Share

Bab 314

Author: Imgnmln
last update Huling Na-update: 2024-07-09 20:12:25

"Brengsek!" raung Ryzen saat melihat penjaga tadi tergeletak, lalu dia menatap sosok pris itu dengan dingin. "Siapa kamu?”

Pria itu melirik Ryzen lalu berkata dengan tenang. “Suruh Nathan keluar dan temui ajalnya, dia berani membunuh orang dari Klan Abyss, kami tidak akan membiarkan dia hidup di dunia ini!”

"Klan Abyss?” Ryzen mengernyitkan keningnya.

Ryzen sudah pernah melihat kemampuan Georgy, orang-orang itu adalah seorang kultivator yang memiliki kemampuan sihir yang tinggi. Kalau dia harus melawan orang-orang itu, sepertinya dia tidak akan bertahan lebih dari satu putaran.

Matanya berputar lalu Ryzen berkata pada pria itu. “Kamu mau mencari Tuan Nathan? Boleh, silahkan tinggalkan namamu, aku akan memberitahunya terlebih dahulu. Perlu kamu ketahui, sekarang, banyak orang yang datang untuk menemui Tuan Nathan untuk berdiskusi, dan banyak orang yang datang untuk membunuh Tuan Nathan. Tapi, Tuan Nathan tidak akan membunuh orang yang tidak dikenalnya!”

“Hmm …. mana mungkin a
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Aisyah
update yg banyak kak
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 315

    "Ah!" Ryzen berjuang untuk berdiri saat mendengar teriakan Nicole. “Sialan! Berani mencari masalah di Kota Boulmer?!” Raj membawa serta orang-orang dari kepolisian. "Apa kamu tidak menganggap hukum di kota kami, hah?!" “Berisik!” dengus pria itu membalikkan badannya menatap Raj. “Hukum? Kalau tidak mau mati, lebih baik enyah sejauh-jauhnya!” Pria itu merupakan kaki tangan sang pemimpin Klan Abyss, Avos. Dia diutus secara langsung oleh Pemimpin Klan Abyss untuk menangkap Nathan. Raj tercengang, wajahnya memerah lalu memucat, terlihat sangat canggung. “Semuanya, serang, bunuh dia!” Nicole melihat pihak lawan bahkan tidak takut pada kepolisian, hanya bisa keuntungan mereka yang menang jumlah, dan menghalangi sosok pria utusan Klan Abyss itu. “Seraang!" Ratusan orang dari Klan Kaiju meraung sembari memegang senjata dan mulai menyerang ke Avos. “Baiklah, karena kalian tidak mendengarkanku, maka jangan menyesalinya!” dengus Avos mengangkat tangannya. "Maho …." "Kinjuts

    Huling Na-update : 2024-07-10
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 316

    Tiba-tiba, Avos tidak lagi bergerak, tubuhnya terlihat kaku seperti patung. Dan pada saat Ryzen dan Nicole merasa senang, kabut putih yang menyelimuti Avos perlahan-lahan terhisap masuk ke dalam tubuh Avos. Seketika, pria itu membuka matanya dan tubuhnya tiba-tiba melayang ke udara, dan saling menatap dengan Nathan di udara. “Hahaha, hanya itukah kemampuanmu? Masih berpikir bisa melukaiku? Hahaha! Bagus sekali, energi spiritualmu yang melimpah itu kebetulan bisa kupakai!” Avos mm berkata dan mendorong telapak tangannya kedepan dan menghisap ke arah Nathan dengan kuat. Tubuh Nathan tampaknya berada dalam pusaran besar yang dapat ditelan kapan saja. Segera, Nathan merasa kalau energi spiritual dalam tubuhnya mengalir dengan cepat dan semuanya dihisap oleh Avos. ​​ “Hahaha …., Hebat! Sungguh energi spiritual yang murni dan melimpah, setelah aku menghisap energi spiritualmu sampai habis, aku akan membawamu ke Klan Abyss!" Avos tertawa terbahak-bahak dan ekspresinya seperti orang g

    Huling Na-update : 2024-07-10
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 317

