Tidak ingin terhanyut akan perasaan hati akibat dendam yang masih berlanjut. Kini Luo Xiang lebih memilih diam, dan tidak membalas pesan tersebut. Apalagi kesan akhir terhadap Yun Rou hanyalah sebatas teman, tidak lebih dari itu. Bahkan karena tidak ingin mendalami hal ini, Luo Xiang memilih perpisahan dengan cara yang tidak biasa. Tak berselang lama, tiba tiba dua wanita bercadar hitam. Menggunakan tudung membuat Luo Xiang mengalihkan perhatiannya. "Aura racun yang sangat kuat! Bahkan..."Ketika kedua wanita itu duduk disamping Luo Xiang. Aura membunuh yang begitu kental dapat dirasakan oleh Luo Xiang. "Apa kamu bermaksud mengancamku?" tanya Luo Xiang santai, namun ia melanjutkan menuangkan arak di dalam guci, kearah gelas kecil miliknya. Cukup terkejut, namun wanita bercadar, dan ber tudung itu hanya diam. Lalu setelah ini ia memesan makanan, dan arak yang sama dipesan oleh Luo Xiang. "Apa dia target kita?" tanya telepati salah satunya. "Kakak, dari pesan itu. Memang dia yang
Hanya menggunakan satu pikiran, tiba tiba dari celah dimensi sekitar keberadaan transformasi api Keabadian muncul ribuan tangan raksasa. Kraaaaack! 'Roaaaaaarh!'Namun, api keabadian yang telah bertransformasi mengamuk. Hal ini mengakibatkan fluktuasi energi begitu kuat menyebar seperti gelombang tsunami. "Sialan, meski aku bisa berbuat apapun di dunia ini... Tapi api Keabadian ini tidak mudah tunduk dibawah kekuatan orang lain!" ucap Luo Xiang mulai memikirkan rencana lain, disaat ribuan tangan berusaha menekan pergerakan dari api Keabadian yang telah bertransformasi. "Dan kamu bisa diam tidak!" maki Luo Xiang kesal karena api Pelahap Langit seperti ingin keluar sendiri dari dalam tubuhnya. Hingga satu menit berpikir, tiba tiba naga dari api Keabadian menyebarkan api yang sangat kuat. Sontak apa yang dilakukan oleh api Keabadian membuat ribuan tangan yang terus muncul berubah menjadi debu. Roaaaaaarh! Ribuan tangan Qi yang telah hancur kini membuat api Keabadian mulai menatap
Garis garis biru ini terlihat panjang, lalu mengitari tubuh Luo Xiang dari dada, kearah perut, hingga ke punggung. Namun anehnya, di setiap garis ini terdapat aura kehidupan yang membingungkan pikiran Lui Xiang. Meski terlihat sepele, namun rahasia dibalik munculnya garis garis ini tidak biasa. "Apa kamu merasakan gejala seperti pusing? Atau lainnya?" tanya cepat leluhur Dewa Naga. Luo Xiang menggelengkan kepalanya, karena kejadian ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Berpikir sejenak, tiba tiba muncul ide gila terlintas dipikiran Luo Xiang. "Mengandung aura kehidupan, dan terdapat energi super masif yang belum lahir... Kurasa ada hikmah atau hal baik lain yang menanti atas kemunculan gari ini... Senior, bisakah kamu bertarung denganku sejenak? Aku ingin melihat apa garis garis ini adalah harta? Ataupun hanya riasan jelek yang akan mengurangi ketampanan wajahku!"Salah satu alis milik leluhur Dewa Naga terangkat. Wajahnya yang heran jelas terlihat mendengar permintaan Luo Xiang.
