Share

Bab 82

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-29 23:27:13

“Tidak!” Nathan menggelengkan kepalanya.

Melihat Nathan menggeleng, Lisa merasa lebih bingung lagi. “Kalau kamu juga tidak mengenalnya, apa yang membuat Tuan Ryzen begitu sungkan kepada kita?”

“Aku tahu, pasti Tuan Ryzen mengenal Pak Andrew, apa kalian tidak melihat saat Tuan Ryzen masuk, dia langsung memapah Pak Andrew berdiri dengan segan?” seketika ada seseorang yang berteriak.

“Benar, pasti dia mengenal Pak Andrew, saya juga melihat Tuan Ryzen tersenyum kepada Pak Andrew!”

Karena tadi Andrew sudah kehilangan muka, sekelompok orang ini juga sudah keluar dari ancaman maut, mereka tentu saja harus menemukan cara untuk mengembalikan martabat Andrew. Kalau tidak saat bekerja nanti mereka pasti akan dipersulit.

“Andrew, apa yang sebenarnya terjadi? Kamu sebenarnya kenal atau tidak dengan Ryzen?” Lisa yang kebingungan mulai mendesak.

Kalau Andrew mengenal Ryzen, itu tidak menjelaskan sikapnya diawal tadi, dia terkejut dan langsung bersujud bahkan mengompol!

Kalau dia tidak mengena
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 83

    “Lily, ini sudah cukup malam, ayo kita pulang,” Nathan berkata pada Lily.Lily melirik jam di tangannya lalu mengangguk. "Ayo!"Andrew juga tidak peduli kalau Nathan pergi bersama dengan Lily, karena kehadiran Nathan pun tidak ada artinya baginya.“Lisa, kamu juga jangan pulang terlalu malam, jangan membuat paman Darby mengkhawatirkanmu,” Sambil berjalan pergi, Nathan berpesan kepada Lisa.Lisa seketika menunjukkan raut wajah tidak senang, dia mendengus. “Bukan urusanmu, apa kamu ayahku ? atau ibuku? Atau tetuaku? Aku mau pulang jam berapapun tidak perlu kamu urus!”“Nathan, antarkan saja pacarmu sendiri kerumahnya, pacarku tidak perlu kamu urus, kepo sekali!” Andrew mencibir pada Nathan dengan tatapan kesal.Nathan juga tidak mengatakan apapun lagi, dia sudah mengingatkan Lisa, tapi karena Lisa tidak menghiraukannya, Nathan pun tidak banyak bicara lagi.Setelah Nathan dan Lily kembali ke rumah, Mary sedang menunggu Lily didepan pintu.Saat melihat Lily dan Nathan pulang bersama, Mary

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-30
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 84

    “Pak Anton?!” Wajah Andrew dipenuhi keterkejutan, Antonius sangat jarang datang ke departemen pemasaran, entah angin apa yang meniupnya kemari hari ini.Antonius hanya melirik Andrew dan tidak memarahinya, sebaliknya, dia menatap para karyawan melalui jendela ruangan, dan tatapan Antonius terkunci pada Nathan.Pada saat ini, Lily sedang mencari Nathan, dan sedang berdiri sangat dekat dengan Nathan, melihat mereka yang begitu akrab, Antonius mengernyitkan kening : “Pak Andrew, siapa wanita itu?”Andrew bergegas melihat kearah Lily yang ditunjuk oleh Antonius dan menjawab. “Pak Anton, itu adalah pacar Nathan, namanya Lily, dia baru mulai bergabung hari ini!”“Pacarnya Nathan?” Antonius tercengang.Melihat ekspresi Antonius, Andrew juga ikut terkejut, dia mengangguk pelan. “Iya benar, pacarnya Nathan!”Segera, Antonius yang terkejut langsung tersenyum sinis. “Cari kesempatan untuk memotret mereka berdua saat sedang bermesraan, lalu kirimkan padaku, tapi jangan sampai ketahuan.”“Baik!” A

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-31
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 85

