu? Kamu juga tidak punya hak untuk menanyaiku!”“Kamu tahu orang seperti apa Nathan? Dia bukan hanya mantan narapidana, dia juga seorang playboy, dia sudah punya pacar sejak awal, apa kamu tahu? Kamu sudah dibohongi olehnya!” Antonius berkata sambil mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan foto Nathan dan Lily yang sedang bersama kepada Sarah.Melihat foto itu, raut wajah Sarah semakin lama semakin muram, dan kemudian menaikkan alisnya.Melihat raut wajah Sarah, Antonius bergembira dalam hatinya, lalu mulai memanaskan suasa

    Huling Na-update : 2024-04-03
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 90

    Pada saat itu di dalam ruangan Andrew, Andrew yang tadi sempat minum alkohol saat makan siang tadi sedang memejamkan matanya dan bersiap untuk tidur siang sejenak. Mendengar pintu ruangannya terbuka, dia juga tidak membuka matanya, karena dia tahu di departemen pemasaran ini tidak ada orang yang berani menerobos masuk kedalam ruangannya. Dan yang berani melangkah masuk kedalam ruangannya hanyalah Lisa seorang, kalau orang lain masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dulu pasti akan dihukum olehnya.“Lisa, kebetulan sekali kamu kemari, cepat bantu aku untuk memijat kepalaku, rasanya sakit sekali,” Andrew berkata dengan matanya yang masih terpejam.Sarah menatap Andrew dengan wajah muram. “Kamu sedang menyuruhku memijat kepalamu?”Baru saja Sarah menyelesaikan pertanyaannya, Andrew langsung membuka matanya. Dan saat dia melihat Sarah sedang berdiri dihadapannya dan menatapnya dengan muram, raut wajah Andrew langsung memucat.Andrew terkejut dan segera berdiri dengan panik, dia sampai terjat

    Huling Na-update : 2024-04-03
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 91

    “Oh iya, kenapa Paman dan Bibi tidak tinggal di Villa Ascalon lagi? Bukankah lingkungan disana cukup baik?” Sarah tiba-tiba teringat kalau ayah dan ibunya Nathan bersikeras meninggalkan Villa Ascalon langsung menanyakannya.“Itu, aku juga tidak tahu!” Nathan menggelengkan kepalanya, Nathan sampai sekarang tidak tahu kenapa orang tuanya bersikeras meninggalkan Villa Ascalon dan mengatakan hal-hal itu kepadanya. “Hanya saja, aku rasa ada orang yang mengatakan sesuatu pada mereka, makanya mereka memutuskan untuk pergi!”Setelah mendengar penjelasan Nathan, Sarah seketika menyadari sesuatu. “Sepertinya, pasti ini ulah Anton, keterlaluan sekali, dia kira dengan melakukan hal ini akan membuatku suka padanya, dia sudah melewati batasnya!”“Anton?” Nathan tercengang. “Manajer umum itu?”Nathan sekarang juga paham, kenapa saat dia sedang wawancara, Antonius tiba-tiba muncul dan memutuskan untuk menerimanya, ternyata dia sudah mengetahui identitasnya, tahu hubungannya dengan Sarah.“Benar, dia

    Huling Na-update : 2024-04-04
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 92

    “Lily, ayo ikut bersamaku!” Lisa menghentikan mobilnya dan melambaikan tangannya kepada Lily.Lily berjalan ke arah ke mobil wanita itu dengan langkah yang anggun dan tersenyum pada Lisa. “Terimakasih banyak Kak Lisa.”“Untuk apa sungkan-sungkan, duduk yang benar ya,” Selesai berkata, Lisa langsung menginjak pedal gasnya dengn kuat.Mobil itu melesat dengan cepat, membuat Lily terkejut dan berteriak. “Eh, Kak Lisa, Nathan …. dia belum naik ke mobil,” Lily mengira kalau Lisa akan sekalian mengantar Nathan, tapi tidak disangka dia langsung melajukan mobilnya dengan cepat.“Aku tidak mau dia menaiki mobilku!” Lisa berkata dengan pedas. “Jangan sampai mobilku kotor karenanya, lebih baik dia naik mobil orang lain atau naik taksi saja!”Lily juga tidak mengatakan apapun lagi, dia hanya bisa terdiam menatap Nathan dari kaca spion. Dan pada saat Lisa melaju pergi, orang-orang yang dibelakang juga ikut melajukan mobilnya melewati Nathan, tidak ada seorang pun yang memberhentikan mobilnya dan m

