“Ah, satu lagi," Kevin mencondongkan badannya. "Semua aset milik Keluarga Orton, kalau bukan karena kamu, bagaimana aku bisa membelinya dengan murah? Oleh karena itu, uang ini kamu pantas menerimanya," senyuman di bibir Kevin merekah. "Nah, terimalah, kalau tidak cukup, kita pikirkan lagi caranya, karena kita adalah satu keluarga!” timpalnya kembali bersender di atas bangku dan menyilangkan kedua tangannya. Hati Nathan terasa hangat, dia menganggukkan kepalanya dan menyimpan kartu bank itu, dengan adanya uang ini, maka uang untuk Unique Care sudah lebih dari cukup. Melihat Nathan sudah menyimpan uang itu, Kevin tersenyum ringan dan berkata. “Kalian baru pulang, istirahatlah dulu, malam ini ada perjamuan di Hotel Northern, Tuan Ryzen, Walikota Martin tahu kamu sudah pulang. Jadi, mereka ingin berkumpul dan mengobrol, lalu juga ada banyak orang kaya di Kota Vale yang ingin menjalin hubungan denganmu!" Nathan tersenyum tidak berdaya, sebenarnya, dia tidak terlalu suka dengan acara s
“Saat ini belum diketahui, hanya saja, mereka sepertinya mencarimu, dan mereka pasti akan pergi ke Kota Vale! Tuan, kamu harus berhati-hati!” Nicole memperingatkan Nathan. “Baik, aku sudah tahu!” setelah berkata, Nathan mematikan teleponnya. Mata Nathan yang dalam penuh dengan keinginan membunuh, tidak peduli siapa yang datang, dia pasti akan membunuh siapapun yang berani melawannya. *** Saat matahari tenggelam dan langit menjadi gelap, Nathan bangun dan merapikan pakaiannya lalu bersiap untuk pergi ke acara perjamuan. Tapi Sarah masih tidur dengan pulas, Nathan memanggilnya dua kali, dan Sarah malah menggelengkan kepalanya “Kamu pergi saja sendiri, aku tidak akan ikut, aku masih mengantuk!" ucapnya membalikkan badan dan kembali bersembunyi di dalam selimut. Nathan menatap Sarah lalu akhirnya berbalik, Sarah memakai kalung yang diberikan oleh Nathan. Maka dari itu, jika terjadi sesuatu atau ada bahaya, Nathan akan langsung tahu. Setengah jam kemudian, Hotel Northern.. Hampir s
“T-tuan Nathan …." Petugas itu menunjuk ke arah sebuah Villa di atas gunung. "Di—" Krek! Sebelum petugas keamanan itu menyelesaikan kalimatnya, lehernya dipelintir dan dia langsung terbunuh di tempat. Sosok pria itu menatap ke arah Villa yang berdiri dengan megah dan kokoh, tatapan wajahnya terlihat sangat dingin. “Ayo!” Dua sosok bayangan hitam itu menghilang dalam sekejap setelah bicara, dan di detik berikutnya mereka sudah muncul di tempat berjarak puluhan meter jauhnya. Saat ini di dalam villa, Sarah sudah bangun dan merasa sedikit lapar, dia sedang memasak di dapur. Dua bayangan hitam itu diam-diam memasuki villa, dan Sarah bahkan tidak menyadarinya. “Ternyata bovah itu memang punya kemampuan, di Villa Ascalon ini penuh dengan energi spiritual!” Salah satu di antara mereka menarik nafasnya dalam-dalam dan berkata dengan senang. Dua orang itu duduk di sofa dengan semena-mena. Prang! Dan saat Sarah sudah selesai memasak dan membawanya keluar, dia melihat ada dua orang yang d