    “Apakah perusahaan ini sudah bangkrut?” Lily melihat papan nama yang ada didepan pintu dan berkata dengan khawatir.“Apa ada orang didalam?!”Teriak Lily memanggil-manggil.Kalau perusahaan sudah bangkrut, dan orangnya sudah kabur, maka ini akan menjadi piutang tidak tertagih!“Ayo lihat kedalam,” Nathan berkata dan langsung melangkah masuk.Baru memasuki perusahaan, sudah terdengar suara teriakan dari orang-orang yang sedang minum dan berjudi, bahkan asap rokok juga terlihat mengepul, dan ada suara nafas yang terengah-engah. Di dalam lobi perusahaan terlihat beberapa pria yang bertelanjang dada dengan tubuh kekar yang dipenuhi tato sedang bermain kartu dan merokok, mata mereka semua terlihat memerah.Melihat pemandangan seperti itu, Matius langsung menyesali keputusannya, dia menarik narik lengan baju Nathan dengan ringan. “N-Nathan, bagaimana kalau kita kembali lagi lain hari?”Raut wajah Lily juga terlihat kurang baik, dilihat dari sisi mana pun ini tidak terlihat seperti sebuah pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-01
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 86

    "Ah!" Terdengar teriakan gadis yang membawa Nathan dan dia langsung berlari keluar untuk memanggil orang setelah melihat kejadian itu! "Tolong! Kak Surya!"Suara teriakan gadis itu dapat terdengar dengan lantang dari dalam ruangan itu.“Matius, kamu dan Lily pergi ambil uang itu, jangan lebih, ambil sebanyak hutang mereka pada perusahaan kita, jangan kurang satu sen pun!” Nathan yang sedang mencengkram Surya, berkata kepada Matius!Matius yang sudah ketakutan sejak tadi sudah tidak berani bergerak, malah Lily yang menatap Nathan lalu bergegas mengambil uang dari brankas itu. Segera, 1 miliar sudah memenuhi tas mereka, Lily berkata dengan panik kepada Nathan. “Nathan, uangnya sudah aku ambil, ayo kita pergi!”Tak! Trak! Tak! Tak!Baru saja Lily menyelesaikan kalimatnya, suara langkah kaki segerombolan orang sudah terdengar, pria-pria kekar yang sedang bermain kartu dibawah menerjang keatas, dan langsung menghalangi jalan keluar.“Bajingan, cepat lepaskan Kak Surya, beraninya kamu mel

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-01
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 87

    “Apa kalian ingin mati?!” Nathan mendengus dingin dan segera sekelompok orang itu bagaikan diterpa angin topan.Swooosshh!Kecepatan Nathan sangat kencang, mereka bahkan tidak bisa melihat bayangan Nathan.Bugh! Brak! Krak!Satu detik kemudian, terdengar suara hantaman yang memilukan, tubuh mereka sudah tersungkur di lantai. Hanya dalam beberapa detik, semua orang yang ada di ruangan sudah tersungkur tak berdaya dilantai.Sedangkan Nathan tidak berniat menghabisi nyawa mereka, namun kaki dan tangan mereka sudah patah, dan luka mereka sangat fatal. Segera, Surya tersentak kaget, dan gadis yang ada di sampingnya memucat, wajahnya lebih pucat daripada bedak wajahnya.Dia tidak habis pikir, bawahannya yang sebanyak itu bisa dikalahkan begitu saja oleh seorang pemuda yang terlihat lemah.“Kamu, berhutang pada siapapun sebenarnya tidak masalah, namun sial sekali kamu malah berhutang padaku! Aku adalah manusia yang paling membenci orang yang berhutang padaku!” Nathan tersenyum sinis dan berj

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-02
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 88

    Dan pada saat itu, para karyawan departemen pemasaran sedang duduk bersama dan mendiskusikan sesuatu secara diam-diam.“Bernyali sekali Nathan, dia malah pergi menagih hutang kepada Pak Surya, dia tidak tahu ya semua orang yang menagih hutang kesana selalu kembali dengan babak belur!”“Benar, Lily kenapa ikut juga? Pak Surya itu sangat genit, dia pasti akan mencabuli wanita-wanita cantik yang dilihatnya, ingat tidak sales wanita kita yang dulu? Dia langsung mengundurkan diri setelah pulang menagih dari sana, dengar-dengar dia sampai hamil anaknya Pak Surya!”“Kita tunggu saja, Nathan pasti akan kembali dengan babak belur!”Banyak yang mulai berbisik dan mendiskusikan masalah ini, sedangkan Lisa mengernyitkan keningnya dan merasa khawatir pada Lily. Dia tidak mengkhawatirkan Nathan, meskipun Nathan dipukuli hingga cacat, dia juga tidak akan mengkhawatirkannya. Tapi Lily, dia hanyalah seorang gadis kecil, dia bahkan belum melihat cara kerja dunia, kalau sampai dicabuli oleh Pak Surya, a

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-02
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 89