    Celestial, sebuah tempat terpencil. Penguasa Klan Abyss, Alvaro Dominic, sedang duduk di kursi dan membuka sebuah kotak hitam, dia sedang memberi makan laba-laba, tiba-tiba tubuhnya bergetar dan alisnya mengerut. Di saat itu, seekor laba-laba seolah mendapatkan rangsangan dan tiba-tiba menyerang dan menggigit jari Alvaro. "Ouch!" Setetes darah segar jatuh ke dalam kotak itu dan langsung disedot oleh laba-laba-laba-laba yang ada di dalam. Sedangkan laba-laba yang menggigit Alvaro, berputar beberapa kali lalu seketika tidak bergerak lagi dan langsung mati. “Mati lagi?” Alvaro tercengang, dan dia menatap ke arah Northern dengan dingin. “Northern ….” Setelah bicara, kabut hitam seketika membungkus tubuh Alvaro, dan detik berikutnya dia langsung menghilang. *** Saat itu diluar vila Keluarga Zatulini, Nicole sudah mengutus orang untuk membersihkan tempat kejadian. Hanya saja, karena banyak bawahannya yang mati, suasana hati Nicole juga tidak terlalu baik. “Ryzen, kamu ajaklah Nicole

    Huling Na-update : 2024-07-11
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 318

    “Mereka sedang berjudi!” Ucap Beverly dengan ekspresinya yang kesal. "Lihatlah, para pria pada dasarnya memang bodoh dan suka berjudi!" "Apa yang sedang mereka lakukan?" Nathan bertanya dengan penasaran. "Apa kamu tuli, hah? Kubilang mereka sedan berjudi!" Dengus Beverly dengan kesal. "Apa yang salah dengan pertanyaanku?" Nathan mengangkat alisnya. "Maksudku, mereka sedang berjudi untuk apa?" "Batu giok!" Jawab Beverly dengan singkat dan datar. Mendengar Beverly mengatakan mereka sedang judi batu giok, dia langsung tertarik, mungkin dia bisa memilih beberapa batu giok dari antara batu-batu itu dan membuatkan perhiasan untuk Sarah. “Tapi, menurutku, di mata para pria ini, tumpukan batu itu sama seperti barang kosmetik kelas atas di mata kalian para wanita,” Nathan tersenyum ringan, lalu berjalan menghampiri. Prok! Prok! Prok! “Wah, Giok Imperial?" "Benar itu adalah Giok Imperial!” ​Nathan dan yang lainnya bahkan belum sampai, dan sudah mendengar tepuk tangan meriah dari kerum

    Huling Na-update : 2024-07-11
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 319

    “Nona Beverly, kamu harus bertanggung jawab atas apa yang kamu bicarakan, kami semua adalah pengusaha yang jujur dan memiliki aturan prinsip. Lagipula, ada begitu banyak orang di sini, aturan dalam perjudian batu giok ini adalah, ada uang ada barang! Sebelumnya, aku membiarkan dia membuka batu karena merasa dia sangat kasihan. Namun hari ini, aku tidak merasa begitu lagi, lantas tidak boleh? Apa itu melanggar aturan?” Edinson menatap Beverly dengan agresif, dan seketika membuat Beverly terdiam sesaat. “Berikan batu itu kepadanya!” Pada saat ini, Nathan dan Sarah juga keluar dari kerumunan. “Kakak ipar!” Saat melihat Nathan, mata Flint langsung berbinar. “Kakak ipar, ini adalah batu Giok Imperial, harganya paling rendah bernilai 500 juta, bagaimana boleh mengembalikanya kepada mereka?” Panggilan kakak ipar dari Flint membuat Beverly dan Nathan terkejut, bagaimana Flint boleh menyapa sembarangan di depan Sarah. Sarah tercengang, dia melihat Nathan lalu melihat Beverly dengan wajah y

    Huling Na-update : 2024-07-12
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 320

    "Apa kamu tuli, hah?!" dengus Edinson sambil menunjuk telinganya. “Aku sudah bilang, uang muka tidak bisa di kembalikan, kalau kamu mau, pilih salah satu batu, kalau tidak mau, enyah sekarang juga!” timpalnya melambaikan tangan.​ “Kamu!” Flint baru ingin memarahinya, tapi Nathan menghalanginya. “Seratus juta itu bisa dipakai untuk memilih batu mana pun di toko ini?” tanya Nathan dengan datar. “Tentu saja, silahkan pilih batu kasar yang kamu mau dalam tumpukan ini!” Edinson menunjuk setumpuk batu kasar yang ada di belakangnya. Nathan melirik sekilas batu kasar itu dan menggelengkan kepalanya diam-diam, karena di dalam sini sama sekali tidak ada Giok Imperial, bahkan Giok Zamrud saja tidak ada. Namun saat Nathan melirik tumpukan batu kasar berantakan yang disimpan di dalam sebuah karung, tubuhnya sedikit bergetar. “Apa aku boleh memilih batu yang ada di sana?” Nathan menunjuk tumpukan batu yang berada di sebuah karung. “Itu semua adalah batu buangan yang sudah dibuka, kalau kamu m

