Di bawah langit berwarna hitam kemerahan, di tengah guntur yang saling bersahutan, dua orang terlihat sedang bertarung dengan sengit di udara. Saat keduanya beradu kekuatan, pohon-pohon di sana jatuh bertumbangan, juga menciptakan kawah-kawah yang sangat besar.
Yang satu menggunakan sihir elemen petir sementara lainnya menguasai sihir kegelapan. Meskipun darah telah mengguyur hampir seluruh tubuh keduanya, tetap tak ada yang mau mengalah satu sama lain. Terlihat sangat jelas bahwa mereka adalah musuh bebuyutan."Aku akan menguburmu di sini dan menjadi yang terkuat!" jerit pria yang mengenakan pakaian serba hitam, dengan menutupi sebagian wajahnya menggunakan kain hitam juga. Di tangannya sedang menggenggam sebuah cambuk yang memancarkan aura kegelapan."Aku ingat terakhir kali kau ingin membunuhku, tangan kirimu yang menjadi bayarannya. Kali ini giliran kepalamu yang akan terpotong dari tempatnya!" balas pria tampan yang mengenakan pakaian berwarna biru itu. Di beberapa bagian jubah yang ia kenakan terlihat corak mencolok berbentuk petir berwarna keemasan.Di tangannya terlihat sedang menggenggam sebuah pedang yang seketika dialiri elemen petir. Saat pria itu mengacungkan pedangnya ke depan, seketika saja tempat di sekitarnya meledak-ledak karena sambaran petir."Majulah, Luo Dafeng!" lanjutnya berteriak.Pria berpakaian serba hitam seolah tertantang, dengan cepat ia memecutkan cambuknya yang seketika menciptakan retakan besar pada tanah dibawahnya."Matilah Lei Xiayu!"Bersamaan teriakan itu, Luo Dafeng memberikan serangan bertubi-tubi menggunakan cambuknya, namun Lei Xiayu masih bisa menghindarinya dengan mudah. Lei Xiayu bergerak membentuk zig-zag yang dalam kurang dari satu kedipan mata sudah berada satu langkah lagi di hadapan Luo Dafeng.Luo Dafeng sedikit terkejut, namun masih sempat mendorong tubuhnya ke belakang sehingga tebasan yang Lei Xiayu lancarkan hanya memotong udara kosong.Lei Xiayu tidak membiarkan Luo Dafeng menjaga jarak darinya, karena ia tahu semakin dekat jarak mereka, maka akan semakin kesulitan Luo Dafeng menggunakan senjatanya. Sebab cambuk bukanlah senjata yang cocok untuk digunakan pertarungan jarak dekat, berbeda dengan pedang yang akan lebih diuntungkan."Sial, dia memanfaatkan perbedaan senjata kami dengan baik!" Luo Dafeng mendengus kesal karena Lei Xiayu tidak membiarkannya pergi. Pria itu terus melancarkan tebasan ataupun tusukan dengan pedangnya membuat Luo Dafeng dalam keadaan tersudut."Sampai saat ini kau belum cukup mampu untuk melawanku!" Lei Xiayu menggeleng pelan seraya tersenyum tipis.Bersamaan dengan tapak kirinya mendarat di dada Luo Dafeng membuat pria itu terlempar hingga ratusan meter. Untungnya saat akan terhempas ke tanah, Luo Dafeng menggunakan cambuknya untuk menopang tubuhnya, dan dengan gesit kembali melayang di udara.Luo Dafeng memegangi dadanya dan bisa merasakan setidaknya ada tiga tulang yang patah dan beberapa urat lainnya terputus. Wajah Luo Dafeng menjadi merah padam, pandangannya pada Lei Xiayu benar-benar dipenuhi keinginan membunuh.Luo Dafeng kemudian menjilati darah di pinggir bibirnya sebelum bergumam pelan. "Kau yang memaksaku melakukannya!"Luo Dafeng merapalkan sebuah mantra yang seketika daerah sekitarnya diselimuti aura kegelapan yang begitu kuat. Lei Xiayu saja sampai harus menghentikan langkahnya ketika melihat fenomena tersebut."Transformasi