Tatapan remeh, apalagi mengingat energi pemuda bertangan satu terpancar hanya Dao Jiwa. Hal ini tentu membuat Cia San Tong mulai mengangkat tangannya. Sekian detiknya, pusaran angin yang didasari oleh perputaran energi Qi diatas tangan Cia San Tong mulai membentuk seekor Naga yang cukup besar. Dilihat dari auranya, mungkin tidak ada yang spesial, namun energi yang terpancar. Jelas bahwa jurus milik Cia San Tong ini cukup untuk menghancurkan praktisi Alam Setengah Dewa bintang dua. Swuuuuuung! "Amarah Naga! Ombak Angin Menyatu!" Cia San Tong berteriak. Hanya satu perintah, Naga yang terbentuk dari elemen angin. Serta energi Qi milik Cia San Tong melesat deras kearah Luo Xiang. Senyum kecil terukir, namun sebelum Naga itu dapat menyentuh tubuh Luo Xiang. Pedang emas yang memiliki ukiran kuno muncul ditangannya."Naif sekali kau bocah!"Tidak menjawab apa yang dikatakan Cia San Tong, kini Luo Xiang mulai membentuk segel tangan menggunakan pedang emas ditangannya. Swuuuuuung! Udara
Melihat api yang dimiliki pemuda bertangan satu sangat panas. Hingga membakar pakaian penutup tubuhnya, sontak wajah yang begitu cantik, alis yang tebal, dan bibir yang indah terlihat dimata Luo Xiang. Hal ini mengakibatkan wajah Fei Ling berubah menjadi merah karena menahan malunya. Selain pemimpin aliansi dan Yu Qian, tidak ada satupun orang yang pernah melihat wajahnya. Kini akibat api Surgawi, semua keindahan tubuhnya dapat dilihat jelas oleh orang lain yang tidak ia kenali."Ka-kamu cabul!" Meski membakar jubah dan penutup tubuh, sebuah artefak muncul menyelimuti tubuh Fei Ling. Hal ini yang membuat Luo Xiang terdiam, namun bukan karena pikirannya yang jauh. Melainkan ia melihat jiwa lain milik Shi Shi, jelas terlihat didepan matanya. "Shier..."'Uhuuuuuk!' tiba tiba muntah darah terjadi. Fei Ling menaikan salah satu alisnya, dia tidak tahu kondisi saat ini yang akan menyebabkan pertempuran dapat pecah kapanpun. Namun melihat pemuda itu muntah darah, seketika tubuhnya lemas.
Belati kecil ditangan Fei Ling akhirnya benar benar menembus kulit, bahkan setelah penikaman secara sepihak. Luo Xiang yang tidak sadarkan diri mulai mendapatkan kesadarannya, disaat darah mulai menetes. "Akkkk!" Mencabut belati dipunggungnya, kini Fei Ling yang telah mundur, menjaga jarak karena merasa bersalah. Atau lebih tepatnya, dia tidak tahu kenapa hatinya merasa terpukul setelah menikam punggung pemuda bertangan satu. "A-apa yang aku lakukan..." gumam Fei Ling tubuhnya bergetar. Melihat suasana yang sulit untuk dijelaskan, dan tidak tahu bagaimana jalan keluarnya menghadapi masalah kali ini. Luo Xiang mencoba menatap kedua mata Fei Ling yang terus memperlihatkan wajah kesedihannya. "Bahkan jika kamu membunuhku, maka aku juga hanya akan diam!" ungkap Luo Xiang. Fei Ling tertegun sejenak, dan entah kenapa ia harus merasa bersalah atas penikaman yang barusan ia lakukan. Bahkan jika ia membunuh orang lain, tidak ada perasaan ini sedikitpun. "A-apa yang terjadi padaku!"Swuu
Turun dari atas langit, dan memasuki gerbang kota atau klan dengan berjalan adalah aturan mutlak yang ada di semua alam. Karena itu, Luo Xiang memilih berjalan, namun langkahnya harus terhenti setelah dua prajurit yang merupakan anggota klan Wen menghadang langkah Luo Xiang. "Tuan muda tunggu! Karena didalam ada pernikahan besar, maka kami diminta untuk menyeleksi setiap Kultivator yang memasuki klan. Jadi, apa tuan mau memberikan identitas secara suka rela?"Luo Xiang hanya mengangguk, dan kemudian mengeluarkan Giok patriak yang dimiliki oleh Luo Kang Yan, dan telah diganti namanya menjadi 'Luo Xiang'. "Pa-patriak klan Luo? Ma-maaf kami telah menganggu perjalanan anda!" tidak meragukan lagi siapa identitas pemuda didepannya. Kedua penjaga itu membiarkan Luo Xiang memasuki klan Wen dengan mudah. Di sisi lain, berita Luo Xiang menjadi patriak termuda klan Luo telah tersebar ke seluruh penjuru wilayah Domain Pedang. Apalagi mendengar setiap kabar sepak terjangnya yang tidak kenal amp
