Share

Bab 482

Author: Imgnmln
last update Huling Na-update: 2024-09-04 18:52:47

“Dasar bocah sialan! Aku memberi kalian tiket konser untuk menonton konser, bukan untuk membuat masalah!” Khair langsung maju dan hendak memukul Neville.

“A-ayah?! B-bukan kami yang membuat masalah! Ada orang yang menamparku, lihatlah wajahku, mereka juga mematahkan tangan temanku!” Neville kaget dan bergegas menjelaskan.

Khair melihatnya dan memang ada bekas telapak tangan yang memerah di wajah Neville, terlihat jelas dia baru ditampar dan setelah melihat teman Neville yang meraung kesakitan di sampingnya, Khair tidak jadi memukulnya.

“Siapa yang berani menamparmu? Apa kamu tidak memberitahu mereka kamu adalah putraku?” Khair berkata dengan marah.

Meskipun Keluarga Miller bukan keluarga kelas atas di Kota Vale, tapi bukan berarti bisa dianiaya oleh orang begitu saja.

“Mereka,” dengus Neville seraya mengangkat telunjuknya ke arah Beverly. “Mereka yang menamparku!”​

Khair yang melihat Neville menunjuk ke arah Sarah, Beverly serta Nathan, sekujur tubuhnya menjadi lemas dan dia ham
Locked Chapter
Patuloy ang Pagbabasa sa GoodNovel
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 483

    “Dia adalah adik sepupuku,” Nathan memperkenalkan. Jane yang mendengarnya seketika menatap Arina dan tersenyum padanya. “Ternyata adik sepupu ya? Ayo, masuk ke dalam bersaama kakak!” Jane melangkah maju dan meraih tangan Arina lalu menggandengnya masuk ke dalam stadion. Arina menatap Jane yang berada di dekatnya dan seluruh tubuhnya menjadi tegang, mulutnya terbuka, dia sangat bahagia tapi tidak tahu harus berbuat apa. Jane adalah idolanya, dan sekarang dia menggandengnya masuk bersama, Arina merasa jantungnya akan melompat keluar. Banyak orang yang melihat adegan ini merasa mata mereka akan keluar karena rasa iri mereka. Terutama dua teman Arina tadi, saat melihat Jane menggandeng tangan Arina dan tampaknya sangat akrab terhadap kakaknya, mereka berdua sangat menyesal. “Arina ….” Salah seorang temannya bergegas berteriak pada Arina. Mereka berharap Arina akan membawa mereka juga. Tapi Arina hanya menoleh dan menatap mereka berdua lalu memalingkan wajahnya, dia tidak mau memperd

    Huling Na-update : 2024-09-04
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 484

    Setengah jam berlalu, konser berakhir dan Jane awalnya ingin mengundang Nathan, Arina dan yang lainnya untuk makan malam bersama. Akan tetapi, Nathan menolak, dia tahu dia harus menjaga jarak dengan Jane, kalau tidak, Sarah akan cemburu dan mengamuk. Hanya saja, Nathan meminta Arina untuk menemani Jane, karena Jane datang ke Kota Vale dan mengadakan konser demi dirinya. Dia meminta adiknya untuk menemani juga sudah termasuk memberinya muka. Saat Jane meninggalkan Kota Vale, Nathan tidak mengantarnya untuk pergi. Dan Jane hanya mengirimkan pesan untuk Nathan. [Nathan, aku akan kembali ke kota Vale, mengantarkan batu-batu yang kamu inginkan dari ayahku. Sampai bertemu nanti!] Melihat pesan ini, membuat Nathan sedikit pusing, gadis ini sudah jelas-jelas tahu dia punya pacar, tapi dia masih terang-terangan menunjukkan rasa sukanya pada dirinya? Bukankah ini sedang menambah masalah untuknya! *** Beberapa hari berikutnya, saat sedang senggang, Nathan menemani Sarah untuk berbelanja, l

    Huling Na-update : 2024-09-04
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 485

