“Tuan Muda Maven, batu-batu kita—” Plak! Sebelum Edinson selesai berkata, dia mendapatkan tamparan yang keras dari Larry. Gambaran telapak tangan terlihat dengan jelas di sisi kiri wajah Edinson. Edinson terperangah, dia hanya bisa terdiam melihat Nathan yang membawa pergi batu-batu itu. “Paman Larry, apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Stefano dengan bingung. “Hmm …. Tuan Muda, ini masalah besar, kita sudah membuat masalah besar! Masalah ini harus diputuskan oleh Tuan Besar!”Larry menghela nafasnya dan kembali pulang bersama Stefano. *** Kediaman Keluarga Maven. “Dasar bajingan! Bocah sialan! Aku akan membunuhmu!” Alfred yang mendengar cerita dari Larry seketika meraung dengan keras. Plak! Alfred melayangkan tamparan ke kepala Stefano. "Kemari sialan!" Namun dia dihentikan oleh Larry. “Tuan Besar, walaupun kamu membunuh Tuan Muda sekarang, tidak ada gunanya, yang harus kita lakukan saat ini adalah membuat Tuan Nathan menghilangkan kesan buruk terhadap
Keesokan harinya, setelah hujan yang mengguyur semalaman. Senja pagi hari terlihat sangat indah di bawah cakrawala. “Ah …. Eve! Lihat, lihatlah kemari!” Sarah berteriak sembari menatap ke arah luar jendela. Awan yang menari di atas langit dengan indah dan suara kicauan burung di atas ranting pohon dapat terdengar. "Ini …. Aku belum pernah melihatnya! Ini sangat indah!" Beverly berseru kegirangan, matanya berbinar-binar. Sarah dan Beverly menatap langit berwarna jingga itu dengan wajah yang terlihat begitu bahagia. Sedangkan Nathan, dia mencari udara segar di halaman, dan menggerakkan tubuhnya, seorang bawahan bergegas menghampiri dan membisikkan beberapa kata di telinga Nathan. Nathan tercengang sejenak, lalu sudut mulutnya tiba-tiba terangkat. “Ayo keluar dan lihat!” Setelah pintu villa dibuka dan Nathan berjalan keluar, dia melihat Stefano yang masih berlutut di tanah, tubuhnya basah kuyup dan dia tampak sangat malu, tatapan matanya kosong. Saat melihat Natha
“Ah …. andai saja, kita tahu dimana klan lainnya berada, pasti bisa mengumpulkan uang itu!” Ryzen tiba-tiba menghela nafasnya. “Sudahlah, yang penting kalian juga sudah berusaha, aku akan memikirkan tentang masalah uang. Kalian, pergilah bersenang-senang!” Nathan tersenyum dan melambaikan tangannya. Wajah Nicole memerah dan berjalan keluar, sementara Ryzen melirik Nathan dengan rasa berterima kasih dan berjalan pergi. Setelah Nicole dan Ryzen pergi, Nathan mengernyitkan keningnya. 'Uang lima triliun bukanlah jumlah yang kecil, dari mana bisa mendapatkannya?' Kalau sampai tidak ada cara lagi, dia hanya bisa meminta bantuan kepada mertuanya sendiri, Kevin. Namun, meskipun Keluarga Wibowo merupakan orang terkaya di Kota Vale, mereka belum tentu memiliki dana sebesar itu. Sebagian besar kekayaan mereka pasti berupa aset dan bisnis, dan akan memakan waktu untuk mencairkannya. Pada siang harinya, Alfred mengirim mobil untuk menjemput Nathan, dan yang mengemudi adalah Stefano. Saat me