iblis, akhirnya dia menggunakannya." Meskipun tampak terkejut dengan perubahan tersebut, namun tidak semerta-merta membuat Lei Xiayu takut. Wajahnya masih menampakkan ketenangan, bahkan senyuman masih merekah di pinggir bibirnya.Sesuai perkataan Lei Xiayu, teknik yang digunakan oleh Luo Dafeng ini adalah transformasi iblis, yang mana akan membuat penggunanya berubah menyerupai sosok hitam yang ukurannya dua kali lipat daripada wujud aslinya. Selain itu, bentuk tubuhnya juga berubah memiliki empat buah tangan, dua tanduk dan gigi-gigi taring yang mencuat ke atas.Namun yang paling mencolok adalah kekuatannya melonjak drastis membuat Lei Xiayu yang jaraknya masih ratusan meter saja harus menciptakan perisai pelindung.Teknik ini disebut Transformasi Iblis Darah!"Lei Xiayu, hari ini adalah kematianmu!" Suara Luo Dafeng berubah menjadi serak dan berat."Coba saja kalau kau bisa!" Senyuman di wajah Lei Xiayu memudar, tatapannya menjadi serius sebelum mengusap senjatanya dari pangkal hingga ke ujung mata pedangnya.Seketika saja elemen petir yang jauh lebih besar menyelimuti pedang itu, "Sepuluh Tebasan Kilat!"Bersamaan dengan itu, Lei Xiayu sudah melancarkan serangannya. Teknik Sepuluh Tebasan Kilat ternyata mampu membuat penggunanya bergerak secepat kilat, sehingga musuhnya yang tidak memiliki kemampuan tinggi hanya akan bisa melihatnya dalam bentuk cahaya berwarna putih yang memberikan tebasan sebanyak sepuluh kali.Berkat dengan transformasi iblis darahnya, Luo Dafeng bisa melihat wujud penuh Lei Xiayu, namun serangan yang dilancarkannya benar-benar sangat cepat. Dengan tubuhnya yang sangat besar, Luo Dafeng tidak bisa menghindari serangan itu dan hanya bisa menahannya saja.Sebagian serangan memang dapat ditahannya tapi tetap saja ada sebagian lainnya mampu menembus perisai yang diciptakan, sehingga mendarat dengan sempurna di tubuh Luo Dafeng. Pada bagian tubuh yang terkena tebasan itu, menghasilkan aliran petir yang dalam sekejap mata semakin membesar dan berakhir dengan ledakan besar.Boom!Ledakan yang sama berhasil menciptakan kawah sangat besar di sekitar tempat itu. Debu-debu juga beterbangan ke udara yang menghalangi penglihatan.Untungnya debu-debu itu tak berlangsung lama dan perlahan mulai menipis. Barulah Lei Xiayu bisa melihat Luo Dafeng yang masih berdiri dengan tegak dalam transformasi iblis darahnya."Seranganmu cukup dahsyat, tapi sayangnya belum mampu membunuhku." Luo Dafeng berkata dengan geram."Sekarang giliranku!"Seketika saja matanya menyala terang berwarna kemerahan, Lei Xiayu yang melihatnya sebagai ancaman langsung meningkatkan kewaspadaan.Benar saja, dari sekitar tubuh Luo Dafeng memancarkan aura kegelapan yang begitu dahsyat dan perlahan membentuk seekor naga berwarna kehitaman yang menutupi sebagian langit."Auman Naga Kegelapan!" Ketika naga itu membuka mulutnya, menimbulkan guncangan hebat di sekitar tempat itu.Lei Xiayu tahu serangan itu akan menjadi ancaman berbahaya untuknya. Jadi, ia memilih dalam posisi bertahan."Perisai Petir Surgawi!" Seketika saja petir-petir mulai membentuk sebuah lingkaran sempurna dan menempatkan Lei Xiayu di dalamnya.Luo Dafeng tidak menghiraukan pertahanan yang telah diciptakan Lei Xiayu, dia tetap melancarkan serangannya. Dan ketika naga hitam miliknya berbenturan dengan petir pelindung itu menciptakan ledakan yang begitu besar, namun tetap