Brian meremas kertas di tangannya, lelaki itu terlihat begitu kesal. Bagaimana tidak, kalau mereka tak kunjung menemukan pelaku yang diduga terlibat dengan kematian Erica, adiknya itu. "Apakah begitu sulit untuk menangkap pelakunya,hah?!" Mata Brian menyipit saat tatapannya beradu pandang dengan Zen, kawan lamanya itu. "Karena pelakunya tidak terlihat jelas, Brian. Selain itu...Erica...bukankah dia memiliki hubungan dengan beberapa lelaki?""Maksudmu, Erica mengandung dari banyak pria?Begitu?" Brian terlihat marah saat mengatakan itu. Ditatapnya Zen dengan mata membesar. "Bukan begitu, tapi menemukan pelakunya memang tidak mudah. Mungkinkah Erica pernah menceritakan sesuatu padamu, Brian?"Brian menggeleng kesal, lelaki itu menghantam dinding dengan tinjunya. "Kurasa dia tidak ingin membuatmu cemas,Brian." Tukas Zen yang tahu benar bagaimana perasaan Brian di sana. "Aku gagal menjadi kakak yang baik, Zen. Aku bahkan tidak tahu kalau Erica mengandung. Aku benar-benar tidak berguna
"Sudah lama kau tidak ke mari, Thanos. Apakah kau sesibuk itu?" Wanita berbaju seksi itu duduk di sisi Thanos, bibirnya terus mengulaskan senyuman. "Kenapa? Kau mencariku?" Thanos membalas dengan seringainya, lelaki itu kembali menyesap wine yang telah diisi kembali."Tentu saja, kau klien yang selalu kunantikan. Kau suka dengan penampilanku malam ini?" Wanita itu mencondongkan tubuhnya ke depan, memperlihatkan sebagian tubuhnya yang terbuka. "Entahlah, tapi kurasa aku mulai bosan denganmu, Emyl. Tak adakah orang baru malam ini?"Wanita yang dipanggil Emyl itu tersenyum. Tampaknya ia tak peduli dengan kata-kata Thanos yang menyinggung itu. "Orang baru tak memiliki pengalaman sepertiku. Kau tak akan puas dengannya. Lagipula hanya aku yang bisa menjaga rahasiamu, kan?""Sial! Kau mulai mengancamku?"Emyl tertawa, memperlihatkan deretan gigi putih di balik bibir merahnya itu. "Ayolah, apa yang tak bisa kulakukan? Semua permainan yang kau suka, aku sanggup memerankannya."Thanos meraih
Lelaki paruh baya itu berjalan dengan tongkat di tangannya. Penampilannya yang bisa dibilang maskulin, serta guratan ketampanan seolah mengaburkan usia senja lelaki itu. Di belakangnya berjalan dua lelaki muda bertubuh tegap, mereka begitu setia mengawal tuannya. Tak sepasang matapun berani menatap, kecuali mereka yang dianggap memiliki jabatan di sini."Anda sudah datang, Tuan." Cal adalah orang pertama yang menyambut kedatangan Megan di De Aluna. "Di mana putraku, Cal?" Megan menatap Cal dengan tajam, persis seperti tatapan Thanos ketika harapannya tak terpenuhi. "Dia belum datang, Tuan. Bagaimana kalau menunggu sebentar di ruangannya? Saya akan menghubungi dia." Kata Cal dengan begitu sopan. Megan menghela napas panjang, ia merasa kesal karena Thanos mengabaikan kedatangannya hari ini. "Baiklah, katakan padanya untuk segera datang." Megan kembali berjalan dan masuk ke dalam ruangan Thanos. ...Cukup lama Megan menunggu, rasanya ia mulai tak sabar dengan perilaku putranya itu.
