Celestial, sebuah tempat terpencil. Penguasa Klan Abyss, Alvaro Dominic, sedang duduk di kursi dan membuka sebuah kotak hitam, dia sedang memberi makan laba-laba, tiba-tiba tubuhnya bergetar dan alisnya mengerut. Di saat itu, seekor laba-laba seolah mendapatkan rangsangan dan tiba-tiba menyerang dan menggigit jari Alvaro. "Ouch!" Setetes darah segar jatuh ke dalam kotak itu dan langsung disedot oleh laba-laba-laba-laba yang ada di dalam. Sedangkan laba-laba yang menggigit Alvaro, berputar beberapa kali lalu seketika tidak bergerak lagi dan langsung mati. “Mati lagi?” Alvaro tercengang, dan dia menatap ke arah Northern dengan dingin. “Northern ….” Setelah bicara, kabut hitam seketika membungkus tubuh Alvaro, dan detik berikutnya dia langsung menghilang. *** Saat itu diluar vila Keluarga Zatulini, Nicole sudah mengutus orang untuk membersihkan tempat kejadian. Hanya saja, karena banyak bawahannya yang mati, suasana hati Nicole juga tidak terlalu baik. “Ryzen, kamu ajaklah Nicole
“Mereka sedang berjudi!” Ucap Beverly dengan ekspresinya yang kesal. "Lihatlah, para pria pada dasarnya memang bodoh dan suka berjudi!" "Apa yang sedang mereka lakukan?" Nathan bertanya dengan penasaran. "Apa kamu tuli, hah? Kubilang mereka sedan berjudi!" Dengus Beverly dengan kesal. "Apa yang salah dengan pertanyaanku?" Nathan mengangkat alisnya. "Maksudku, mereka sedang berjudi untuk apa?" "Batu giok!" Jawab Beverly dengan singkat dan datar. Mendengar Beverly mengatakan mereka sedang judi batu giok, dia langsung tertarik, mungkin dia bisa memilih beberapa batu giok dari antara batu-batu itu dan membuatkan perhiasan untuk Sarah. “Tapi, menurutku, di mata para pria ini, tumpukan batu itu sama seperti barang kosmetik kelas atas di mata kalian para wanita,” Nathan tersenyum ringan, lalu berjalan menghampiri. Prok! Prok! Prok! “Wah, Giok Imperial?" "Benar itu adalah Giok Imperial!” Nathan dan yang lainnya bahkan belum sampai, dan sudah mendengar tepuk tangan meriah dari kerum
“Nona Beverly, kamu harus bertanggung jawab atas apa yang kamu bicarakan, kami semua adalah pengusaha yang jujur dan memiliki aturan prinsip. Lagipula, ada begitu banyak orang di sini, aturan dalam perjudian batu giok ini adalah, ada uang ada barang! Sebelumnya, aku membiarkan dia membuka batu karena merasa dia sangat kasihan. Namun hari ini, aku tidak merasa begitu lagi, lantas tidak boleh? Apa itu melanggar aturan?” Edinson menatap Beverly dengan agresif, dan seketika membuat Beverly terdiam sesaat. “Berikan batu itu kepadanya!” Pada saat ini, Nathan dan Sarah juga keluar dari kerumunan. “Kakak ipar!” Saat melihat Nathan, mata Flint langsung berbinar. “Kakak ipar, ini adalah batu Giok Imperial, harganya paling rendah bernilai 500 juta, bagaimana boleh mengembalikanya kepada mereka?” Panggilan kakak ipar dari Flint membuat Beverly dan Nathan terkejut, bagaimana Flint boleh menyapa sembarangan di depan Sarah. Sarah tercengang, dia melihat Nathan lalu melihat Beverly dengan wajah y