tidak mampu menembusnya.Luo Dafeng menjadi geram, sehingga dengan penuh kemarahan dia mengeluarkan teknik lainnya.Naga hitam itu membuka mulutnya lebar-lebar dan menciptakan sebuah energi kegelapan yang perlahan mulai membesar. Dan ketika energi tersebut berhasil menutupi sebagian langit, barulah Luo Dafeng menghentikannya."Meteor Naga Kegelapan." Naga hitam menyemburkan bola itu yang melesat dengan cepat ke arah Lei Xiayu. Dan ketika berbenturan dengan pelindung petirnya, perlahan menciptakan retakan cukup besar sebelum pecah.Lei Xiayu sudah menduga pertahanannya akan bisa ditembus, jadi sebelumnya dia sudah membuat sebuah mantra tangan. "Tangan Petir Surgawi!"Seketika saja sebuah tangan raksasa yang terbuat dari petir menghalangi laju bola kegelapan itu dengan menggenggamnya erat-erat. Sehingga dalam kurang dari satu kedipan mata, bola kegelapan itu meledak dan menghilang sepenuhnya. Meski tidak berhasil mendarat dengan mulus di tubuh Lei Xiayu, tapi tetap saja serpihan dari ledakan itu berhasil mengenainya.Argh!Lei Xiayu terlempar puluhan meter. Untungnya ada pedangnya yang berhasil membantu menopang tubuhnya agar tetap berdiri.Luo Dafeng tidak membiarkan Lei Xiayu untuk bisa bernapas lega. Dia kembali berniat memberikan serangan susulan."Cambuk Ekor Naga Kegelapan!"Melihat itu Lei Xiayu tentu tidak tinggal diam. Kali ini dia juga akan mengeluarkan salah satu teknik terkuatnya."Semburan Naga Petir!"Dari ujung pedang Lei Xiayu, seketika mengeluarkan energi petir yang begitu besar dan membentuk seekor naga berwarna putih kebiruan.Dalam waktu singkat, naga hitam dan naga petir saling beradu di udara, menghasilkan guncangan yang cukup besar. Hingga pada akhirnya kedua naga ini sama-sama melepaskan serangan terkuat sebelum menghilang menjadi energi seperti sebelumnya.Hal tersebut berdampak pada Lei Xiayu dan Luo Dafeng, keduanya sama-sama terkena serangan dari dalam. Mereka bisa merasakan beberapa organnya terluka. Dari mulut keduanya juga memuntahkan darah segar yang cukup banyak."Aku tidak boleh menunda lebih lama, pertarungan ini harus segera diakhiri." Lei Xiayu khawatir kalau terlalu lama maka keadaannya akan semakin memburuk.Luo Dafeng juga memiliki pemikiran sama, jadi masing-masing dari mereka akan mengeluarkan serangan terkuatnya.Dari arah belakang Luo Dafeng tercipta makhluk yang lebih besar lagi dibandingkan transformasi iblis darahnya saat ini yang terbuat menggunakan energi kegelapannya. Sosok tersebut seperti mengenakan sebuah jubah berwarna hitam dan di tangan kanannya memegang sebuah sabit yang memancarkan aura mematikan begitu pekat."Lei Xiayu, terimalah serangan terakhirku. Ini adalah teknik yang kusimpan selama ini hanya untuk bertarung denganmu!" Luo Dafeng mengumpulkan seluruh qi yang tersisa dalam tubuhnya untuk serangan terakhir ini."Tebasan Bayangan Penghancur Jiwa!"Lei Xiayu juga tidak ingin kalah, dia telah menyelesaikan mantranya yang seketika membuat tubuhnya bercahaya keemasan. Kemudian secara tak kasat mata dari tubuhnya mengeluarkan sajak-sajak kuno yang tak bisa dimengerti oleh orang lain.Namun sajak-sajak ini memancarkan kekuatan yang begitu mengerikan dan membuat sekitar tempatnya berdiri dilindungi oleh perisai tebal yang tercipta dari kumpulan sajak ini."Perisai Emas Surgawi!"Lei Xiayu memejamkan matanya saat perlahan tubuhnya jatuh ke dalam sebuah jurang setelah