    Huling Na-update : 2024-07-12
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 321

    “Sialan! Jika aku tidak mau buka, kamu bisa berbuat apa padaku?!” Edinson mengangkat wajahnya dengan angkuh.​ Bugh! Nathan melayangkan satu tinjunya, dan langsung menghantam hidung Edinson hingga berdarah.Nathan tidak menggunakan kekuatan spiritualnya kali ini, kalau tidak, kepala Edinson pasti sudah meledak. “Sialan! Berani memukuliku? Hajar! Siksa mereka!” Edinson menyeka darah segar di mulutnya, dan langsung berteriak kepada belasan pria kekar di belakangnya. Belasan pria kekar itu seketika menyerbu dengan tongkat, dan saat Nathan hendak turun tangan, Beverly dengan tubuh kuatnya sudah maju terlebih dahulu. Beverly mungkin bukan lawan dari para ahli bela diri yang tergabung dalam Martial Shrine. Tapi, kalau hanya menghadapi pria-pria seperti ini, Beverly sudah lebih dari cukup. Bugh! Kraak! Bugh! Kreek! Bugh! "A-aaarggghhh!" Dalam beberapa menit, Beverly sudah berhasil membuat belasan pria kekar itu tersungkur di tanah. Kali ini, Beverly tidak berbelas kasihan

    Huling Na-update : 2024-07-12
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 322

    “Stefano, orangmu lah yang terlebih dahulu membohongi adikku, yang seharusnya memberi penjelasan adalah kalian!” Beverly berkata dan menatap pemuda itu dengan marah. “Cuih! Yang aku tahu, kalian membuat keributan di tempatku, melukai orangku, yang lainnya aku tidak tahu," ujar Stefano membuang puntung rokok ke tanah dengan arogan. "Minta maaf sekarang juga, ganti kerugianku, dan mungkin aku bisa membiarkan kalian tetap hidup!” ​ “Kalau aku tidak mau?” Nathan menatap Stefano dan menyeringai. “Kalau begitu, kamu tidak akan bisa pergi!” Disusul dengan suara Stefano, beberapa orang di belakangnya segera mengepung Nathan. Hanya ada seorang lelaki tua kurus yang berdiri di samping Stefano dan tidak bergerak. Nathan melirik mereka, lalu menyadari beberapa orang ini merupakan seorang kultivator dengan tingkatan Ingras, dan jauh lebih kuat dibandingkan dengan para pria kekar tadi. Sedangkan lelaki tua yang ada di samping Stefano itu penuh energi, dan auranya tidak lebih lemah daripada Al

    Huling Na-update : 2024-07-12

Pinakabagong kabanata

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1089

    "Aku datang untuk membicarakan bisnis," suara yang dingin dan tajam itu mengalun, mengiris ketegangan yang ada. Sosok itu muncul perlahan di balik kabut yang mengalir, seolah-olah ia adalah bayangan yang datang dari masa depan."Tuan .… Nathan?" Sentinel berbisik, matanya terbelalak. Wajahnya yang penuh kekesalan berubah menjadi penuh harapan. "Kamu .... datang pada waktu yang tepat," katanya terbata-bata. Seolah-olah nyawanya baru saja digenggam oleh malaikat maut, dan sekarang ada yang datang untuk menyelamatkannya.Nathan melangkah maju, langkahnya penuh ketenangan yang aneh di tengah huru-hara. "Aku hanya datang untuk urusan yang sedikit lebih mendesak," dia menatap Vinsen dan pengikutnya tanpa rasa takut. "Kalian harus menunda niat buruk kalian untuk sementara.""Siapa kau?" tanya Vinsen, nada suaranya bergetar sedikit, meskipun ia berusaha keras menahan ketegangan.Nathan mengangkat bahu sedikit, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Aku hanya orang yang kebetulan datang di saat yan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1088

