Share

Bab 491

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2024-09-06 22:43:43

Leonard mengangguk. “Cermin ini memang merupakan senjata ajaib, dan memang memiliki kemampuan untuk mengetahui kemalang pemiliknya!”

Mendengar perkataan Leonard, Justin menjadi sangat gembira dan bersiap membuka harga untuk mendapatkan cermin ini. Sedangkan lelaki tua di samping Harris juga sedang berbisik di telinga Harris, entah apa yang dikatakan olehnya, tapi Harris yang mendengarnya seketika menjadi sangat senang.

Melihat ekspresi semua orang membuat Will tersenyum. “Hadirin, harga minimal untuk cermin ini adalah 10 miliar, dan setiap penawaran minimal 100 juta!”

“Aku menawar 15 miliar!” Setelah Will selesai bicara, Justin langsung berteriak dengan tidak sabar.

“15 miliar 100 juta!”

“15 miliar 200 juta!”

“15 miliar 500 juta!”

Dan mulai ada beberapa orang yang bersaing untuk menawar dan persaingannya menjadi sangat ketat.

“20 miliar!” Harris tiba-tiba berteriak dan menawar 20 miliar.

“25 miliar!” Justin juga langsung menaikkan harga, sepertinya dia bertekad harus mendapat
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 492

    “Tuan Leo, Tuan Nathan adalah tamu kehormatan Keluarga Alvaro, oleh karena itu—” “Baik! Kalau begitu, aku pergi!” Tanpa menunggu Justin menyelesaikan perkataannya, Leonard mendengus dan berjalan keluar sambil mengibaskan lengan bajunya. “Tuan Leo, tunggu sebentar!” Harris yang melihat adegan ini bergegas menghentikan Leonard. “Tuan Leo, Keluarga Alvaro tidak punya mata, tapi Keluarga Holcy selalu mengagumi Tuan Leo. Apabila Tuan Leo tidak keberatan, hari ini, Anda bisa membantu Keluarga Holcy!” Leonard melirik Justin dan Nathan, lalu akhirnya mengangguk. “Baik, karena Tuan Harris menghargaiku, maka hari ini aku akan membantu Tuan Harris untuk mengidentifikasi dengan baik!” Leonard duduk di samping Harris, dan lelaki tua yang ada di samping Harris diusir oleh Harris. Justin yang melihat itu hanya bisa duduk kembali dengan canggung dan menatap Nathan. “Tuan Justin, hari ini kamu sudah membuat pilihan yang bijak! Aku jamin, kamu tidak akan menyesalinya!” Nathan berkata dengan r

    Last Updated : 2024-09-06
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 493

    Papan air mata venus ini memang seperti kayu pada umumnya, di dalamnya tidak ada mantra sihir sama sekali dan itu bukan senjata ajaib. Oleh karena itu, para ahli barang antik itu tidak menemukan apapun. “Tuan Leo?” Harris menatap Leonard dan bertanya dengan suara pelan. “Apa yang istimewa dari papan air mata venus ini?” Leonard menggelengkan kepalanya. “Papan air mata venus ini kelihatannya biasa-biasa saja, pasti ada sesuatu di dalamnya, aku hanya melihat sekilas dan belum bisa memastikannya!” “Kalau begitu, apakah Tuan Leo bisa mengaktifkan mantra di papan air mata venus itu?” Harris bertanya dengan semangat. “Sulit untuk dipastikan, hanya saja, aku 50% yakin!” Kata Leonard. “Hadirin sekalian, kalian semua sudah melihatnya, dan apakah kalian tahu keistimewaan dari papan air mata venus ini? Apakah ada seseorang yang bisa mengaktifkan matra di dalamnya?” Will bertanya sambil tersenyum. Seketika ini, semua orang saling memandang, dan tidak ada yang berbicara, karena mereka tidak

    Last Updated : 2024-09-07
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 494

    Nathan yang masih begitu muda, bisa mengeluarkan uang 1 triliun? Benar-benar hebat! Walau seorang putra dari keluarga konglomerat pun, tidak akan punya uang jajan sebanyak itu. Harris juga tercengang lalu mencibir. “Hanya melemparkan sebuah kartu ATM, dan mengatakan kamu punya uang sebanyak 1 triliun?! Kamu kira, 1 triliun itu hanya sebuah angka?” Harris tidak percaya Nathan memiliki uang sebanyak itu, karena dia sudah pernah mengutus seseorang untuk menyelidiki Nathan. Di tempat kecil seperti Kota Vale, tidak ada keluarga konglomerat, apalagi Nathan hanya berasal dari keluarga biasa, mana mungkin punya uang sebesar 1 triliun? “Harris, kalau kamu tidak percaya Tuan Nathan mempunyai 1 triliun, tidak masalah, Keluarga Alvaro punya, kalau Tuan Nathan tidak bisa membayarkan 1 triliun itu, Keluarga Alvaro yang akan membayarnya!” Justin menggertakkan giginya dan berkata pada Harris. Satu triliun, walaupun Keluarga Alvaro adalah keluarga konglomerat di Kota Moniyan, tapi itu bukan angka