"Lakukan saja!"Swuuuuush! Leluhur Dewa Naga mulai menyerang dengan meningkatkan kecepatan serangannya. Bahkan, perlahan perbedaan kecepatan membuat pertempuran terlihat sebelah mata. Hal ini disadari oleh Fei Ling serta Cia San Tong yang mengamati pertempuran itu dari jarak jauh. "Sa-sangat cepat!" gumam Fei Ling yang hanya bisa melihat gerakan pria bertanduk seperti bayangan tidak jelas. Begitu juga dengan Cia San Tong. Namun melihat incarannya mulai kewalahan, senyum tipis terukir disudut bibirnya. "Huh, sepertinya aku tidak perlu..." ucap Cia San Tong terhenti. Di sisi lain, kecepatan serangan yang meningkat membuat Luo Xiang segera mengeluarkan elemen petirnya. Hingga kejutan terlihat jelas di mata Fei Ling dan Cia San Tong. Apalagi melihat energi yang terpancar, nyatanya sosok incaran mereka hanya berada ditingkat Dao Jiwa bintang satu! Traaaack! Traaaack! Boooooooom! Meski kecepatan milik Luo Xiang ikut meningkat. Namun semua ini tidak murni, maka leluhur Dewa Naga mas
Tatapan remeh, apalagi mengingat energi pemuda bertangan satu terpancar hanya Dao Jiwa. Hal ini tentu membuat Cia San Tong mulai mengangkat tangannya. Sekian detiknya, pusaran angin yang didasari oleh perputaran energi Qi diatas tangan Cia San Tong mulai membentuk seekor Naga yang cukup besar. Dilihat dari auranya, mungkin tidak ada yang spesial, namun energi yang terpancar. Jelas bahwa jurus milik Cia San Tong ini cukup untuk menghancurkan praktisi Alam Setengah Dewa bintang dua. Swuuuuuung! "Amarah Naga! Ombak Angin Menyatu!" Cia San Tong berteriak. Hanya satu perintah, Naga yang terbentuk dari elemen angin. Serta energi Qi milik Cia San Tong melesat deras kearah Luo Xiang. Senyum kecil terukir, namun sebelum Naga itu dapat menyentuh tubuh Luo Xiang. Pedang emas yang memiliki ukiran kuno muncul ditangannya."Naif sekali kau bocah!"Tidak menjawab apa yang dikatakan Cia San Tong, kini Luo Xiang mulai membentuk segel tangan menggunakan pedang emas ditangannya. Swuuuuuung! Udara
Melihat api yang dimiliki pemuda bertangan satu sangat panas. Hingga membakar pakaian penutup tubuhnya, sontak wajah yang begitu cantik, alis yang tebal, dan bibir yang indah terlihat dimata Luo Xiang. Hal ini mengakibatkan wajah Fei Ling berubah menjadi merah karena menahan malunya. Selain pemimpin aliansi dan Yu Qian, tidak ada satupun orang yang pernah melihat wajahnya. Kini akibat api Surgawi, semua keindahan tubuhnya dapat dilihat jelas oleh orang lain yang tidak ia kenali."Ka-kamu cabul!" Meski membakar jubah dan penutup tubuh, sebuah artefak muncul menyelimuti tubuh Fei Ling. Hal ini yang membuat Luo Xiang terdiam, namun bukan karena pikirannya yang jauh. Melainkan ia melihat jiwa lain milik Shi Shi, jelas terlihat didepan matanya. "Shier..."'Uhuuuuuk!' tiba tiba muntah darah terjadi. Fei Ling menaikan salah satu alisnya, dia tidak tahu kondisi saat ini yang akan menyebabkan pertempuran dapat pecah kapanpun. Namun melihat pemuda itu muntah darah, seketika tubuhnya lemas.