Saat Stefano membawa Nathan sampai di kediaman Keluarga Maven, Alfred sudah membawa seseorang dan menunggu di depan pintu. Ketika melihat Nathan, Alfred membantu Nathan membukakan pintu secara pribadi dan membawanya masuk ke dalam rumah..Memasuki ruang tamu Keluarga Maven, Nathan menemukan kalau Alfred sudah menyiapkan makanan yang sangat mewah, dia mempersilahkan Nathan untuk duduk di kursi utama, dan setelah itu mereka baru berani duduk.“Tuan Maven terlalu sungkan, hanya acara makan-makan tidak perlu sampai semewah ini!” Nathan melihat meja yang penuh dengan makanan dan tersenyum ringan.“Tuan Nathan adalah tamu kehormatan, aku tidak berani tidak memberi muka!” Alfred berkata sambil berdiri dan menuangkan segelas teh untuk Nathan.“Stefano, masih tidak mau bersulang untuk Tuan Nathan? Tebus kesalahanmu pada Tuan Nathan!” Setelah Alfred menuangkan teh untuk Nathan, dia berkata pada Stefano.“Tidak perlu, bukan masalah besar, tidak perlu terus meminta maaf, nanti aku terlihat sepert
“Berlatih bela diri? Dengan statusmu ini, untuk apa mengirim putramu belajar di luar?” Nathan merasa sedikit kaget!Bagaimana pun, Alfred adalah seorang kultivator tingkatan Ingras, dia merupakan seseorang yang termasuk dalam peringkat atas di Kota Boulmer, untuk apa mengirim putranya belajar bela diri di luar?Alfred tersenyum pahit. “Tuan Nathan mungkin tidak tahu, dengan kekuatanku, mungkin masih bisa bertahan di Kota Boulmer, tapi kalau di luar Northern, aku bukan apa-apa. Dalam dunia kultivator, ada begitu banyak para ahli dan master yang kekuatannya bagaikan langit, aku yang hanya seorang tingkat Ingras tidak ada apa-apanya.”“Lantas, di atas kalian, masih ada orang lain?” Nathan sedikit terkejut.“Tuan Nathan, Anda tidak tahu?” Alfred tampak bingung.Nathan tersenyum dan menggelengkan kepalanya. “Aku bukan berasal dari dunia seperti kalian, jadi tidak terlalu paham!” tatapan matanya terlihat berbohong.Alfred mengingat kembali adegan pertarungan Nathan dengan Georgy, lalu mema
“Dasar bajingan, bicara apa kamu? Masih tidak mau kemari dan menyapa Tuan Nathan?!” Melihat sikap arogan Wenford, Alfred segera memakinya.Melihat Alfred marah, Wenford hanya bisa menghampiri Nathan dan menyapanya. “Halo, Tuan Nathan.”Nathan mengangguk kecil dan tidak mengatakan apa pun.“Sikap macam apa yang kamu tunjukkan pada Tuan Nathan? Apa kamu mau aku siksa, hah?!” Alfred melihat Wenford yang tidak senang, segera memakinya lagi.“Tuan Maven, anak muda memiliki semangat yang tinggi, bisa dimengerti, kamu tidak perlu seperti ini,” Nathan membujuk Alfred.Nathan tidak peduli dengan sikap Wenford, sejak melangkah masuk ke dunia kultivasi, suasana hati Nathan berangsur-angsur berubah.“Aduh!” Alfred menghela nafas. “Kalau saja dua putraku ini bisa seperti Tuan Nathan, maka aku tidak akan punya penyesalan saat aku mati nanti!”“Ayah, sekarang aku sudah masuk ke ranah kultivator tingkat Ingras, dan mungkin dalam 3 tahun aku sudah bisa melampauimu!” Melihat ayahnya meremehkan dirinya
“Tuan Nathan, aku memohon sedikit petunjuk untuk anak ini!” Setelah Wenford menunjukkan keterampilannya dalam kekuatan Spiritual Roots, Alfred berkata dengan hormat kepada Nathan. Nathan menganggukkan kepalanya. “Teknik ini kuat dan ganas, memang bagus, tapi sayangnya peningkatan kekuatannya mengorbankan kecepatannya, pukulan ini terlalu lambat. Kamu harus tahu, tidak peduli betapa kuatnya kamu kalau kamu tidak bisa memukuli lawanmu, itu sia-sia!” Alfred yang mendengarnya mengangguk, pukulan Wenford ini memang sangat bertenaga dan kuat, dia sengaja meningkatkan kekuatan setiap pukulan dan tendangannya, dan ini membuat kecepatannya menurun. Wenford yang mendengar Nathan mengatakan bahwa kekuatan Spiritual Roots nya lambat, seketika menjadi tidak senang, ditambah dengan kemarahan yang sudah berada dalam hatinya, dia akan segera meledak. Dengan raut wajah tenggelam, dia berkata pada Nathan. “Bocah, kalau kamu benar-benar punya kemampuan, bertarung denganku! Biar aku tunjukkan pad