beradu serangan terakhir dengan Luo Dafeng. Sebenarnya Lei Xiayu sudah memenangkan pertarungan, tapi saat dia hendak membunuh musuh bebuyutannya itu tiba-tiba ada sesuatu menembus dadanya.Lei Xiayu tidak sempat melihat wajah sosok yang menghujamkan pedang itu padanya karena pandangannya perlahan menjadi kabur. Dia hanya merasakan tubuhnya di tendang ke arah jurang yang tak jauh dari lokasi pertempuran.Lei Xiayu membuka matanya kembali karena sudah begitu lama dia terjatuh namun nyawanya tak kunjung berakhir juga. Meskipun jurang ini sangat dalam, dengan waktu yang selama itu dia habiskan maka seharusnya sudah menyentuh dasar permukaan. Jadi, Lei Xiayu ingin memeriksa yang sebenarnya terjadi.Ia begitu terkejut saat membuka mata dan mendapati dirinya sedang berdiri di atas padang yang begitu luas. Kemudian Lei Xiayu mengingat sesuatu, karena dia merasa pernah mengunjungi tempat ini."Tidak salah l
Lei Xiayu sudah mendapatkan informasi tentang pemuda yang sedang berdiri di hadapannya sambil membawa sepiring nasi itu. Namanya Lei Ye, sepupu dari Lei Xiayu juga termasuk anggota inti keluarga Lei.Lei Ye adalah putra kedua dari pamannya yang saat ini menjabat sebagai Patriark keluarga Lei, menggantikan ayah kandung Lei Xiayu sejak tiga tahun lalu setelah ayahnya menderita sakit yang sangat parah dan mengharuskannya hanya terbaring di ranjang tidur.Lei Ye kemudian meminta penjaga penjara untuk membuka kurungan Lei Xiayu karena dia ingin menyuapi pemuda itu dengan tangannya sendiri. Dengan langkah penuh angkuh, Lei Ye berjalan mendekati Lei Xiayu."Lei Xiayu, buka mulutmu." Lei Ye tersenyum sinis.Lei Xiayu tahu niat Lei Ye tidaklah baik, sebab di masa lalu pemuda ini salah satu anggota keluarga Lei yang memperlakukannya dengan buruk. Tidak hanya itu, Lei Ye juga sering melukai tubuh Lei Xiayu saat dirinya merasa kesal. Bisa dikatakan Lei Xiayu adalah bahan pelampiasan amarah dari p
Andai saja Bai Juan memiliki wujud seperti manusia, mungkin Lei Xiayu sudah memeluknya dengan begitu erat untuk berterima kasih, namun karena dia hanyalah sebuah gulungan kertas membuat Lei Xiayu memberikan pujian saja."Aku tidak menyangka kau memiliki kemampuan seperti ini," Lei Xiayu masih berusaha mencerna semua kejadian yang dia alami. Lei Xiayu tidak menyangka gulungan kertas yang didapatkannya dari reruntuhan kuno itu akan memberikan dampak yang begitu besar pada perjalanan hidupnya. Sekarang Lei Xiayu sudah memandang Bai Juan dari sisi berbeda dalam dirinya.Bai Juan yang merasa Lei Xiayu sudah menyukainya menjadi besar kepala, dia kemudian berniat menyombongkan diri lebih tinggi lagi. "Tuan, anda tidak tahu saja kalau sebenarnya aku memiliki kemampuan yang jauh lebih besar lagi. Aku hanya tidak ingin menunjukkannya sekarang."Ekspresi wajah Lei Xiayu berubah menjadi dipenuhi banyak kerutan, semakin lama Bai Juan ini semakin membuatnya tertarik.Namun Lei Xiayu juga tidak menya