"Apa kamu tuli, hah?!" dengus Edinson sambil menunjuk telinganya. “Aku sudah bilang, uang muka tidak bisa di kembalikan, kalau kamu mau, pilih salah satu batu, kalau tidak mau, enyah sekarang juga!” timpalnya melambaikan tangan. “Kamu!” Flint baru ingin memarahinya, tapi Nathan menghalanginya. “Seratus juta itu bisa dipakai untuk memilih batu mana pun di toko ini?” tanya Nathan dengan datar. “Tentu saja, silahkan pilih batu kasar yang kamu mau dalam tumpukan ini!” Edinson menunjuk setumpuk batu kasar yang ada di belakangnya. Nathan melirik sekilas batu kasar itu dan menggelengkan kepalanya diam-diam, karena di dalam sini sama sekali tidak ada Giok Imperial, bahkan Giok Zamrud saja tidak ada. Namun saat Nathan melirik tumpukan batu kasar berantakan yang disimpan di dalam sebuah karung, tubuhnya sedikit bergetar. “Apa aku boleh memilih batu yang ada di sana?” Nathan menunjuk tumpukan batu yang berada di sebuah karung. “Itu semua adalah batu buangan yang sudah dibuka, kalau kamu m
“Sialan! Jika aku tidak mau buka, kamu bisa berbuat apa padaku?!” Edinson mengangkat wajahnya dengan angkuh. Bugh! Nathan melayangkan satu tinjunya, dan langsung menghantam hidung Edinson hingga berdarah.Nathan tidak menggunakan kekuatan spiritualnya kali ini, kalau tidak, kepala Edinson pasti sudah meledak. “Sialan! Berani memukuliku? Hajar! Siksa mereka!” Edinson menyeka darah segar di mulutnya, dan langsung berteriak kepada belasan pria kekar di belakangnya. Belasan pria kekar itu seketika menyerbu dengan tongkat, dan saat Nathan hendak turun tangan, Beverly dengan tubuh kuatnya sudah maju terlebih dahulu. Beverly mungkin bukan lawan dari para ahli bela diri yang tergabung dalam Martial Shrine. Tapi, kalau hanya menghadapi pria-pria seperti ini, Beverly sudah lebih dari cukup. Bugh! Kraak! Bugh! Kreek! Bugh! "A-aaarggghhh!" Dalam beberapa menit, Beverly sudah berhasil membuat belasan pria kekar itu tersungkur di tanah. Kali ini, Beverly tidak berbelas kasihan
“Stefano, orangmu lah yang terlebih dahulu membohongi adikku, yang seharusnya memberi penjelasan adalah kalian!” Beverly berkata dan menatap pemuda itu dengan marah. “Cuih! Yang aku tahu, kalian membuat keributan di tempatku, melukai orangku, yang lainnya aku tidak tahu," ujar Stefano membuang puntung rokok ke tanah dengan arogan. "Minta maaf sekarang juga, ganti kerugianku, dan mungkin aku bisa membiarkan kalian tetap hidup!” “Kalau aku tidak mau?” Nathan menatap Stefano dan menyeringai. “Kalau begitu, kamu tidak akan bisa pergi!” Disusul dengan suara Stefano, beberapa orang di belakangnya segera mengepung Nathan. Hanya ada seorang lelaki tua kurus yang berdiri di samping Stefano dan tidak bergerak. Nathan melirik mereka, lalu menyadari beberapa orang ini merupakan seorang kultivator dengan tingkatan Ingras, dan jauh lebih kuat dibandingkan dengan para pria kekar tadi. Sedangkan lelaki tua yang ada di samping Stefano itu penuh energi, dan auranya tidak lebih lemah daripada Al
“Tuan Muda Maven, batu-batu kita—” Plak! Sebelum Edinson selesai berkata, dia mendapatkan tamparan yang keras dari Larry. Gambaran telapak tangan terlihat dengan jelas di sisi kiri wajah Edinson. Edinson terperangah, dia hanya bisa terdiam melihat Nathan yang membawa pergi batu-batu itu. “Paman Larry, apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Stefano dengan bingung. “Hmm …. Tuan Muda, ini masalah besar, kita sudah membuat masalah besar! Masalah ini harus diputuskan oleh Tuan Besar!”Larry menghela nafasnya dan kembali pulang bersama Stefano. *** Kediaman Keluarga Maven. “Dasar bajingan! Bocah sialan! Aku akan membunuhmu!” Alfred yang mendengar cerita dari Larry seketika meraung dengan keras. Plak! Alfred melayangkan tamparan ke kepala Stefano. "Kemari sialan!" Namun dia dihentikan oleh Larry. “Tuan Besar, walaupun kamu membunuh Tuan Muda sekarang, tidak ada gunanya, yang harus kita lakukan saat ini adalah membuat Tuan Nathan menghilangkan kesan buruk terhadap