"Ayo, pulang denganku, Athena." Thanos menghampiri Athena dengan mobilnya. Athena yang tergeragap tampak begitu bingung di sana. "Masuk!" Perintah Thanos yang telah membuka pintu mobilnya dari dalam. "Tapi, saya..." kata Athena ragu. "Aku tak memiliki banyak waktu untuk menunggu, Athena. Kuantar kau pulang hari ini." Tegas Thanos yang tentu saja menolak penolakan dari Athena. Athena tak memiliki pilihan kecuali menurut, bukankah memang seperti itu? Wanita itu duduk di sisi Thanos, sesuatu yang kembali membuat rasa tak nyaman di dalam dirinya. Kalau tahu begini, Athena akan memilih untuk pergi bersama staff lainnya tadi. "Tunjukkan jalannya, oke?" Suara Thanos memecah kegelisahan wanita itu. "Apa?" "Jalan menuju ke rumahmu, Athena. Aku mengantar kau pulang," kata Thanos menegaskan kalimatnya. "Cal bahkan tidak tahu kau tinggal di mana. Dia tidak menjalankan perintahku dengan benar." "Eh, itu. Saya yang memintanya. Saya tidak ingin merepotkan Cal. Mungkin sebaiknya saya juga tur
Athena memperhatikan Jane, wanita yang duduk di sudut ruangan ruang kerjanya itu. Cukup lama ia menatap wanita yang terlihat sibuk dengan laptopnya itu. Sesekali ia tampak menautkan alisnya.Athena bangun dan memilih untuk menghampiri wanita itu di sana, duduk di depannya tanpa suara."Hei, kau butuh sesuatu?" Jane bertanya lembut, seakan senang karena Athena tiba - tiba datang ke mejanya seperti itu. sesuatu yang bahkan jarang Athena lakukan padanya."Kau punya janji makan siang dengan seseorang, Jane?" "Ehm, sepertinya tidak. Kalaupun ya paling dengan teman - teman di sini saja. Kenapa? Kau butuh bantuanku?" tanya Jane dengan senyum di bibirnya."Begini, Bagaimana kalau kita makan siang berdua. Ada hal yang ingin kutanyakan padamu." Athena mengatakan itu lirih, tak ingin orang lain mendengar obrolan mereka.Jane menatap Athena dengan mata membulat, seakan menunjukkan rasa ingin tahu yang besar. "Sepertinya sangat penting? Oke, aku setuju.""Terima kasih." Athena kembali ke mejanya
"Itu sangat mengerikan, Athena. Sebaiknya kau menghindari orang seperti itu." Carol meletakkan secangkir teh di depan Athena, lalu kembali duduk di sana dan menatap kawannya itu dengan cemas."Kalau aku bisa, Carol. Tapi aku tidak ingin kehilangan pekerjaanku." Jawab Athena setelah ia menceritakan semuanya perihal Thanos kepada Carol. "Kau benar, posisimu bisa dibilang tidak mudah. Aku juga tahu bagaimana kau sangat ingin bekerja di sana. Tapi, bagaimana bisa kau terlibat dengan dia setelah bekerja beberapa bulan di sana?""Itulah dia, Carol. Tiba - tiba dia memanggilku dan mengatakan sesuatu yang aneh. Seolah dia hanya ingin tahu seperti apa aku dan bagaimana aku. Aku juga tidak tahu pastinya kapan kami bertemu sebelum aku masuk ke dalam ruang kerjanya. Carol, aku sangat tidak nyaman dengan ini." Athena meneguk teh itu dan menghabiskannya seketika."Kau mau lagi?" tawar Carol."Tidak. Jantungku masih berdebar setiap kali aku mengingat tawaran itu. Datang ke kantor seperti masuk ke d
