Share

Bab 490

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-06 22:43:41

Mata Leonard masih setengah terbuka, dia bahkan tidak melihat manik manik itu dan berkata dengan ringan. “Itu palsu, hanya barang biasa!”

Justin yang mendengarnya sedikit mengernyit. “Tuan Leo, Tuan Will mengatakan kalau manik manik ini berasal abad ke sepuluh, dan saat kotak kayunya dibuka tadi, terasa hawa menyejukkan yang jelas!” Justin sedikit tidak percaya kalau manik manik itu adalah barang biasa.

“Kalau kamu tidak percaya, aku lebih baik pergi,” Nada suara Leonard sedikit tidak senang.

“Bukan begitu, aku mengundang Tuan Leo, tentu saja aku percaya padamu!” Justin bergegas berkata dengan nada meminta maaf.

Nathan melirik Leonard itu sekilas, dia tidak menyangka, kalau orang ini memang memiliki beberapa keterampilan, dan dia bukan orang yang hanya membangun reputasi untuk dirinya sendiri.

Manik manik ini memang hanya barang biasa, hanya manik manik mutiara yang berwarna terang, tapi sudah dimanipulasi oleh orang-orang. Sehingga, saat kotak kayu itu dibuka ada hawa sejuk yang
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 491

    Leonard mengangguk. “Cermin ini memang merupakan senjata ajaib, dan memang memiliki kemampuan untuk mengetahui kemalang pemiliknya!” Mendengar perkataan Leonard, Justin menjadi sangat gembira dan bersiap membuka harga untuk mendapatkan cermin ini. Sedangkan lelaki tua di samping Harris juga sedang berbisik di telinga Harris, entah apa yang dikatakan olehnya, tapi Harris yang mendengarnya seketika menjadi sangat senang. Melihat ekspresi semua orang membuat Will tersenyum. “Hadirin, harga minimal untuk cermin ini adalah 10 miliar, dan setiap penawaran minimal 100 juta!” “Aku menawar 15 miliar!” Setelah Will selesai bicara, Justin langsung berteriak dengan tidak sabar. “15 miliar 100 juta!” “15 miliar 200 juta!” “15 miliar 500 juta!” Dan mulai ada beberapa orang yang bersaing untuk menawar dan persaingannya menjadi sangat ketat. “20 miliar!” Harris tiba-tiba berteriak dan menawar 20 miliar. “25 miliar!” Justin juga langsung menaikkan harga, sepertinya dia bertekad harus mendapat

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 492

    “Tuan Leo, Tuan Nathan adalah tamu kehormatan Keluarga Alvaro, oleh karena itu—” “Baik! Kalau begitu, aku pergi!” Tanpa menunggu Justin menyelesaikan perkataannya, Leonard mendengus dan berjalan keluar sambil mengibaskan lengan bajunya. “Tuan Leo, tunggu sebentar!” Harris yang melihat adegan ini bergegas menghentikan Leonard. “Tuan Leo, Keluarga Alvaro tidak punya mata, tapi Keluarga Holcy selalu mengagumi Tuan Leo. Apabila Tuan Leo tidak keberatan, hari ini, Anda bisa membantu Keluarga Holcy!” Leonard melirik Justin dan Nathan, lalu akhirnya mengangguk. “Baik, karena Tuan Harris menghargaiku, maka hari ini aku akan membantu Tuan Harris untuk mengidentifikasi dengan baik!” Leonard duduk di samping Harris, dan lelaki tua yang ada di samping Harris diusir oleh Harris. Justin yang melihat itu hanya bisa duduk kembali dengan canggung dan menatap Nathan. “Tuan Justin, hari ini kamu sudah membuat pilihan yang bijak! Aku jamin, kamu tidak akan menyesalinya!” Nathan berkata dengan r

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 493

    Papan air mata venus ini memang seperti kayu pada umumnya, di dalamnya tidak ada mantra sihir sama sekali dan itu bukan senjata ajaib. Oleh karena itu, para ahli barang antik itu tidak menemukan apapun. “Tuan Leo?” Harris menatap Leonard dan bertanya dengan suara pelan. “Apa yang istimewa dari papan air mata venus ini?” Leonard menggelengkan kepalanya. “Papan air mata venus ini kelihatannya biasa-biasa saja, pasti ada sesuatu di dalamnya, aku hanya melihat sekilas dan belum bisa memastikannya!” “Kalau begitu, apakah Tuan Leo bisa mengaktifkan mantra di papan air mata venus itu?” Harris bertanya dengan semangat. “Sulit untuk dipastikan, hanya saja, aku 50% yakin!” Kata Leonard. “Hadirin sekalian, kalian semua sudah melihatnya, dan apakah kalian tahu keistimewaan dari papan air mata venus ini? Apakah ada seseorang yang bisa mengaktifkan matra di dalamnya?” Will bertanya sambil tersenyum. Seketika ini, semua orang saling memandang, dan tidak ada yang berbicara, karena mereka tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 494