Keesokan harinya, setelah hujan yang mengguyur semalaman. Senja pagi hari terlihat sangat indah di bawah cakrawala. “Ah …. Eve! Lihat, lihatlah kemari!” Sarah berteriak sembari menatap ke arah luar jendela. Awan yang menari di atas langit dengan indah dan suara kicauan burung di atas ranting pohon dapat terdengar. "Ini …. Aku belum pernah melihatnya! Ini sangat indah!" Beverly berseru kegirangan, matanya berbinar-binar. Sarah dan Beverly menatap langit berwarna jingga itu dengan wajah yang terlihat begitu bahagia. Sedangkan Nathan, dia mencari udara segar di halaman, dan menggerakkan tubuhnya, seorang bawahan bergegas menghampiri dan membisikkan beberapa kata di telinga Nathan. Nathan tercengang sejenak, lalu sudut mulutnya tiba-tiba terangkat. “Ayo keluar dan lihat!” Setelah pintu villa dibuka dan Nathan berjalan keluar, dia melihat Stefano yang masih berlutut di tanah, tubuhnya basah kuyup dan dia tampak sangat malu, tatapan matanya kosong. Saat melihat Natha
"Aku baik-baik saja," Nathan tersenyum ringan."Syukurlah! Bocah itu memanfaatkan kondisimu yang terluka untuk mencuri lukisan. Kau telah menerobos ruangan ini dengan susah payah, mana bisa dibiarkan direbut begitu saja!" Bachira menatap Ryuki dengan sinis.Ryuki meradang. "Bachira, jaga ucapanmu! Ini adalah ujian Martial Shrine kami, kau tidak ada hak untuk ikut campur!"Nathan menatap Ryuki dengan dingin. "Baiklah, jika itu aturan kalian, maka sekarang aku akan membawa lukisan ini."Tanpa ragu, Nathan maju dan melepaskan Lukisan Aliran sunyi di hamparan yang Abadi itu.Melihatnya, wajah Ryuki semakin buruk. Namun, dengan kondisi mereka saat ini, tidak ada cara untuk mengalahkan Nathan. Dia tidak menyangka Bachira akan membantu Nathan dan melanggar aturan."Nathan, lebih baik kau serahkan lukisan itu padaku. Jika tidak, kau tidak akan bisa keluar dari makam ini dengan selamat!" Ryuki menatap Nathan dengan penuh kebencian.Nathan tersenyum tipis dan mengulurkan lukisan itu. "Silakan a
"Hari ini, aku akan membalaskan dendamku atas tangan yang kau potong!" Jordan mengangkat telapak tangannya yang diselimuti energi pekat. Aura membunuh membara di sekelilingnya.Nathan, tanpa gentar, memapah Abel dengan satu tangan, lalu menyalurkan energi spiritual untuk meredakan sakitnya. Pandangannya kembali ke arah Jordan, matanya kini dingin bak es. "Kau pikir dengan kemampuan selevel itu, kau pantas membalas dendam padaku?" ucap Nathan tenang, tapi penuh ancaman.Jordan mendengus. "Berhenti berpura-pura kuat! Kau sudah sekarat! Satu seranganku akan mengakhirimu!"Tiba-tiba, aura Jordan meledak. Tangannya diselimuti energi mengerikan, dan dengan kecepatan luar biasa, dia kembali melayangkan tinjunya. Kali ini, dia yakin serangannya akan mengakhiri hidup Nathan.Namun ....Nathan menyeringai. Di detik terakhir, telapak tangannya mulai memancarkan cahaya keemasan. "Kau tidak tahu batas kekuatanmu sendiri!" Saat Jordan mendekat, Nathan melayangkan pukulan balasan.BRAKK!Benturan da