    “Nathan! Kamu belum menjawab pertanyaanku, kalian mau pergi kemana?” Sarah kembali bertanya pada Nathan.​ “Kota Moniyan akan menyelenggarakan pameran pelelangan, aku akan pergi bersama Tuan Zayn!” Nathan berkata apa adanya. “Bagus sekali, kami juga mau ikut!” Sarah berkata dengan senang.​ “Benar, kami juga mau sana, kebetulan aku punya teman di Kota Moniyan, akan ada orang yang melayani kita!” Beverly menganggukkan kepalanya. Nathan merasa kedua orang itu memang sudah merencanakan untuk pergi bersama. “Itu, aku tidak tahu, besok kalian sendiri yang bicara pada Zayn!” Nathan berkata lalu kembali ke kamarnya. *** Keesokan paginya, Zayn mengutus pengawalnya, Santos untuk menjemput Nathan. Saat mobil baru berhenti, Beverly dan Sarah langsung masuk ke dalam dan Santos tidak bisa menghentikan mereka. Nathan yang melihatnya hanya bisa naik ke mobil dengan pasrah. Dan setelah menjemput Zayn, dia tercengang saat melihat Sarah dan Beverly yang ada di dalam mobil. Hanya saja, pada akhirn

    Huling Na-update : 2024-09-04
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 486

    Semua orang berusaha mati-matian demi mengejar kehidupan. Dan tepat saat orang-orang ini bergegas untuk mencari nafkah, di daerah paling makmur di Kota Moniyan, di sebuah rumah pelelangan yang memiliki luas puluhan hektar dan tinggi belasan lantai berdiri di sana. Di dalam rumah lelang itu terdapat banyak pebisnis kaya yang terus berdatangan, dan mengagumi berbagai barang antik yang dipamerkan. Barang-barang ini tidak bisa didapatkan oleh orang biasa, bahkan belasan keturunan setelahnya. Dan para pebisnis kaya yang berkunjung juga menjaga jarak dan berhati-hati, karena mereka tahu ini adalah benda pusaka yang tak ternilai harganya. ​“Ayo cari tempat untuk makan terlebih dulu, baru pergi ke pameran pelelangan barang antik!” Zayn menyarankan. Semua orang mengangguk, karena sudah terlalu lama berada di dalam mobil mereka memang sedikit lapar. Kring~~~ Dan pada saat ini, ponsel Nathan berdering, dia mendapat panggilan dari Milan. Lalu, Nathan mengangkatnya. [Tuan Nathan, apaka

    Huling Na-update : 2024-09-04
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 487

    Milan juga tahu beberapa kejadian yang terjadi di masa lalu, dan tersenyum canggung. “Keluarga Holcy melakukan banyak cara untuk berkembang, yang dimanfaatkan oleh Keluarga Holcy tidak hanya Tuan Zayn seorang! Oleh karena itu, Tuan Zayn jangan terlalu memikirkannya!” ​Zayn menghela nafasnya dan tidak mengatakan apapun lagi, dia sudah dimanfaatkan, mengatakan apapun saat ini sudah terlambat. Setelah makan, Milan secara pribadi menemani Nathan pergi ke rumah pelelangan untuk mencegah Harris mencari masalah dengan Nathan. Nathan yang baru berjalan ke ruang pameran merasakan fluktuasi energi spiritual, terlihat jelas di antara barang-barang antik ini memang ada barang bagus, tapi fluktuasi energi spiritualnya sangat lemah. Aula seluas ratusan meter persegi dipenuhi dengan berbagai barang antik, semuanya ditutupi dengan penutup kaca. Dan di bawah sorotan lampu terpapar sejarah dari barang-barang itu sendiri. “Tuan Nathan!” Pada saat ini, terdengar teriakan seseorang. Nathan menoleh da

    Huling Na-update : 2024-09-05
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 488

    Pria tua itu berdiri menghadang di depan Nathan. “Harris, apa yang akan kamu lakukan?!” “Tuan Justin, aku hanya ingin berbicara dengan anak ini, untuk apa kamu segugup ini? Seorang kepala Keluarga Alvaro yang terhormat, sekarang menjadi anjing yang akan segera melindungi tuannya?” Wajah Justin menjadi dingin, dan Reus yang ada di sampignnya bergegas maju dengan langkah yang tegas. “Harris, bajingan! Jika berani, katakan sekali lagi!” “Ini adalah urusan orang dewasa! Kamu tidak perlu ikut campur!” Harris menyipitkan matanya dan kemudian meledakkan auranya, dan langsung membuat Reus mundur beberapa langkah. Milan turun tangan memapah Reus lalu berkata pada Harris. “Harris, di sini adalah acara pelelangan, kalau kamu berani membuat keributan, jangan salahkan aku jika tidak sungkan-sungkan!” “Tuan Milan, aku hanya ingin berbicara, apa itu melanggar hukum?” Harris tersenyum main-main. Milan tidak mengatakan apapun, dia hanya menatap Harris dengan dingin. “Apa yang ingin kamu

    Huling Na-update : 2024-09-05
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 489