Kali ini, dia benar-benar menggunakan dua tinjunya, tapi sayang sekali, tidak peduli seberapa cepat tinjunya, dia tetap tidak bisa menyentuh sudut pakaian Nathan. Hanya dalam beberapa menit, Wenford sudah melayangkan lebih dari 100 pukulan, tapi tidak satu pun pukulan itu mengenai sasaran. "A-aahh …." Kemudian, Wenford berhenti, dia terengah-engah dan keningnya sudah dipenuhi dengan keringat dingin, tubuhnya juga sudah hampir kehabisan energi. Pada saat itu, Nathan masih melipat dua tangannya di belakang, dan tidak terlihat lelah, dia tersenyum ringan dan berkata. “Sekarang, apa kamu percaya kalau tinjumu itu lambat?” “Hmm, kamu hanya mengandalkan fleksibilitas mu saja, apa kamu berani beradu denganku? Dengan tubuhmu itu, satu pukulanku sudah bisa membuat semua tulangmu patah!” dengus Wenford yang masih belum puas. Mendengar itu, Nathan tersenyum. “Sekarang kamu saja sudah kehabisan energi, bagaimana bisa beradu denganku?” Bam! Setelah berkata, Nathan menghentakkan kakinya deng
"Aku datang untuk membicarakan bisnis," suara yang dingin dan tajam itu mengalun, mengiris ketegangan yang ada. Sosok itu muncul perlahan di balik kabut yang mengalir, seolah-olah ia adalah bayangan yang datang dari masa depan."Tuan .… Nathan?" Sentinel berbisik, matanya terbelalak. Wajahnya yang penuh kekesalan berubah menjadi penuh harapan. "Kamu .... datang pada waktu yang tepat," katanya terbata-bata. Seolah-olah nyawanya baru saja digenggam oleh malaikat maut, dan sekarang ada yang datang untuk menyelamatkannya.Nathan melangkah maju, langkahnya penuh ketenangan yang aneh di tengah huru-hara. "Aku hanya datang untuk urusan yang sedikit lebih mendesak," dia menatap Vinsen dan pengikutnya tanpa rasa takut. "Kalian harus menunda niat buruk kalian untuk sementara.""Siapa kau?" tanya Vinsen, nada suaranya bergetar sedikit, meskipun ia berusaha keras menahan ketegangan.Nathan mengangkat bahu sedikit, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Aku hanya orang yang kebetulan datang di saat yan
“Adik kedua?” Sentinel tercengang. “Rivaldo?! Kenapa kau kembali?”Tapi Rivaldo tak menjawab, dia langsung berdiri di depan Vinsen dan membungkuk hormat. “Tuan Muda Vinsen.”Vinsen meliriknya. “Kalau aku serahkan posisi kepala keluarga padamu, apa yang akan kau lakukan?”“Dengan senang hati,” kata Rivaldo sambil tersenyum licik. “Aku akan serahkan seluruh kekayaan Keluarga Hufai kepada Keluarga Montrogami. Bahkan kami bersedia menjadi keluarga afiliasi.”Sentinel terpaku, dunia seakan runtuh di sekelilingnya. “Rivaldo …. kau—”Rivaldo menatapnya dengan dendam yang dipendam lama. “Kau sudah hidup bergelimang kekayaan selama bertahun-tahun! Aku? Aku hanya manajer biasa, hidup pas-pasan!” teriaknya. “Aku juga ingin jadi kepala keluarga! Aku juga ingin punya istri banyak, pesta tiap malam!”"Dasar bajingan!" teriak Sentinel, suaranya penuh amarah. "Aku bangun semuanya dari kegelapan ini, takkan pernah aku menyerahkannya padamu!"Setelah berkata demikian, amarah yang sudah lama dipendam ol
