Share

Bab 154

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-07 19:17:26

“Benar, presiden datang langsung, seharusnya karena hal ini!” Andrew mengangguk.

“Kalau begitu apakah Pak Andrew tahu siapa yang ditunjuk? Pria? Wanita?” Kate bergegas bertanya.

​“Bukan utusan dari pusat, akan dipilih secara internal!” Andrew berkata.

Satu kalimat itu membuat mereka semua tercengang dan mulai memilah. “Di perusahaan ini siapa yang memiliki persyaratan untuk menjadi direktur?”

“Aku rasa Pak Andrew, kita juga baru berhasil menandatangani kontrak kerja sama yang besar, pusat tidak mungkin tidak tahu!”

“Aku juga merasa Pak Andrew yang paling pantas, Direktur itu harus memiliki pengetahuan tentang produk, dan pemasaran, dan sekarang tidak ada yang lebih pantas daripada Pak Andrew!”

“Pak Andrew, kalau Pak Andrew terpilih menjadi direktur, jangan lupakan kami, ya?!”

Sekelompok orang itu mmulai menyanjung Andrew, seolah Andrew akan segera menjadi direktur!

Andrew yang mendengarnya juga merasa sangat senang, wajahnya terlihat bangga. “Tenang saja, kalau aku terpilih menjadi
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 155

    “Tunggu, berhenti!"Lisa melangkah maju dan menghentikan mereka.Lily yang disampingnya juga berusaha menghalangi mereka.“Lisa, apa yang kamu lakukan?” Andrew mengernyitkan keningnya.“Andrew, aku akan mencoba membujuknya, jangan main tangan, kalau sampai terlihat oleh presdir, kita juga akan kena imbasnya!" Lisa berkata pada Andrew.Andrew yang mendengarnya juga menyadari kalau mereka main tangan dan membuat kekacauan, kalau sampai ketahuan oleh presdir, mereka pasti akan terkena masalah.“Betul juga, kalau begitu cepat suruh dia keluar dari sini, jangan sampai aku melemparnya keluar dari jendela!” Andrew mengangguk setuju.Lisa menatap Nathan dan berkata dengan tak berdaya. “Nathan, aku rasa sebaiknya kamu pergi saja, tetap disini hanya akan membuatmu semakin dipermalukan," lirihnya dengan suara membujuk. "Kalau Presdir melihat kamu duduk disini, dia pasti akan menyuruh petugas keamanan untuk mengusirmu!”“Tenang saja, dia tidak akan mengusirku,” Nathan menggelengkan kepalanya.“Na

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-07
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 156

    Dibandingkan dengan keterkejutan yang didapatkan oleh departemen pemasaran, tatapan mata keterkejutan dan penyesalan. Para petinggi perusahaan yang lainnya memberikan tepuk tangan meriah untuk menyambut Nathan.Matius yang ada di pojok ruangan juga mengepalkan tangannya dengan erat, dia menyesal dan ingin memukuli ​dirinya sendiri dengan kuat. Kalau saja, dia bertahan di sisi Nathan, dan bertahan berada satu tim dengan Nathan, bukankah ini akan menjadi kesempatan besar untuknya?Tapi didunia ini tidak ada obat untuk penyesalan, kalau sudah melewatkan kesempatan, maka tidak akan bisa diulang lagi selamanya.“Nathan, apa kamu mau menyampaikan sepatah duapatah kata?” Sarah melihat kearah Nathan dan tersenyum.Saat semua orang melihat tatapan mata Sarah pada Nathan, mereka langsung yakin kalau kedua orang ini pasti mempunyai hubungan.“Sepertinya tidak ada yang bisa disampaikan, departemen lainnya akan tetap seperti dulu, dan kembalilah bekerja. Sedangkan departemen ​pemasaran, dimohon un

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-08
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 157

    “L-Lisa, dengarkan penjelasanku, itu terjadi karena Andrew menggodaku, dia yang menggodaku, bahkan menggunakan uang untuk menyogokku!" Kate mengalihkan semua tanggung jawab pada Andrew.“Ha?! Kau! Bajingan tidak tahu malu, kamu yang merayuku, kamu ingin aku membantumu dalam masalah pekerjaan, lalu berpura-pura mabuk, agar aku memapahmu kembali ke kamar. Lalu kamu langsung melepas seluruh pakaianku, dasar wanita jalang!" Andrew yang diinjak Nathan masih berusaha keras mencaci maki Kate.Nathan yang melihat hal itu langsung mengangkat kakinya, Andrew langsung melompat dan menerjang ke arah Kate.PLAK!Terdengar sebuah tamparan yang sangat keras di dalam ruangan itu.Kate memegangi wajahnya yang memerah dan memelototi Andrew. “Andrew, dasar kau pria bajingan, kamu bilang kamu hanya mencintaiku seorang, dan kamu berpacaran dengan Lisa hanya karena keluarganya kaya! Tapi, tidak disangka, kamu berselingkuh dengan begitu banyak wanita lain!” Kate juga tidak mau kalah dan kembali memaki Andre

