Share

Bab 332

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-16 18:44:52

"Baik," Alan mengangguk, dan mengeluarkan kaca pembesar, lalu sebuah palu kecil, dan mulai berjalan ke tumpukan batu dan memilih secara acak.

Ada begitu banyak batu kasar, kalau memeriksanya satu per satu itu tidak masuk akal. Jadi, Stefano hanya bisa memilih belasan batu secara acak, dan membiarkan Alan memeriksanya. Dan belasan batu itu tidak mewakili kualitas batu dari seisi mobil tadi, siapa pun tidak bisa memastikan, ini semua tergantung pada keberuntungan, perjudian batu giok sendiri juga mengandalkan keberuntungan.

Dan saat Alan memeriksa batu-batu kasar dengan hati-hati, Nathan tiba-tiba mengernyit, dia berjalan ke tumpukan batu kasar lalu membungkuk dan mulai memilah.

Melihat itu, Hagen melirik Nathan, dan tidak menghentikannya, dia mengira Nathan adalah bawahan yang dibawa oleh Stefano. Nathan terus memungut batu kasar yang ada di depannya, dan tidak lama kemudian, sebuah batu dengan permukaan halus dan berbentuk oval muncul di hadapan Nathan.

Ada keterkejutan di mata Na
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 333

    “Tuan Alan, aku sangat berterima kasih padamu, aku akan menelponmu lagi mengenai pembayaranmu nanti,” Stefano berkata dengan bersemangat. Alan mengangguk, dan kembali ke tempat duduknya, lalu mulai beristirahat, sepuluh miliar ini benar-benar mudah didapatkan. “Tuan Muda Stefano, aku sudah bilang kalau tumpukan batu ini adalah barang bagus, kalau kamu membelinya pasti akan menghasilkan keuntungan besar!” Hagen berkata pada Stefano. Stefano tersenyum. “Tuan Hagen, coba Anda buka harga, berapa harga satu mobil batu ini?” “Peraturan lama, Kristal Ruby dua kali lebih mahal daripada batu kasar lainnya, jadi seisi mobil ini harganya sekitar 100 milyar, tidak bisa dinegosiasikan. Kalau kamu membukanya dan menemukan beberapa Giok Zamrud, bahkan Kristal Ruby, modalmu pasti sudah kembali. Selain itu, biaya pengiriman untuk Kristal Ruby sangat tinggi,” Hagen menunjukkan jarinya sambil berkata. Stefano ragu-ragu lalu memandang Nathan, karena sekarang Nathan adalah pemegang saham terbesar, da

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 334

    “Tuan Alan, karena kamu menginginkannya, maka aku juga akan memberikan diskon, cukup bayar 80 miliar. Namun, aku mau kamu mentransfernya langsung, aku tidak memberikan pinjaman!” “Tidak masalah, aku akan segera mentransfernya untukmu!” Alan seketika merasa senang, dia bisa mendapatkan penawaran besar ini bahkan dengan 20 miliar lebih murah. Karena uangnya sendiri tidak cukup, Alan mulai menelpon untuk meminjam uang, lalu memanggil orang kemari untuk mengangkut batu kasar itu. Sekitar satu jam kemudian, uang Alan akhirnya terkumpul dan mentransfernya langsung kepada Hagen. Melihat batu-batu kasar itu, Alan menjadi sangat bersemangat, dia menatap Stefano dengan dingin. “Hari ini aku akan menunjukkan kepada kalian wahai anak muda, apa itu batu-batu yang berkualitas. Batu-batu yang sudah kuperiksa masih ada yang berani mengatakan itu sampah?!” Setelah berkata, Alan memerintahkan seseorang untuk memotong belasan batu yang dia lihat tadi. Saat batu itu dipotong, Alan memperlihatkan waja

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 335

    “Tuan Nathan, kita mau kemana?” Dalam perjalanan, Stefano bertanya pada Nathan. “Pergi mencari batu-batu, bawa aku melihat semua batu giok yang ada di Kota Boulmer, aku sekarang kekurangan uang!” Nathan berkata tanpa ragu-ragu. “Baik!” Stefano tampak bersemangat dan membawa Nathan pergi ke jalanan tempat penjualan batu-batu giok. Setelah berkeliling sepanjang sore, Stefano dan Nathan menyapu jalanan di Kota Boulmer, tidak peduli batu kasar seperti apa, mereka bisa membuka batu yang berisi giok berharga. Setelah melihat hampir seluruh batu kasar yang ada di Kota Boulmer, seperti giok sapphire, kristal ruby, giok zamrud, dan lain-lain. Stefano akan menjual batu-batu itu langsung di tempat, dan langsung menukarnya dengan uang. “Hebat! Tuan Nathan, hari ini kita sudah berhasil menghasilkan dua triliun!” dalam perjalanan mengantar Nathan pulang ke rumah, Stefano berseru dengan girang. Nathan bersandar pada kursi, dan beristirahat dengan mata yang sedikit terpejam. Uang dua triliun ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 336

