"Ayo, pulang denganku, Athena." Thanos menghampiri Athena dengan mobilnya. Athena yang tergeragap tampak begitu bingung di sana. "Masuk!" Perintah Thanos yang telah membuka pintu mobilnya dari dalam. "Tapi, saya..." kata Athena ragu. "Aku tak memiliki banyak waktu untuk menunggu, Athena. Kuantar kau pulang hari ini." Tegas Thanos yang tentu saja menolak penolakan dari Athena. Athena tak memiliki pilihan kecuali menurut, bukankah memang seperti itu? Wanita itu duduk di sisi Thanos, sesuatu yang kembali membuat rasa tak nyaman di dalam dirinya. Kalau tahu begini, Athena akan memilih untuk pergi bersama staff lainnya tadi. "Tunjukkan jalannya, oke?" Suara Thanos memecah kegelisahan wanita itu. "Apa?" "Jalan menuju ke rumahmu, Athena. Aku mengantar kau pulang," kata Thanos menegaskan kalimatnya. "Cal bahkan tidak tahu kau tinggal di mana. Dia tidak menjalankan perintahku dengan benar." "Eh, itu. Saya yang memintanya. Saya tidak ingin merepotkan Cal. Mungkin sebaiknya saya juga tur
Athena memperhatikan Jane, wanita yang duduk di sudut ruangan ruang kerjanya itu. Cukup lama ia menatap wanita yang terlihat sibuk dengan laptopnya itu. Sesekali ia tampak menautkan alisnya.Athena bangun dan memilih untuk menghampiri wanita itu di sana, duduk di depannya tanpa suara."Hei, kau butuh sesuatu?" Jane bertanya lembut, seakan senang karena Athena tiba - tiba datang ke mejanya seperti itu. sesuatu yang bahkan jarang Athena lakukan padanya."Kau punya janji makan siang dengan seseorang, Jane?" "Ehm, sepertinya tidak. Kalaupun ya paling dengan teman - teman di sini saja. Kenapa? Kau butuh bantuanku?" tanya Jane dengan senyum di bibirnya."Begini, Bagaimana kalau kita makan siang berdua. Ada hal yang ingin kutanyakan padamu." Athena mengatakan itu lirih, tak ingin orang lain mendengar obrolan mereka.Jane menatap Athena dengan mata membulat, seakan menunjukkan rasa ingin tahu yang besar. "Sepertinya sangat penting? Oke, aku setuju.""Terima kasih." Athena kembali ke mejanya
"Itu sangat mengerikan, Athena. Sebaiknya kau menghindari orang seperti itu." Carol meletakkan secangkir teh di depan Athena, lalu kembali duduk di sana dan menatap kawannya itu dengan cemas."Kalau aku bisa, Carol. Tapi aku tidak ingin kehilangan pekerjaanku." Jawab Athena setelah ia menceritakan semuanya perihal Thanos kepada Carol. "Kau benar, posisimu bisa dibilang tidak mudah. Aku juga tahu bagaimana kau sangat ingin bekerja di sana. Tapi, bagaimana bisa kau terlibat dengan dia setelah bekerja beberapa bulan di sana?""Itulah dia, Carol. Tiba - tiba dia memanggilku dan mengatakan sesuatu yang aneh. Seolah dia hanya ingin tahu seperti apa aku dan bagaimana aku. Aku juga tidak tahu pastinya kapan kami bertemu sebelum aku masuk ke dalam ruang kerjanya. Carol, aku sangat tidak nyaman dengan ini." Athena meneguk teh itu dan menghabiskannya seketika."Kau mau lagi?" tawar Carol."Tidak. Jantungku masih berdebar setiap kali aku mengingat tawaran itu. Datang ke kantor seperti masuk ke d
"Memang hanya aku yang tidak tahu apa - apa di sini." Gumam Athena menatap setiap orang yang berjalan melewati lobi gedung. Pagi itu Athena berdiri di sana, di depan pintu gedung bertingkat nan megah. Tak seperti biasanya, ada rasa ragu untuk terus melangkah masuk. Rasanya ia ingin pergi saja dari sana, tapi jauh di dalam rumahnya mereka membutuhkan Athena."Hei!" Suara itu membuat Athena menoleh, dan Cal berdiri tak jauh darinya. Lelaki dengan kemeja hitam berdasi itu menatap dengan senyum, wajahnya yang cerah dan tampan membuat semua yang melihatnya pasti terbius. "Hai," balas Athena yang kini menatap Cal dengan cara yang berbeda, setidaknya setelah ia mendengar cerita itu dari Jane."Kau sedang menunggu seseorang?" Tanya Cal lembut.Athena menggeleng pelan, "Tidak, aku akan masuk." Athena tersenyum dan melangkah masuk dengan Cal di sisinya."Ada apa? Kau terlihat bingung. Apakah sesuatu yang buruk sedang terjadi?" Cal dengan cepat membaca gerak gerik Athena, menatapnya dengan leka
"Jadi dia mengatakan itu?" Carol menyingkirkan rambutnya ke belakang, saat angin berhembus cukup kencang dan mempermainkan rambut panjangnya itu."Ya, bukankah itu aneh? Semua orang mengatakan kalau Cal adalah orang yang paling dekat dengan Thanos. Bisa dikatakan dia adalah tangan kanannya. Tapi kenapa Cal justru mengatakan kalau dia tak sepenuhnya mendukung Thanos?"Carol memutar bola matanya, ia lalu tersenyum lebar, "Mungkinkah Cal diam - diam berkhianat?""Aku tidak tahu, tapi kurasa dia juga memiliki rahasia.""Sangat rumit. Mereka dekat namun kita semua tidak tahu apa yang terjadi di belakang, kan? Ehm, lantas bagaimana kau dengan Thanos? Apakah kau sudah menolaknya?"Athena menggeleng, "Aku belum bertemu lagi dengannya. Kudengar dia sedang mengurus sebuah proyek besar. Tapi itu tidak termasuk pekerjaanku. Jadi, kau tidak begitu tahu.""Begitu, ya? Kau tumben tidak dilibatkan di dalam proyek itu? Biasanya kau selalu berhasil, kan?"Athena tersenyum, "Aku masih orang baru, Carol.