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-08
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 158

    Malam harinya."Paman, bibi, aku datang!" Sarah datang kerumah Nathan dengan bahagia, dia juga membawa banyak hadiah.David dan Maria menyiapkan hidangan mewah yang memenuhi meja. "Ayo duduk!" Seru David menjamu Sarah.“Paman, bibi, kalian juga sudah tua, aku rasa lebih baik kalian tinggal saja di Villa Ascalon, karena udara disana sangat segar, lingkungannya juga sangat baik!” Di Meja makan, Sarah berkata kepada David dan Maria.David tidak mengatakan apapun, lalu Maria membuka mulut. “Sarah, kami akan menuruti apapun perkataanmu, mulai saat ini aku dan pamanmu ini hanya akan mendengarkanmu, kami tidak akan mempercayai omongan orang lain lagi!”Maria masih merasa bersalah karena lebih mempercayai omongan orang asing, dan salah paham terhadap Sarah.“Baik, kalau begitu besok sudah bisa pindah kesana, ya?” Sarah berkata dengan wajah bahagia.Nathan melihat ayah dan ibunya yang setuju untuk pindah ke Villa Ascalon juga akhirnya merasa lega, dia akhirnya bisa berlatih setelah menghabiska

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-08
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 159

    “Sarah, kalau terus seperti ini, kamu tidak akan bisa mencapai kuil Noxious, kamu akan kelelahan,” Kevin memperingatkan Sarah. Mendaki sebuah gunung itu kalau penuh semangat di awal tidak akan merasa lelah, tapi nanti akan merasa lelah dan tidak sanggup mendaki lagi setelah beberapa saat. Karena itu, energi harus di pertahankan sejak awal. “Tenang saja, Ayah!” Sarah tidak mendengarkan ucapan Kevin dan membuat Kevin tidak punya cara lain. Sekarang hari sudah sore, secara logika saat ini akan ada lebih banyak orang yang turun gunung dibandingkan dengan orang yang mendaki. Namun saat Nathan dan yang lainnya mendaki, mereka juga mendapati banyak turis yang sedang bergegas mendaki ke arah gunung. “Ayo cepat, katanya hari ini Tuan Fred mengundang saudara seperguruannya, ada rumor mengatakan bahwa dia itu reinkarnasi dewa, kemampuannya sangat hebat, kita harus bergegas agar bisa bertemu dengan orang itu!” “Katanya tahun lalu dia juga pernah datang sekali, dan hanya memilih 10 orang untu

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 160

    “Hah? Ngapain?!” Nathan menjauhkan eajahnya dari Sarah. “Ayo lanjut, sebentar lagi akan gelap, nih!”"Aku dengar, hantu-hantu mulai berkeliaran saat matahari mulai terbenam!"Sarah tercengang, dia mengangkat kepalanya dan melihat Nathan sedang tersenyum jahil padanya.“Apa?!" Sarah melotot dan langsung mengejar Nathan. "Tunggu aku!"Saat dia berlari beberapa langkah, Sarah menyadari kalau dirinya tidak selelah tadi, kakinya juga tidak sakit lagi, dan tubuhnya terasa seperti saat dia baru mulai mendaki.“Kenapa berhenti? Ayo cepat!” Nathan meneriaki Sarah yang sedang termenung.Mendengar teriakan itu, Sarah bergegas menyusul Nathan. Tidak lama kemudian, mereka berdua berhasil menyusul Zayn dan yang lainnya, saat melihat Nathan dan Sarah menyusul dengan cepat, beberapa orang itu merasa aneh.“Hah?” Kevin merasa kalau Sarah saat ini sama sekali tidak merasa lelah. "Kalian bukan hantu, 'kan?!""Ayah, apa maksudmu?!" Sarah memasang wajah terkejut mendengar ucapan sang ayah."Bukankah tadi