    Huling Na-update : 2024-04-06
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 93

    Pada saat Nathan sedang menuju Kafe Valley, di dalam ruangan kantor mewah di Kafe Valley, seorang pria paruh baya dengan janggut sedang duduk di kursi kebesarannya.Pria paruh baya itu memiliki bekas luka di sudut matanya, dan dia sedang memegang cerutu di tangannya, di belakang pria paruh baya itu ada empat pria kekar dengan wajah yang garang dan dingin.Pria paruh baya itu adalah manajer Kafe Valley, Richard Stanley, yang juga merupakan seorang master di yayasan milik Klan Martyr, bisa menjadi pengurus Kafe Valley menunjukkan kalau Richard sangat dipandang oleh Ruis. Dan dihadapan Richard, manajer utama SW Company, Antonius Wijaya, juga sedang duduk disana. Tatapan mata Antonius terasa sedikit canggung, di sampingnya terletak sebuah koper hitam, dan melihat orang-orang yang ada di hadapannya membuat Antonius merasa gugup.Richard sedang merapikan cerutunya lalu menyalakannya dan berkata. “Ada urusan apa mencariku, cepat katakan!”“T-tuan Richard, saya ingin meminta bantuanmu untuk m

    Huling Na-update : 2024-04-06

Pinakabagong kabanata

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1084

    Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1083

    Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1082

    Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1081

    Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1080

    Nathan berdiri di depan menara kegelapan, jubahnya berkibar pelan tertiup angin malam. Matanya menatap lurus ke arah pria yang telah meretakkan formasi pembunuhnya.Di bawah sinar bulan yang dingin, aura mereka saling berbenturan meski belum ada yang bergerak.Gill berhenti menghantam, tangannya yang terluka mengepal pelan, namun ekspresinya tetap tenang. Matanya menyapu Nathan dari atas ke bawah. “Jadi, kau Nathan?” ujarnya, suaranya rendah tapi menggema seperti bergema dari dasar lembah.Nathan menatapnya datar. “Dan kau pasti Gill, Tuan Muda yang disembunyikan di balik bayangan nama Wilford.”Gill menyeringai tipis. “Kau lebih pintar dari yang kuduga.”Nathan menatap luka di tangan Gill. “Formasi pembunuhku membuatmu berdarah. Tidak buruk untuk seorang ‘tuan muda’, bukan?”Gill tertawa pelan, tatapan matanya sinis. “Kalau formasi sekelas itu saja sudah membuatku mundur, aku tidak pantas menyandang nama Wilford.”“Sayangnya,” Nathan menimpali, suaranya seperti mata pisau menggores b

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1079

    Formasi terpasang sempurna. Nathan menarik diri ke dalam bayang menara, menatap ke dalam kegelapan sambil menghela napas berat.Di luar, Hago memandang menara yang bergetar pelan, detak hatinya berpacu.“Sehebat ini?” satu prajurit bisik, suaranya hampir tak terdengar.Hago memutar wajah, mata redup menyala. "Nathan menghancurkan Ging dan melukai Kaidar, mereka seorang dengan kekuatan puncak penguasa Ingras tingkat akhir! Apa kita lebih hebat?"Gemuruh aktivitas di menara menggetarkan tanah. Kilatan cahaya ungu menelusup silang di balik jendela tinggi menara, seolah detak jantung yang siap meledak.Prajurit terhuyung, Hago mencibir pelan, sipi matanya menerawang ke cakrawala. "Tunggu Tuan Gill datang, aku akan melihat ke mana larinya Nathan kemudian."Dalam senyap menara, Nathan tenggelam kembali dalam kultivasi. teknik kijutsu berputar liar, menara bergetar hebat, merintih menahan badai energi yang menyedot setiap partikel energi spiritual di sekitarnya.“Apa?! Menara itu bergetar? P