Di dalam villa Villa Ascalon, tangan Sarah gemetaran dan dia mengeluarkan ponselnya untuk menelpon Nathan. Tapi, sebelum dia menelpon, panggilan Nathan sudah masuk terlebih dulu. “Nathan, ada dua orang dari Klan Abyss, mereka tampaknya sangat hebat, sekarang sedang berada di ruang tamu, aku sudah mengunci diri di dalam kamar!” Sarah berkata dengan gelisah pada Nathan. Nathan yang mendengarnya merasa jantungnya tercekat, orang-orang dari Klan Abyss, bagaimana mungkin bisa dihentikan dengan sebuah pintu? “Kamu tetaplah di dalam kamar, aku akan segera sampai!” Selesai bicara, Nathan meningkatkan kecepatannya hingga batas ekstrem dan membuat angin berhembus di telinganya. Di ruang tamu, Xeno dan Zeno tidak berniat mendobrak pintu, melainkan duduk tenang di sofa dan berbincang. “Bocah ini benar-benar lumayan, dia bahkan bisa membuat pelindung diri, kalau orang seperti dia bisa dimanfaatkan oleh Klan Abyss, maka akan menjadi senjata yang hebat!” Xeno berkata dengan mata yang penuh keka
“Pasti, si tua banka Georgy sangat bernafsu, kalau sudah diracuni oleh seorang wanita, dia tidak akan peduli pada apapun lagi. Apa kamu tidak lihat, istri Nathan begitu cantik? Mungkin saja Georgy si tua bangka itu terjebak dalam perangkapnya!” Xeno berkata dengan jijik. Kabut hitam itu dengan cepat disempurnakan dalam tubuh Nathan, lalu Nathan pura-pura menatap mereka seperti orang bodoh. Kemudian dia berkata dengan dingin. "Sudah berbicaranya?" Mendengar itu, Xeno tercengang dan menatap Nathan dengan heran. “Bocah, kamu masih punya pikiran sekarang?” “Kenapa tidak punya?” Nathan bertanya balik. “Sialan, apa yang terjadi? Kamu tidak mungkin gagal melakukan jurus Seirei, kan?” Zeno memakinya. "Seirei milikmu lebih kuat dibanding si tua bangka itu!" “TIdak mungkin, pasti tenaga yang kugunakan terlalu kecil!” Xeno berkata lalu telapak tangannya tiba-tiba melambai, dan kali ini kabut hitam yang lebih besar langsung menyelimuti Nathan Dalam sekejap, kabut hitam itu memasuki tubuh N
Brak! "Aargh!" Setelah suara teriakan yang memilukan, Zeno akhirnya menampakkan diri, dan jubah hitamnya itu robek. Zeno tampak ketakutan, mulutnya terbuka dan dia ingin mengatakan sesuatu, tapi tidak ada satu patah kata pun yang terucap. "A-apa yang terjadi?!" Zeno memaksakan dirinya untuk berbicara. "Tubuhku ...." "Bocah sialan! Apa yang kamu lakukan?!" "Apa yang aku lakukan?" Nathan tersenyum dingin. "Bukankah sudah kukatakan tadi?" "T-tidak mungkin!" raut wajah Zeno terlihat sangat ketakutan. "Tolong .... a-ampu---" "Aarrrgghhh!" Energi spiritual dalam tubuhnya mengalir keluar dengan deras, dan langsung masuk ke dalam tubuh Nathan. Lalu, disempurnakan oleh teknik Kijutsu untuk dipakai oleh Nathan sendiri. Setelah menguras energi spiritual dalam tubuh Zeno, Nathan mengurus mayatnya dan melemparkannya ke dalam lembah di luar Villa. Setelah merapikan ruangan, dia melirik ke pintu kamar yang tertutup rapat, Nathan berjalan dan mendorong pintu itu, tapi pintu itu mas
“Tuan Muda kedua!” Steve segera berdiri dan membungkuk kepada pemuda itu. Orang yang bisa membuat Steve begitu sungkan pasti bukan orang biasa, pria ini adalah Tuan Muda kedua dari Keluarga Alvaro, Albaro Reus. Meskipun Reus masih berusia dua puluhan—28—kekuatannya sudah mencapai tingkat kekuatan Ingras, dan dia sudah menginjak tingkat legenda, jauh lebih kuat dibandingkan dengan William. Alasan kenapa Reus bisa memiliki kekuatan seperti ini di usia muda, tidak terlepas dari Unique Care. Setiap tahunnya Unique Care akan mengirimkan beberapa obat untuk Keluarga Alvaro, yang membantu anak-anak dari Keluarga Alvaro dalam berlatih. “Tuan Pardew, tidak perlu sungkan, ayo duduk!” Meskipun Reus adalah Tuan Muda kedua dari Keluarga Alvaro di Kota Moniyan, dan kekuatannya begitu kuat, tapi dia sangat tertutup. “Tuan Muda kedua, pertemuan antar seni bela diri tahun ini, Anda akan hadir langsung, apakah ada sesuatu?” Setelah duduk, Steve bertanya dengan hati-hati pada Reus. “Iya!” Reus