Meski saat ini tubuh Lei Xiayu terbilang masih lemah tapi tidak mengubah kenyataan bahwa dulunya dia seorang pertapa, yang memahami jalan kultivasi secara mendalam, jadi untuk mempelajari Tinju Petir bukanlah perkara sulit baginya. Lei Xiayu bahkan bisa menguasainya secara sempurna dalam sekali percobaan."Tinju Petir!"Teknik ini memusatkan qi pada kepalan tangan penggunanya, yang nanti akan melepaskan energi petir berbentuk bulat seukuran kepala manusia. Ketika mengenai sebuah objek, maka energi petir ini akan menciptakan ledakan yang cukup besar.Lei Xiayu tersenyum puas saat melihat gembok penjara sudah terbuka akibat serangan yang dilepaskannya barusan. Pada tiang-tiang besinya juga masih menyisakan energi petir yang merembes."Akhirnya aku bisa keluar dari tempat terkutuk ini. Benua Daratan Tengah, tunggu aku datang!"Lei Xiayu mulai melangkahkan kakinya, namun baru saja keluar dari penjara itu, dia sudah mendengar ada beberapa orang yang berjalan ke arahnya. "Tidak salah lagi,
Lei Ye memberikan serangan bertubi-tubi namun Lei Xiayu bisa menghindari semuanya tanpa kesulitan, membuat perasaan pemuda itu menjadi semakin buruk. Pikirannya menjadi tidak stabil, hanya satu keinginannya saat ini adalah membunuh Lei Xiayu dengan tangannya sendiri.Namun tentu saja semua keinginan tak pasti berakhir terwujud, apalagi bersangkutan dengan sebuah nyawa, tentu semua orang akan menggunakan segala cara untuk mempertahankannya. Lei Xiayu pun begitu, dia tidak akan memberikan nyawanya secara percuma kepada Lei Ye. Dan tentu saja dia memiliki keinginan yang sama. Sudah lama dia ingin membunuh pemuda yang sering menyiksanya itu, jadi sekarang adalah kesempatan yang tepat."Dengan kemampuanmu yang tidak seberapa itu ingin mengambil nyawaku? Kau tidak pantas!" Lei Xiayu masih sempat memprovokasi lawan di sela-sela pertarungan membuat Lei Ye bertambah geram. Namun hal itu juga membuat gerakannya menjadi tidak beraturan.Lei Xiayu tidak menyia-nyiakan kesempatan, dan menyerang Le
Guan Ping memasang wajah harap-harap cemas, khawatir kalau para penjaga akan menemukan keberadaan Lei Xiayu. Namun sudah sampai satu jam lamanya mereka menggeledah tempat itu, tetap tidak menemukan orang selain tubuh Lei Qintian yang sedang terbaring. Hingga satu persatu dari penjaga kembali ke barisan barulah membuat Guan Ping bisa bernapas lega."Tuan Bao, sudah kukatakan sebelumnya bahwa tidak ada siapapun di sini. Untuk kejadian hari ini, aku akan mengingatnya di masa depan. Kuharap anda tidak menyesalinya!" Wajah Guan Ping memang terlihat datar namun setiap kata yang keluar dari mulutnya semua bernada ancaman.Bao Leng tidak menanggapi ucapan tersebut dan hanya mendengus kesal sebelum mengajak seluruh anak buahnya untuk meninggalkan tempat itu. Setelah batang hidup Bao Leng dan pasukannya tidak terlihat lagi, barulah Guan Ping kembali masuk ke kediaman Lei Qintian.Memang sebagai salah satu keluarga yang menguasai Kota Zhengzhou, kediaman setiap anggota inti keluarga Lei didirika
Di sebuah ruangan cukup luas dengan di setiap sudutnya terdapat hiasan maupun barang-barang serta lukisan yang mampu memanjakan mata siapapun melihatnya karena terbuat dari material-material berharga, terdapat beberapa orang sedang berkumpul dan tampak sedang membahas sesuatu yang penting.Namun disaat mereka sedang melakukan diskusi, secara tiba-tiba saja pintu ruangan terbuka yang menyita perhatian semua orang. Kemudian dari balik pintu itu memperlihatkan seorang wanita paruh baya, sekilas wajahnya seperti berusia tiga puluh atau empat puluh tahunan. Meskipun sudah cukup berumur, namun tidak menunjukkan sedikitpun kerutan di wajahnya, dia tetap terlihat memancarkan kecantikan yang sulit ditemukan pada wanita lain.Tapi bukan parasnya yang membuat semua orang memperhatikannya, melainkan karena wanita itu datang dengan tergesa-gesa dan menunjukkan wajah yang dipenuhi kemarahan.Melihat itu, salah satu pria sepuh yang sedang berdiri paling dekat dengan pintu langsung menanyakan alasan