“Bagaimana kalau kita undang Kelompok bayangan?” tanya Rogue cepat-cepat.“Tak berguna!” dengus Sentinel. “Mereka bukan tandingan para puncak penguasa Ingras!”Rogue mulai panik. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Banyak orang mulai melarikan diri! Mereka takut, Tuan Besar!”Namun tiba-tiba, wajah Sentinel berubah. Alisnya mengendur, seolah teringat sesuatu. “Benar juga… Bukankah ada sepasang pria dan wanita yang pernah datang bersama Tuan Zayn? Aku ingat, mereka sangat kuat. Mereka bawahan Tuan Nathan, dan aku rasa mereka juga seorang puncak penguasa Ingras!”Maksud Sentinel tentu saja adalah Ryzen dan Nicole, yang pernah beberapa kali datang bersama barang antik dari Kota Vale. “Tapi, mereka hanya berdua, Tuan,” kata Rogue ragu. “Apa mereka cukup kuat melawan tiga puncak penguasa Ingras sekaligus?”“Masalah nanti urusan nanti!” tegas Sentinel. “Kita undang mereka dulu. Kalau perlu, panggil juga Tuan Nathan!”Sentinel segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Namun tepa
Nathan berdiri membeku sejenak, memandang kerumunan di sekelilingnya. Mereka mengira dia pulang sebagai pahlawan, padahal dia datang untuk bersembunyi.Wajahnya mengeras. “Ryzen, bubarkan semuanya sekarang juga!”Tanpa menunggu reaksi, Nathan melangkah cepat ke arah mobil. Ryzen langsung memberi aba-aba pada anak buahnya, dan kerumunan pun mulai mundur.Zayn dan Kevin ikut masuk ke dalam mobil. Di dalam keheningan itu, mereka hanya menatap Nathan, tak mengucapkan sepatah kata pun, namun sorot mata mereka berkata banyak.Nathan mendesah pelan. "Aku tahu kalian ingin tahu tentang Sarah dan Beverly."Maka Nathan pun menjelaskan semuanya tentang pengejaran, tentang Sarah yang ditahan Martial Shrine, dan tentang betapa rumit situasinya kini.Raut wajah Kevin berubah drastis. “Nathan, kenapa semua ini bisa terjadi?”Nathan menunduk. “Paman Kevin, ada hal-hal yang memang harus aku lakukan, walau risikonya besar.”Dia tidak ingin semuanya menjadi seperti ini. Tapi ibu kandungnya masih berada
“Aku tidak hanya menginginkan menara itu,” suara Gill menukik tajam, tatapannya menyala penuh keserakahan. “Aku tahu kau menyimpan banyak harta karun. Serahkan semuanya, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membiarkanmu hidup.”Nathan menyipitkan mata. “Begitu rupanya .…”Gill tak sekadar mengincar kekuatan, dia menginginkan segalanya.Matanya menyapu sekeliling. Jalan keluar tak mungkin dia tempuh secara frontal. Tapi, dia menoleh ke belakang, menara itu kini hanya bangunan kosong. Segel telah hilang dan itu bisa jadi jalan keluar. Tanpa berkata sepatah kata pun, Nathan membalikkan badan dan melesat masuk ke dalam menara.“Jangan biarkan dia kabur!” teriak Gill.BRAK! BRAK! BRAK!Nathan tak peduli. Dengan kekuatan penuh, dia menghantam dinding sisi timur menara.Batu-batu beterbangan. Dinding hancur, menciptakan celah besar. Dalam sekejap, Nathan menerobos keluar dan meledak ke udara, memusatkan kekuatan spiritual di kakinya dan melarikan diri dengan kecepatan penuh.Gill memaki k
Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut
Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya
Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa
Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u