    Antonius tersenyum dingin. “Benar juga, aku tidak pantas untukmu, karena aku tidak memiliki status dan kekuasaan, jadi kamu tidak mau memberiku kesempatan. Tetapi, kenapa kamu malah memberi kesempatan kepada seorang mantan narapidana? Apakah aku lebih buruk dibandingkan seorang mantan narapidana?” Antonius tiba-tiba terpancing suasana dan menaikkan nada bicaranya.Melihat sikap Antonius, Sarah semakin bingung. “Siapa yang kuberi kesempatan, apa ada hubungannya denganmu? Kamu juga tidak punya hak untuk menanyaiku!”“Kamu tahu orang seperti apa Nathan? Dia bukan hanya mantan narapidana, dia juga seorang playboy, dia sudah punya pacar sejak awal, apa kamu tahu? Kamu sudah dibohongi olehnya!” Antonius berkata sambil mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan foto Nathan dan Lily yang sedang bersama kepada Sarah.Melihat foto itu, raut wajah Sarah semakin lama semakin muram, dan kemudian menaikkan alisnya.Melihat raut wajah Sarah, Antonius bergembira dalam hatinya, lalu mulai memanaskan suasa

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-03
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 90

    Pada saat itu di dalam ruangan Andrew, Andrew yang tadi sempat minum alkohol saat makan siang tadi sedang memejamkan matanya dan bersiap untuk tidur siang sejenak. Mendengar pintu ruangannya terbuka, dia juga tidak membuka matanya, karena dia tahu di departemen pemasaran ini tidak ada orang yang berani menerobos masuk kedalam ruangannya. Dan yang berani melangkah masuk kedalam ruangannya hanyalah Lisa seorang, kalau orang lain masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dulu pasti akan dihukum olehnya.“Lisa, kebetulan sekali kamu kemari, cepat bantu aku untuk memijat kepalaku, rasanya sakit sekali,” Andrew berkata dengan matanya yang masih terpejam.Sarah menatap Andrew dengan wajah muram. “Kamu sedang menyuruhku memijat kepalamu?”Baru saja Sarah menyelesaikan pertanyaannya, Andrew langsung membuka matanya. Dan saat dia melihat Sarah sedang berdiri dihadapannya dan menatapnya dengan muram, raut wajah Andrew langsung memucat.Andrew terkejut dan segera berdiri dengan panik, dia sampai terjat

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-03

Bab terbaru

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 988

    Nathan kini mulai mengagumi pemilik kapal pesiar mewah itu dengan tatapan kagum. Rombongan mereka dipandu oleh pelayan, hingga tiba di lokasi pelelangan yang sudah dipadati oleh para kolektor kaya. Suasana penuh kemewahan dan eksklusivitas jelas terpancar, di mana yang memiliki uang banyak berarti juga kemampuan untuk berinvestasi pada barang antik yang bernilai tinggi.Karena aturan pelelangan, setiap peserta harus menyetor uang jaminan terlebih dahulu. Tanpa ragu, Zayn pun menyetor lima ratus juta rupiah, lalu kerumunan itu pun melangkah masuk ke ruang pelelangan. Setelah menemukan area yang relatif terpencil, semua peserta duduk menanti dimulainya lelang.Nathan memperhatikan dengan seksama, Kaidar dan Ramos pun telah hadir, meski mereka memilih duduk agak jauh darinya.Sementara itu, Zayn tampak sangat gembira, terus menggosok telapak tangannya sambil berbisik kepada Kevin. “Kalau nanti ada barang bagus dan uangku belum mencukupi, dukunglah aku, ya!”Kevin pun menanggapi dengan se

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 987

    “Tuan Muda Kaidar, jangan khawatir. Begitu Nathan tiba di Pulau Draken, naga Yin pasti akan muncul. Tubuh Nathan menyimpan Batu Mata Naga dari naga Yang, sementara naga Yin kini berada dalam kondisi terlemah. Asal kita kalahkan naga Yin dan ambil Batu Mata Naga miliknya, lalu singkirkan Nathan untuk merebut Batu Mata Naga dari naga Yang, menyatukan kedua batu itu, maka kekuatan tak terkalahkan akan terlahir!”Ramos menambahkan dengan nada penuh keyakinan. “Banyak keluarga menganggap batu itu tak berguna, tanpa tahu bahwa penyatuannya adalah kunci segalanya. Tuan Muda Kaidar, bayangkan jika kau menterap kedua batu itu, kekuatannmu akan melesat ke tahap Villain yang tak tertandingi!” Tatapan Ramos menyala, menyampaikan ambisi yang membara.Mendengar itu, Kaidar tertawa terbahak. “Hahaha …. begitu aku menguasai Batu Mata Naga dan mencapai tahap Villain, aku akan pastikan Keluarga Herton mendapat tempat layak di Kota Moniyan!”“Terima kasih, Tuan Muda Kaidar!” balas Ramos dengan hormat, m