    Nathan mengangguk lalu melihat banyak orang yang duduk mengelilingi meja itu, dan setiap orang membawa seorang master di samping mereka. Sepertinya, mereka diundang untuk mengidentifikasi keaslian dan kemampuan dari senjata ajaib, Harris juga membawa lelaki tua itu duduk di dalam. Justin membawa Nathan duduk di seberang Harris, disamping Justin ada seorang lelaki tua yang mengenakan kemeja putih, tubuhnya terasa sedikit dingin, dan matanya setengah tertutup. “Tuan Nathan, ini adalah Tuan Leonard yang aku undang khusus untuk membantuku mengindentifikasi,” Justin memperlenalkan pada Nathan, lalu berkata pada Leonard. “Tuan Leo, ini adalah Tuan Nathan.” Leonard itu tidak menghiraukan Justin dan tidak melirik Nathan, dia berkata dengan acuh tak acuh. “Kepala Keluarga Alvaro, Anda tidak percaya padaku? Sampai harus membawa orang lain?” “Tuan Leo, jangan salah paham, Tuan Nathan hanya datang untuk melihat-lihat saja, nanti aku tetap harus meminta bantuan Tuan Leo!” Justin bergegas menjel

    Huling Na-update : 2024-09-05
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 490

    Mata Leonard masih setengah terbuka, dia bahkan tidak melihat manik manik itu dan berkata dengan ringan. “Itu palsu, hanya barang biasa!” Justin yang mendengarnya sedikit mengernyit. “Tuan Leo, Tuan Will mengatakan kalau manik manik ini berasal abad ke sepuluh, dan saat kotak kayunya dibuka tadi, terasa hawa menyejukkan yang jelas!” Justin sedikit tidak percaya kalau manik manik itu adalah barang biasa. “Kalau kamu tidak percaya, aku lebih baik pergi,” Nada suara Leonard sedikit tidak senang. “Bukan begitu, aku mengundang Tuan Leo, tentu saja aku percaya padamu!” Justin bergegas berkata dengan nada meminta maaf. Nathan melirik Leonard itu sekilas, dia tidak menyangka, kalau orang ini memang memiliki beberapa keterampilan, dan dia bukan orang yang hanya membangun reputasi untuk dirinya sendiri. Manik manik ini memang hanya barang biasa, hanya manik manik mutiara yang berwarna terang, tapi sudah dimanipulasi oleh orang-orang. Sehingga, saat kotak kayu itu dibuka ada hawa sejuk yang

    Huling Na-update : 2024-09-06

Pinakabagong kabanata

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 955

    Kekuatan Nelson seharusnya jauh lebih besar dibandingkan James, namun saat ini, dia terkulai lemah, energinya hampir habis terkuras. Tak ada cara baginya untuk menahan serangan mematikan dari James yang kini mengamuk.“Ayah!” teriak Abel, bergegas maju untuk memapah Nelson, matanya menyala dengan kemarahan yang membara, menatap James seolah ingin membalas setiap tetes darah yang telah tumpah.Tatapan mata Abel dipenuhi kebencian yang membara. Dia membenci dirinya sendiri yang merasa tak berguna, membenci masa lalunya yang hanya tahu minum-minum tanpa berlatih, dan membenci ketidakmampuannya untuk berkontribusi pada keluarga Calderon. Rasa frustrasi itu menggerogoti jiwanya, mengubahnya menjadi bara yang siap membara.“Aku akan mengantar kalian menuju kematian, lalu membunuh Nathan!” ancam James, suaranya penuh kebencian saat dia melayangkan pukulannya lagi.Namun, sebelum tangannya meluncur, Russel segera menghentikannya, menggelengkan kepala dengan tegas. “Kita harus menunggu Nathan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 954

    Keluarga Calderon.Udara dipenuhi bau besi menyengat dari darah yang menggenang, menyelimuti tanah bak kabut merah. Mayat-mayat berserakan seperti daun kering di musim gugur, wajah mereka membeku dalam ekspresi teror terakhir. Denting pedang dan jerit kematian masih bergema, sisa-sisa pertempuran yang mengubah kediaman megah Calderon menjadi neraka berdarah. Dua pasukan—Ransom dan Yaju—mengurung sisa keluarga Calderon dalam lingkaran besi. Nelson dan Abel, dengan luka menganga di tubuh, berdiri membelakangi satu sama lain. Dari ratusan anggota keluarga, hanya belasan yang tersisa. Napas mereka berat, mata berkaca-kaca, tapi tangan masih mencengkeram senjata dengan getaran kemarahan yang tak padam. Russel, pemimpin keluarga Ransom, melangkah maju. Pedangnya berkilat di bawah sinar bulan yang pucat, bayangannya seperti siluet maut. "Nelson!" suaranya menggelegar. "Kita pernah bertarung bahu-membahu di Perang Disaster! Tapi kau memilih jadi anjing peliharaan Nathan—bocah yang membant