    Last Updated : 2024-09-07
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 495

    Semua orang yang melihat itu berseru kaget dan Harris bahkan lebih kaget lagi. “Seorang master yang sudah berlatih selama berdekade seperti Tuan Leo, memang tidak diragukan lagi, tekniknya pasti berbeda!” Leonard terlihat sedikit sombong, lalu tiba-tiba sebuah cahaya hijau terlihat di tangannya dan kemudian papan air mata venus itu juga bersinar. Seolah ada benda pusaka di dalamnya, dan membuat seluruh ruangan diselimuti oleh cahaya berwarna hijau ini. Semua orang merasakan angin musim semi yang menerpa tubuh mereka. Hanya saja, tidak lama kemudian, cahaya hijau ini meredup dan seluruh ruangan kembali ke keadaan semula. Papan air mata venus itu juga terlihat masih sama, dengan bintik-bintik dan permukaannya yang sudah lekang oleh waktu. “Tuan Leo, apakah kamu sudah mengetahui keistimewaan dari papan air mata venus ini?” Harris bertanya dengan semangat. Leonard mengangguk. “Papan air mata venus ini benar-benar bukan barang biasa, di dalamnya berisi mantra Sage! Dan kalau tebakan ak

    Last Updated : 2024-09-07
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 496

    “Benar, tadi Tuan Leo juga sudah mengaktifkan mantranya, kamu malah mengatakan papan air mata venus ini sebuah kayu busuk?! Aku rasa, kamu sama sekali tidak punya cara dan tidak bisa menemukan keistimewaan dari papan air mata venus ini, kan?!” Harris juga menggunakan kesempatan ini untuk menghina Nathan. “Sebuah kayu busuk atau bukan, aku percaya mereka lebih paham daripada aku, ada beberapa hal yang sudah terlihat jelas dan tidak perlu aku jelaskan lagi!” Nathan melirik Leonard dan Will Serfort dengan ringan, dan saat dua orang itu bertemu dengan tatapan mata Nathan, mereka tidak bisa menahan diri untuk menghindar. Tentu saja, Will tahu kalau papan air mata venus ini diukir dari sepotong kayu busuk. Sedangkan Leonard, dia tidak mengerti, tapi yang tadi terlihat seperti pengaktifan mantra sebenarnya hanyalah ilusi yang dibuat oleh Leonard sendiri, dan semua orang yang melihat itu mengira mantra dari papan air mata venus sudah diaktifkan. “Saudara, apa kamu bahkan tidak percaya pad

    Last Updated : 2024-09-08
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 497

    “Hanya seorang bocah ingusan, apa yang dia pahami?! Keluarga Alvaro apakah buta dan menjadikannya sebagai tamu kehormatan!” “Di sini begitu banyak master, dia malah berani berlagak lebih hebat dan berani memprovokasi Tuan Wilbert? Benar-benar tidak tahu diri!” “Kalau aku adalah Tuan Wilbert, aku pasti sudah menamparnya sampai mati!” “Aku benar-benar tidak tahu dari mana asalnya bocah ini, aku saja belum pernah mendengar namanya. Dan dia berani datang ke Kota Moniyan untuk mempermalukan diri sendiri!” Semua orang menghina Nathan, bahkan melibatkan Keluarga Alvaro, dan ini membuat raut wajah Justin terlihat lebih jelek lagi. Tapi sebaliknya, Nathan terlihat tidak peduli sama sekali. “Bocah, Tuan Wilbert bertanya padamu, apa kamu bisu? Kalau begitu, sekarang kamu bisa mengakui kekalahan mu dengan patuh! Bayar satu triliun itu, lalu kami tidak akan perhitungan padamu lagi!” Harris menatap Nathan dan mencibir. “Kayu busuk tetaplah kayu busuk! Tidak peduli bagaimana cara kalian meng

    Last Updated : 2024-09-08
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 498