    Keesokan harinya. Saat matahari mulai menampakkan dirinya, Nathan menelpon Nicole dan mentransferkan uang yang ada di rekeningnya pada Nicole. "Nicole, bawa uang ini menuju Unique Care, untuk sisanya, aku akan mencarinya. Minta mereka untuk memberikan beberapa hari lagi." [Baik, Tuan!] Terdengar suara wanita itu di ujung telepon. "Terima kasih, maaf sudah merepotkanmu!" Setelah berkata itu, Nathan langsung menutup telepon, dan pergi menemui Ryzen. ​ Saat tahu Nathan dan Sarah hendak pulang ke Kota Vale, Ryzen bergegas mengendarai mobil dan menjemput Nathan. “Ryzen, kamu tidak perlu pulang, cari saja seseorang yang bisa dipercaya untuk mengurus Nocturnal!” Nathan tahu, saat ini Ryzen dan Nicole berada di saat yang sangat penting, jadi dia ingin mereka berdua bersama dan menumbuhkan lebih banyak perasaan. Ryzen tahu maksud Nathan, dan wajahnya sedikit memerah. “Tuan Nathan, kali ini aku pulang juga sekalian mengurus Nocturnal, dan saat kamu kembali ke Kota Boulmer, aku a

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 337

    “Ah, satu lagi," Kevin mencondongkan badannya. "Semua aset milik Keluarga Orton, kalau bukan karena kamu, bagaimana aku bisa membelinya dengan murah? Oleh karena itu, uang ini kamu pantas menerimanya," senyuman di bibir Kevin merekah. "Nah, terimalah, kalau tidak cukup, kita pikirkan lagi caranya, karena kita adalah satu keluarga!” timpalnya kembali bersender di atas bangku dan menyilangkan kedua tangannya. Hati Nathan terasa hangat, dia menganggukkan kepalanya dan menyimpan kartu bank itu, dengan adanya uang ini, maka uang untuk Unique Care sudah lebih dari cukup. Melihat Nathan sudah menyimpan uang itu, Kevin tersenyum ringan dan berkata. “Kalian baru pulang, istirahatlah dulu, malam ini ada perjamuan di Hotel Northern, Tuan Ryzen, Walikota Martin tahu kamu sudah pulang. Jadi, mereka ingin berkumpul dan mengobrol, lalu juga ada banyak orang kaya di Kota Vale yang ingin menjalin hubungan denganmu!" Nathan tersenyum tidak berdaya, sebenarnya, dia tidak terlalu suka dengan acara s

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 338

    “Saat ini belum diketahui, hanya saja, mereka sepertinya mencarimu, dan mereka pasti akan pergi ke Kota Vale! Tuan, kamu harus berhati-hati!” Nicole memperingatkan Nathan. “Baik, aku sudah tahu!” setelah berkata, Nathan mematikan teleponnya. Mata Nathan yang dalam penuh dengan keinginan membunuh, tidak peduli siapa yang datang, dia pasti akan membunuh siapapun yang berani melawannya. *** Saat matahari tenggelam dan langit menjadi gelap, Nathan bangun dan merapikan pakaiannya lalu bersiap untuk pergi ke acara perjamuan. Tapi Sarah masih tidur dengan pulas, Nathan memanggilnya dua kali, dan Sarah malah menggelengkan kepalanya “Kamu pergi saja sendiri, aku tidak akan ikut, aku masih mengantuk!" ucapnya membalikkan badan dan kembali bersembunyi di dalam selimut. Nathan menatap Sarah lalu akhirnya berbalik, Sarah memakai kalung yang diberikan oleh Nathan. Maka dari itu, jika terjadi sesuatu atau ada bahaya, Nathan akan langsung tahu. Setengah jam kemudian, Hotel Northern.. Hampir s