“Tuan Nathan, Nicole sudah membawa semua bahan obatnya,” Ryzen menghampiri dan berkata pada Nathan. Nathan mengangguk lalu mengikuti Ryzen ke dalam ruangan, ini adalah ruangan terpisah yang diminta dibersihkan oleh Nathan, dia berencana menggunakannya untuk membuat obat-obatan. Nicole melihat Nathan datang dan segera menghampiri. “Tuan Nathan, semua bahan obat dari Unique Care sudah diterima, bahkan mereka memberi lebih banyak lagi, sepertinya mereka tidak tahu kalau William sudah mati!” Nathan melirik bahan obat yang ada di lantai, semuanya adalah bahan obat berkualitas tinggi dengan usia diatas 100 tahun, energi spiritual nya juga kaya dan murni. “Tidak, mereka pasti sudah tahu sejak awal!” Nathan melihat bahan obat itu dan tersenyum ringan. Kalau saat William baru terbunuh, Unique Care mungkin tidak mendapatkan kabar secepat itu. Tapi sekarang, sudah belasan hari berlalu, Unique Care tidak mungkin tidak tahu. Jika kejadian sebesar ini tidak diketahui oleh Unique Care, mak
Kaidar tercengang, alisnya mengangkat dengan dingin. “Kenapa? Apakah kau pikir Ging dan yang lainnya tak berani membunuhmu?”“Bukan karena mereka tak berani, tapi mereka memang tak akan mampu membunuhku. Perhitunganmu sudah keliru!” balas Nathan dengan senyum sinis.Dengan lambaian tangannya, seberkas cahaya keemasan pun menyelimuti dirinya, menandakan bahwa kekuatan dan keberanian yang dimilikinya jauh melebihi bayangan yang pernah terpikirkan oleh lawan-lawannya.Nathan melompat ke dalam sungai bawah tanah tanpa ragu, tubuhnya menyatu dengan kegelapan aliran yang deras. Saat dia menjulurkan kepalanya, suara tegasnya menggema. "Sungai bawah tanah ini pasti mengalir ke luar. Aku tak perlu keluar lewat pintu masuk makam kuno. Meski mereka berusaha membunuhku, jalanku sudah kuatur!" Begitu kata-kata itu terucap, Nathan menyelam lebih dan hingga menghilang dari pandangan.Melihat sosoknya lenyap, mata Kaidar menyala dengan keserakahan. Tak disangka, Nathan telah merencanakan jalan keluar
“Nathan, semua ini merupakan benda-benda berharga!” kata Bachira, suaranya penuh kekaguman.“Kalau Tuan Bachira menyukainya, aku akan menghadiahkan satu padamu,” balas Nathan sambil memilih sebuah artefak batu giok dan menyerahkannya kepada Bachira.Bachira tercengang, kemudian tertawa lepas. “Hahaha …. Nathan, luar biasa! Aku akan menjalin pertemanan dengan orang sepertimu!”Tanpa ragu, Nathan juga memilih satu artefak lagi untuk diberikan kepada Abel. Di sela-sela pemberian itu, Kaidar, yang berdiri tak jauh, menatap dengan mata panas penuh perhitungan, namun memilih untuk diam.“Kak Nathan, apakah di dalam peti itu hanya ada artefak batu giok? Adakah harta karun lainnya?” tanya Abel dengan penuh rasa penasaran.Nathan kemudian mengeluarkan sebuah cincin berwarna gelap dan berkata. “Masih ada cincin ini. Aku tak tahu apa kegunaannya?”Meskipun tanpa energi spiritual, cincin itu terasa sangat aneh, mengingat seorang kaisar biasanya mengenakan cincin giok yang mewah, bukan cincin hita