    “Sial! Dasar bocah, jangan berbicara sembarangan! Lantas, menurutmu …. tadi itu hanya sebuah ilusi, dan semua orang yang ada disini buta dan hanya kamu yang bisa melihatnya?” Wilbert berteriak dengan marah. Perkataan Wilbert bagaikan malapetaka yang membuat semua orang merasa tidak senang dengan Nathan. Dan benar saja, begitu Wilbert selesai bicara, semua orang mulai memaki Nathan. “Dasar bajingan sialan, berani mengatakan kami buta? Siapa yang tidak melihat teknik sihir yang baru digunakan tadi?” “Justin, dari mana kamu mengundang anak ini, apa maksudmu?!” “Tuan Wilbert sudah mempelajari sihir selama beberapa dekade, lantas pada akhirnya masih diragukan?” “Aku belum pernah bertemu dengan orang yang begitu berlagak, sepertinya dia belum pernah merasakan rasanya dipukul oleh orang-orang!” ​ Perlu diingat semua orang yang duduk di dalam sini adalah keluarga-keluarga besar di Kota Moniyan, banyak di antara mereka yang tidak kalah dibandingkan Keluarga Alvaro. Oleh karena itu, Just

    Last Updated : 2024-09-08
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 499

    Wilbert tidak tahu trik apa yang dimainkan oleh Nathan, hanya saja, itu memang sebuah koin biasa, bukan senjata ajaib. “Ini hanya koin biasa, mana mungkin koin bisa menjadi senjata ajaib!?” Kata Wilbert. “Hahaha …. Sepertinya kalian semua tidak buta!” Nathan mencibir. ​ “Bocah bajingan, apa yang kamu bicarakan?” “Berani mempermainkan kami, hari ini jangan harap bisa keluar dari Kota Moniyan!” “Bocah sepertimu berani mempermainkan kami?! Kalau sampai tersebar keluar, bagaimana kami masih bisa bertahan di Kota Moniyan?”​ Sekelompok orang itu menatap Nathan dengan marah. Bahkan, ada yang ingin turun tangan, tapi untunglah Justin menghentikannya. “Walaupun ini adalah koin biasa, tapi aku mengatakan dia adalah senjata ajaib, jadi dia adalah senjata ajaib!” Nathan kemudian berkata dengan dingin. Nathan memegang koin itu lalu jarinya menunjuk pada koin itu dan menembakkan mantra api kecil ke dalamnya, dan kemudian koin itu langsung terbakar. Koin itu dikelilingi oleh api yang terus

    Last Updated : 2024-09-09

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 955

    Kekuatan Nelson seharusnya jauh lebih besar dibandingkan James, namun saat ini, dia terkulai lemah, energinya hampir habis terkuras. Tak ada cara baginya untuk menahan serangan mematikan dari James yang kini mengamuk.“Ayah!” teriak Abel, bergegas maju untuk memapah Nelson, matanya menyala dengan kemarahan yang membara, menatap James seolah ingin membalas setiap tetes darah yang telah tumpah.Tatapan mata Abel dipenuhi kebencian yang membara. Dia membenci dirinya sendiri yang merasa tak berguna, membenci masa lalunya yang hanya tahu minum-minum tanpa berlatih, dan membenci ketidakmampuannya untuk berkontribusi pada keluarga Calderon. Rasa frustrasi itu menggerogoti jiwanya, mengubahnya menjadi bara yang siap membara.“Aku akan mengantar kalian menuju kematian, lalu membunuh Nathan!” ancam James, suaranya penuh kebencian saat dia melayangkan pukulannya lagi.Namun, sebelum tangannya meluncur, Russel segera menghentikannya, menggelengkan kepala dengan tegas. “Kita harus menunggu Nathan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 954

    Keluarga Calderon.Udara dipenuhi bau besi menyengat dari darah yang menggenang, menyelimuti tanah bak kabut merah. Mayat-mayat berserakan seperti daun kering di musim gugur, wajah mereka membeku dalam ekspresi teror terakhir. Denting pedang dan jerit kematian masih bergema, sisa-sisa pertempuran yang mengubah kediaman megah Calderon menjadi neraka berdarah. Dua pasukan—Ransom dan Yaju—mengurung sisa keluarga Calderon dalam lingkaran besi. Nelson dan Abel, dengan luka menganga di tubuh, berdiri membelakangi satu sama lain. Dari ratusan anggota keluarga, hanya belasan yang tersisa. Napas mereka berat, mata berkaca-kaca, tapi tangan masih mencengkeram senjata dengan getaran kemarahan yang tak padam. Russel, pemimpin keluarga Ransom, melangkah maju. Pedangnya berkilat di bawah sinar bulan yang pucat, bayangannya seperti siluet maut. "Nelson!" suaranya menggelegar. "Kita pernah bertarung bahu-membahu di Perang Disaster! Tapi kau memilih jadi anjing peliharaan Nathan—bocah yang membant

