Share

Bab 329

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2024-07-15 19:13:55

“Tuan Nathan, aku memohon sedikit petunjuk untuk anak ini!” Setelah Wenford menunjukkan keterampilannya dalam kekuatan Spiritual Roots, Alfred berkata dengan hormat kepada Nathan.

Nathan menganggukkan kepalanya. “Teknik ini kuat dan ganas, memang bagus, tapi sayangnya peningkatan kekuatannya mengorbankan kecepatannya, pukulan ini terlalu lambat. Kamu harus tahu, tidak peduli betapa kuatnya kamu kalau kamu tidak bisa memukuli lawanmu, itu sia-sia!”

Alfred yang mendengarnya mengangguk, pukulan Wenford ini memang sangat bertenaga dan kuat, dia sengaja meningkatkan kekuatan setiap pukulan dan tendangannya, dan ini membuat kecepatannya menurun.

Wenford yang mendengar Nathan mengatakan bahwa kekuatan Spiritual Roots nya lambat, seketika menjadi tidak senang, ditambah dengan kemarahan yang sudah berada dalam hatinya, dia akan segera meledak.

Dengan raut wajah tenggelam, dia berkata pada Nathan. “Bocah, kalau kamu benar-benar punya kemampuan, bertarung denganku! Biar aku tunjukkan pad
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 330

    Kali ini, dia benar-benar menggunakan dua tinjunya, tapi sayang sekali, tidak peduli seberapa cepat tinjunya, dia tetap tidak bisa menyentuh sudut pakaian Nathan. Hanya dalam beberapa menit, Wenford sudah melayangkan lebih dari 100 pukulan, tapi tidak satu pun pukulan itu mengenai sasaran. "A-aahh …." Kemudian, Wenford berhenti, dia terengah-engah dan keningnya sudah dipenuhi dengan keringat dingin, tubuhnya juga sudah hampir kehabisan energi. Pada saat itu, Nathan masih melipat dua tangannya di belakang, dan tidak terlihat lelah, dia tersenyum ringan dan berkata. “Sekarang, apa kamu percaya kalau tinjumu itu lambat?” “Hmm, kamu hanya mengandalkan fleksibilitas mu saja, apa kamu berani beradu denganku? Dengan tubuhmu itu, satu pukulanku sudah bisa membuat semua tulangmu patah!” dengus Wenford yang masih belum puas. Mendengar itu, Nathan tersenyum. “Sekarang kamu saja sudah kehabisan energi, bagaimana bisa beradu denganku?” Bam! Setelah berkata, Nathan menghentakkan kakinya deng

    Last Updated : 2024-07-15
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 331

    Setelah mereka tiba, sebuah mobil hitam kecil melaju, dan seorang lelaki tua berambut putih yang mengenakan kacamata baca sambil memegang tongkat di tangannya berjalan keluar dari mobil. Stefano yang melihat itu bergegas menyambutnya. “Tuan Alan, hati-hati saat melangkah!” Melihat sikap Stefano, dia sangat menghormati lelaki tua itu, dan membantunya dengan hhati-hat. “Stefano, aku hanya memberi ayahmu muka, kalau tidak, aku yang sudah setua ini sudah tidak sanggup berlarian kesana kemari. Aku akan membantumu memeriksanya sekali ini, aku juga sudah harus pensiun!” “Tuan Alan, kalau kamu pensiun, maka akan menjadi kerugian bagi dunia perjudian batu giok!” Stefano bergegas memujinya. “Aku sudah tua, tubuhku tidak sanggup lagi!” Alan mengibaskan tangannya. “Hanya saja, aku dengar jumlah kali ini sangat besar, walaupun aku memandang wajah ayahmu, biayanya juga tidak boleh terlalu sedikit, paling sedikit ini!” Alan mengulurkan satu jarinya, dan menunjukkannya pada Stefano. “Satu milia

    Last Updated : 2024-07-15
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 332

    "Baik," Alan mengangguk, dan mengeluarkan kaca pembesar, lalu sebuah palu kecil, dan mulai berjalan ke tumpukan batu dan memilih secara acak. Ada begitu banyak batu kasar, kalau memeriksanya satu per satu itu tidak masuk akal. Jadi, Stefano hanya bisa memilih belasan batu secara acak, dan membiarkan Alan memeriksanya. Dan belasan batu itu tidak mewakili kualitas batu dari seisi mobil tadi, siapa pun tidak bisa memastikan, ini semua tergantung pada keberuntungan, perjudian batu giok sendiri juga mengandalkan keberuntungan. Dan saat Alan memeriksa batu-batu kasar dengan hati-hati, Nathan tiba-tiba mengernyit, dia berjalan ke tumpukan batu kasar lalu membungkuk dan mulai memilah. Melihat itu, Hagen melirik Nathan, dan tidak menghentikannya, dia mengira Nathan adalah bawahan yang dibawa oleh Stefano. Nathan terus memungut batu kasar yang ada di depannya, dan tidak lama kemudian, sebuah batu dengan permukaan halus dan berbentuk oval muncul di hadapan Nathan. Ada keterkejutan di mata Na