Sementara itu, di dalam gua, semua orang telah pergi kecuali Kaidar. Dia tetap berdiri di sana, tenang bagai patung, menanti sesuatu yang belum terungkap."Tuan Kaidar, semua telah berlalu, mengapa kau masih di sini?" tanya Bachira dengan nada heran. "Aku hanya penasaran dengan isi peti mati perunggu itu, ingin menyaksikan keajaiban yang tersembunyi di dalamnya," jawab Kaidar dengan santai.Bachira tampak bingung. "Kini energi kita telah ditekan, tak seorang pun berani mendekati peti mati perunggu itu. Bagaimana kau bisa melihat isinya?" "Bukankah masih ada dia di sini?" seru Kaidar sambil menunjuk Nathan. "Dia pasti memiliki cara untuk membuka peti mati perunggu itu."Bachira mengarahkan pandangannya kepada Nathan dan bertanya. "Nathan, apakah kau berniat membuka peti mati perunggu itu?"Tanpa ragu, Nathan mengangguk, dia telah datang untuk mencari harta karun yang tersembunyi di dalam peti mati perunggu tersebut."Tetapi kau harus berhati-hati. Terlalu banyak perangkap mengintai d
Di depan mata, Ryuki menyaksikan kekejaman itu dan tatapan matanya berubah drastis. Dulu, dia hampir melepaskan kata-kata tajam, namun kini bibirnya terkatup rapat, menyembunyikan ketakutan yang mendalam dan tak berani menantang Nathan.Meski Ryuki terdiam, Nathan tak berniat membiarkan keadaan begitu saja. Langkahnya yang berat menggema di goa dengan situasi yang mencekam, mendekati Ryuki dengan aura ancaman yang kian menyengat. Tanpa ragu, Nathan mecengkram rambut Ryuki dan menariknya ke samping.Dengan suara gemetar dan penuh kepasrahan, Ryuki berusaha berkata. "Nathan, a-aku …. telah menyerahkan lukisan itu kepadamu. Aku takkan lagi berebut untuknya. Kenapa kau—"Namun Nathan tak segan menyela. "Sialan, aku tidak tahan melihatmu! Kau tahu kenapa?" Bugh!Sebelum Ryuki sempat bersuara lagi, Nathan mengayunkan tendangan keras ke dada Ryuki. Tendangan itu kembali memecahkan keheningan, lalu dengan kekuatan penuh, dia menancapkan kepala Ryuki ke dinding.BAAM!Dalam sekejap, darah men
“Benarkah? Kalau begitu, buktikan saja!” serunya penuh tantangan. Dalam hitungan detik, Nathan maju lebih dekat dan dengan cekatan meraih lukisan yang selama ini menjadi simbol kekuatan dan misteri. Gerakannya cepat dan terukur, seolah lukisan itu telah menantikan saat ini selama-lamanya.BAAM!Tanpa pikir panjang, Ryuki meluncurkan serangan fisik murni. Tinju yang dilontarkan menebar kekuatan seperti palu baja, menghantam dada Nathan dengan keras dan suara benturan menggema, namun tubuh Nathan tetap tak tergoyahkan, seakan diselimuti perisai yang tak terlihat. Alih-alih, serangan itu menghantam Ryuki sendiri. Rasanya seperti menabrak lempengan besi yang keras, menyebabkan rasa sakit yang merembet ke seluruh tubuhnya.BRAK!“Aahhh!”Teriak Ryuki ketika tinjunya terlepas, dan tubuhnya pun terlempar bak layang-layang putus, menghantam dinding dengan kekuatan dahsyat.Dalam sekejap, perubahan mendadak itu membuat setiap mata terpaku pada Nathan, seakan kekuatannya menyambar ruang hening
Ging mengernyit, menggenggam tinjunya dengan erat. Meski begitu, dia merasakan kekuatan dalam dirinya terkekang, tak mampu bersuara seperti biasanya.“Ini pasti formasi gravitasi intimidasi,sesuatu yang menyedot semua energi kita!” seru Leorio, suaranya menggema dengan kekhawatiran dan kepastian.Ging menatap tajam ke arah Leorio dan bertanya. “Kepala keluarga Farhon, apakah kau punya cara untuk mematahkan formasi sihir ini?”Energi mereka terkungkung sedemikian rupa sehingga peti mati perunggu di depan mata mereka tetap terkunci, menyimpan rahasia yang tak terjamah.Leorio menggeleng pelan, wajahnya serius. “Formasi sihir sebesar ini bukan sesuatu yang bisa kupatahkan dengan mudah. Fondasinya berpijak pada kekuatan gunung, dan titik pusatnya dipicu oleh elemen air, sebuah mahakarya yang hanya bisa diurai oleh seorang kultivator tingkat atas! Jika aku tidak salah, ini adalah energi spiritual gua yang selama ini dibicarakan.”“Energi spiritual gua?” Ging terdiam, tercengang oleh perkat