Belati kecil ditangan Fei Ling akhirnya benar benar menembus kulit, bahkan setelah penikaman secara sepihak. Luo Xiang yang tidak sadarkan diri mulai mendapatkan kesadarannya, disaat darah mulai menetes. "Akkkk!" Mencabut belati dipunggungnya, kini Fei Ling yang telah mundur, menjaga jarak karena merasa bersalah. Atau lebih tepatnya, dia tidak tahu kenapa hatinya merasa terpukul setelah menikam punggung pemuda bertangan satu. "A-apa yang aku lakukan..." gumam Fei Ling tubuhnya bergetar. Melihat suasana yang sulit untuk dijelaskan, dan tidak tahu bagaimana jalan keluarnya menghadapi masalah kali ini. Luo Xiang mencoba menatap kedua mata Fei Ling yang terus memperlihatkan wajah kesedihannya. "Bahkan jika kamu membunuhku, maka aku juga hanya akan diam!" ungkap Luo Xiang. Fei Ling tertegun sejenak, dan entah kenapa ia harus merasa bersalah atas penikaman yang barusan ia lakukan. Bahkan jika ia membunuh orang lain, tidak ada perasaan ini sedikitpun. "A-apa yang terjadi padaku!"Swuu
Turun dari atas langit, dan memasuki gerbang kota atau klan dengan berjalan adalah aturan mutlak yang ada di semua alam. Karena itu, Luo Xiang memilih berjalan, namun langkahnya harus terhenti setelah dua prajurit yang merupakan anggota klan Wen menghadang langkah Luo Xiang. "Tuan muda tunggu! Karena didalam ada pernikahan besar, maka kami diminta untuk menyeleksi setiap Kultivator yang memasuki klan. Jadi, apa tuan mau memberikan identitas secara suka rela?"Luo Xiang hanya mengangguk, dan kemudian mengeluarkan Giok patriak yang dimiliki oleh Luo Kang Yan, dan telah diganti namanya menjadi 'Luo Xiang'. "Pa-patriak klan Luo? Ma-maaf kami telah menganggu perjalanan anda!" tidak meragukan lagi siapa identitas pemuda didepannya. Kedua penjaga itu membiarkan Luo Xiang memasuki klan Wen dengan mudah. Di sisi lain, berita Luo Xiang menjadi patriak termuda klan Luo telah tersebar ke seluruh penjuru wilayah Domain Pedang. Apalagi mendengar setiap kabar sepak terjangnya yang tidak kenal amp
Tidak bisa melakukan apapun, kecuali mengikuti perintah Long Hua Chen. Yuan Yin memeluk anaknya dengan erat. Dia sungguh tidak bisa menahan rasa kekhawatirannya, pasalnya sudah sepuluh menit proses penghancuran jiwa berlangsung, belum ada tanda tanda bahwa suaminya ini akan keluar dari bola api Samadhi. Didalam bola api, Luo Xiang terus meraung, merintih, dan menahan rasa panas yang telah membuat seluruh kulitnya hangus terbakar. Akan tetapi, tekadnya untuk membunuh Chang Guan terus membakar semangatnya. Sama halnya yang dialami oleh Chang Guan itu sendiri. Dia merasa jiwanya terbakar, dan terus dimurnikan untuk beberapa waktu yang lama. Hingga lima menit kemudian, tiada suara teriakan lagi yang terdengar. "Ratu?! Mohon untuk menunggu?!" teriak panik Long Hua Chen melihat Yuan Yin ingin terbang dan memasuki bola api Samadhi. "Tidak bisa... Gege pasti sudah terluka cukup parah...Aku..." Swuuuuuuuuuung?! Langit bergetar hebat, sesaat setelah perkataan Yuan Yin terhenti.
Menari nari dengan pedang ditangannya, Luo Xiang menunjukan kemampuan dalam menggunakan pedangnya. Gerakannya begitu cepat, lentur, dan menakutkan. "Saudara Qin Yan, pulihkan sedikit energi dan segera periksa kondisi alam Dewa... Melihat formasi besar tadi, pasti kerusakan besar terjadi..." Qin Yan mengerti, dia bersama enam saudaranya segera memulihkan energi Qi. Setelah beberapa saat, mereka pergi meninggalkan Long Hua Chen dan tiga saudaranya. "Jaga Yang Mulia..." "Aku tahu itu.." Melihat kearah pertempuran, meski mereka tidak dapat melihat kecepatan keduanya. Namun mereka tahu, kondisi saat ini masih terlihat seimbang. "Yang Mulia... Semua kedamaian di tiga alam, ada ditanganmu..." * "Chang Guan apa kamu hanya bisa menghindar hah?!" Chang Guan menyatukan kedua giginya, meski dia telah berada di masa primanya. Melihat kecepatan yang di bantu oleh elemen cahaya, dan petir ilahi. Dia tidak bisa gegabah untuk memberikan serangan balasan. Apalagi mengingat, menghadapi Luo