Bachira menatap Ryuki dengan jijik. “Ryuki, jangan tidak tahu malu. Kalau bukan karena Nathan yang bersikeras menerobos formasi sihir, kalian tidak akan bisa masuk ke sini. Sekarang kamu malah mengambil keuntungan dari bahaya orang lain. Nathan sudah terluka, tapi kamu tetap ingin merebut lukisan ini?”Ryuki menyeringai, matanya menyipit seperti ular siap menerkam. “Bachira, ini adalah pelatihan yang diselenggarakan oleh Martial Shrine. Ini tidak ada hubungannya denganmu, kamu tidak berhak ikut campur. Apa kamu lupa janjimu kepada Tuan Ging saat hendak masuk ke sini?”“Persetan dengan janji itu!” Bachira membentak, suaranya penuh penghinaan. “Aku tidak tahan melihat kelakuanmu. Apa yang bisa kau lakukan?”Mendengar kata-kata Bachira, wajah Ryuki memerah karena marah. “Kamu!” ucapnya dengan suara gemetar, sebelum tiba-tiba melayangkan tamparan penuh energi ke arah Bachira. “Kau …. cari mati! Kalau begitu, aku akan mengabulkan keinginanmu!”Tamparan Ryuki dipenuhi energi dahsyat, mencip
Tiba-tiba, teriakan keras memecah keheningan. “Cepat lihat! Lukisannya berubah!”Semua orang bergegas menatap lukisan itu. Pemandangan di dalamnya telah berubah total. Dataran salju dan sungai itu menghilang, digantikan oleh hutan lebat yang dipenuhi hewan-hewan liar. Di mata Nathan, hewan-hewan itu hidup dan berlarian dengan liar, seolah-olah mereka bisa melompat keluar dari lukisan kapan saja.Nathan mengeluarkan kesadaran spiritualnya dan seketika merasa terlempar ke dalam hutan. Binatang-binatang menatapnya dengan waspada, mata mereka menyala seperti bara api, seolah tahu dia bukan bagian dari dunia mereka. Dengan langkah pelan, Nathan menginjak tanah lembut, matanya memindai sekeliling, mencari tempat untuk duduk dan memulihkan diri.Tanpa ragu, Nathan segera mengaktifkan teknik kijutsunya. Energi spiritual mengalir deras ke dalam tubuhnya, bagaikan air bah yang membanjiri sungai kering. Tubuhnya yang kosong kini terisi penuh oleh kekuatan spiritual yang murni dan dahsyat. Aliran
Nathan, yang dipapah oleh Abel, melangkah masuk ke dalam ruangan makam itu. Begitu melihat lukisan Aliran sunyi di hamparan yang Abadi untuk pertama kalinya, sekujur tubuhnya langsung membeku, seolah terhipnotis oleh keindahan dan misteri yang terpancar dari kanvas itu.Nathan menatap lukisan itu dengan mata yang tajam, seakan warna pada aliran sungai di dalamnya tampak hidup dan bergerak. Air sungai di dalam lukisan itu seakan mengalir dengan tenang namun mematikan, seakan dunia dalam lukisan itu adalah dunia nyata yang menunggu untuk dijelajahi. Aura yang memancar dari lukisan itu sama dengan yang dirasakan Nathan sebelumnya—sebuah daya tarik misterius yang tak bisa diabaikan, ada sesuatu yang lebih dalam menunggu untuk terungkap.“Sialan!” Abel mengumpat keras, wajahnya dipenuhi kekecewaan dan frustrasi. “Kita sudah menghabiskan begitu banyak tenaga, tapi yang ada cuma sebuah lukisan?”Nathan mengabaikan umpatan Abel, matanya tetap tertancap pada lukisan itu, seolah terikat oleh ke
KREEK!Suara retakan itu menggema di udara, dan satu sisik di tubuh Nathan hancur, darah merah mengalir menodai kulitnya yang berkilau. Perlahan, sisik-sisik berwarna emas yang melindungi tubuhnya mulai retak, mengalirkan darah dari luka-luka yang menganga, seolah mengisyaratkan bahwa kekuatan magisnya sedang berada di ambang kehancuran.Mata Nathan menyala merah, seolah terisi oleh lahar kemarahan yang membara. Tekanan yang begitu kuat seakan siap menghancurkannya dalam sekejap. Namun, meski terjepit dalam kegelapan, Nathan terus melangkah maju, meski setiap langkahnya terasa seperti merangkak di atas pecahan kaca. Tak ada jalan kembali; meski harus merangkak, dia akan menembus batas ruangan itu dengan segenap jiwa!BAAM!Tubuh Nathan terhempas ke tanah, marmer keras di bawahnya hancur berkeping-keping. Meskipun terjepit, semangatnya tak pernah padam. Dengan tangan dan kaki yang penuh luka, dia merangkak perlahan, menggertakkan giginya, seolah ingin menghancurkan rasa sakit yang meng
