Share

Bab 336

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2024-07-17 18:49:36

Keesokan harinya.

Saat matahari mulai menampakkan dirinya, Nathan menelpon Nicole dan mentransferkan uang yang ada di rekeningnya pada Nicole. "Nicole, bawa uang ini menuju Unique Care, untuk sisanya, aku akan mencarinya. Minta mereka untuk memberikan beberapa hari lagi."

[Baik, Tuan!]

Terdengar suara wanita itu di ujung telepon.

"Terima kasih, maaf sudah merepotkanmu!" Setelah berkata itu, Nathan langsung menutup telepon, dan pergi menemui Ryzen.

Saat tahu Nathan dan Sarah hendak pulang ke Kota Vale, Ryzen bergegas mengendarai mobil dan menjemput Nathan.

“Ryzen, kamu tidak perlu pulang, cari saja seseorang yang bisa dipercaya untuk mengurus Nocturnal!” Nathan tahu, saat ini Ryzen dan Nicole berada di saat yang sangat penting, jadi dia ingin mereka berdua bersama dan menumbuhkan lebih banyak perasaan.

Ryzen tahu maksud Nathan, dan wajahnya sedikit memerah. “Tuan Nathan, kali ini aku pulang juga sekalian mengurus Nocturnal, dan saat kamu kembali ke Kota Boulmer, aku a
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 337

    “Ah, satu lagi," Kevin mencondongkan badannya. "Semua aset milik Keluarga Orton, kalau bukan karena kamu, bagaimana aku bisa membelinya dengan murah? Oleh karena itu, uang ini kamu pantas menerimanya," senyuman di bibir Kevin merekah. "Nah, terimalah, kalau tidak cukup, kita pikirkan lagi caranya, karena kita adalah satu keluarga!” timpalnya kembali bersender di atas bangku dan menyilangkan kedua tangannya. Hati Nathan terasa hangat, dia menganggukkan kepalanya dan menyimpan kartu bank itu, dengan adanya uang ini, maka uang untuk Unique Care sudah lebih dari cukup. Melihat Nathan sudah menyimpan uang itu, Kevin tersenyum ringan dan berkata. “Kalian baru pulang, istirahatlah dulu, malam ini ada perjamuan di Hotel Northern, Tuan Ryzen, Walikota Martin tahu kamu sudah pulang. Jadi, mereka ingin berkumpul dan mengobrol, lalu juga ada banyak orang kaya di Kota Vale yang ingin menjalin hubungan denganmu!" Nathan tersenyum tidak berdaya, sebenarnya, dia tidak terlalu suka dengan acara s

    Last Updated : 2024-07-17
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 338

    “Saat ini belum diketahui, hanya saja, mereka sepertinya mencarimu, dan mereka pasti akan pergi ke Kota Vale! Tuan, kamu harus berhati-hati!” Nicole memperingatkan Nathan. “Baik, aku sudah tahu!” setelah berkata, Nathan mematikan teleponnya. Mata Nathan yang dalam penuh dengan keinginan membunuh, tidak peduli siapa yang datang, dia pasti akan membunuh siapapun yang berani melawannya. *** Saat matahari tenggelam dan langit menjadi gelap, Nathan bangun dan merapikan pakaiannya lalu bersiap untuk pergi ke acara perjamuan. Tapi Sarah masih tidur dengan pulas, Nathan memanggilnya dua kali, dan Sarah malah menggelengkan kepalanya “Kamu pergi saja sendiri, aku tidak akan ikut, aku masih mengantuk!" ucapnya membalikkan badan dan kembali bersembunyi di dalam selimut. Nathan menatap Sarah lalu akhirnya berbalik, Sarah memakai kalung yang diberikan oleh Nathan. Maka dari itu, jika terjadi sesuatu atau ada bahaya, Nathan akan langsung tahu. Setengah jam kemudian, Hotel Northern.. Hampir s

    Last Updated : 2024-07-17
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 339

