Share

Bab 483

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2024-09-04 18:52:50

“Dia adalah adik sepupuku,” Nathan memperkenalkan.

Jane yang mendengarnya seketika menatap Arina dan tersenyum padanya. “Ternyata adik sepupu ya? Ayo, masuk ke dalam bersaama kakak!”

Jane melangkah maju dan meraih tangan Arina lalu menggandengnya masuk ke dalam stadion. Arina menatap Jane yang berada di dekatnya dan seluruh tubuhnya menjadi tegang, mulutnya terbuka, dia sangat bahagia tapi tidak tahu harus berbuat apa. Jane adalah idolanya, dan sekarang dia menggandengnya masuk bersama, Arina merasa jantungnya akan melompat keluar.

Banyak orang yang melihat adegan ini merasa mata mereka akan keluar karena rasa iri mereka. Terutama dua teman Arina tadi, saat melihat Jane menggandeng tangan Arina dan tampaknya sangat akrab terhadap kakaknya, mereka berdua sangat menyesal.

“Arina ….”

Salah seorang temannya bergegas berteriak pada Arina.

Mereka berharap Arina akan membawa mereka juga. Tapi Arina hanya menoleh dan menatap mereka berdua lalu memalingkan wajahnya, dia tidak mau memperd
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 484

    Setengah jam berlalu, konser berakhir dan Jane awalnya ingin mengundang Nathan, Arina dan yang lainnya untuk makan malam bersama. Akan tetapi, Nathan menolak, dia tahu dia harus menjaga jarak dengan Jane, kalau tidak, Sarah akan cemburu dan mengamuk. Hanya saja, Nathan meminta Arina untuk menemani Jane, karena Jane datang ke Kota Vale dan mengadakan konser demi dirinya. Dia meminta adiknya untuk menemani juga sudah termasuk memberinya muka. Saat Jane meninggalkan Kota Vale, Nathan tidak mengantarnya untuk pergi. Dan Jane hanya mengirimkan pesan untuk Nathan. [Nathan, aku akan kembali ke kota Vale, mengantarkan batu-batu yang kamu inginkan dari ayahku. Sampai bertemu nanti!] Melihat pesan ini, membuat Nathan sedikit pusing, gadis ini sudah jelas-jelas tahu dia punya pacar, tapi dia masih terang-terangan menunjukkan rasa sukanya pada dirinya? Bukankah ini sedang menambah masalah untuknya! *** Beberapa hari berikutnya, saat sedang senggang, Nathan menemani Sarah untuk berbelanja, l

    Last Updated : 2024-09-04
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 485

    “Nathan! Kamu belum menjawab pertanyaanku, kalian mau pergi kemana?” Sarah kembali bertanya pada Nathan.​ “Kota Moniyan akan menyelenggarakan pameran pelelangan, aku akan pergi bersama Tuan Zayn!” Nathan berkata apa adanya. “Bagus sekali, kami juga mau ikut!” Sarah berkata dengan senang.​ “Benar, kami juga mau sana, kebetulan aku punya teman di Kota Moniyan, akan ada orang yang melayani kita!” Beverly menganggukkan kepalanya. Nathan merasa kedua orang itu memang sudah merencanakan untuk pergi bersama. “Itu, aku tidak tahu, besok kalian sendiri yang bicara pada Zayn!” Nathan berkata lalu kembali ke kamarnya. *** Keesokan paginya, Zayn mengutus pengawalnya, Santos untuk menjemput Nathan. Saat mobil baru berhenti, Beverly dan Sarah langsung masuk ke dalam dan Santos tidak bisa menghentikan mereka. Nathan yang melihatnya hanya bisa naik ke mobil dengan pasrah. Dan setelah menjemput Zayn, dia tercengang saat melihat Sarah dan Beverly yang ada di dalam mobil. Hanya saja, pada akhirn

    Last Updated : 2024-09-04
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 486