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 953

    “Ketua Sancho, kalau ada masalah bisa dibicarakan baik-baik. Kamu datang ke kepolisian dan menyerang Tuan Nathan. Kalau aku melaporkannya kepada Tuan Ryujin, apa kamu bisa menjelaskannya?” Milan melihat Nathan yang sudah tidak tahan dan segera mengancam Sancho.Mendengar Milan berkata seperti itu, Sancho menarik kembali auranya dan menatap Nathan dengan dingin. “Nathan, karena aku masih menghargai Tuan Ryujin, aku bisa mengampunimu kali ini. Tapi kamu harus menyerahkan lukisan yang kamu temukan di makam kuno itu kepadaku!”“Aku yang menemukannya. Atas dasar apa aku harus menyerahkannya kepadamu? Jika kamu punya kemampuan, bunuh saja aku hari ini. Aku tidak akan mungkin menyerahkan lukisan itu padamu,” Nathan menjawab tegas, menyadari betapa berharganya lukisan itu. Mana mungkin dia menyerahkannya kepada Sancho.“Hmm, orang sepertimu merasa layak memiliki lukisan itu? Barang itu di tanganmu sama saja dengan menyia-nyiakan benda pusaka!” Sancho berteriak marah. “Serahkan lukisan itu sek

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 952

    “Apa yang satu lawan dua?” Nathan tampak bingung, tidak mengerti maksudnya.“Tuan Nathan, jangan berpura-pura! Kamu tidak tahu betapa banyak orang di kepolisian yang merasa iri padamu. Bahkan Kapten Milan juga merasa iri padamu!” Anggota kepolisian itu menatap Nathan dengan makna yang dalam sebelum pergi, meninggalkan Nathan dalam kebingungan.Melihat tatapan anggota kepolisian itu, Nathan tiba-tiba tersentak, seolah mengerti apa yang sedang dibicarakan. Dia menatap Sarah dan Beverly yang tampak puas, lalu berteriak kepada anggota kepolisian itu. “Woi, bukan seperti itu! Bukan seperti yang kamu pikirkan!”Namun, sosok anggota kepolisian itu sudah menghilang sejak tadi.“Kenapa kalian berdua bicara sembarangan!” Nathan merasa pusing.Sekarang dia baru menyadari bahwa perkataan Sarah dan Beverly barusan bisa dengan mudah disalahpahami. Pantas saja anggota kepolisian itu mengatakan hal seperti itu padanya.“Kami bicara sembarangan apa?” Sarah dan Beverly menatap Nathan dengan bingung.“A

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 951

    Ging menerima dokumen itu dan membacanya. Raut wajahnya seketika berubah menjadi sangat jelek, seolah-olah dia baru saja menerima kabar buruk yang tak terduga.“Kamu sudah lihat, Tuan Ryujin kembali memperingatkan secara khusus mengenai masalah ini. Jika Nathan dibunuh oleh orang lain, apakah menurutmu Tuan Ryujin tidak akan mencurigaimu?” tanya Sancho, nada suaranya tegas.“Hmm, Nathan terlalu licik. Dia terlebih dahulu mencari Tuan Ryujin. Aku tidak percaya Tuan Ryujin bisa melindunginya seumur hidup!” Ging menggertakkan giginya dengan keras, amarahnya membara.“Sudahlah, akan ada kesempatan untuk menghadapi Nathan di kemudian hari. Kamu istirahat saja dulu!” Sancho berkata, berusaha menenangkan Ging sebelum meninggalkannya.Ging berjalan kembali, sementara Sancho melangkah menuju halaman belakang Martial Shrine. Halaman belakang itu sangat luas, di tengahnya terdapat sebuah bukit palsu setinggi belasan meter, dengan air mancur yang mengalir di atasnya. Sancho mendekati air terjun d