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 339

    “T-tuan Nathan …." Petugas itu menunjuk ke arah sebuah Villa di atas gunung. "Di—" Krek! Sebelum petugas keamanan itu menyelesaikan kalimatnya, lehernya dipelintir dan dia langsung terbunuh di tempat. Sosok pria itu menatap ke arah Villa yang berdiri dengan megah dan kokoh, tatapan wajahnya terlihat sangat dingin. “Ayo!” Dua sosok bayangan hitam itu menghilang dalam sekejap setelah bicara, dan di detik berikutnya mereka sudah muncul di tempat berjarak puluhan meter jauhnya. Saat ini di dalam villa, Sarah sudah bangun dan merasa sedikit lapar, dia sedang memasak di dapur. Dua bayangan hitam itu diam-diam memasuki villa, dan Sarah bahkan tidak menyadarinya. “Ternyata bovah itu memang punya kemampuan, di Villa Ascalon ini penuh dengan energi spiritual!” Salah satu di antara mereka menarik nafasnya dalam-dalam dan berkata dengan senang. Dua orang itu duduk di sofa dengan semena-mena. Prang! Dan saat Sarah sudah selesai memasak dan membawanya keluar, dia melihat ada dua orang yang d

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-18
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 340

    Di dalam villa Villa Ascalon, tangan Sarah gemetaran dan dia mengeluarkan ponselnya untuk menelpon Nathan. Tapi, sebelum dia menelpon, panggilan Nathan sudah masuk terlebih dulu. “Nathan, ada dua orang dari Klan Abyss, mereka tampaknya sangat hebat, sekarang sedang berada di ruang tamu, aku sudah mengunci diri di dalam kamar!” Sarah berkata dengan gelisah pada Nathan. Nathan yang mendengarnya merasa jantungnya tercekat, orang-orang dari Klan Abyss, bagaimana mungkin bisa dihentikan dengan sebuah pintu? “Kamu tetaplah di dalam kamar, aku akan segera sampai!” Selesai bicara, Nathan meningkatkan kecepatannya hingga batas ekstrem dan membuat angin berhembus di telinganya. Di ruang tamu, Xeno dan Zeno tidak berniat mendobrak pintu, melainkan duduk tenang di sofa dan berbincang. “Bocah ini benar-benar lumayan, dia bahkan bisa membuat pelindung diri, kalau orang seperti dia bisa dimanfaatkan oleh Klan Abyss, maka akan menjadi senjata yang hebat!” Xeno berkata dengan mata yang penuh keka

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-18

Bab terbaru

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1089

    "Aku datang untuk membicarakan bisnis," suara yang dingin dan tajam itu mengalun, mengiris ketegangan yang ada. Sosok itu muncul perlahan di balik kabut yang mengalir, seolah-olah ia adalah bayangan yang datang dari masa depan."Tuan .… Nathan?" Sentinel berbisik, matanya terbelalak. Wajahnya yang penuh kekesalan berubah menjadi penuh harapan. "Kamu .... datang pada waktu yang tepat," katanya terbata-bata. Seolah-olah nyawanya baru saja digenggam oleh malaikat maut, dan sekarang ada yang datang untuk menyelamatkannya.Nathan melangkah maju, langkahnya penuh ketenangan yang aneh di tengah huru-hara. "Aku hanya datang untuk urusan yang sedikit lebih mendesak," dia menatap Vinsen dan pengikutnya tanpa rasa takut. "Kalian harus menunda niat buruk kalian untuk sementara.""Siapa kau?" tanya Vinsen, nada suaranya bergetar sedikit, meskipun ia berusaha keras menahan ketegangan.Nathan mengangkat bahu sedikit, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Aku hanya orang yang kebetulan datang di saat yan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1088

    “Adik kedua?” Sentinel tercengang. “Rivaldo?! Kenapa kau kembali?”Tapi Rivaldo tak menjawab, dia langsung berdiri di depan Vinsen dan membungkuk hormat. “Tuan Muda Vinsen.”Vinsen meliriknya. “Kalau aku serahkan posisi kepala keluarga padamu, apa yang akan kau lakukan?”“Dengan senang hati,” kata Rivaldo sambil tersenyum licik. “Aku akan serahkan seluruh kekayaan Keluarga Hufai kepada Keluarga Montrogami. Bahkan kami bersedia menjadi keluarga afiliasi.”Sentinel terpaku, dunia seakan runtuh di sekelilingnya. “Rivaldo …. kau—”Rivaldo menatapnya dengan dendam yang dipendam lama. “Kau sudah hidup bergelimang kekayaan selama bertahun-tahun! Aku? Aku hanya manajer biasa, hidup pas-pasan!” teriaknya. “Aku juga ingin jadi kepala keluarga! Aku juga ingin punya istri banyak, pesta tiap malam!”"Dasar bajingan!" teriak Sentinel, suaranya penuh amarah. "Aku bangun semuanya dari kegelapan ini, takkan pernah aku menyerahkannya padamu!"Setelah berkata demikian, amarah yang sudah lama dipendam ol