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 986

    Nathan, meskipun terlihat kaku, menyapa mereka dengan suara berat. “Tak kusangka bertemu di sini. Semalam, kami kebetulan bertemu dengan Beverly, dan kini, tampaknya takdir mempertemukan kita lagi,” ucap Zayn dengan nada terkejut namun hangat.Di antara percakapan yang canggung namun penuh makna, jelas bahwa perjalanan hari itu tidak hanya tentang perjalanan ke dermaga atau kapal pesiar mewah, melainkan tentang pertemuan kembali, janji yang tak terucapkan, dan benih-benih konflik yang perlahan mulai tumbuh.“Tuan Nathan, mengapa kamu dan Nona Beverly bisa berada di Pulau Draken tanpa didampingi?” tanya Ryzen dengan nada bingung.Nathan terdiam sejenak, terpana menghadapi pertanyaan itu. “Sebenarnya, aku datang sendiri, tanpa sepengetahuanku bahwa Beverly juga ikut,” jawabnya dengan nada ragu.Beverly kemudian menyahut. “Aku tiba diam-diam, tanpa sepengetahuan Nathan!” Mendengar itu, wajah Nathan semakin memucat, sementara matanya menyiratkan kebingungan yang mendalam.Tak lama kemudi

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 985

    Di lantai depan hotel, ketika Beverly tengah mengurus administrasi check-in, terdengar panggilan lembut dari balik keramaian. Beverly menoleh dan mendapati Zayn—sang kakek—menghampirinya dengan senyum hangat.“Kakek? Kenapa kamu di sini?” seru Beverly, mendekat dan memeluknya dengan erat.“Aku dengar tentang tempat wisata baru di Kota Mantik—Pulau Draken. Empat musim yang seakan musim semi abadi dan pemandangan yang menakjubkan membuatku tak tahan tinggal di Kota Vale. Aku pun mengajak Kevin untuk berjalan-jalan,” jelas Zayn sambil terkekeh ringan.Tak lama kemudian, suara Kevin bergabung dalam percakapan, diikuti oleh Ryzen dan Nichole yang tampak pulih dari cederanya.“Nona Beverly, bagaimana kabarmu?” sapa mereka dengan penuh kehangatan.Beverly tersenyum, meski dalam hatinya ada kekhawatiran. “Aku hanya ingin melihat-lihat, karena aku dengar Nathan dan yang lainnya tidak ikut serta kali ini.”Rasa heran menggelayuti Zayn. “Apa maksudmu? Apakah ada perselisihan antara kamu dan Nat

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 984

    Di luar, di gang sempit di samping Martial Shrine, suasana berubah menjadi tegang. Kaidar menatap Nathan dengan tatapan campur aduk antara kekhawatiran dan ejekan ringan. “Ingat, besok kau harus menepati janjimu padaku!” ucapnya sebelum menghilang dalam bayang-bayang malam.Nathan pun terdiam, berdiri terpaku selama setengah jam sebelum melangkahkan kakinya untuk kemabli ke kepolisian. Setiap langkah kakinya seakan terbebani oleh keraguan dan beban rasa bersalah atas Sarah yang kini terkurung di balik jeruji besi Martial Shrine. Kepulangannya ke markas kepolisian disambut oleh tanya cemas Milan. “Tuan Nathan, apakah Nona Sarah sudah aman?”Dengan suara serak, Nathan mengangguk. “Ya!” meski hatinya hancur melihat kekangan yang menimpa wanita yang dicintainya.Tak lama kemudian, Beverly muncul dengan langkah cepat. “Nathan, apakah Sarah dalam keadaan baik?” tanyanya, matanya memancarkan keprihatinan mendalam.Nathan, yang masih tersisa bara amarah atas kekejaman Martial Shrine, hanya b