    “T-tuan Nathan …." Petugas itu menunjuk ke arah sebuah Villa di atas gunung. "Di—" Krek! Sebelum petugas keamanan itu menyelesaikan kalimatnya, lehernya dipelintir dan dia langsung terbunuh di tempat. Sosok pria itu menatap ke arah Villa yang berdiri dengan megah dan kokoh, tatapan wajahnya terlihat sangat dingin. “Ayo!” Dua sosok bayangan hitam itu menghilang dalam sekejap setelah bicara, dan di detik berikutnya mereka sudah muncul di tempat berjarak puluhan meter jauhnya. Saat ini di dalam villa, Sarah sudah bangun dan merasa sedikit lapar, dia sedang memasak di dapur. Dua bayangan hitam itu diam-diam memasuki villa, dan Sarah bahkan tidak menyadarinya. “Ternyata bovah itu memang punya kemampuan, di Villa Ascalon ini penuh dengan energi spiritual!” Salah satu di antara mereka menarik nafasnya dalam-dalam dan berkata dengan senang. Dua orang itu duduk di sofa dengan semena-mena. Prang! Dan saat Sarah sudah selesai memasak dan membawanya keluar, dia melihat ada dua orang yang d

    Last Updated : 2024-07-18
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 340

    Di dalam villa Villa Ascalon, tangan Sarah gemetaran dan dia mengeluarkan ponselnya untuk menelpon Nathan. Tapi, sebelum dia menelpon, panggilan Nathan sudah masuk terlebih dulu. “Nathan, ada dua orang dari Klan Abyss, mereka tampaknya sangat hebat, sekarang sedang berada di ruang tamu, aku sudah mengunci diri di dalam kamar!” Sarah berkata dengan gelisah pada Nathan. Nathan yang mendengarnya merasa jantungnya tercekat, orang-orang dari Klan Abyss, bagaimana mungkin bisa dihentikan dengan sebuah pintu? “Kamu tetaplah di dalam kamar, aku akan segera sampai!” Selesai bicara, Nathan meningkatkan kecepatannya hingga batas ekstrem dan membuat angin berhembus di telinganya. Di ruang tamu, Xeno dan Zeno tidak berniat mendobrak pintu, melainkan duduk tenang di sofa dan berbincang. “Bocah ini benar-benar lumayan, dia bahkan bisa membuat pelindung diri, kalau orang seperti dia bisa dimanfaatkan oleh Klan Abyss, maka akan menjadi senjata yang hebat!” Xeno berkata dengan mata yang penuh keka

    Last Updated : 2024-07-18
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 341

    “Pasti, si tua banka Georgy sangat bernafsu, kalau sudah diracuni oleh seorang wanita, dia tidak akan peduli pada apapun lagi. Apa kamu tidak lihat, istri Nathan begitu cantik? Mungkin saja Georgy si tua bangka itu terjebak dalam perangkapnya!” Xeno berkata dengan jijik. Kabut hitam itu dengan cepat disempurnakan dalam tubuh Nathan, lalu Nathan pura-pura menatap mereka seperti orang bodoh. Kemudian dia berkata dengan dingin. "Sudah berbicaranya?" Mendengar itu, Xeno tercengang dan menatap Nathan dengan heran. “Bocah, kamu masih punya pikiran sekarang?” “Kenapa tidak punya?” Nathan bertanya balik. “Sialan, apa yang terjadi? Kamu tidak mungkin gagal melakukan jurus Seirei, kan?” Zeno memakinya. "Seirei milikmu lebih kuat dibanding si tua bangka itu!" “TIdak mungkin, pasti tenaga yang kugunakan terlalu kecil!” Xeno berkata lalu telapak tangannya tiba-tiba melambai, dan kali ini kabut hitam yang lebih besar langsung menyelimuti Nathan Dalam sekejap, kabut hitam itu memasuki tubuh N

    Last Updated : 2024-07-18
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 342

    Brak! "Aargh!" Setelah suara teriakan yang memilukan, Zeno akhirnya menampakkan diri, dan jubah hitamnya itu robek. Zeno tampak ketakutan, mulutnya terbuka dan dia ingin mengatakan sesuatu, tapi tidak ada satu patah kata pun yang terucap. "A-apa yang terjadi?!" Zeno memaksakan dirinya untuk berbicara. "Tubuhku ...." "Bocah sialan! Apa yang kamu lakukan?!" "Apa yang aku lakukan?" Nathan tersenyum dingin. "Bukankah sudah kukatakan tadi?" "T-tidak mungkin!" raut wajah Zeno terlihat sangat ketakutan. "Tolong .... a-ampu---" "Aarrrgghhh!" ​Energi spiritual dalam tubuhnya mengalir keluar dengan deras, dan langsung masuk ke dalam tubuh Nathan. Lalu, disempurnakan oleh teknik Kijutsu untuk dipakai oleh Nathan sendiri. Setelah menguras energi spiritual dalam tubuh Zeno, Nathan mengurus mayatnya dan melemparkannya ke dalam lembah di luar Villa. Setelah merapikan ruangan, dia melirik ke pintu kamar yang tertutup rapat, Nathan berjalan dan mendorong pintu itu, tapi pintu itu mas