"Memang hanya aku yang tidak tahu apa - apa di sini." Gumam Athena menatap setiap orang yang berjalan melewati lobi gedung. Pagi itu Athena berdiri di sana, di depan pintu gedung bertingkat nan megah. Tak seperti biasanya, ada rasa ragu untuk terus melangkah masuk. Rasanya ia ingin pergi saja dari sana, tapi jauh di dalam rumahnya mereka membutuhkan Athena."Hei!" Suara itu membuat Athena menoleh, dan Cal berdiri tak jauh darinya. Lelaki dengan kemeja hitam berdasi itu menatap dengan senyum, wajahnya yang cerah dan tampan membuat semua yang melihatnya pasti terbius. "Hai," balas Athena yang kini menatap Cal dengan cara yang berbeda, setidaknya setelah ia mendengar cerita itu dari Jane."Kau sedang menunggu seseorang?" Tanya Cal lembut.Athena menggeleng pelan, "Tidak, aku akan masuk." Athena tersenyum dan melangkah masuk dengan Cal di sisinya."Ada apa? Kau terlihat bingung. Apakah sesuatu yang buruk sedang terjadi?" Cal dengan cepat membaca gerak gerik Athena, menatapnya dengan leka
"Jadi dia mengatakan itu?" Carol menyingkirkan rambutnya ke belakang, saat angin berhembus cukup kencang dan mempermainkan rambut panjangnya itu."Ya, bukankah itu aneh? Semua orang mengatakan kalau Cal adalah orang yang paling dekat dengan Thanos. Bisa dikatakan dia adalah tangan kanannya. Tapi kenapa Cal justru mengatakan kalau dia tak sepenuhnya mendukung Thanos?"Carol memutar bola matanya, ia lalu tersenyum lebar, "Mungkinkah Cal diam - diam berkhianat?""Aku tidak tahu, tapi kurasa dia juga memiliki rahasia.""Sangat rumit. Mereka dekat namun kita semua tidak tahu apa yang terjadi di belakang, kan? Ehm, lantas bagaimana kau dengan Thanos? Apakah kau sudah menolaknya?"Athena menggeleng, "Aku belum bertemu lagi dengannya. Kudengar dia sedang mengurus sebuah proyek besar. Tapi itu tidak termasuk pekerjaanku. Jadi, kau tidak begitu tahu.""Begitu, ya? Kau tumben tidak dilibatkan di dalam proyek itu? Biasanya kau selalu berhasil, kan?"Athena tersenyum, "Aku masih orang baru, Carol.
“Cal, sebenarnya apa yang terjadi? Bagaimana dia bisa meluluhkan hati si pemilik kedai yang keras kepala itu?”Cal mendengus kesal saat mendengar pertanyaan dari salah satu anggota timnya. “Thanos pasti sengaja melakukan itu, kita harus lebih berhati-hati,” kata Cal dengan sorot matanya yang tajam, menatap lurus ke arah lelaki itu.“Lantas bagaimana dengan dana itu?” tanya lelaki itu cemas.“Selama tidak ada yang membuka mulut, kita semua akan aman. Athena tidak tahu tentang dana itu, kecuali dia ingin berjalan di depanku!” tegas Cal dengan alis menyatu.“Cal, aku takut kalau semua akan terbongkar. Bukan hanya pekerjaan, mungkin kita akan ....” Lelaki itu menghentikan kalimatnya, saat Cal meletakkan ujung jemarinya di bibir, meminta lelaki itu untuk diam.“Semua orang melakukan itu, bukan hanya kita. Tidak ada orang yang tak mengambil keuntungan darinya, bukan? Bahkan saat proyek itu mulai dibangun, mereka pasti mengambil keuntungan dari semua bahan pembangunan proyek. Apa gunanya men
“Kenapa kau diam saja, Cal? Kau menyukai Athena?” Thanos kembali bertanya, seakan tak terima dengan sikap diam lelaki itu.“Aku hanya kasihan padanya, dia bukan perempuan seperti itu, Thanos. Dia berbeda dengan para wanitamu. Bukankah kau juga tahu soal itu?”“Karena aku tahu, maka aku semakin menyukainya. Perempuan mana yang menolak tawaranku hingga berkali-kali? Dia bahkan tidak ingin membahasnya lagi. Tapi, aku menemukan cara lain. Dan tak kusangka itu berhasil,” ucap Thanos dengan senyum lebar.“Apa maksudmu? Apa yang telah kau lakukan padanya?” Cal tersentak, rencana licik apa lagi yang sedang direncanakan Thanos untuk Athena?“Kenapa kau begitu terkejut, Cal? Kau membuatku curiga. Selama ini kau tidak peduli dengan wanita-wanitaku, bukan?” Thanos memperhatikan setiap gerakan lelaki di sisinya, dan ia dapat melihat dengan jelas kegelisahan Cal di sana.“Itu karena Athena. Dia wanita baik-baik, Thanos. Kau tak bisa memperlakukan Athena seperti kau memperlakukan wanita-wanita itu,”