    Nathan yang masih begitu muda, bisa mengeluarkan uang 1 triliun? Benar-benar hebat! Walau seorang putra dari keluarga konglomerat pun, tidak akan punya uang jajan sebanyak itu. Harris juga tercengang lalu mencibir. “Hanya melemparkan sebuah kartu ATM, dan mengatakan kamu punya uang sebanyak 1 triliun?! Kamu kira, 1 triliun itu hanya sebuah angka?” Harris tidak percaya Nathan memiliki uang sebanyak itu, karena dia sudah pernah mengutus seseorang untuk menyelidiki Nathan. Di tempat kecil seperti Kota Vale, tidak ada keluarga konglomerat, apalagi Nathan hanya berasal dari keluarga biasa, mana mungkin punya uang sebesar 1 triliun? “Harris, kalau kamu tidak percaya Tuan Nathan mempunyai 1 triliun, tidak masalah, Keluarga Alvaro punya, kalau Tuan Nathan tidak bisa membayarkan 1 triliun itu, Keluarga Alvaro yang akan membayarnya!” Justin menggertakkan giginya dan berkata pada Harris. Satu triliun, walaupun Keluarga Alvaro adalah keluarga konglomerat di Kota Moniyan, tapi itu bukan angka

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 495

    Semua orang yang melihat itu berseru kaget dan Harris bahkan lebih kaget lagi. “Seorang master yang sudah berlatih selama berdekade seperti Tuan Leo, memang tidak diragukan lagi, tekniknya pasti berbeda!” Leonard terlihat sedikit sombong, lalu tiba-tiba sebuah cahaya hijau terlihat di tangannya dan kemudian papan air mata venus itu juga bersinar. Seolah ada benda pusaka di dalamnya, dan membuat seluruh ruangan diselimuti oleh cahaya berwarna hijau ini. Semua orang merasakan angin musim semi yang menerpa tubuh mereka. Hanya saja, tidak lama kemudian, cahaya hijau ini meredup dan seluruh ruangan kembali ke keadaan semula. Papan air mata venus itu juga terlihat masih sama, dengan bintik-bintik dan permukaannya yang sudah lekang oleh waktu. “Tuan Leo, apakah kamu sudah mengetahui keistimewaan dari papan air mata venus ini?” Harris bertanya dengan semangat. Leonard mengangguk. “Papan air mata venus ini benar-benar bukan barang biasa, di dalamnya berisi mantra Sage! Dan kalau tebakan ak

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 496

    “Benar, tadi Tuan Leo juga sudah mengaktifkan mantranya, kamu malah mengatakan papan air mata venus ini sebuah kayu busuk?! Aku rasa, kamu sama sekali tidak punya cara dan tidak bisa menemukan keistimewaan dari papan air mata venus ini, kan?!” Harris juga menggunakan kesempatan ini untuk menghina Nathan. “Sebuah kayu busuk atau bukan, aku percaya mereka lebih paham daripada aku, ada beberapa hal yang sudah terlihat jelas dan tidak perlu aku jelaskan lagi!” Nathan melirik Leonard dan Will Serfort dengan ringan, dan saat dua orang itu bertemu dengan tatapan mata Nathan, mereka tidak bisa menahan diri untuk menghindar. Tentu saja, Will tahu kalau papan air mata venus ini diukir dari sepotong kayu busuk. Sedangkan Leonard, dia tidak mengerti, tapi yang tadi terlihat seperti pengaktifan mantra sebenarnya hanyalah ilusi yang dibuat oleh Leonard sendiri, dan semua orang yang melihat itu mengira mantra dari papan air mata venus sudah diaktifkan. “Saudara, apa kamu bahkan tidak percaya pad

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-08
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 497