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1087

    “Bagaimana kalau kita undang Kelompok bayangan?” tanya Rogue cepat-cepat.“Tak berguna!” dengus Sentinel. “Mereka bukan tandingan para puncak penguasa Ingras!”Rogue mulai panik. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Banyak orang mulai melarikan diri! Mereka takut, Tuan Besar!”Namun tiba-tiba, wajah Sentinel berubah. Alisnya mengendur, seolah teringat sesuatu. “Benar juga… Bukankah ada sepasang pria dan wanita yang pernah datang bersama Tuan Zayn? Aku ingat, mereka sangat kuat. Mereka bawahan Tuan Nathan, dan aku rasa mereka juga seorang puncak penguasa Ingras!”Maksud Sentinel tentu saja adalah Ryzen dan Nicole, yang pernah beberapa kali datang bersama barang antik dari Kota Vale. “Tapi, mereka hanya berdua, Tuan,” kata Rogue ragu. “Apa mereka cukup kuat melawan tiga puncak penguasa Ingras sekaligus?”“Masalah nanti urusan nanti!” tegas Sentinel. “Kita undang mereka dulu. Kalau perlu, panggil juga Tuan Nathan!”Sentinel segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Namun tepa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1086

    Nathan berdiri membeku sejenak, memandang kerumunan di sekelilingnya. Mereka mengira dia pulang sebagai pahlawan, padahal dia datang untuk bersembunyi.Wajahnya mengeras. “Ryzen, bubarkan semuanya sekarang juga!”Tanpa menunggu reaksi, Nathan melangkah cepat ke arah mobil. Ryzen langsung memberi aba-aba pada anak buahnya, dan kerumunan pun mulai mundur.Zayn dan Kevin ikut masuk ke dalam mobil. Di dalam keheningan itu, mereka hanya menatap Nathan, tak mengucapkan sepatah kata pun, namun sorot mata mereka berkata banyak.Nathan mendesah pelan. "Aku tahu kalian ingin tahu tentang Sarah dan Beverly."Maka Nathan pun menjelaskan semuanya tentang pengejaran, tentang Sarah yang ditahan Martial Shrine, dan tentang betapa rumit situasinya kini.Raut wajah Kevin berubah drastis. “Nathan, kenapa semua ini bisa terjadi?”Nathan menunduk. “Paman Kevin, ada hal-hal yang memang harus aku lakukan, walau risikonya besar.”Dia tidak ingin semuanya menjadi seperti ini. Tapi ibu kandungnya masih berada

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1085

    “Aku tidak hanya menginginkan menara itu,” suara Gill menukik tajam, tatapannya menyala penuh keserakahan. “Aku tahu kau menyimpan banyak harta karun. Serahkan semuanya, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membiarkanmu hidup.”Nathan menyipitkan mata. “Begitu rupanya .…”Gill tak sekadar mengincar kekuatan, dia menginginkan segalanya.Matanya menyapu sekeliling. Jalan keluar tak mungkin dia tempuh secara frontal. Tapi, dia menoleh ke belakang, menara itu kini hanya bangunan kosong. Segel telah hilang dan itu bisa jadi jalan keluar. Tanpa berkata sepatah kata pun, Nathan membalikkan badan dan melesat masuk ke dalam menara.“Jangan biarkan dia kabur!” teriak Gill.BRAK! BRAK! BRAK!Nathan tak peduli. Dengan kekuatan penuh, dia menghantam dinding sisi timur menara.Batu-batu beterbangan. Dinding hancur, menciptakan celah besar. Dalam sekejap, Nathan menerobos keluar dan meledak ke udara, memusatkan kekuatan spiritual di kakinya dan melarikan diri dengan kecepatan penuh.Gill memaki k

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1084

    Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1083

    Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1082

    Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1081

    Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status