"Terima kasih, Carol. Aku tidak percaya kau masih mau menerimaku lagi." Wilson mengecup bibir Carol berulang kali seolah ingin menunjukkan betapa ia sangat merindukan wanita itu. "Berjanjilah kau tidak akan melukaiku lagi, Wilson. Kau tahu bagaimana sakitnya aku, bukan?" Carol menatap Wilson lembut, lelaki yang baru saja kembali menjadi suaminya itu. "Jangan cemas, aku terlalu bodoh jika menyakitimu lagi, Carol. Kau adalah wanita yang sangat baik. Maaf karena aku buta kala itu." Wilson meraih Carol ke dalam pelukannya, mencium leher Carol lembut. "Carol, aku sangat rindu padamu. Malam ini aku akan membuatmu kembali ke masa itu, masa di mana hanya ada kita berdua, Sayang." Wilson menatap Carol lembut, tangannya yang terampil menarik tali piyama yang melingkar di pinggang istrinya itu. Menjatuhkan gaun berkain lembut itu ke lantai. "Bukankah sudah lama, Carol? Kau pasti sangat merindukan sentuhan itu, bukan?" Carol memejamkan matanya, saat Wilson perlahan mulai menyusuri tubuh wanita
"Kau sakit, Carol? Wajahmu pucat." Tegur Athena, saat wanita itu berkunjung ke rumahnya sore ini. Carol duduk, wanita itu terlihat murung."Hei, ada apa dengan pengantin baru kita, hmm? Kau punya masalah, katakan saja padaku?" Kata Athena yang kini duduk di dekat Carol sembari menatapnya lembut.Carol menghela napas panjang, ia bingung harus memulai dari mana. Mengingat Athena sendiri belum pernah menjalani kehidupan berumah tangga seperti dirinya."Carol," panggil Athena ketika melihat wanita itu hanya diam saja."Athena, aku benar - benar bingung dan tidak tahu harus memulai dari mana. Rasanya aku juga malu mengatakan ini padamu."Athena tersenyum, ia meraih tangan Carol lembut, menatapnya dengan penuh rasa simpati, "Sejak kapan kau menjadi orang asing bagiku, Carol? Kau adalah orang pertama yang menyambutku saat aku datang dan tinggal di sini. Kau bisa mengatakan apapun padaku, jangan cemas, oke?""Ini soal aku dan Wilson.""Kenapa? Dia menyakitimu lagi?" Athena berkata dengan nada
"Proyek ini tak memiliki kemajuan, Thanos. Bagaimana kau akan mengatakannya?" Cal meletakkan proposal itu di hadapan Thanos. Dan lelaki bertubuh tegap itu hanya menatapnya sekilas."Kenapa? Apakah lelaki tua itu memaksamu untuk bertanya padaku?" Thanos menyeringai, lalu menatap Cal tajam."Aku harus bagaimana? Dia selalu bertanya padaku setiap saat. Kenapa kau tidak mengunjungi dia? Sudah lama kau tidak pulang, kan?" tanya Cal yang juga merasa putus asa itu."Pulang? Aku tak memiliki tempat di sana, tepatnya setelah wanita itu menggantikan posisi ibuku. Aku bahkan benci caranya yang seolah ingin terlihat sebagai ibu yang baik. Munafik!" Thanos meraih proposal itu, membacanya."Yah, kurasa kau butuh waktu untuk itu, Thanos. Memiliki ibu tiri yang cantik dan masih mudah memang terlihat aneh." Cal terkekeh merasa lucu dengan keadaan ini. "Wanita muda mana yang rela menikahi pria tua kalau bukan karena harta? Dia mengincarnya. Dan, aku benci itu. Aku tak akan pernah membiarkan dia mendap