    “Hanya seorang bocah ingusan, apa yang dia pahami?! Keluarga Alvaro apakah buta dan menjadikannya sebagai tamu kehormatan!” “Di sini begitu banyak master, dia malah berani berlagak lebih hebat dan berani memprovokasi Tuan Wilbert? Benar-benar tidak tahu diri!” “Kalau aku adalah Tuan Wilbert, aku pasti sudah menamparnya sampai mati!” “Aku benar-benar tidak tahu dari mana asalnya bocah ini, aku saja belum pernah mendengar namanya. Dan dia berani datang ke Kota Moniyan untuk mempermalukan diri sendiri!” Semua orang menghina Nathan, bahkan melibatkan Keluarga Alvaro, dan ini membuat raut wajah Justin terlihat lebih jelek lagi. Tapi sebaliknya, Nathan terlihat tidak peduli sama sekali. “Bocah, Tuan Wilbert bertanya padamu, apa kamu bisu? Kalau begitu, sekarang kamu bisa mengakui kekalahan mu dengan patuh! Bayar satu triliun itu, lalu kami tidak akan perhitungan padamu lagi!” Harris menatap Nathan dan mencibir. “Kayu busuk tetaplah kayu busuk! Tidak peduli bagaimana cara kalian meng

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-08
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 498

    “Sial! Dasar bocah, jangan berbicara sembarangan! Lantas, menurutmu …. tadi itu hanya sebuah ilusi, dan semua orang yang ada disini buta dan hanya kamu yang bisa melihatnya?” Wilbert berteriak dengan marah. Perkataan Wilbert bagaikan malapetaka yang membuat semua orang merasa tidak senang dengan Nathan. Dan benar saja, begitu Wilbert selesai bicara, semua orang mulai memaki Nathan. “Dasar bajingan sialan, berani mengatakan kami buta? Siapa yang tidak melihat teknik sihir yang baru digunakan tadi?” “Justin, dari mana kamu mengundang anak ini, apa maksudmu?!” “Tuan Wilbert sudah mempelajari sihir selama beberapa dekade, lantas pada akhirnya masih diragukan?” “Aku belum pernah bertemu dengan orang yang begitu berlagak, sepertinya dia belum pernah merasakan rasanya dipukul oleh orang-orang!” ​ Perlu diingat semua orang yang duduk di dalam sini adalah keluarga-keluarga besar di Kota Moniyan, banyak di antara mereka yang tidak kalah dibandingkan Keluarga Alvaro. Oleh karena itu, Just

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-08

Bab terbaru

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1089

    "Aku datang untuk membicarakan bisnis," suara yang dingin dan tajam itu mengalun, mengiris ketegangan yang ada. Sosok itu muncul perlahan di balik kabut yang mengalir, seolah-olah ia adalah bayangan yang datang dari masa depan."Tuan .… Nathan?" Sentinel berbisik, matanya terbelalak. Wajahnya yang penuh kekesalan berubah menjadi penuh harapan. "Kamu .... datang pada waktu yang tepat," katanya terbata-bata. Seolah-olah nyawanya baru saja digenggam oleh malaikat maut, dan sekarang ada yang datang untuk menyelamatkannya.Nathan melangkah maju, langkahnya penuh ketenangan yang aneh di tengah huru-hara. "Aku hanya datang untuk urusan yang sedikit lebih mendesak," dia menatap Vinsen dan pengikutnya tanpa rasa takut. "Kalian harus menunda niat buruk kalian untuk sementara.""Siapa kau?" tanya Vinsen, nada suaranya bergetar sedikit, meskipun ia berusaha keras menahan ketegangan.Nathan mengangkat bahu sedikit, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Aku hanya orang yang kebetulan datang di saat yan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1088

    “Adik kedua?” Sentinel tercengang. “Rivaldo?! Kenapa kau kembali?”Tapi Rivaldo tak menjawab, dia langsung berdiri di depan Vinsen dan membungkuk hormat. “Tuan Muda Vinsen.”Vinsen meliriknya. “Kalau aku serahkan posisi kepala keluarga padamu, apa yang akan kau lakukan?”“Dengan senang hati,” kata Rivaldo sambil tersenyum licik. “Aku akan serahkan seluruh kekayaan Keluarga Hufai kepada Keluarga Montrogami. Bahkan kami bersedia menjadi keluarga afiliasi.”Sentinel terpaku, dunia seakan runtuh di sekelilingnya. “Rivaldo …. kau—”Rivaldo menatapnya dengan dendam yang dipendam lama. “Kau sudah hidup bergelimang kekayaan selama bertahun-tahun! Aku? Aku hanya manajer biasa, hidup pas-pasan!” teriaknya. “Aku juga ingin jadi kepala keluarga! Aku juga ingin punya istri banyak, pesta tiap malam!”"Dasar bajingan!" teriak Sentinel, suaranya penuh amarah. "Aku bangun semuanya dari kegelapan ini, takkan pernah aku menyerahkannya padamu!"Setelah berkata demikian, amarah yang sudah lama dipendam ol