    “Adik kedua?” Sentinel tercengang. “Rivaldo?! Kenapa kau kembali?”Tapi Rivaldo tak menjawab, dia langsung berdiri di depan Vinsen dan membungkuk hormat. “Tuan Muda Vinsen.”Vinsen meliriknya. “Kalau aku serahkan posisi kepala keluarga padamu, apa yang akan kau lakukan?”“Dengan senang hati,” kata Rivaldo sambil tersenyum licik. “Aku akan serahkan seluruh kekayaan Keluarga Hufai kepada Keluarga Montrogami. Bahkan kami bersedia menjadi keluarga afiliasi.”Sentinel terpaku, dunia seakan runtuh di sekelilingnya. “Rivaldo …. kau—”Rivaldo menatapnya dengan dendam yang dipendam lama. “Kau sudah hidup bergelimang kekayaan selama bertahun-tahun! Aku? Aku hanya manajer biasa, hidup pas-pasan!” teriaknya. “Aku juga ingin jadi kepala keluarga! Aku juga ingin punya istri banyak, pesta tiap malam!”"Dasar bajingan!" teriak Sentinel, suaranya penuh amarah. "Aku bangun semuanya dari kegelapan ini, takkan pernah aku menyerahkannya padamu!"Setelah berkata demikian, amarah yang sudah lama dipendam ol

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1087

    “Bagaimana kalau kita undang Kelompok bayangan?” tanya Rogue cepat-cepat.“Tak berguna!” dengus Sentinel. “Mereka bukan tandingan para puncak penguasa Ingras!”Rogue mulai panik. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Banyak orang mulai melarikan diri! Mereka takut, Tuan Besar!”Namun tiba-tiba, wajah Sentinel berubah. Alisnya mengendur, seolah teringat sesuatu. “Benar juga… Bukankah ada sepasang pria dan wanita yang pernah datang bersama Tuan Zayn? Aku ingat, mereka sangat kuat. Mereka bawahan Tuan Nathan, dan aku rasa mereka juga seorang puncak penguasa Ingras!”Maksud Sentinel tentu saja adalah Ryzen dan Nicole, yang pernah beberapa kali datang bersama barang antik dari Kota Vale. “Tapi, mereka hanya berdua, Tuan,” kata Rogue ragu. “Apa mereka cukup kuat melawan tiga puncak penguasa Ingras sekaligus?”“Masalah nanti urusan nanti!” tegas Sentinel. “Kita undang mereka dulu. Kalau perlu, panggil juga Tuan Nathan!”Sentinel segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Namun tepa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1086

    Nathan berdiri membeku sejenak, memandang kerumunan di sekelilingnya. Mereka mengira dia pulang sebagai pahlawan, padahal dia datang untuk bersembunyi.Wajahnya mengeras. “Ryzen, bubarkan semuanya sekarang juga!”Tanpa menunggu reaksi, Nathan melangkah cepat ke arah mobil. Ryzen langsung memberi aba-aba pada anak buahnya, dan kerumunan pun mulai mundur.Zayn dan Kevin ikut masuk ke dalam mobil. Di dalam keheningan itu, mereka hanya menatap Nathan, tak mengucapkan sepatah kata pun, namun sorot mata mereka berkata banyak.Nathan mendesah pelan. "Aku tahu kalian ingin tahu tentang Sarah dan Beverly."Maka Nathan pun menjelaskan semuanya tentang pengejaran, tentang Sarah yang ditahan Martial Shrine, dan tentang betapa rumit situasinya kini.Raut wajah Kevin berubah drastis. “Nathan, kenapa semua ini bisa terjadi?”Nathan menunduk. “Paman Kevin, ada hal-hal yang memang harus aku lakukan, walau risikonya besar.”Dia tidak ingin semuanya menjadi seperti ini. Tapi ibu kandungnya masih berada

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1085

    “Aku tidak hanya menginginkan menara itu,” suara Gill menukik tajam, tatapannya menyala penuh keserakahan. “Aku tahu kau menyimpan banyak harta karun. Serahkan semuanya, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membiarkanmu hidup.”Nathan menyipitkan mata. “Begitu rupanya .…”Gill tak sekadar mengincar kekuatan, dia menginginkan segalanya.Matanya menyapu sekeliling. Jalan keluar tak mungkin dia tempuh secara frontal. Tapi, dia menoleh ke belakang, menara itu kini hanya bangunan kosong. Segel telah hilang dan itu bisa jadi jalan keluar. Tanpa berkata sepatah kata pun, Nathan membalikkan badan dan melesat masuk ke dalam menara.“Jangan biarkan dia kabur!” teriak Gill.BRAK! BRAK! BRAK!Nathan tak peduli. Dengan kekuatan penuh, dia menghantam dinding sisi timur menara.Batu-batu beterbangan. Dinding hancur, menciptakan celah besar. Dalam sekejap, Nathan menerobos keluar dan meledak ke udara, memusatkan kekuatan spiritual di kakinya dan melarikan diri dengan kecepatan penuh.Gill memaki k

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1084

    Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1083

    Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1082

    Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1081

    Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status