Chang Guan mencoba menghancurkan dinding pembatas formasi dengan menggunakan api tingkat menengahnya. Dia mulai mengeraskan rahang, selain api surgawi, dia tidak mungkin dapat menembus perisai itu dengan mudah. "Semakin lama berada didalam tubuh ini energiku terus melemah... Arghhhh?!" Dia melesat kesana kemari dan mencoba menghancurkan dinding pembatas. Akan tetapi, Qin Yan yang mengendalikan formasi tidak membiarkan formasi besar dirusak mulai menyerang dan memberikan hujan serangan pedang yang terbentuk dari bintang formasi. "Saudara... Sepertinya energinya melemah, atau kita bantu Qin Yan dan saudaranya untuk membunuh Chang Guan? Dengan begini, bukankah Yang Mulia tidak perlu repot untuk membunuhnya?" "Kamu benar..." "Bentuk formasi empat arah penakluk iblis?!" Long Hua Chen dan tiga saudaranya yang tidak ingin menyia nyiakan situasi segera menyebar. Mereka membagi kelompok, lalu membentuk segel formasi yang sama. Hingga pembatas baru memasuki formasi pedang tuju
Luo Xiang terpental sejauh satu kilometer dari tempat awalnya berada. Meski Chang Guan bisa mengendalikan tubuh ilusinya namun bukan bearti, dia mampu mempertahankan untuk waktu yang lama. "Hahahahaha! Tubuh yang kuinginkan sudah menjadi milikku, hari ini karena aku sangat bahagia, aku akan meninggalkan jasadmu tetap utuh..." dia berkata seraya memainkan tiga elemen di telapak tangannya. Namun Luo Xiang tersenyum tipis, dia melepas topengnya. "Benarkah?"Masih asik melihat tiga bola elemen yang berputar putar ditelapak tangannya. Chang Guan menganggukan kepala, namun dia masih tidak ingin melihat sosok yang telah melepas topengnya. "Mungkin diantara Dewa Pedang, Dewa Api, kamu adalah orang terkuat dari kedua Dewa besar ini... Tapi..." saat memandang wajah pria yang telah melepas topengnya, dia memelototkan matanya. Saat ini dia hanya bisa diam termenung, lalu terpaku melihat wajjah yang sama ada didepannya. "Ka-kamu?""Hahahaha! Chang Guan, permainanmu sungguh menyenangkan, selai
Luapan energi terjadi sangat mengerikan, bahkan saat ledakan terjadi. Luo Xiang harus terpental dan memuntahkan seteguk darah merah dari bibirnya. Setelah debu menghilang, seluruh alam tiba tiba menunjukan fenomena langit. Awan menghitam, gunung memuntahkan lava, angin berhembus kencang, serta lautan menunjukan gelombang besarnya. Semua ini terjadi akibat salah satu dari unsur ima elemen yang mendirikan alam akan musnah. Namun Luo Xiang hanya tersenyum kecil, dia melihat kearah tubuh bekas dimana Dewa Api berada. Dewa Api telah mati, kini hanya menyisakan bola api berwarna merah keemasan yang terus membesar. Seolah api itu ingin melahap, bahkan meledakan tiga alam jika Luo Xiang tidak segera menyegelnya. * Di alam Dewa. Semua orang terkejut melihat dampak kematian dari Kaisar Tertinggi. Seolah terjadi kiamat yang akan menghancurkan seluruh alam, mereka segera melarikan diri dari alam Dewa. "Kenapa kamu masih bisa bersikap santai?" Chang Guan kini bertanya kepada pria