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 161

    Erickson menggelengkan kepalanya. “Tidak semudah itu, Prisly sudah kedinginan untuk waktu yang lama, dan energi spiritualnya tidak kuat untuk menahannya. Bahkan, giok yang aku temukan kali ini juga masih jauh dari kata cukup untuk memberinya kehangatan!!” “Ahh ….” Fred menganggukkan kepalanya, lalu bertanya. “Lalu, apa yang harus kita lakukan? Mau sampai kapan putriku menderita seperti ini?!” Erickson mengernyitkan keningnya, lalu berkata setelah berpikir sejenak. “Tenang saja, aku akan berusaha sekuat tenaga! Beri aku waktu satu minggu ini!” Fred yang mendengarnya juga tidak mengatakan apapun lagi, namun wajahnya terlihat sedikit khawatir. “Satu minggu?!” Nathan tiba-tiba membuka suara. “Jangan bercanda, gadis itu tidak akan mampu bertahan dalam kurun waktu satu minggu!” Setelah Nathan berkata, Erickson langsung mengernyitkan keningnya dan menatap Nathan dengan dingin. “Fred, siapa bocah itu? Berani berakata seperti itu padaku?!” “Dia, adalah orang yang dibawa oleh Tuan Zayn u

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-10
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 162

    “Aku hanya akan membuktikan perkataanku!” Nathan mencibir. “Bagaimana caranya?” Erickson tercengang. “Kamu hanya perlu menggunakan Giok busukmu itu untuk menyerap energi spiritual dari tubuhnya lagi, kalau Giok itu hancur, artinya perkataanku tadi benar, tapi kalau tidak, maka aku akan segera enyah dari sini!” Nathan berkata sambil dengan percaya diri. “Baik, aku akan memuaskan keinginanmu!” Erickson berkata sambil mengambil Giok itu, dan melafalkan mantranya lalu mengetukkannya pada kening putri Fred! Satu ketukannya membuat energi spiritual itu terlihat terserap kedalam Giok! Jejak penghinaan terlihat di mata Erickson, dia menatap Nathan dengan sinis. “Bocah, masih tidak mau enyah? Lihat!” Krak! Erickson berkata sambil mengambil Giok dan mengetukkannya lagi pada kening putri Fred, dan tiba-tiba suara retakan yang nyaring terdengar seperti sesuatu yang pecah. Saat itu, semua orang membuka mata lebar-lebar dan menahan nafas. Erickson membelalakkan matanya dan tubuhnya gemetar,

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-10

Bab terbaru

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 989

    Tak lama setelah sambutan itu, sebuah vas kaca setinggi lebih dari seorang manusia dengan pola berbunga yang anggun dibawa ke panggung. Saat itu, mata Zayn langsung menyala. Dalam satu ronde pertarungan sengit di antara penawaran, Zayn berhasil memenangkan vas itu dengan harga mencapai 200 juta. Ronde demi ronde berlangsung, barang kedua, ketiga, dan seterusnya sampai Zayn tak mampu menahan kegembiraannya dan mulai menawar dengan semangat seperti orang gila.Penawarannya yang agresif membuat mata Zayn bahkan mulai merah, dan suasana ruangan pun dipenuhi sorak-sorai kekaguman. Bahkan para hadirin kaya yang hadir pun terlihat terpesona, begitu pula Kaidar yang tampak terkejut.Sentinel yang duduk di baris depan tak bisa menyembunyikan tatapan tajam penuh perhitungan kepada Zayn.“Sungguh, kakek, sudah cukup! Berapa banyak yang telah kau habiskan? Uang yang Nathan berikan sudah lenyap semua,” ujar Beverly dengan segera sambil menarik sudut baju Zayn.Terpana oleh teguran Beverly, Zayn te

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 988

    Nathan kini mulai mengagumi pemilik kapal pesiar mewah itu dengan tatapan kagum. Rombongan mereka dipandu oleh pelayan, hingga tiba di lokasi pelelangan yang sudah dipadati oleh para kolektor kaya. Suasana penuh kemewahan dan eksklusivitas jelas terpancar, di mana yang memiliki uang banyak berarti juga kemampuan untuk berinvestasi pada barang antik yang bernilai tinggi.Karena aturan pelelangan, setiap peserta harus menyetor uang jaminan terlebih dahulu. Tanpa ragu, Zayn pun menyetor lima ratus juta rupiah, lalu kerumunan itu pun melangkah masuk ke ruang pelelangan. Setelah menemukan area yang relatif terpencil, semua peserta duduk menanti dimulainya lelang.Nathan memperhatikan dengan seksama, Kaidar dan Ramos pun telah hadir, meski mereka memilih duduk agak jauh darinya.Sementara itu, Zayn tampak sangat gembira, terus menggosok telapak tangannya sambil berbisik kepada Kevin. “Kalau nanti ada barang bagus dan uangku belum mencukupi, dukunglah aku, ya!”Kevin pun menanggapi dengan se