    Last Updated : 2024-07-16
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 333

    “Tuan Alan, aku sangat berterima kasih padamu, aku akan menelponmu lagi mengenai pembayaranmu nanti,” Stefano berkata dengan bersemangat. Alan mengangguk, dan kembali ke tempat duduknya, lalu mulai beristirahat, sepuluh miliar ini benar-benar mudah didapatkan. “Tuan Muda Stefano, aku sudah bilang kalau tumpukan batu ini adalah barang bagus, kalau kamu membelinya pasti akan menghasilkan keuntungan besar!” Hagen berkata pada Stefano. Stefano tersenyum. “Tuan Hagen, coba Anda buka harga, berapa harga satu mobil batu ini?” “Peraturan lama, Kristal Ruby dua kali lebih mahal daripada batu kasar lainnya, jadi seisi mobil ini harganya sekitar 100 milyar, tidak bisa dinegosiasikan. Kalau kamu membukanya dan menemukan beberapa Giok Zamrud, bahkan Kristal Ruby, modalmu pasti sudah kembali. Selain itu, biaya pengiriman untuk Kristal Ruby sangat tinggi,” Hagen menunjukkan jarinya sambil berkata. Stefano ragu-ragu lalu memandang Nathan, karena sekarang Nathan adalah pemegang saham terbesar, da

    Last Updated : 2024-07-16
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 334

    “Tuan Alan, karena kamu menginginkannya, maka aku juga akan memberikan diskon, cukup bayar 80 miliar. Namun, aku mau kamu mentransfernya langsung, aku tidak memberikan pinjaman!” “Tidak masalah, aku akan segera mentransfernya untukmu!” Alan seketika merasa senang, dia bisa mendapatkan penawaran besar ini bahkan dengan 20 miliar lebih murah. Karena uangnya sendiri tidak cukup, Alan mulai menelpon untuk meminjam uang, lalu memanggil orang kemari untuk mengangkut batu kasar itu. Sekitar satu jam kemudian, uang Alan akhirnya terkumpul dan mentransfernya langsung kepada Hagen. Melihat batu-batu kasar itu, Alan menjadi sangat bersemangat, dia menatap Stefano dengan dingin. “Hari ini aku akan menunjukkan kepada kalian wahai anak muda, apa itu batu-batu yang berkualitas. Batu-batu yang sudah kuperiksa masih ada yang berani mengatakan itu sampah?!” Setelah berkata, Alan memerintahkan seseorang untuk memotong belasan batu yang dia lihat tadi. Saat batu itu dipotong, Alan memperlihatkan waja

    Last Updated : 2024-07-16
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 335

    “Tuan Nathan, kita mau kemana?” Dalam perjalanan, Stefano bertanya pada Nathan. “Pergi mencari batu-batu, bawa aku melihat semua batu giok yang ada di Kota Boulmer, aku sekarang kekurangan uang!” Nathan berkata tanpa ragu-ragu. “Baik!” Stefano tampak bersemangat dan membawa Nathan pergi ke jalanan tempat penjualan batu-batu giok. Setelah berkeliling sepanjang sore, Stefano dan Nathan menyapu jalanan di Kota Boulmer, tidak peduli batu kasar seperti apa, mereka bisa membuka batu yang berisi giok berharga. Setelah melihat hampir seluruh batu kasar yang ada di Kota Boulmer, seperti giok sapphire, kristal ruby, giok zamrud, dan lain-lain. Stefano akan menjual batu-batu itu langsung di tempat, dan langsung menukarnya dengan uang. “Hebat! Tuan Nathan, hari ini kita sudah berhasil menghasilkan dua triliun!” dalam perjalanan mengantar Nathan pulang ke rumah, Stefano berseru dengan girang. Nathan bersandar pada kursi, dan beristirahat dengan mata yang sedikit terpejam. Uang dua triliun ma

    Last Updated : 2024-07-16
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 336