"Bukankah aku yang harus mengatakan hal yang sama padamu? Chang Guan?" pria bertopeng putih disisinya membalas, sembari memberikan senyum tipis. * Kembali pada Pertempuran dua sosok terkuat di tiga alam. Dewa Pedang, memejamkan matanya untuk sesaat, setelah membuka mata dan mengayunkan pedang membentuk sebuah lingkaran formasi pedang. Dewa Api yang telah menjadi setengah tahap pencerahan tersenyum lebar. Dia tidak menyangka, bukannya sosok Dewa Pedang menyerah, melainkan malah mengawali serangannya. "Transformasi Api dari segala api!" Swuuuuuuuung! Tubuhnya kembali dilahap oleh api merah keemasan. Api ini terasa sangat panas, bagaimanapun api ini merupakan satu satunya api dari lima unsur elemen pencipta alam. Di sisi lain, Luo Xiang tetap tenang, setelah berhasil membentuk lingkaran formasi dia mengerahkan lima puluh kesadaran jiwa dewanya kedalam mata formasi Swuuuuuuuung! Mata formasi bergejolak, berdengung lalu mengeluarkan sesosok kesadaran jiwa dewa ya
Hanya hitungan detik setelah formasi aktif, ribuan klone pedang emas muncul dibelakang tubuh Luo Xiang. Pedang pedang ini, telah berputar putar, dan siap menjalankan perintah dari tuannya. "Dewa Guntur, dan yang lain, tugas kalian menghancurkan seluruh pasukan kebangkitan yang berada di tingkat Dewa Nyata bintang empat... Sisanya, serahkan padaku!" "Baik!" Semua menyebar, memilih untuk menjaga jarak agar Dewa Pedang lebih leluasa menggunakan jurus pedangnya. Setelah melihat kepekaan dari para Dewa. Luo Xiang tersenyum tipis, dia hanya berkata, "orang yang telah mati, tidak pantas menginjakan kaki di alam Dewa?!" Swuuuuuuuuung! Hanya dengan satu perkataan, jutaan pedang yang mengambang dibelakang tubuhnya berdengung. Seluruh pedang kemudian bergerak, menebas, membunuh para pasukan kebangkitan yang ada disekitarnya. Di sisi lain, lima puluh praktisi tahap Dewa Nyata bintang lima membagi tugas. Setengah dari mereka menghalau serangan pedang tak bertuan, sedangkan sisany
Pria bertopeng menembakan kesadaran jiwa dewanya kearah cermin. Seketika, dunia yang dipijaki oleh Luo Xiang bergetar. Saat ini, pertempuran sengit keduanya harus menghentikan langkahnya. "Sial... Banyak aura hewan iblis tertuju kesini... Jika terus berlanjut, maka aku dan dia akan sama sama terluka parah... Sedangkan para Hakim Langit, aku tidak mengetahui pikiran mereka." Sesaat akan pergi meninggalkan tempat itu. Ribuan hewan iblis tingkat lima telah mengepung keberadaan mereka. "Se-sebanyak ini..." Xuan Xan Kong, pemimpin dari Hakim Langit kemudian memandang kearah Kaisar Tertinggi. "Kalian hadapi saja para hewan iblis sialan ini... Sedangkan, urusan Dewa Pedang adalah urusanku?!" tidak ada pilihan lain, jika dia kabur juga akan dikejar oleh banyaknya hewan iblis, dia lebih memilih untuk melanjutkan duel. Di sisi yang berbeda, Qin Yan yang merasa aneh karena hewan iblis yang dia hadapi malah pergi kearah satu titik mulai memiliki firasat buruk. "Si-sial... Yang Mu
"Hehehe... Guru kamu telah lama mengasingkan diri dari dunia ini. Bagaimana bisa tidak mau menghadiri acara sebesar ini?" "Tccchh!" Swuuuuuuuush! Pria bertopeng menggunakan kekuatan ruang, dia muncul disisi Kaisar Tertinggi. Buuuuuuuuugh! Menendang bokong hingga Kaisar Tertinggi terjatuh keatas panggung. Seketika semua orang menahan tawa, mereka tidak berani untuk secara terang terangan melihat penindasan ini. "Kau jangan banyak kata, turnamen mulailah... Biarkan aku duduk di tempatmu!" "Ka-kamu..." Kaisar Tertinggi merasa dipermalukan, namun Chang Guan hanya bisa menggelengkan kepalanya, dia meminta agar Kaisar Tertinggi segera memulai turnamen. Swuuuuuuuush! Delapan Dewa utama muncul diatas panggung, diikuti oleh para hakim langit. Dengan demikian, Chang Guan mulai memberikan aturan turnamen. "Aturan siapa yang dapat bertahan lebih dari tiga hari didalam dunia ciptaan ku, maka dia akan bisa melanjutkan turnamen!" "A-apa ada kekuatan yang bisa menciptakan dunia baru