    Semua orang berusaha mati-matian demi mengejar kehidupan. Dan tepat saat orang-orang ini bergegas untuk mencari nafkah, di daerah paling makmur di Kota Moniyan, di sebuah rumah pelelangan yang memiliki luas puluhan hektar dan tinggi belasan lantai berdiri di sana. Di dalam rumah lelang itu terdapat banyak pebisnis kaya yang terus berdatangan, dan mengagumi berbagai barang antik yang dipamerkan. Barang-barang ini tidak bisa didapatkan oleh orang biasa, bahkan belasan keturunan setelahnya. Dan para pebisnis kaya yang berkunjung juga menjaga jarak dan berhati-hati, karena mereka tahu ini adalah benda pusaka yang tak ternilai harganya. ​“Ayo cari tempat untuk makan terlebih dulu, baru pergi ke pameran pelelangan barang antik!” Zayn menyarankan. Semua orang mengangguk, karena sudah terlalu lama berada di dalam mobil mereka memang sedikit lapar. Kring~~~ Dan pada saat ini, ponsel Nathan berdering, dia mendapat panggilan dari Milan. Lalu, Nathan mengangkatnya. [Tuan Nathan, apaka

    Last Updated : 2024-09-04
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 487

    Milan juga tahu beberapa kejadian yang terjadi di masa lalu, dan tersenyum canggung. “Keluarga Holcy melakukan banyak cara untuk berkembang, yang dimanfaatkan oleh Keluarga Holcy tidak hanya Tuan Zayn seorang! Oleh karena itu, Tuan Zayn jangan terlalu memikirkannya!” ​Zayn menghela nafasnya dan tidak mengatakan apapun lagi, dia sudah dimanfaatkan, mengatakan apapun saat ini sudah terlambat. Setelah makan, Milan secara pribadi menemani Nathan pergi ke rumah pelelangan untuk mencegah Harris mencari masalah dengan Nathan. Nathan yang baru berjalan ke ruang pameran merasakan fluktuasi energi spiritual, terlihat jelas di antara barang-barang antik ini memang ada barang bagus, tapi fluktuasi energi spiritualnya sangat lemah. Aula seluas ratusan meter persegi dipenuhi dengan berbagai barang antik, semuanya ditutupi dengan penutup kaca. Dan di bawah sorotan lampu terpapar sejarah dari barang-barang itu sendiri. “Tuan Nathan!” Pada saat ini, terdengar teriakan seseorang. Nathan menoleh da

    Last Updated : 2024-09-05
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 488

    Pria tua itu berdiri menghadang di depan Nathan. “Harris, apa yang akan kamu lakukan?!” “Tuan Justin, aku hanya ingin berbicara dengan anak ini, untuk apa kamu segugup ini? Seorang kepala Keluarga Alvaro yang terhormat, sekarang menjadi anjing yang akan segera melindungi tuannya?” Wajah Justin menjadi dingin, dan Reus yang ada di sampignnya bergegas maju dengan langkah yang tegas. “Harris, bajingan! Jika berani, katakan sekali lagi!” “Ini adalah urusan orang dewasa! Kamu tidak perlu ikut campur!” Harris menyipitkan matanya dan kemudian meledakkan auranya, dan langsung membuat Reus mundur beberapa langkah. Milan turun tangan memapah Reus lalu berkata pada Harris. “Harris, di sini adalah acara pelelangan, kalau kamu berani membuat keributan, jangan salahkan aku jika tidak sungkan-sungkan!” “Tuan Milan, aku hanya ingin berbicara, apa itu melanggar hukum?” Harris tersenyum main-main. Milan tidak mengatakan apapun, dia hanya menatap Harris dengan dingin. “Apa yang ingin kamu

    Last Updated : 2024-09-05
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 489

    Nathan mengangguk lalu melihat banyak orang yang duduk mengelilingi meja itu, dan setiap orang membawa seorang master di samping mereka. Sepertinya, mereka diundang untuk mengidentifikasi keaslian dan kemampuan dari senjata ajaib, Harris juga membawa lelaki tua itu duduk di dalam. Justin membawa Nathan duduk di seberang Harris, disamping Justin ada seorang lelaki tua yang mengenakan kemeja putih, tubuhnya terasa sedikit dingin, dan matanya setengah tertutup. “Tuan Nathan, ini adalah Tuan Leonard yang aku undang khusus untuk membantuku mengindentifikasi,” Justin memperlenalkan pada Nathan, lalu berkata pada Leonard. “Tuan Leo, ini adalah Tuan Nathan.” Leonard itu tidak menghiraukan Justin dan tidak melirik Nathan, dia berkata dengan acuh tak acuh. “Kepala Keluarga Alvaro, Anda tidak percaya padaku? Sampai harus membawa orang lain?” “Tuan Leo, jangan salah paham, Tuan Nathan hanya datang untuk melihat-lihat saja, nanti aku tetap harus meminta bantuan Tuan Leo!” Justin bergegas menjel