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 953

    “Ketua Sancho, kalau ada masalah bisa dibicarakan baik-baik. Kamu datang ke kepolisian dan menyerang Tuan Nathan. Kalau aku melaporkannya kepada Tuan Ryujin, apa kamu bisa menjelaskannya?” Milan melihat Nathan yang sudah tidak tahan dan segera mengancam Sancho.Mendengar Milan berkata seperti itu, Sancho menarik kembali auranya dan menatap Nathan dengan dingin. “Nathan, karena aku masih menghargai Tuan Ryujin, aku bisa mengampunimu kali ini. Tapi kamu harus menyerahkan lukisan yang kamu temukan di makam kuno itu kepadaku!”“Aku yang menemukannya. Atas dasar apa aku harus menyerahkannya kepadamu? Jika kamu punya kemampuan, bunuh saja aku hari ini. Aku tidak akan mungkin menyerahkan lukisan itu padamu,” Nathan menjawab tegas, menyadari betapa berharganya lukisan itu. Mana mungkin dia menyerahkannya kepada Sancho.“Hmm, orang sepertimu merasa layak memiliki lukisan itu? Barang itu di tanganmu sama saja dengan menyia-nyiakan benda pusaka!” Sancho berteriak marah. “Serahkan lukisan itu sek

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 952

    “Apa yang satu lawan dua?” Nathan tampak bingung, tidak mengerti maksudnya.“Tuan Nathan, jangan berpura-pura! Kamu tidak tahu betapa banyak orang di kepolisian yang merasa iri padamu. Bahkan Kapten Milan juga merasa iri padamu!” Anggota kepolisian itu menatap Nathan dengan makna yang dalam sebelum pergi, meninggalkan Nathan dalam kebingungan.Melihat tatapan anggota kepolisian itu, Nathan tiba-tiba tersentak, seolah mengerti apa yang sedang dibicarakan. Dia menatap Sarah dan Beverly yang tampak puas, lalu berteriak kepada anggota kepolisian itu. “Woi, bukan seperti itu! Bukan seperti yang kamu pikirkan!”Namun, sosok anggota kepolisian itu sudah menghilang sejak tadi.“Kenapa kalian berdua bicara sembarangan!” Nathan merasa pusing.Sekarang dia baru menyadari bahwa perkataan Sarah dan Beverly barusan bisa dengan mudah disalahpahami. Pantas saja anggota kepolisian itu mengatakan hal seperti itu padanya.“Kami bicara sembarangan apa?” Sarah dan Beverly menatap Nathan dengan bingung.“A

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 951

    Ging menerima dokumen itu dan membacanya. Raut wajahnya seketika berubah menjadi sangat jelek, seolah-olah dia baru saja menerima kabar buruk yang tak terduga.“Kamu sudah lihat, Tuan Ryujin kembali memperingatkan secara khusus mengenai masalah ini. Jika Nathan dibunuh oleh orang lain, apakah menurutmu Tuan Ryujin tidak akan mencurigaimu?” tanya Sancho, nada suaranya tegas.“Hmm, Nathan terlalu licik. Dia terlebih dahulu mencari Tuan Ryujin. Aku tidak percaya Tuan Ryujin bisa melindunginya seumur hidup!” Ging menggertakkan giginya dengan keras, amarahnya membara.“Sudahlah, akan ada kesempatan untuk menghadapi Nathan di kemudian hari. Kamu istirahat saja dulu!” Sancho berkata, berusaha menenangkan Ging sebelum meninggalkannya.Ging berjalan kembali, sementara Sancho melangkah menuju halaman belakang Martial Shrine. Halaman belakang itu sangat luas, di tengahnya terdapat sebuah bukit palsu setinggi belasan meter, dengan air mancur yang mengalir di atasnya. Sancho mendekati air terjun d