Selain melatih kultivasinya, hari-hari Lei Xiayu juga dihabiskan untuk membantu Guan Ping merawat ayahnya yang sedang terbaring sakit. Tidak jarang juga mereka mendiskusikan penyakit yang ayahnya derita saat ini.Mungkin dulu 'Lei Xiayu tubuh fana' tidak akan tahu menahu masalah kultivasi dan yang berhubungan dengan itu, namun setelah dia sendiri menapaki jalan tersebut membuatnya mengetahui banyak hal.Berbekal pengalaman kehidupannya di masa lalu, Lei Xiayu menyadari kalau sebenarnya penyakit ayahnya ini bukanlah penyakit bawaan atau karena terkena efek saat melakukan pertarungan, melainkan disebabkan oleh sebuah racun. Sederhananya, ada seseorang yang telah dengan sengaja meracuni ayahnya sehingga berakhir dalam kondisi seperti ini.Tidak sulit untuk Lei Xiayu mendiagnosa penyakit tersebut, karena saat masih hidup sebagai pertapa, dia telah mempelajari begitu banyak hal, dan pengobatan juga tidak luput dari pengecualian.Pada suatu malam, dia m
Klan Mu sedang bertarung mati-matian untuk mempertahankan kediaman mereka dari ancaman Serikat Iblis, baik anggota klan yang baru menapaki jalan keabadian ataupun para tetua bekerja sama dengan keras saling melindungi satu sama lain, meskipun tidak bisa dipungkiri korban berjatuhan di pihak mereka tidak sedikit, namun semangat juang mereka tak perlu dipertanyakan lagi. Tapi dalam jalan keabadian, terkadang kelebihan jumlah pasukan tidak menjadi penentu kemenangan pertempuran, anggota klan Mu memang lebih banyak dibandingkan pasukan Serikat Iblis yang menyerang, namun dari segi ranah dan pengalaman bertarung jelas klan iblis lebih baik, apalagi klan Mu kebanyakan mereka yang berasal dari generasi muda, membuat mereka dalam situasi yang sulit. Para tetua dan senior klan sebisa mungkin melindungi generasi muda, tapi dengan kemampuan mereka yang terbatas tentunya tidak akan berjalan dengan mudah, apalagi pasukan dari Serikat Iblis ini tidak segan-segan membunuh setiap orang yang ada di
Nie Guanyu, Tao Zexi, dan Bao Jun merupakan tiga nama yang tidak asing lagi di dunia kultivator karena masing-masing dari mereka menduduki posisi Patriark di klan Nie, Tao, dan Bao serta telah mencapai ranah Pencerahan Spiritual membuat kemampuan mereka cukup diperhitungkan.Beberapa hari lalu, kediaman mereka dikunjungi oleh seorang kenalan lama yang cukup ketiganya segani, Lei Zhihao dari kota Zhengzhou. Kebetulan saat itu mereka sedang berkumpul di kediaman klan Nie karena membahas sesuatu sehingga mereka mempersilahkan Lei Zhihao untuk bergabung.Nie Guanyu merupakan seorang pria sepuh, terlihat berusia enam puluh tahunan dengan rambut yang telah memutih sepenuhnya, badan kurus dan pendek namun memancarkan kekuatan yang sangat besar dan lebih kuat dibandingkan lainnya.Tao Zexi seperti berusia empat puluh tahunan, rambut klimis dan memiliki penampilan yang rapi tampak terpelajar dan lebih terlihat seperti seorang sarjana. Pria ini cukup pendiam dan hanya berbicara jika menurutnya