    Keesokan harinya. Saat matahari mulai menampakkan dirinya, Nathan menelpon Nicole dan mentransferkan uang yang ada di rekeningnya pada Nicole. "Nicole, bawa uang ini menuju Unique Care, untuk sisanya, aku akan mencarinya. Minta mereka untuk memberikan beberapa hari lagi." [Baik, Tuan!] Terdengar suara wanita itu di ujung telepon. "Terima kasih, maaf sudah merepotkanmu!" Setelah berkata itu, Nathan langsung menutup telepon, dan pergi menemui Ryzen. ​ Saat tahu Nathan dan Sarah hendak pulang ke Kota Vale, Ryzen bergegas mengendarai mobil dan menjemput Nathan. “Ryzen, kamu tidak perlu pulang, cari saja seseorang yang bisa dipercaya untuk mengurus Nocturnal!” Nathan tahu, saat ini Ryzen dan Nicole berada di saat yang sangat penting, jadi dia ingin mereka berdua bersama dan menumbuhkan lebih banyak perasaan. Ryzen tahu maksud Nathan, dan wajahnya sedikit memerah. “Tuan Nathan, kali ini aku pulang juga sekalian mengurus Nocturnal, dan saat kamu kembali ke Kota Boulmer, aku a

    Last Updated : 2024-07-17
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 337

    “Ah, satu lagi," Kevin mencondongkan badannya. "Semua aset milik Keluarga Orton, kalau bukan karena kamu, bagaimana aku bisa membelinya dengan murah? Oleh karena itu, uang ini kamu pantas menerimanya," senyuman di bibir Kevin merekah. "Nah, terimalah, kalau tidak cukup, kita pikirkan lagi caranya, karena kita adalah satu keluarga!” timpalnya kembali bersender di atas bangku dan menyilangkan kedua tangannya. Hati Nathan terasa hangat, dia menganggukkan kepalanya dan menyimpan kartu bank itu, dengan adanya uang ini, maka uang untuk Unique Care sudah lebih dari cukup. Melihat Nathan sudah menyimpan uang itu, Kevin tersenyum ringan dan berkata. “Kalian baru pulang, istirahatlah dulu, malam ini ada perjamuan di Hotel Northern, Tuan Ryzen, Walikota Martin tahu kamu sudah pulang. Jadi, mereka ingin berkumpul dan mengobrol, lalu juga ada banyak orang kaya di Kota Vale yang ingin menjalin hubungan denganmu!" Nathan tersenyum tidak berdaya, sebenarnya, dia tidak terlalu suka dengan acara s

    Last Updated : 2024-07-17

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 943

    Di depan mata, Ryuki menyaksikan kekejaman itu dan tatapan matanya berubah drastis. Dulu, dia hampir melepaskan kata-kata tajam, namun kini bibirnya terkatup rapat, menyembunyikan ketakutan yang mendalam dan tak berani menantang Nathan.Meski Ryuki terdiam, Nathan tak berniat membiarkan keadaan begitu saja. Langkahnya yang berat menggema di goa dengan situasi yang mencekam, mendekati Ryuki dengan aura ancaman yang kian menyengat. Tanpa ragu, Nathan mecengkram rambut Ryuki dan menariknya ke samping.Dengan suara gemetar dan penuh kepasrahan, Ryuki berusaha berkata. "Nathan, a-aku …. telah menyerahkan lukisan itu kepadamu. Aku takkan lagi berebut untuknya. Kenapa kau—"Namun Nathan tak segan menyela. "Sialan, aku tidak tahan melihatmu! Kau tahu kenapa?" Bugh!Sebelum Ryuki sempat bersuara lagi, Nathan mengayunkan tendangan keras ke dada Ryuki. Tendangan itu kembali memecahkan keheningan, lalu dengan kekuatan penuh, dia menancapkan kepala Ryuki ke dinding.BAAM!Dalam sekejap, darah men

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 942

    “Benarkah? Kalau begitu, buktikan saja!” serunya penuh tantangan. Dalam hitungan detik, Nathan maju lebih dekat dan dengan cekatan meraih lukisan yang selama ini menjadi simbol kekuatan dan misteri. Gerakannya cepat dan terukur, seolah lukisan itu telah menantikan saat ini selama-lamanya.BAAM!Tanpa pikir panjang, Ryuki meluncurkan serangan fisik murni. Tinju yang dilontarkan menebar kekuatan seperti palu baja, menghantam dada Nathan dengan keras dan suara benturan menggema, namun tubuh Nathan tetap tak tergoyahkan, seakan diselimuti perisai yang tak terlihat. Alih-alih, serangan itu menghantam Ryuki sendiri. Rasanya seperti menabrak lempengan besi yang keras, menyebabkan rasa sakit yang merembet ke seluruh tubuhnya.BRAK!“Aahhh!”Teriak Ryuki ketika tinjunya terlepas, dan tubuhnya pun terlempar bak layang-layang putus, menghantam dinding dengan kekuatan dahsyat.Dalam sekejap, perubahan mendadak itu membuat setiap mata terpaku pada Nathan, seakan kekuatannya menyambar ruang hening