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 987

    “Tuan Muda Kaidar, jangan khawatir. Begitu Nathan tiba di Pulau Draken, naga Yin pasti akan muncul. Tubuh Nathan menyimpan Batu Mata Naga dari naga Yang, sementara naga Yin kini berada dalam kondisi terlemah. Asal kita kalahkan naga Yin dan ambil Batu Mata Naga miliknya, lalu singkirkan Nathan untuk merebut Batu Mata Naga dari naga Yang, menyatukan kedua batu itu, maka kekuatan tak terkalahkan akan terlahir!”Ramos menambahkan dengan nada penuh keyakinan. “Banyak keluarga menganggap batu itu tak berguna, tanpa tahu bahwa penyatuannya adalah kunci segalanya. Tuan Muda Kaidar, bayangkan jika kau menterap kedua batu itu, kekuatannmu akan melesat ke tahap Villain yang tak tertandingi!” Tatapan Ramos menyala, menyampaikan ambisi yang membara.Mendengar itu, Kaidar tertawa terbahak. “Hahaha …. begitu aku menguasai Batu Mata Naga dan mencapai tahap Villain, aku akan pastikan Keluarga Herton mendapat tempat layak di Kota Moniyan!”“Terima kasih, Tuan Muda Kaidar!” balas Ramos dengan hormat, m

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 986

    Nathan, meskipun terlihat kaku, menyapa mereka dengan suara berat. “Tak kusangka bertemu di sini. Semalam, kami kebetulan bertemu dengan Beverly, dan kini, tampaknya takdir mempertemukan kita lagi,” ucap Zayn dengan nada terkejut namun hangat.Di antara percakapan yang canggung namun penuh makna, jelas bahwa perjalanan hari itu tidak hanya tentang perjalanan ke dermaga atau kapal pesiar mewah, melainkan tentang pertemuan kembali, janji yang tak terucapkan, dan benih-benih konflik yang perlahan mulai tumbuh.“Tuan Nathan, mengapa kamu dan Nona Beverly bisa berada di Pulau Draken tanpa didampingi?” tanya Ryzen dengan nada bingung.Nathan terdiam sejenak, terpana menghadapi pertanyaan itu. “Sebenarnya, aku datang sendiri, tanpa sepengetahuanku bahwa Beverly juga ikut,” jawabnya dengan nada ragu.Beverly kemudian menyahut. “Aku tiba diam-diam, tanpa sepengetahuan Nathan!” Mendengar itu, wajah Nathan semakin memucat, sementara matanya menyiratkan kebingungan yang mendalam.Tak lama kemudi

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 985

    Di lantai depan hotel, ketika Beverly tengah mengurus administrasi check-in, terdengar panggilan lembut dari balik keramaian. Beverly menoleh dan mendapati Zayn—sang kakek—menghampirinya dengan senyum hangat.“Kakek? Kenapa kamu di sini?” seru Beverly, mendekat dan memeluknya dengan erat.“Aku dengar tentang tempat wisata baru di Kota Mantik—Pulau Draken. Empat musim yang seakan musim semi abadi dan pemandangan yang menakjubkan membuatku tak tahan tinggal di Kota Vale. Aku pun mengajak Kevin untuk berjalan-jalan,” jelas Zayn sambil terkekeh ringan.Tak lama kemudian, suara Kevin bergabung dalam percakapan, diikuti oleh Ryzen dan Nichole yang tampak pulih dari cederanya.“Nona Beverly, bagaimana kabarmu?” sapa mereka dengan penuh kehangatan.Beverly tersenyum, meski dalam hatinya ada kekhawatiran. “Aku hanya ingin melihat-lihat, karena aku dengar Nathan dan yang lainnya tidak ikut serta kali ini.”Rasa heran menggelayuti Zayn. “Apa maksudmu? Apakah ada perselisihan antara kamu dan Nat