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 950

    “Ini bukan mimpi. Kita berada di dalam lukisan ini, yang dipenuhi dengan energi spiritual. Ke depannya, kita bisa berkultivasi di dalam lukisan ini,” suara Nathan terdengar dari belakang mereka, menambah rasa penasaran.“Nathan, sebenarnya apa yang sedang terjadi?” Sarah segera bertanya, wajahnya penuh harap akan penjelasan.“Aku juga tidak tahu. Aku menemukan lukisan ini di dalam makam kuno. Saat itu, aku tersedot ke dalam lukisan dan baru menyadari ada dunia lain di dalamnya,” Nathan menjelaskan, ketidakpastian juga terlihat di wajahnya.“Bagus sekali! Kalau begitu, ayo kita mulai berlatih! Aku belum pernah menemukan energi spiritual yang begitu kaya sebelumnya!” Beverly sudah tidak sabar dan langsung duduk bersila, siap untuk menyerap energi.Udara dingin di didalam lukisan sama sekali tidak mengganggu mereka; semangat mereka membara.***Martial Shrine Kota Moniyan.BRAK!PRANG!Di tempat lain, Ging mengamuk, menghancurkan barang-barang di sekitarnya dengan marah. Sebagai Ketua Al

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 949

    Mendengar perkataan Nathan, wajah Sarah dan Beverly semakin memerah. Sarah memutar matanya dan berkata. “Bagaimana kamu tahu kami berdua pasti akan menyukai benda jelek itu?”“Benar! Kami tidak suka benda jelek!” Beverly menimpali dengan semangat.Nathan tercengang. “Sama sekali tidak jelek! Kalian akan tahu setelah melihatnya, sangat indah dan akan membuat kalian terpukau!”Sarah dan Beverly masih ingin melanjutkan argumen, tetapi Nathan cepat-cepat maju, menutup mereka berdua dengan selimut, dan berkata. “Tidak boleh mengintip! Kalian baru boleh melihatnya setelah aku mengizinkan!”Wajah Sarah dan Beverly memerah karena malu, tetapi mereka hanya bisa mengangguk patuh. Saat itu, mereka hanya bisa mendengar detak jantung satu sama lain yang berdebar kencang. Bagi mereka, pengalaman ini sangat baru dan membuat mereka gugup.Setelah memastikan Sarah dan Beverly sudah tertutup selimut, Nathan mengeluarkan Lukisan Aliran sunyi di hamparan yang Abadi. Saat dia membuka lukisan itu, pemandan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 948

    Kepolisian Kota Moniyan.Nathan mengunci diri di dalam kamarnya, matanya terpaku pada Lukisan Aliran sunyi di hamparan yang Abadi yang terbuka di hadapannya. Dengan mengerahkan kesadaran spiritualnya, tubuhnya seolah tersedot ke dalam lukisan, melintasi batas antara dunia nyata dan dimensi lain. Teknik Kijutsu bekerja dengan sempurna, mengalirkan gelombang kekuatan spiritual yang tak terputus ke dalam diri Nathan. Di atas kepalanya, energi spiritual berkumpul, membentuk pusaran yang berkilau, seolah menandakan kekuatan yang sedang terbangun.Sementara itu, di luar, dua sosok memasuki kepolisian Kota Moniyan—Sarah dan Beverly, yang baru saja menyelesaikan proses penyembuhan di Saibu Care. Sienna dan Rebecca tetap di Saibu Care, menemani Zephir yang masih dalam pemulihan.Melihat kedatangan Sarah dan Beverly, Milan segera meminta seseorang untuk memanggil Nathan. Namun, saat merasakan aura kuat yang terpancar dari kedua gadis itu, hatinya bergetar. Dia menyadari bahwa kekuatan mereka ki

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 947

    Tak lama kemudian, Nathan kembali tiba di Kota Moniyan dan langsung menuju ke kepolisian, yang merupakan tempat teraman baginya saat ini.Milan yang menyaksikan kepulangannya dengan cepat pun tercengang, karena biasanya setiap sesi pelatihan memakan waktu hingga satu minggu bahkan lebih. Kini, Nathan baru pergi selama satu hari, namun dia telah kembali dengan membawa kekayaan yang luar biasa. Di balik langkahnya yang cepat, Nathan menyimpan rahasia tentang harta karun yang dia peroleh, senjata ajaib yang akan mengantarkannya ke puncak kekuatan dalam kultivasi abadi. “Tuan Nathan, apakah terjadi sesuatu? Apakah pelatihanmu dihentikan?” Milan bertanya dengan nada cemas dan tergesa-gesa, matanya menyiratkan kekhawatiran yang mendalam.Nathan, yang baru kembali dengan langkah ringan, menggelengkan kepalanya. “Bukan, pelatihannya sudah berakhir!”Mendengar itu, Milan terbodoh di hadapan Nathan. “Sudah berakhir? Kenapa begitu cepat?” tanyanya dengan nada tercengang.Sambil meneguk seteguk

I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status