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 941

    Ging mengernyit, menggenggam tinjunya dengan erat. Meski begitu, dia merasakan kekuatan dalam dirinya terkekang, tak mampu bersuara seperti biasanya.“Ini pasti formasi gravitasi intimidasi,sesuatu yang menyedot semua energi kita!” seru Leorio, suaranya menggema dengan kekhawatiran dan kepastian.Ging menatap tajam ke arah Leorio dan bertanya. “Kepala keluarga Farhon, apakah kau punya cara untuk mematahkan formasi sihir ini?”Energi mereka terkungkung sedemikian rupa sehingga peti mati perunggu di depan mata mereka tetap terkunci, menyimpan rahasia yang tak terjamah.Leorio menggeleng pelan, wajahnya serius. “Formasi sihir sebesar ini bukan sesuatu yang bisa kupatahkan dengan mudah. Fondasinya berpijak pada kekuatan gunung, dan titik pusatnya dipicu oleh elemen air, sebuah mahakarya yang hanya bisa diurai oleh seorang kultivator tingkat atas! Jika aku tidak salah, ini adalah energi spiritual gua yang selama ini dibicarakan.”“Energi spiritual gua?” Ging terdiam, tercengang oleh perkat

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 940

    "Kak Nathan!" Abel segera berlari dan memapah Nathan agar berdiri.Nathan menatap Ging dengan sorot mata penuh kemarahan. "Dasar pengecut! Menyerang dari belakang?!" geramnya dam napasnya tersengal, darah mengalir dari sudut bibirnya.Ryuki melangkah cepat ke sisi Ging, menyerahkan gulungan itu kepadanya. Ging perlahan membuka gulungan lukisan itu dengan penuh rasa penasaran. Begitu terbuka, energi spiritual yang begitu murni mengalir keluar, menyelimuti tubuhnya. Sensasi segar menjalar di setiap pori-porinya, membuatnya seolah menyatu dengan kekuatan yang tak terbayangkan.Di dalam lukisan, pemandangan telah berubah. Sebuah kolam teratai terbentang luas, bunga-bunga teratai mekar dengan keanggunan surgawi. Setetes embun jernih menggantung di kelopaknya, memantulkan cahaya yang begitu nyata seakan dia adalah bagian dari dunia ini.Ging terkekeh, matanya berbinar penuh kesenangan. "Lukisan yang indah, luar biasa!"Namun, suara Nathan yang penuh amarah kembali memecah kesunyian. "Kau ma

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 939

    “Hahaha!” Mendengar makian Nathan, semua orang terkejut. Hanya Bachira yang tertawa terbahak-bahak. “Nathan, kau cukup berani! Tidak perlu mendengarkan orang-orang yang sok suci ini.”Raut wajah Ging menjadi sangat jelek, tinjunya mengepal, dan matanya berkedip. “Tuan Muda Ryuki, rebut gulungan itu, dan itu akan menjadi milik Keluarga Zellon.”Ryuki merasakan gelombang kesalahan yang menyelimutinya. “Tuan Ging, Bachira ….”“Tenang saja,” Ging menjawab dengan suara dingin. “Siapa pun yang berani membantu Nathan hari ini, aku akan pastikan dia hancur berkeping-keping!”Begitu kata-kata itu terucap, aura menakutkan mengalir dari tubuh Ging, menyelimuti semua yang ada di sana dengan kegelapan yang mencekam. Raut wajah Bachira berubah, ketakutan menyergapnya. Ledakan aura Ging membuatnya merasa tak berdaya. Dengan kekuatannya saat ini, bahkan ditambah dengan dua puncak penguasa Ingras yang dia bawa, dia tahu bahwa melawan Ging adalah sebuah bunuh diri.Mendengar ancaman Ging, Ryuki merasak