Sepanjang pertempuran tidak ada kondisinya yang lebih buruk daripada Lei Zhihao dan Xia Gengxin, harus menghadapi Mo Yan, jendral iblis terkuat yang memimpin penyerangan itu membuat keduanya mengalami nasib naas. Walaupun sama-sama berada di ranah Pencerahan Spiritual, namun baik Lei Zhihao maupun Xia Gengxin baru mencapainya paling lama sepuluh tahun, sementara Mo Yan sudah berada di tingkat yang sama jauh lebih lama daripada keduanya membuat praktiknya lebih tinggi.Lei Zhihao baru saja kehilangan lengan kirinya setelah berhasil dipotong oleh teknik milik Mo Yan yang menjadikan qi kematiannya menyerupai pedang diselimuti darah, sementara Xia Gengxin kondisinya juga tidak lebih baik mengalami luka dalam yang sangat serius. Berbanding terbalik dengan Mo Yan yang hanya menerima luka kecil menunjukkan perbedaan kekuatan di antara mereka terlihat sangat jelas.“Saudara Xia, kita dalam masalah besar.” Lei Zhihao menggeleng kepala pelan, dia baru saja berhasil menghentikan pendarahan pada
Perbedaan jumlah dan kekuatan benar-benar dapat dirasakan pada pertempuran yang terjadi di kediaman keluarga Duan. Banyak anggota klannya yang sudah tewas terbunuh di tangan pasukan Serikat Iblis, serta beberapa tetua yang juga tidak terlepas menjadi korban keganasan kelompok itu.Tetua tertinggi keluarga Duan juga tidak dapat mempertahankan nyawanya lebih lama, ia harus terbunuh ditangan jenderal iblis yang memimpin penyerangan tersebut dengan cara begitu sadis, tubuhnya hancur berkeping-keping tanpa tersisa. Namun, sebelum terbunuh tetua tertinggi keluarga Duan berhasil mengirimkan pesan kepada Duan Jie menggunakan token khusus, membuatnya setidaknya bisa mati dengan tenang.Melihat tetua tertinggi sekaligus jagoan terkuat yang saat ini berada di klan mereka sudah terbunuh, anggota keluarga Duan tidak melakukan perlawanan lebih jauh. Mereka menyerah dan pasrah karena sadar tak akan bisa selamat dari pertempuran ini.Pada malam ini, salah satu keluarga besar di Kota Zhengzhou resmi d
Lei Qintian mulai membentuk pedang raksasa dengan qi-nya, walau kemungkinannya kecil tapi dia akan berusaha untuk membebaskan para tetua dari cengkeraman tangan Gong Xijian karena jika mereka mati maka akan berimbas pada keseimbangan klan. Lei Qintian yakin akan ada banyak pihak yang mendatangi klan Lei untuk mengambil keuntungan dari mereka, karena itulah keberadaan para tetua ini sangat penting. Seolah langit sedang membantunya, Lei Qintian menyadari tekanan yang dilepaskan roh beladiri Gong Xijian tidak sekuat sebelumnya, sehingga merasa ini adalah kesempatan yang tepat untuk melancarkan aksinya. Dengan cepat Lei Qintian menebaskan pedang raksasa itu untuk memotong aliran energi. Slash! Duar! Ledakan besar terjadi ketika Lei Qintian berhasil memotong energi tersebut, namun membuatnya terlempar ratusan meter karena pembalikan energi, begitu juga dengan para tetua yang mengalami luka parah. Tapi, satu hal yang pasti yaitu Lei Qintian berhasil menyelamatkan para tetua sebelum e
Gong Xijian mengalirkan qi-nya ke kadal raksasa yang seketika membuka mulutnya lebar-lebar sebelum menciptakan bola api raksasa yang menyebarkan momentum begitu panas membuat suhu udara di wilayah sekitar tempat itu naik beberapa kali lipat. Untungnya anggota klan Lei sudah menjaga jarak yang cukup jauh sehingga tidak ada korban dari pihak mereka.Lei Qintian mengeraskan rahangnya, dia sudah membentuk sebuah energi pedang untuk menghalau serangan yang akan datang. Di waktu yang hampir bersamaan, keduanya telah berhasil menyempurnakan teknik mereka masing-masing.“Semburan Api Kematian!”“Pedang Menembus Inti Semesta!”Bola api dan pedang raksasa itu saling bertabrakan menciptakan ledakan yang begitu besar membuat para tetua klan Lei harus membentuk energi pelindung untuk melindungi diri dan anggota klan lainnya agar tidak terkena efek samping dari benturan energi tersebut.Terlihat retakan besar pada energi pelindung itu menandakan jika pertukaran kekuatan di antara keduanya memang sa