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 950

    “Ini bukan mimpi. Kita berada di dalam lukisan ini, yang dipenuhi dengan energi spiritual. Ke depannya, kita bisa berkultivasi di dalam lukisan ini,” suara Nathan terdengar dari belakang mereka, menambah rasa penasaran.“Nathan, sebenarnya apa yang sedang terjadi?” Sarah segera bertanya, wajahnya penuh harap akan penjelasan.“Aku juga tidak tahu. Aku menemukan lukisan ini di dalam makam kuno. Saat itu, aku tersedot ke dalam lukisan dan baru menyadari ada dunia lain di dalamnya,” Nathan menjelaskan, ketidakpastian juga terlihat di wajahnya.“Bagus sekali! Kalau begitu, ayo kita mulai berlatih! Aku belum pernah menemukan energi spiritual yang begitu kaya sebelumnya!” Beverly sudah tidak sabar dan langsung duduk bersila, siap untuk menyerap energi.Udara dingin di didalam lukisan sama sekali tidak mengganggu mereka; semangat mereka membara.***Martial Shrine Kota Moniyan.BRAK!PRANG!Di tempat lain, Ging mengamuk, menghancurkan barang-barang di sekitarnya dengan marah. Sebagai Ketua Al

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 949

    Mendengar perkataan Nathan, wajah Sarah dan Beverly semakin memerah. Sarah memutar matanya dan berkata. “Bagaimana kamu tahu kami berdua pasti akan menyukai benda jelek itu?”“Benar! Kami tidak suka benda jelek!” Beverly menimpali dengan semangat.Nathan tercengang. “Sama sekali tidak jelek! Kalian akan tahu setelah melihatnya, sangat indah dan akan membuat kalian terpukau!”Sarah dan Beverly masih ingin melanjutkan argumen, tetapi Nathan cepat-cepat maju, menutup mereka berdua dengan selimut, dan berkata. “Tidak boleh mengintip! Kalian baru boleh melihatnya setelah aku mengizinkan!”Wajah Sarah dan Beverly memerah karena malu, tetapi mereka hanya bisa mengangguk patuh. Saat itu, mereka hanya bisa mendengar detak jantung satu sama lain yang berdebar kencang. Bagi mereka, pengalaman ini sangat baru dan membuat mereka gugup.Setelah memastikan Sarah dan Beverly sudah tertutup selimut, Nathan mengeluarkan Lukisan Aliran sunyi di hamparan yang Abadi. Saat dia membuka lukisan itu, pemandan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 948

    Kepolisian Kota Moniyan.Nathan mengunci diri di dalam kamarnya, matanya terpaku pada Lukisan Aliran sunyi di hamparan yang Abadi yang terbuka di hadapannya. Dengan mengerahkan kesadaran spiritualnya, tubuhnya seolah tersedot ke dalam lukisan, melintasi batas antara dunia nyata dan dimensi lain. Teknik Kijutsu bekerja dengan sempurna, mengalirkan gelombang kekuatan spiritual yang tak terputus ke dalam diri Nathan. Di atas kepalanya, energi spiritual berkumpul, membentuk pusaran yang berkilau, seolah menandakan kekuatan yang sedang terbangun.Sementara itu, di luar, dua sosok memasuki kepolisian Kota Moniyan—Sarah dan Beverly, yang baru saja menyelesaikan proses penyembuhan di Saibu Care. Sienna dan Rebecca tetap di Saibu Care, menemani Zephir yang masih dalam pemulihan.Melihat kedatangan Sarah dan Beverly, Milan segera meminta seseorang untuk memanggil Nathan. Namun, saat merasakan aura kuat yang terpancar dari kedua gadis itu, hatinya bergetar. Dia menyadari bahwa kekuatan mereka ki

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 947

    Tak lama kemudian, Nathan kembali tiba di Kota Moniyan dan langsung menuju ke kepolisian, yang merupakan tempat teraman baginya saat ini.Milan yang menyaksikan kepulangannya dengan cepat pun tercengang, karena biasanya setiap sesi pelatihan memakan waktu hingga satu minggu bahkan lebih. Kini, Nathan baru pergi selama satu hari, namun dia telah kembali dengan membawa kekayaan yang luar biasa. Di balik langkahnya yang cepat, Nathan menyimpan rahasia tentang harta karun yang dia peroleh, senjata ajaib yang akan mengantarkannya ke puncak kekuatan dalam kultivasi abadi. “Tuan Nathan, apakah terjadi sesuatu? Apakah pelatihanmu dihentikan?” Milan bertanya dengan nada cemas dan tergesa-gesa, matanya menyiratkan kekhawatiran yang mendalam.Nathan, yang baru kembali dengan langkah ringan, menggelengkan kepalanya. “Bukan, pelatihannya sudah berakhir!”Mendengar itu, Milan terbodoh di hadapan Nathan. “Sudah berakhir? Kenapa begitu cepat?” tanyanya dengan nada tercengang.Sambil meneguk seteguk

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status