    Last Updated : 2024-09-05
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 490

    Mata Leonard masih setengah terbuka, dia bahkan tidak melihat manik manik itu dan berkata dengan ringan. “Itu palsu, hanya barang biasa!” Justin yang mendengarnya sedikit mengernyit. “Tuan Leo, Tuan Will mengatakan kalau manik manik ini berasal abad ke sepuluh, dan saat kotak kayunya dibuka tadi, terasa hawa menyejukkan yang jelas!” Justin sedikit tidak percaya kalau manik manik itu adalah barang biasa. “Kalau kamu tidak percaya, aku lebih baik pergi,” Nada suara Leonard sedikit tidak senang. “Bukan begitu, aku mengundang Tuan Leo, tentu saja aku percaya padamu!” Justin bergegas berkata dengan nada meminta maaf. Nathan melirik Leonard itu sekilas, dia tidak menyangka, kalau orang ini memang memiliki beberapa keterampilan, dan dia bukan orang yang hanya membangun reputasi untuk dirinya sendiri. Manik manik ini memang hanya barang biasa, hanya manik manik mutiara yang berwarna terang, tapi sudah dimanipulasi oleh orang-orang. Sehingga, saat kotak kayu itu dibuka ada hawa sejuk yang

    Last Updated : 2024-09-06
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 491

    Leonard mengangguk. “Cermin ini memang merupakan senjata ajaib, dan memang memiliki kemampuan untuk mengetahui kemalang pemiliknya!” Mendengar perkataan Leonard, Justin menjadi sangat gembira dan bersiap membuka harga untuk mendapatkan cermin ini. Sedangkan lelaki tua di samping Harris juga sedang berbisik di telinga Harris, entah apa yang dikatakan olehnya, tapi Harris yang mendengarnya seketika menjadi sangat senang. Melihat ekspresi semua orang membuat Will tersenyum. “Hadirin, harga minimal untuk cermin ini adalah 10 miliar, dan setiap penawaran minimal 100 juta!” “Aku menawar 15 miliar!” Setelah Will selesai bicara, Justin langsung berteriak dengan tidak sabar. “15 miliar 100 juta!” “15 miliar 200 juta!” “15 miliar 500 juta!” Dan mulai ada beberapa orang yang bersaing untuk menawar dan persaingannya menjadi sangat ketat. “20 miliar!” Harris tiba-tiba berteriak dan menawar 20 miliar. “25 miliar!” Justin juga langsung menaikkan harga, sepertinya dia bertekad harus mendapat

    Last Updated : 2024-09-06

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1089

    "Aku datang untuk membicarakan bisnis," suara yang dingin dan tajam itu mengalun, mengiris ketegangan yang ada. Sosok itu muncul perlahan di balik kabut yang mengalir, seolah-olah ia adalah bayangan yang datang dari masa depan."Tuan .… Nathan?" Sentinel berbisik, matanya terbelalak. Wajahnya yang penuh kekesalan berubah menjadi penuh harapan. "Kamu .... datang pada waktu yang tepat," katanya terbata-bata. Seolah-olah nyawanya baru saja digenggam oleh malaikat maut, dan sekarang ada yang datang untuk menyelamatkannya.Nathan melangkah maju, langkahnya penuh ketenangan yang aneh di tengah huru-hara. "Aku hanya datang untuk urusan yang sedikit lebih mendesak," dia menatap Vinsen dan pengikutnya tanpa rasa takut. "Kalian harus menunda niat buruk kalian untuk sementara.""Siapa kau?" tanya Vinsen, nada suaranya bergetar sedikit, meskipun ia berusaha keras menahan ketegangan.Nathan mengangkat bahu sedikit, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Aku hanya orang yang kebetulan datang di saat yan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1088

    “Adik kedua?” Sentinel tercengang. “Rivaldo?! Kenapa kau kembali?”Tapi Rivaldo tak menjawab, dia langsung berdiri di depan Vinsen dan membungkuk hormat. “Tuan Muda Vinsen.”Vinsen meliriknya. “Kalau aku serahkan posisi kepala keluarga padamu, apa yang akan kau lakukan?”“Dengan senang hati,” kata Rivaldo sambil tersenyum licik. “Aku akan serahkan seluruh kekayaan Keluarga Hufai kepada Keluarga Montrogami. Bahkan kami bersedia menjadi keluarga afiliasi.”Sentinel terpaku, dunia seakan runtuh di sekelilingnya. “Rivaldo …. kau—”Rivaldo menatapnya dengan dendam yang dipendam lama. “Kau sudah hidup bergelimang kekayaan selama bertahun-tahun! Aku? Aku hanya manajer biasa, hidup pas-pasan!” teriaknya. “Aku juga ingin jadi kepala keluarga! Aku juga ingin punya istri banyak, pesta tiap malam!”"Dasar bajingan!" teriak Sentinel, suaranya penuh amarah. "Aku bangun semuanya dari kegelapan ini, takkan pernah aku menyerahkannya padamu!"Setelah berkata demikian, amarah yang sudah lama dipendam ol