“Kau sudah membereskannya?” Thanos bertanya sembari menyesap winenya, sementara Cal terlihat membalas pesan seseorang dari ponselnya itu. Cal mendongak saat Thanos bertanya padanya, ia tahu apa yang lelaki itu maksudkan.“Sudah, wanita itu tak memiliki bukti di tangannya. Tapi dia sempat melihat rekaman CCTV itu,” jelas Cal.“Bagaimana dia bisa melihatnya?” Thanos bertanya heran.“Brian sempat mencari rekaman itu, tapi tampaknya ia tak memiliki waktu untuk menyimpannya, sepertinya dia tahu aku datang untuk menghapus rekaman itu. Brian sempat melakukan panggilan video dengan Fine, di situlah ia melihatnya,” ungkap Cal.“Brian? Dia dibalik semua ini? Mereka bekerja sama?”Cal mengangguk, membenarkan pernyataan lelaki itu. “Brian belum menyerah, Thanos. Ia yakin kau adalah pelakunya.”“Brian ... lelaki ini ingin bermain – main denganku rupanya.”Cal tersenyum, “Orangku sudah memberinya peringatan.”“Lalu, bagaimana kau mengatasi Fine? Dia bukan perempuan yang mudah untuk ditaklukkan, buk
“Ada apa? Tidak biasanya kau ingin menemuiku seperti ini, Athena?” Cal berdiri tak jauh dari wanita itu, sesekali menatap ke jalanan di bawah gedung. Sebenarnya menemui Cal bukan perkara yang mudah, ia tahu posisi lelaki itu di sisi Thanos. Namun, tetap saja Athena harus mengetahuinya lebih dalam lagi.“Aku ingin tahu, kenapa kau seakan tak menyukaiku, Cal? Terlebih saat Tuan Thanos memintaku untuk bergabung dengan proyek itu? Kau juga berulang kali memberiku peringatan?” tanya Athena membuat Cal menoleh cepat.“Kenapa kau baru bertanya sekarang, Athena? Apakah terjadi sesuatu? Aku dengar pemilik kedai memutuskan untuk menjual tanahnya, kau hebat.”“Kau sudah mendengarnya?”Cal mengangguk, “Aku mendengar semua kabar dengan cepat, Athena. Kau telah menemui Thanos, bukan?”Athena tersenyum miring, ia tak percaya lelaki ini memiliki mata dan telinga di mana – mana. “Ya, aku sedang mengajukan sebuah proposal untuk Ansel. Kurasa Thanos akan setuju.”Cal mengerutkan keningnya, menatap Athen
“Ini adalah tempat yang sering kudatangi, Athena. Tidak banyak yang tahu, bahkan Cal.” Thanos diam sejenak saat pelayan restoran itu datang untuk menuang wine ke dalam gelas mereka.“Silakan, Tuan, selamat menikmati hidangan kami,” kata pelayan itu ramah dan segera meninggalkan mereka.“Anda pasti sangat kesulitan untuk datang ke tempat seperti ini, walau sekedar untuk mengusir penat,” ucap Athena menatap penampilan Thanos yang terlihat berbeda.Lelaki itu membenahi topi hitamnya, sedikit menutupi wajah. “Aku hanya tidak ingin tertangkap paparazi. Mereka seperti hantu, ada di mana – mana. Memuat berita yang belum tentu benar.”Athena tertawa kecil mendengar lelucon lelaki itu, namun segera membenahi sikapnya dengan cepat. “Ah, itu pasti tidak menyenangkan.”“Ya, aku juga butuh privasi, Athena. Sejujurnya, aku tidak pernah berbicara seperti ini dengan siapa pun. Tapi, denganmu aku merasa nyaman. Apakah kau bisa menjaga semua rahasiaku?”Athena tersenyum kecil, ia sendiri merasa aneh de