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 983

    “Kita hanya punya waktu tiga menit. Cepat, ruangannya ada di ujung sana!” peringatan Kaidar menggema, menyatu dengan desiran napas Nathan yang semakin cepat.Dengan langkah tergesa, Nathan berlari menuju sel paling ujung. Di balik pintu jeruji, pandangannya bertemu dengan sosok yang membuat seluruh tubuhnya tersentak: Sarah, terbaring di ranjang dengan fasilitas mewah yang tak seharusnya ada di penjara bawah tanah.“Sarah!” teriak Nathan, suaranya penuh kelegaan dan harapan.Mendengar panggilannya, Sarah melompat dari ranjang dan segera meraih tangan Nathan dengan erat, senyuman cemas tersamar di wajahnya. “Bagaimana bisa kamu masuk ke sini?” tanyanya dengan penuh kekaguman dan kekhawatiran, meski rasa lega karena melihatnya selamat mulai muncul.“Aku dibawa oleh seseorang,” jawab Nathan singkat, menahan diri dari mengungkapkan terlalu banyak agar tidak membuat Sarah khawatir. Namun, mata Nathan berkilau dengan aura membunuh yang hampir tak terselubungi, seolah mengancam.“Sial, auram

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 982

    “Bayarannya, kamu harus menemani kami ke pulau Draken!” ujar Kaidar, suaranya berubah datar namun penuh misteri.Nathan tercengang, dia tak pernah menyangka bayaran yang diminta setinggi itu. “Pergi ke pulau Draken?” tanya Nathan, nada suaranya mengandung keheranan. “Naga Yang dan naga Yin di sana telah melewati masa kemunculan, dan aku telah menaklukkan naga Yang. Batu mata naganya kini milikku. Lantas, untuk apa kita kembali ke sana?”Kaidar menatap tajam, tak mau menunda lagi. “Kamu tak perlu tahu seluk-beluknya. Cukup jawab, bersedia atau tidak! Ingat, kekuatan kalian di sini masih jauh dari puncak. Kalau kalian menyerangku, aku tidak akan menahan diri.”Dalam sekejap, bayangan kekuatan beberapa sosok seorang puncak penguasa Ingras tingkat akhir, dan Ramos yang setidaknya berada pada tahap puncak penguasa Ingras tingkat akhir, menyeruak dalam pikiran Nathan. Dia sadar betul bahwa melawan mereka bukanlah pilihan.“Tenanglah, hanya aku dan Tuan Ramos yang akan ikut. Jika kelak kami

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 981

    “Kedatanganku kali ini bukan untuk mengganggumu, melainkan untuk membantumu,” jawab Kaidar sambil tersenyum samar, seakan mencoba menenangkan ketegangan yang mulai terasa.“Membantuku? Bagaimana caramu?” Nathan mengernyit, waspada.Baru saja Bachira datang dengan peringatan, dan kehadiran Kaidar terasa terlalu kebetulan.“Saudara Nathan, aku sudah berjalan jauh. Bukankah lebih baik berbicara di tempat yang nyaman daripada di halaman terbuka?” ujar Kaidar, seraya melangkah masuk bersama rombongannya ke dalam kamar Nathan.Begitu memasuki ruangan, mata Kaidar langsung tertuju pada lukisan aliran sunyi di hamparan yang abadi. Tatapan yang tadinya ramah berubah menjadi penuh keserakahan. Merasakan bahaya, Nathan segera menyembunyikan lukisan itu ke dalam cincin ruang yang dikenakannya.Kaidar menatap cincin ruang tersebut dengan mata yang semakin menyala."Tuan Muda Kaidar, apakah kamu tidak ingin memperkenalkan rombonganmu?" tanya seorang pria pendek di sampingnya.Kaidar pun segera memp

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 980

    Percaya diri yang semula menyelimuti Nathan perlahan berubah. Bagi Nathan, selama tidak ada kejutan yang tak terduga, Ryuki bukanlah tandingannya dalam pertarungan kali ini.Namun, perdebatan semakin memanas. Milan bertanya dengan nada tajam. “Tuan Nathan, apa rencanamu? Di atas arena, aturan seolah tak berlaku. Apakah aku harus menemui Tuan Ryujin dan memintanya untuk memberi peringatan? Kau hanya akan memukul Ryuki, dan jika Tuan Ryujin angkat bicara, Keluarga Zellon tidak akan tinggal diam.”Milan jelas ingin menghindari pertarungan yang brutal, dan sepertinya strategi pihak lawan sudah diperhitungkan matang-matang.“Tak perlu dipikirkan, jika mereka ingin bertarung, biarkan saja terjadi!” ujar Nathan dengan nada tegas, sambil mengibaskan tangannya seolah mengusir keraguan.“Aku akan mengasingkan diri beberapa hari. Bila tidak ada urusan penting, jangan cari aku!” lanjutnya.Milan mengangguk singkat sebagai tanda setuju.Tak lama kemudian, seorang anggota polisi bergegas mendekat.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status