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1087

    “Bagaimana kalau kita undang Kelompok bayangan?” tanya Rogue cepat-cepat.“Tak berguna!” dengus Sentinel. “Mereka bukan tandingan para puncak penguasa Ingras!”Rogue mulai panik. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Banyak orang mulai melarikan diri! Mereka takut, Tuan Besar!”Namun tiba-tiba, wajah Sentinel berubah. Alisnya mengendur, seolah teringat sesuatu. “Benar juga… Bukankah ada sepasang pria dan wanita yang pernah datang bersama Tuan Zayn? Aku ingat, mereka sangat kuat. Mereka bawahan Tuan Nathan, dan aku rasa mereka juga seorang puncak penguasa Ingras!”Maksud Sentinel tentu saja adalah Ryzen dan Nicole, yang pernah beberapa kali datang bersama barang antik dari Kota Vale. “Tapi, mereka hanya berdua, Tuan,” kata Rogue ragu. “Apa mereka cukup kuat melawan tiga puncak penguasa Ingras sekaligus?”“Masalah nanti urusan nanti!” tegas Sentinel. “Kita undang mereka dulu. Kalau perlu, panggil juga Tuan Nathan!”Sentinel segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Namun tepa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1086

    Nathan berdiri membeku sejenak, memandang kerumunan di sekelilingnya. Mereka mengira dia pulang sebagai pahlawan, padahal dia datang untuk bersembunyi.Wajahnya mengeras. “Ryzen, bubarkan semuanya sekarang juga!”Tanpa menunggu reaksi, Nathan melangkah cepat ke arah mobil. Ryzen langsung memberi aba-aba pada anak buahnya, dan kerumunan pun mulai mundur.Zayn dan Kevin ikut masuk ke dalam mobil. Di dalam keheningan itu, mereka hanya menatap Nathan, tak mengucapkan sepatah kata pun, namun sorot mata mereka berkata banyak.Nathan mendesah pelan. "Aku tahu kalian ingin tahu tentang Sarah dan Beverly."Maka Nathan pun menjelaskan semuanya tentang pengejaran, tentang Sarah yang ditahan Martial Shrine, dan tentang betapa rumit situasinya kini.Raut wajah Kevin berubah drastis. “Nathan, kenapa semua ini bisa terjadi?”Nathan menunduk. “Paman Kevin, ada hal-hal yang memang harus aku lakukan, walau risikonya besar.”Dia tidak ingin semuanya menjadi seperti ini. Tapi ibu kandungnya masih berada

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1085

    “Aku tidak hanya menginginkan menara itu,” suara Gill menukik tajam, tatapannya menyala penuh keserakahan. “Aku tahu kau menyimpan banyak harta karun. Serahkan semuanya, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membiarkanmu hidup.”Nathan menyipitkan mata. “Begitu rupanya .…”Gill tak sekadar mengincar kekuatan, dia menginginkan segalanya.Matanya menyapu sekeliling. Jalan keluar tak mungkin dia tempuh secara frontal. Tapi, dia menoleh ke belakang, menara itu kini hanya bangunan kosong. Segel telah hilang dan itu bisa jadi jalan keluar. Tanpa berkata sepatah kata pun, Nathan membalikkan badan dan melesat masuk ke dalam menara.“Jangan biarkan dia kabur!” teriak Gill.BRAK! BRAK! BRAK!Nathan tak peduli. Dengan kekuatan penuh, dia menghantam dinding sisi timur menara.Batu-batu beterbangan. Dinding hancur, menciptakan celah besar. Dalam sekejap, Nathan menerobos keluar dan meledak ke udara, memusatkan kekuatan spiritual di kakinya dan melarikan diri dengan kecepatan penuh.Gill memaki k

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1084

    Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1083

    Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1082

    Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1081

    Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status