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 938

    Nathan menarik Bachira. “Tuan Bachira, sebaiknya kita berhati-hati. Aku merasa ada sesuatu yang tidak beres di dalam gua ini!”“Nathan, apakah kamu terlalu waspada? Di dalam gua ini tidak ada apa-apa selain peti mati perunggu itu!” Bachira mengamati sekeliling, tidak melihat apapun yang mencurigakan.Namun, saat Nathan ingin menjawab, tiba-tiba muncul beberapa orang dari belakang ruang makam. Mereka adalah Ryuki dan bawahannya yang sudah pergi sebelumnya.Melihat peti mati perunggu di atas, raut wajah Ryuki menunjukkan kegembiraan. “Ternyata di balik ruangan makam ini memang ada sesuatu. Untung saja kita tidak pergi!”Melihat Ryuki kembali, raut wajah Bachira penuh penghinaan. “Kalau bukan karena Nathan, apakah kalian bisa menemukan tempat ini? Dasar tidak berguna!”Kata-kata Bachira membuat raut wajah Ryuki berubah, tetapi dia tidak membalas. Tatapannya langsung melekat pada peti mati perunggu itu. Karena Nathan dan Bachira ada di sini, Ryuki tidak berani mendekati peti mati.Trak! T

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 937

    "Aku baik-baik saja," Nathan tersenyum ringan."Syukurlah! Bocah itu memanfaatkan kondisimu yang terluka untuk mencuri lukisan. Kau telah menerobos ruangan ini dengan susah payah, mana bisa dibiarkan direbut begitu saja!" Bachira menatap Ryuki dengan sinis.Ryuki meradang. "Bachira, jaga ucapanmu! Ini adalah ujian Martial Shrine kami, kau tidak ada hak untuk ikut campur!"Nathan menatap Ryuki dengan dingin. "Baiklah, jika itu aturan kalian, maka sekarang aku akan membawa lukisan ini."Tanpa ragu, Nathan maju dan melepaskan Lukisan Aliran sunyi di hamparan yang Abadi itu.Melihatnya, wajah Ryuki semakin buruk. Namun, dengan kondisi mereka saat ini, tidak ada cara untuk mengalahkan Nathan. Dia tidak menyangka Bachira akan membantu Nathan dan melanggar aturan."Nathan, lebih baik kau serahkan lukisan itu padaku. Jika tidak, kau tidak akan bisa keluar dari makam ini dengan selamat!" Ryuki menatap Nathan dengan penuh kebencian.Nathan tersenyum tipis dan mengulurkan lukisan itu. "Silakan a

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 936

    "Hari ini, aku akan membalaskan dendamku atas tangan yang kau potong!" Jordan mengangkat telapak tangannya yang diselimuti energi pekat. Aura membunuh membara di sekelilingnya.Nathan, tanpa gentar, memapah Abel dengan satu tangan, lalu menyalurkan energi spiritual untuk meredakan sakitnya. Pandangannya kembali ke arah Jordan, matanya kini dingin bak es. "Kau pikir dengan kemampuan selevel itu, kau pantas membalas dendam padaku?" ucap Nathan tenang, tapi penuh ancaman.Jordan mendengus. "Berhenti berpura-pura kuat! Kau sudah sekarat! Satu seranganku akan mengakhirimu!"Tiba-tiba, aura Jordan meledak. Tangannya diselimuti energi mengerikan, dan dengan kecepatan luar biasa, dia kembali melayangkan tinjunya. Kali ini, dia yakin serangannya akan mengakhiri hidup Nathan.Namun ....Nathan menyeringai. Di detik terakhir, telapak tangannya mulai memancarkan cahaya keemasan. "Kau tidak tahu batas kekuatanmu sendiri!" Saat Jordan mendekat, Nathan melayangkan pukulan balasan.BRAKK!Benturan da

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 935

    Bachira menatap Ryuki dengan jijik. “Ryuki, jangan tidak tahu malu. Kalau bukan karena Nathan yang bersikeras menerobos formasi sihir, kalian tidak akan bisa masuk ke sini. Sekarang kamu malah mengambil keuntungan dari bahaya orang lain. Nathan sudah terluka, tapi kamu tetap ingin merebut lukisan ini?”Ryuki menyeringai, matanya menyipit seperti ular siap menerkam. “Bachira, ini adalah pelatihan yang diselenggarakan oleh Martial Shrine. Ini tidak ada hubungannya denganmu, kamu tidak berhak ikut campur. Apa kamu lupa janjimu kepada Tuan Ging saat hendak masuk ke sini?”“Persetan dengan janji itu!” Bachira membentak, suaranya penuh penghinaan. “Aku tidak tahan melihat kelakuanmu. Apa yang bisa kau lakukan?”Mendengar kata-kata Bachira, wajah Ryuki memerah karena marah. “Kamu!” ucapnya dengan suara gemetar, sebelum tiba-tiba melayangkan tamparan penuh energi ke arah Bachira. “Kau …. cari mati! Kalau begitu, aku akan mengabulkan keinginanmu!”Tamparan Ryuki dipenuhi energi dahsyat, mencip

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status