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 984

    Di luar, di gang sempit di samping Martial Shrine, suasana berubah menjadi tegang. Kaidar menatap Nathan dengan tatapan campur aduk antara kekhawatiran dan ejekan ringan. “Ingat, besok kau harus menepati janjimu padaku!” ucapnya sebelum menghilang dalam bayang-bayang malam.Nathan pun terdiam, berdiri terpaku selama setengah jam sebelum melangkahkan kakinya untuk kemabli ke kepolisian. Setiap langkah kakinya seakan terbebani oleh keraguan dan beban rasa bersalah atas Sarah yang kini terkurung di balik jeruji besi Martial Shrine. Kepulangannya ke markas kepolisian disambut oleh tanya cemas Milan. “Tuan Nathan, apakah Nona Sarah sudah aman?”Dengan suara serak, Nathan mengangguk. “Ya!” meski hatinya hancur melihat kekangan yang menimpa wanita yang dicintainya.Tak lama kemudian, Beverly muncul dengan langkah cepat. “Nathan, apakah Sarah dalam keadaan baik?” tanyanya, matanya memancarkan keprihatinan mendalam.Nathan, yang masih tersisa bara amarah atas kekejaman Martial Shrine, hanya b

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 983

    “Kita hanya punya waktu tiga menit. Cepat, ruangannya ada di ujung sana!” peringatan Kaidar menggema, menyatu dengan desiran napas Nathan yang semakin cepat.Dengan langkah tergesa, Nathan berlari menuju sel paling ujung. Di balik pintu jeruji, pandangannya bertemu dengan sosok yang membuat seluruh tubuhnya tersentak: Sarah, terbaring di ranjang dengan fasilitas mewah yang tak seharusnya ada di penjara bawah tanah.“Sarah!” teriak Nathan, suaranya penuh kelegaan dan harapan.Mendengar panggilannya, Sarah melompat dari ranjang dan segera meraih tangan Nathan dengan erat, senyuman cemas tersamar di wajahnya. “Bagaimana bisa kamu masuk ke sini?” tanyanya dengan penuh kekaguman dan kekhawatiran, meski rasa lega karena melihatnya selamat mulai muncul.“Aku dibawa oleh seseorang,” jawab Nathan singkat, menahan diri dari mengungkapkan terlalu banyak agar tidak membuat Sarah khawatir. Namun, mata Nathan berkilau dengan aura membunuh yang hampir tak terselubungi, seolah mengancam.“Sial, auram

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 982

    “Bayarannya, kamu harus menemani kami ke pulau Draken!” ujar Kaidar, suaranya berubah datar namun penuh misteri.Nathan tercengang, dia tak pernah menyangka bayaran yang diminta setinggi itu. “Pergi ke pulau Draken?” tanya Nathan, nada suaranya mengandung keheranan. “Naga Yang dan naga Yin di sana telah melewati masa kemunculan, dan aku telah menaklukkan naga Yang. Batu mata naganya kini milikku. Lantas, untuk apa kita kembali ke sana?”Kaidar menatap tajam, tak mau menunda lagi. “Kamu tak perlu tahu seluk-beluknya. Cukup jawab, bersedia atau tidak! Ingat, kekuatan kalian di sini masih jauh dari puncak. Kalau kalian menyerangku, aku tidak akan menahan diri.”Dalam sekejap, bayangan kekuatan beberapa sosok seorang puncak penguasa Ingras tingkat akhir, dan Ramos yang setidaknya berada pada tahap puncak penguasa Ingras tingkat akhir, menyeruak dalam pikiran Nathan. Dia sadar betul bahwa melawan mereka bukanlah pilihan.“Tenanglah, hanya aku dan Tuan Ramos yang akan ikut. Jika kelak kami

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 981

    “Kedatanganku kali ini bukan untuk mengganggumu, melainkan untuk membantumu,” jawab Kaidar sambil tersenyum samar, seakan mencoba menenangkan ketegangan yang mulai terasa.“Membantuku? Bagaimana caramu?” Nathan mengernyit, waspada.Baru saja Bachira datang dengan peringatan, dan kehadiran Kaidar terasa terlalu kebetulan.“Saudara Nathan, aku sudah berjalan jauh. Bukankah lebih baik berbicara di tempat yang nyaman daripada di halaman terbuka?” ujar Kaidar, seraya melangkah masuk bersama rombongannya ke dalam kamar Nathan.Begitu memasuki ruangan, mata Kaidar langsung tertuju pada lukisan aliran sunyi di hamparan yang abadi. Tatapan yang tadinya ramah berubah menjadi penuh keserakahan. Merasakan bahaya, Nathan segera menyembunyikan lukisan itu ke dalam cincin ruang yang dikenakannya.Kaidar menatap cincin ruang tersebut dengan mata yang semakin menyala."Tuan Muda Kaidar, apakah kamu tidak ingin memperkenalkan rombonganmu?" tanya seorang pria pendek di sampingnya.Kaidar pun segera memp

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status