"Kak Nathan!" Abel segera berlari dan memapah Nathan agar berdiri.Nathan menatap Ging dengan sorot mata penuh kemarahan. "Dasar pengecut! Menyerang dari belakang?!" geramnya dam napasnya tersengal, darah mengalir dari sudut bibirnya.Ryuki melangkah cepat ke sisi Ging, menyerahkan gulungan itu kepadanya. Ging perlahan membuka gulungan lukisan itu dengan penuh rasa penasaran. Begitu terbuka, energi spiritual yang begitu murni mengalir keluar, menyelimuti tubuhnya. Sensasi segar menjalar di setiap pori-porinya, membuatnya seolah menyatu dengan kekuatan yang tak terbayangkan.Di dalam lukisan, pemandangan telah berubah. Sebuah kolam teratai terbentang luas, bunga-bunga teratai mekar dengan keanggunan surgawi. Setetes embun jernih menggantung di kelopaknya, memantulkan cahaya yang begitu nyata seakan dia adalah bagian dari dunia ini.Ging terkekeh, matanya berbinar penuh kesenangan. "Lukisan yang indah, luar biasa!"Namun, suara Nathan yang penuh amarah kembali memecah kesunyian. "Kau ma
“Hahaha!” Mendengar makian Nathan, semua orang terkejut. Hanya Bachira yang tertawa terbahak-bahak. “Nathan, kau cukup berani! Tidak perlu mendengarkan orang-orang yang sok suci ini.”Raut wajah Ging menjadi sangat jelek, tinjunya mengepal, dan matanya berkedip. “Tuan Muda Ryuki, rebut gulungan itu, dan itu akan menjadi milik Keluarga Zellon.”Ryuki merasakan gelombang kesalahan yang menyelimutinya. “Tuan Ging, Bachira ….”“Tenang saja,” Ging menjawab dengan suara dingin. “Siapa pun yang berani membantu Nathan hari ini, aku akan pastikan dia hancur berkeping-keping!”Begitu kata-kata itu terucap, aura menakutkan mengalir dari tubuh Ging, menyelimuti semua yang ada di sana dengan kegelapan yang mencekam. Raut wajah Bachira berubah, ketakutan menyergapnya. Ledakan aura Ging membuatnya merasa tak berdaya. Dengan kekuatannya saat ini, bahkan ditambah dengan dua puncak penguasa Ingras yang dia bawa, dia tahu bahwa melawan Ging adalah sebuah bunuh diri.Mendengar ancaman Ging, Ryuki merasak
Nathan menarik Bachira. “Tuan Bachira, sebaiknya kita berhati-hati. Aku merasa ada sesuatu yang tidak beres di dalam gua ini!”“Nathan, apakah kamu terlalu waspada? Di dalam gua ini tidak ada apa-apa selain peti mati perunggu itu!” Bachira mengamati sekeliling, tidak melihat apapun yang mencurigakan.Namun, saat Nathan ingin menjawab, tiba-tiba muncul beberapa orang dari belakang ruang makam. Mereka adalah Ryuki dan bawahannya yang sudah pergi sebelumnya.Melihat peti mati perunggu di atas, raut wajah Ryuki menunjukkan kegembiraan. “Ternyata di balik ruangan makam ini memang ada sesuatu. Untung saja kita tidak pergi!”Melihat Ryuki kembali, raut wajah Bachira penuh penghinaan. “Kalau bukan karena Nathan, apakah kalian bisa menemukan tempat ini? Dasar tidak berguna!”Kata-kata Bachira membuat raut wajah Ryuki berubah, tetapi dia tidak membalas. Tatapannya langsung melekat pada peti mati perunggu itu. Karena Nathan dan Bachira ada di sini, Ryuki tidak berani mendekati peti mati.Trak! T