Cahaya keemasan menyelimuti dirinya, dan lapisan sisik-sisik muncul di tubuhnya, seolah dia mengenakan baju besi berwarna emas yang memancarkan kekuatan.Melihat perubahan yang dramatis pada Nathan, semua orang terkejut, bahkan Ryuki menatapnya dengan mata membelalak, tidak mengerti apa yang sedang dipikirkan Nathan.Nathan tidak memperdulikan tatapan mereka yang penuh keheranan. Dengan tekad yang bulat, dia melangkah masuk ke dalam terowongan makam itu.BAAAAM!Tak lama kemudian, aura yang menakutkan itu menyerang seperti seekor binatang buas yang ganas, menghantam Nathan dengan kekuatan yang luar biasa. Tubuh Nathan kembali terhempas, seolah ditabrak oleh kereta api yang melaju kencang. Namun, karena persiapannya yang matang, dia tidak mengalami cedera.“Kak Nathan, kamu tidak apa-apa, kan?” tanya Abel, khawatir.Nathan menggelengkan kepalanya dan kembali melangkah masuk ke dalam terowongan makam. Begitu dia melangkah lebih dalam, sebuah hantaman tajam kembali datang. Kali ini, Nath
“Kak Nathan, aku akan mencobanya!” seru Abel, semangat membara saat mendengar ada harta karun di dalam.Nathan segera menarik Abel, menghentikannya. “Jangan pergi! Dengan kekuatanmu sekarang, baru melangkah masuk saja, kau sudah bisa berubah menjadi daging cincang karena tekanan aura itu.”Mendengar peringatan itu, Abel terdiam, ketakutan menyelimuti hatinya.Sekarang, jalan mereka terhalang oleh formasi sihir yang menakutkan. Jelas di dalam sana terdapat harta karun, namun tidak ada satu pun dari mereka yang bisa masuk. Nathan dan yang lainnya hanya bisa duduk sejenak untuk mengumpulkan tenaga. Nathan mencoba menyebarkan kesadaran spiritualnya, berharap menemukan titik buta dalam formasi sihir tersebut. Jika dia bisa memecahkannya, mereka mungkin bisa mengakses harta karun itu.Namun, saat kesadaran spiritualnya baru saja menyebar, dia langsung terhalang kembali. Nathan terkejut; formasi sihir ini bahkan mampu memblokir kesadaran spiritualnya.Melihat ketidakberdayaan Nathan dan yang
Ging melihat nyamuk yang terus datang dan tidak punya pilihan lain. Dia berteriak pada kerumunan. "Lepaskan pakaian kalian, cepat!"Perkataan Ging membuat banyak orang tercengang. Mereka tidak mengerti kenapa harus melepaskan pakaian saat menghadapi nyamuk. Bukankah itu akan membuat nyamuk lebih mudah menyengat mereka?"Semuanya, kita akan menggunakan api untuk memusnahkan nyamuk-nyamuk itu. Karena di sini tidak ada bahan yang bisa dibakar, kita harus membakar pakaian kita!" Leorio menjelaskan.Setelah mendengar alasan itu, mereka hanya bisa melepaskan pakaian dengan tidak berdaya. Tidak lama kemudian setumpuk pakaian ditumpuk di pintu masuk terowongan. Leorio menaburkan bubuk api.Wussshh!Seorang murid keluarga Farhon melemparkan obornya dan api menyambar dengan deras, pakaian-pakaian itu terbakar di dalam kobaran api yang besar.Hal ini membuat nyamuk tidak bisa terbang keluar. Terus ada nyamuk yang mati terbakar saat mencoba menembus kobaran api. Leorio mengambil beberapa pakaian