    Last Updated : 2024-07-19
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 343

    “Tuan Muda kedua!” Steve segera berdiri dan membungkuk kepada pemuda itu. Orang yang bisa membuat Steve begitu sungkan pasti bukan orang biasa, pria ini adalah Tuan Muda kedua dari Keluarga Alvaro, Albaro Reus. Meskipun Reus masih berusia dua puluhan—28—kekuatannya sudah mencapai tingkat kekuatan Ingras, dan dia sudah menginjak tingkat legenda, jauh lebih kuat dibandingkan dengan William. Alasan kenapa Reus bisa memiliki kekuatan seperti ini di usia muda, tidak terlepas dari Unique Care. Setiap tahunnya Unique Care akan mengirimkan beberapa obat untuk Keluarga Alvaro, yang membantu anak-anak dari Keluarga Alvaro dalam berlatih. “Tuan Pardew, tidak perlu sungkan, ayo duduk!” Meskipun Reus adalah Tuan Muda kedua dari Keluarga Alvaro di Kota Moniyan, dan kekuatannya begitu kuat, tapi dia sangat tertutup. “Tuan Muda kedua, pertemuan antar seni bela diri tahun ini, Anda akan hadir langsung, apakah ada sesuatu?” Setelah duduk, Steve bertanya dengan hati-hati pada Reus. “Iya!” Reus

    Last Updated : 2024-07-19
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 344

    “Tuan Nathan, Nicole sudah membawa semua bahan obatnya,” Ryzen menghampiri dan berkata pada Nathan. Nathan mengangguk lalu mengikuti Ryzen ke dalam ruangan, ini adalah ruangan terpisah yang diminta dibersihkan oleh Nathan, dia berencana menggunakannya untuk membuat obat-obatan. Nicole melihat Nathan datang dan segera menghampiri. “Tuan Nathan, semua bahan obat dari Unique Care sudah diterima, bahkan mereka memberi lebih banyak lagi, sepertinya mereka tidak tahu kalau William sudah mati!” Nathan melirik bahan obat yang ada di lantai, semuanya adalah bahan obat berkualitas tinggi dengan usia diatas 100 tahun, energi spiritual nya juga kaya dan murni. “Tidak, mereka pasti sudah tahu sejak awal!” Nathan melihat bahan obat itu dan tersenyum ringan. Kalau saat William baru terbunuh, Unique Care mungkin tidak mendapatkan kabar secepat itu. Tapi sekarang, sudah belasan hari berlalu, Unique Care tidak mungkin tidak tahu. Jika kejadian sebesar ini tidak diketahui oleh Unique Care, mak

    Last Updated : 2024-07-19

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1089

    "Aku datang untuk membicarakan bisnis," suara yang dingin dan tajam itu mengalun, mengiris ketegangan yang ada. Sosok itu muncul perlahan di balik kabut yang mengalir, seolah-olah ia adalah bayangan yang datang dari masa depan."Tuan .… Nathan?" Sentinel berbisik, matanya terbelalak. Wajahnya yang penuh kekesalan berubah menjadi penuh harapan. "Kamu .... datang pada waktu yang tepat," katanya terbata-bata. Seolah-olah nyawanya baru saja digenggam oleh malaikat maut, dan sekarang ada yang datang untuk menyelamatkannya.Nathan melangkah maju, langkahnya penuh ketenangan yang aneh di tengah huru-hara. "Aku hanya datang untuk urusan yang sedikit lebih mendesak," dia menatap Vinsen dan pengikutnya tanpa rasa takut. "Kalian harus menunda niat buruk kalian untuk sementara.""Siapa kau?" tanya Vinsen, nada suaranya bergetar sedikit, meskipun ia berusaha keras menahan ketegangan.Nathan mengangkat bahu sedikit, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Aku hanya orang yang kebetulan datang di saat yan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1088