Naga petir itu mengikuti setiap langkah yang dilakukan Gong Xijian, tidak membiarkannya melepaskan diri seolah di matanya hanya ada Gong Xijian saja sehingga menciptakan ledakan demi ledakan yang cukup keras setiap kali benturan di antara keduanya terjadi.Walaupun naga itu belum dapat melukai Gong Xijian karena pertahanannya yang sulit ditembus, namun tetap saja membuat gerakan jendral iblis itu menjadi terbatas karena harus diakui naga petir tersebut juga mengeluarkan kekuatan yang cukup besar. Disisi lain, setiap pertahanan yang dibentuk Gong Xijian juga membutuhkan energi yang tidak kalah besarnya sehingga qi-nya dengan cepat banyak terkuras. Gong Xijian merapatkan giginya geram, jika hal tersebut dibiarkan terus berlanjut maka qi-nya lama-kelamaan akan semakin menipis sehingga mau tidak mau Gong Xijian harus memikirkan cara agar bisa keluar dari cengkeraman naga itu.“Kenapa kau terus memaksaku?” Gong Xijian berdecak kesal. “Hancurlah!”Gong Xijian membentuk mantra tangan yang s
Semakin lama pertarungan di antara keduanya, Lei Delan semakin menyadari jika kemampuan bertarung Lei Xiayu memang jauh di atasnya, apalagi pemuda itu memiliki teknik pedang yang sangat beragam dan sulit ditebak sehingga menyulitkan Lei Delan untuk mengimbanginya bahkan dia sampai terkena sabetan pedang berkali-kali di beberapa bagian tubuhnya.Dengan napas memburu Lei Delan berhasil menjaga jaraknya setelah terkena serangan untuk yang kesekian kalinya.“Darimana sebenarnya bocah ini mendapatkan teknik-teknik sekuat ini?” Lei Delan benar-benar harus mengakui keunggulan lawannya itu sehingga muncul rencananya untuk melarikan diri karena jika memaksakan bertarung lebih lama dia khawatir Lei Xiayu akan semakin membuatnya terluka bahkan dapat membunuhnya.Lei Delan yang tadinya selalu bertarung dalam posisi bertahan kini tampil lebih menyerang dan berharap bisa menemukan celah agar bisa melarikan diri. Lei Xiayu tentu saja menyadari niat lawannya itu membuatnya tersenyum penuh arti.“Ingi
Lei Qintian tak menghiraukan tatapan semua orang yang mengarah padanya, ketika Pedang Penakluk Naga sudah berada di dalam genggaman tangannya, pria itu segera memberikan serangan pertamanya, namun Gong Xijian masih bisa menghindarinya dengan tanpa kesulitan.Lei Qintian tetap tenang dengan mengubah arus serangannya yang kali ini menargetkan titik vital lawan, Gong Xijian dengan cepat menutupi bagian lehernya itu sehingga menunjukkan celah pada perutnya, hal tersebutlah yang dimanfaatkan oleh Lei Qintian karena dari awal dia memang mengincar bagian tersebut dan leher hanyalah sebagai pengalihan sehingga sebuah pukulan mendarat tepat di tubuh Gong Xijian.Pukulan itu dipenuhi banyak tenaga membuat Gong Xijian meringis kesakitan walau kulitnya sebenarnya sangat tebal karena efek transformasi Iblis, namun ternyata pukulan Lei Qintian itu tetap dapat membuatnya terpukul hingga puluhan meter sebab Lei Qintian sendiri menggunakan teknik ‘Tinju Petir' untuk menjatuhkan law