Thanos tersenyum senang, saat ia kembali melihat Athena. Akhir – akhir ini ia terlalu disibukkan dengan peristiwa itu, bahkan untuk bisa melihat Athena pun terkadang sulit.“Aku senang melihatmu, Athena. Apakah kau membutuhkan sesuatu dariku?”Athena tertegun mendengar kalimat itu, sesuatu yang tidak mungkin keluar dari mulut Thanos. Perkataan yang begitu lembut diikuti dengan senyum mengambang lelaki itu.“Duduklah, kau mau kopi?” Thanos berdiri dan berpindah ke sofa yang berada di tengah ruangan.“Eh, tidak. Terima kasih,” kata Athena yang entah kenapa tiba – tiba merasa gugup di hadapan Thanos.Athena melangkah, memilih untuk duduk di seberang lelaki itu. Wanita itu menyodorkan sebuah map, berharap Thanos akan menyetujuinya.“Apa ini?” tanya Thanos seraya mengambil map itu.“Apakah Anda ingat tentang pemilik kedai kopi di Malvarrosa, Tuan Thanos?”Thanos kembali menatap Athena, ia kemudian mengangguk pelan. “Ya, lelaki yang tidak mau melepaskan tanahnya, bukan? Apakah kau memiliki
"Kenapa kalian melepaskan tanah itu?" Ansel bertanya heran, ia tidak menyangka jika orang - orang ini rela melepaskan tanah mereka.“Mereka menawarkan uang yang besar, Ansel. Bagaimana kami tidak tergiur? Kami bisa membeli tanah di tempat yang lain dengan uang itu,” kata seorang dari mereka.“Tapi, kita sudah sepakat, kan? Kita akan bertahan di sini?” tanya Ansel yang merasa kecewa dengan keputusan sepihak mereka.“Kami sudah menerima uangnya, kami akan segera pindah, Ansel. Sebaiknya, kau juga melepaskan kedai itu. Mungkin di kota kau bisa hidup dengan lebih baik,” timpal yang lain.Ansel menarik napas panjang, ia juga tahu dirinya tak berhak untuk menahan mereka. Tapi, apa yang bisa ia lakukan sekarang? Ia tak mungkin bertahan seorang diri, bukan?Ansel meraih ponselnya, jemarinya menyusuri nama – nama yang ada di dalam benda itu, dan menemukan nama Athena di sana. Sudah lama ia tak melihat Athena di sini.“Aku harus bertemu dengannya,” gumam Ansel yang segera menghubungi wanita itu
Cal tersenyum lebar menatap cek itu, begitu mudah mendapatkan uang dari Megan. Ini bukan untuk pertama kalinya, kan?“Ckk ... berapa yang kau dapatkan itu, Cal? Sepertinya kau memegang sebuah rahasia besar.”Cal terkejut mendengar perkataan itu dari belakang tubuhnya, lelaki itu berbalik dan melihat Athena di sana.“Kau? Kenapa kau bisa ada di sini? Tidak semua orang bisa naik ke tempat ini,” ucap Cal yang terheran melihat keberadaan Athena.“Aku sengaja mengikutimu, Cal. Aku ingin tahu apa yang terjadi dengan proyek itu.”Cal menghela napas lega, sepertinya Athena tidak mendengar pembicaraannya dengan Megan tadi.“Proyek itu? Kau mengikutiku karena itu?”Athena berjalan mendekati Cal, menatap cek di tangan lelaki itu, “Kurasa itu adalah dana untuk pembangunan proyek, kan? Kau pasti telah ....” Athena menghentikan kalimatnya, namun matanya tajam menatap Cal.“Kau ingin menuduhku? Jangan sok tahu, Athena. Ini adalah hadiah yang Tuan Megan berikan untukku. Dia sangat menghargai kerja ke
BAB 51 THANOS“Kau sudah mencari tahu siapa wanita itu, Cal?” Thanos menatap Cal lekat, jemarinya tak henti memutar – mutar ponsel di tangannya.Cal menghela napas panjang, sepertinya ia sedikit menyesal karenanya. “Wanita itu bukan perempuan sembarangan, dia berasal dari keluarga kaya dan memiliki cukup pengaruh.”“Dia mengancamku!” Thanos mengatakan itu dengan kesal.Cal tersenyum tipis, sebelah alisnya terangkat ke atas, “Perempuan itu mengancammu? Memangnya, apa yang terjadi? Sampai dia bisa melakukan ini padamu?”Thanos meletakkan ponselnya, lelaki itu berdiri dan menuang segelas wine untuk dirinya sendiri, “Dia kekasih laki – laki yang bersama Erica hari itu. Bagaimana caramu membereskan ini? Kenapa dia memiliki videonya? Kau benar – benar menghapusnya?” Thanos menatap Cal dengan pandangan marah, bagaimana lelaki itu bisa begitu teledor.“Kau tidak percaya padaku, Thanos? Untuk apa aku berbohong padamu. Aku benar – benar sudah menghapusnya,” kata Cal yang juga tak terima dengan