    “Adik kedua?” Sentinel tercengang. “Rivaldo?! Kenapa kau kembali?”Tapi Rivaldo tak menjawab, dia langsung berdiri di depan Vinsen dan membungkuk hormat. “Tuan Muda Vinsen.”Vinsen meliriknya. “Kalau aku serahkan posisi kepala keluarga padamu, apa yang akan kau lakukan?”“Dengan senang hati,” kata Rivaldo sambil tersenyum licik. “Aku akan serahkan seluruh kekayaan Keluarga Hufai kepada Keluarga Montrogami. Bahkan kami bersedia menjadi keluarga afiliasi.”Sentinel terpaku, dunia seakan runtuh di sekelilingnya. “Rivaldo …. kau—”Rivaldo menatapnya dengan dendam yang dipendam lama. “Kau sudah hidup bergelimang kekayaan selama bertahun-tahun! Aku? Aku hanya manajer biasa, hidup pas-pasan!” teriaknya. “Aku juga ingin jadi kepala keluarga! Aku juga ingin punya istri banyak, pesta tiap malam!”"Dasar bajingan!" teriak Sentinel, suaranya penuh amarah. "Aku bangun semuanya dari kegelapan ini, takkan pernah aku menyerahkannya padamu!"Setelah berkata demikian, amarah yang sudah lama dipendam ol

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1087

    “Bagaimana kalau kita undang Kelompok bayangan?” tanya Rogue cepat-cepat.“Tak berguna!” dengus Sentinel. “Mereka bukan tandingan para puncak penguasa Ingras!”Rogue mulai panik. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Banyak orang mulai melarikan diri! Mereka takut, Tuan Besar!”Namun tiba-tiba, wajah Sentinel berubah. Alisnya mengendur, seolah teringat sesuatu. “Benar juga… Bukankah ada sepasang pria dan wanita yang pernah datang bersama Tuan Zayn? Aku ingat, mereka sangat kuat. Mereka bawahan Tuan Nathan, dan aku rasa mereka juga seorang puncak penguasa Ingras!”Maksud Sentinel tentu saja adalah Ryzen dan Nicole, yang pernah beberapa kali datang bersama barang antik dari Kota Vale. “Tapi, mereka hanya berdua, Tuan,” kata Rogue ragu. “Apa mereka cukup kuat melawan tiga puncak penguasa Ingras sekaligus?”“Masalah nanti urusan nanti!” tegas Sentinel. “Kita undang mereka dulu. Kalau perlu, panggil juga Tuan Nathan!”Sentinel segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Namun tepa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1086

    Nathan berdiri membeku sejenak, memandang kerumunan di sekelilingnya. Mereka mengira dia pulang sebagai pahlawan, padahal dia datang untuk bersembunyi.Wajahnya mengeras. “Ryzen, bubarkan semuanya sekarang juga!”Tanpa menunggu reaksi, Nathan melangkah cepat ke arah mobil. Ryzen langsung memberi aba-aba pada anak buahnya, dan kerumunan pun mulai mundur.Zayn dan Kevin ikut masuk ke dalam mobil. Di dalam keheningan itu, mereka hanya menatap Nathan, tak mengucapkan sepatah kata pun, namun sorot mata mereka berkata banyak.Nathan mendesah pelan. "Aku tahu kalian ingin tahu tentang Sarah dan Beverly."Maka Nathan pun menjelaskan semuanya tentang pengejaran, tentang Sarah yang ditahan Martial Shrine, dan tentang betapa rumit situasinya kini.Raut wajah Kevin berubah drastis. “Nathan, kenapa semua ini bisa terjadi?”Nathan menunduk. “Paman Kevin, ada hal-hal yang memang harus aku lakukan, walau risikonya besar.”Dia tidak ingin semuanya menjadi seperti ini. Tapi ibu kandungnya masih berada

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1085

    “Aku tidak hanya menginginkan menara itu,” suara Gill menukik tajam, tatapannya menyala penuh keserakahan. “Aku tahu kau menyimpan banyak harta karun. Serahkan semuanya, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membiarkanmu hidup.”Nathan menyipitkan mata. “Begitu rupanya .…”Gill tak sekadar mengincar kekuatan, dia menginginkan segalanya.Matanya menyapu sekeliling. Jalan keluar tak mungkin dia tempuh secara frontal. Tapi, dia menoleh ke belakang, menara itu kini hanya bangunan kosong. Segel telah hilang dan itu bisa jadi jalan keluar. Tanpa berkata sepatah kata pun, Nathan membalikkan badan dan melesat masuk ke dalam menara.“Jangan biarkan dia kabur!” teriak Gill.BRAK! BRAK! BRAK!Nathan tak peduli. Dengan kekuatan penuh, dia menghantam dinding sisi timur menara.Batu-batu beterbangan. Dinding hancur, menciptakan celah besar. Dalam sekejap, Nathan menerobos keluar dan meledak ke udara, memusatkan kekuatan spiritual di kakinya dan melarikan diri dengan kecepatan penuh.Gill memaki k

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1084

    Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1083

    Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1082

    Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1081

    Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status