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1087

    “Bagaimana kalau kita undang Kelompok bayangan?” tanya Rogue cepat-cepat.“Tak berguna!” dengus Sentinel. “Mereka bukan tandingan para puncak penguasa Ingras!”Rogue mulai panik. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Banyak orang mulai melarikan diri! Mereka takut, Tuan Besar!”Namun tiba-tiba, wajah Sentinel berubah. Alisnya mengendur, seolah teringat sesuatu. “Benar juga… Bukankah ada sepasang pria dan wanita yang pernah datang bersama Tuan Zayn? Aku ingat, mereka sangat kuat. Mereka bawahan Tuan Nathan, dan aku rasa mereka juga seorang puncak penguasa Ingras!”Maksud Sentinel tentu saja adalah Ryzen dan Nicole, yang pernah beberapa kali datang bersama barang antik dari Kota Vale. “Tapi, mereka hanya berdua, Tuan,” kata Rogue ragu. “Apa mereka cukup kuat melawan tiga puncak penguasa Ingras sekaligus?”“Masalah nanti urusan nanti!” tegas Sentinel. “Kita undang mereka dulu. Kalau perlu, panggil juga Tuan Nathan!”Sentinel segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Namun tepa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1086

    Nathan berdiri membeku sejenak, memandang kerumunan di sekelilingnya. Mereka mengira dia pulang sebagai pahlawan, padahal dia datang untuk bersembunyi.Wajahnya mengeras. “Ryzen, bubarkan semuanya sekarang juga!”Tanpa menunggu reaksi, Nathan melangkah cepat ke arah mobil. Ryzen langsung memberi aba-aba pada anak buahnya, dan kerumunan pun mulai mundur.Zayn dan Kevin ikut masuk ke dalam mobil. Di dalam keheningan itu, mereka hanya menatap Nathan, tak mengucapkan sepatah kata pun, namun sorot mata mereka berkata banyak.Nathan mendesah pelan. "Aku tahu kalian ingin tahu tentang Sarah dan Beverly."Maka Nathan pun menjelaskan semuanya tentang pengejaran, tentang Sarah yang ditahan Martial Shrine, dan tentang betapa rumit situasinya kini.Raut wajah Kevin berubah drastis. “Nathan, kenapa semua ini bisa terjadi?”Nathan menunduk. “Paman Kevin, ada hal-hal yang memang harus aku lakukan, walau risikonya besar.”Dia tidak ingin semuanya menjadi seperti ini. Tapi ibu kandungnya masih berada

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1085

    “Aku tidak hanya menginginkan menara itu,” suara Gill menukik tajam, tatapannya menyala penuh keserakahan. “Aku tahu kau menyimpan banyak harta karun. Serahkan semuanya, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membiarkanmu hidup.”Nathan menyipitkan mata. “Begitu rupanya .…”Gill tak sekadar mengincar kekuatan, dia menginginkan segalanya.Matanya menyapu sekeliling. Jalan keluar tak mungkin dia tempuh secara frontal. Tapi, dia menoleh ke belakang, menara itu kini hanya bangunan kosong. Segel telah hilang dan itu bisa jadi jalan keluar. Tanpa berkata sepatah kata pun, Nathan membalikkan badan dan melesat masuk ke dalam menara.“Jangan biarkan dia kabur!” teriak Gill.BRAK! BRAK! BRAK!Nathan tak peduli. Dengan kekuatan penuh, dia menghantam dinding sisi timur menara.Batu-batu beterbangan. Dinding hancur, menciptakan celah besar. Dalam sekejap, Nathan menerobos keluar dan meledak ke udara, memusatkan kekuatan spiritual di kakinya dan melarikan diri dengan kecepatan penuh.Gill memaki k

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1084

    Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1083

    Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1082

    Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1081

    Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status