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1078

    Di bawah bayang menara, sosok itu terbungkus gaun hitam, wajahnya masih membelakangi mereka. Nathan membuka mata, sebuah kilatan biru dan merah menari di tengah pupilnya.Hago menegakkan punggung, mencoba menutupi keterkejutannya. “Siapa kau?” tanyanya, tingkahnya tenang namun bergetar tipis.Nathan menoleh perlahan, bayangan luncur di pipinya. “Pemilik sah villa ini,” jawabnya dingin. “Jika ingin selamat, mundur sekarang.”Getaran energi spiritual mengepul di telapak Nathan, aura naga melingkari tubuhnya.“Kami wakil keluarga Wilford!” desak Hago, namun suaranya gemetar. “Ramos telat bayar hutang, villa ini jadi milik kami. Lalu kamu siapa?”Nathan mengangkat dagu, cahaya dingin menyorot wajahnya. “Ramos sudah tiada, tapi tanah dan menara ini kini di bawah kendaliku,” ujarnya tenang. “Akan kucabut nyawa kalian jika berani menentang.”Beberapa prajurit keluarga Wilford saling berpandangan, tangan mereka mengepal pada gagang pedang.Salah satu dari mereka terangkat suaranya. "Tuan Hago

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1077

    Debu dan serpihan porselen beterbangan, kristal lampu bergetar. Kaidar merasakan detik-detik terombang-ambing antara hidup dan mati, namun dia tetap tegap, mencatat setiap celah serangan Gill. Dengan satu teriakan rendah, Kaidar membalikkan formasi menjadi cincin pelindung, gelombang magis memantulkan serangan Gill, menimbulkan kilatan cahaya keunguan yang menari seperti naga kecil sebelum lenyap.Pertarungan singkat itu berakhir secepat kilat, tak ada korban luka baru, namun udara di antara mereka masih bergetar penuh ketegangan.Gill terdiam, matanya menatap kekaguman dan kewaspadaan. Dia menurunkan energi hitamnya, senyumnya merekah hangat namun penuh tipu daya. “Kaidar, rahasiamu pantas diperjuangkan. Menara Herton akan menjadi milik keluarga Wilford, dan kau, anak muda, pantas mendapatkan jatahmu.”“Aku akan mengirim pasukan ke sana, tidak akan ada siapapun yang bisa memasuki Villa itu!”Kaidar mengangguk pelan, rasa lega dan kemenangan berpadu di dadanya. “Tuan Gill, apakah Anda

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1076

    Di Kota Hulmer, di kediaman megah keluarga Wilford, cahaya senja menyusup melalui jendela kaca patri ruang tamu. Gill, tuan muda Wilford, bersandar di kursi berlapis kain emas, dahi berkerut memikirkan langkah Kaidar. Sinar matahari sore menari di lengkungan langit-langit, menciptakan bayangan bergerigi yang seolah berbisik rahasia kuno.“Hago,” panggil Gill pelan, matanya menatap jajaran lukisan leluhur yang terpajang di dinding. “Mengapa Kaidar memilih Kota Yundom untuk berlatih? Dan apa hubungan villa Ramos dengannya?”Hago, penghuni lorong panjang dengan napas teratur, menunduk hormat. “Tuan Muda, ada sesuatu ganjil pada menara tua dalam kompleks keluarga Herton—bangunan itu seolah menolak bayangan zaman. Semua sayap villa telah dipugar, kecuali menara itu yang tetap lapuk dan dingin.”Gill bangkit, tatapannya menyala, lingkaran kekuasaan keluarga Winaya tak berdaya menjangkau Yundom. “Rahasia apa yang tersembunyi di balik dinding usang itu, sampai Kaidar tega merenggut nyawa Ramo

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status