Wei Yun hanya tersenyum tipis, namun setelah itu ia segera keluar dari dalam ruangan dengan langkah cepat. Melihat kepergiannya, Luo Jian yang menyamar menjadi kakaknya hanya bisa menaikan salah satu alisnya. 'Apa dia bodoh? Berani sekali bertindak seenak jidatnya! Sudahlah, lagi pula dia hanya sampah dimataku,' setelah bergumam, kini Luo Jian kembali meneguk gelas araknya. *Tepat di pesta pernikahan pada siang menjelang sore hari ini. Luo Xiang yang mencari informasi harus menelan rasa kecewa yang cukup tinggi. Nyatanya, setelah mencari informasi. Banyak dari mereka yang tidak tahu siapa calon suami dari Wen Li itu sendiri. "Apa kamu butuh bantuanku?" Leluhur Dewa Naga bertanya melalui telepati. "Tidak perlu senior..." ucapannya terhenti, disaat sebuah tangan menepuk bahunya. Saat membalikan tubuh, sepasang matanya bertemu. Wajah Luo Xiang berkedut melihat pemuda bercadar hitam berada dibelakangnya. Namun dari segi aura yang terpancar, Luo Xiang dapat merasakan aura iblis yang b
Bergerak seperti menghilang, lalu muncul dari arah yang tak terduga. Luo Xiang melakukan hal yang sama dilakukan oleh lawannya. Hal ini membuat Wei Yun kelabakan disaat sebuah telapak tangan terbalut api, menabrak telak punggungnya. Hingga jubah hitam yang ia kenakan terbakar. Lalu seteguk darah hitam harus keluar dari mulutnya secara paksa. "Dasar kecepatan perpindahan tempatmu ada pada elemen angin. Aku cukup kagum, namun kamu lupa. Aku juga memiliki elemen petir, bahkan aku tidak perlu membuat tubuh menjadi jiwa roh sepertimu? Lebih tepat, aku tidak perlu menjadi iblis sepertimu untuk menggunakan teknik yang sama!" suara Luo Xiang menggema di seluruh sudut formasi yang dibentuknya sendiri. Hal ini tentu membuat Wei Yun mengeraskan rahangnya, apalagi teknik andalannya ini telah terbongkar hanya sekejap mata oleh sosok Luo Xiang. "Ka-kamu!""Hahahaha!" Tawa Luo Xiang menggema, namun tiba tiba wajah Wei Yun berkedut. Setelah merasakan keberadaan Luo Xiang, Wei Yun melancarkan tin
"Linger, enyah dari hadapanku!" saat akan melepaskan pelukan Fei Ling. Tiba tiba dua tetua klan Wen muncul dihadapan keduanya memasang wajah muram. Dilihat dari aura yang terpancar, kedua tetua didepannya ini berada ditingkat Dao Jiwa bintang tiga, dan empat. "Tuan muda, dan Nona bercadar, jika ingin berkelahi jangan disini! Saat ini, tuan putri Wen Li akan mengadakan pernikahan! Apa kalian berniat ingin menghancurkan hari bahagia ini?"Tidak membalas permintaan kedua tetua didepannya. Kini sepasang matanya tertuju pada bola mata Fei Ling yang terlihat memerah. "Percaya padaku, aku pasti akan..."Swuuuuuush! Tiba tiba dua tetua telah bergerak, berniat untuk melumpuhkan Luo Xiang. Namun kecepatan keduanya ini sangat lambat, hingga sekian detiknya. Dengan tubuh yang saling berpelukan, Luo Xiang telah menggeser sedikit langkahnya. Lalu dengan cepat ia melepas pelukan, dibarengi dengan menotok syaraf pergerakan kedua tetua klan Wen. Swuuuuuuush! Swuuuuush! Puluhan pemuda yang bersem
Luo Xiang tetap diam, karena dia tahu apa yang dipikirkan Luo Jian disampingnya. Hingga hal ini membuat kerutan kulit wajah Wen Tian Shan mengekspresikan keheranan. "Kamu dari tadi hanya diam, sepertinya kamu sosok Luo Xiang yang palsu?" Wen Tian Shan kembali bertanya. Luo Xiang tersenyum tipis, tatapan matanya kini tertuju pada Luo Jian. "Bagaimana jika kamu melemparkan pertanyaan ini kepadanya lagi? Jika dia bisa menjawabnya, aku akan mengakui secara paksa. Bahwa aku adalah Luo Xiang yang palsu!"Wen Tian Shan mengangguk, dan kemudian menatap Luo Jian. "Apa kamu tahu jawabannya?""Sialan mana bisa, tadi aku sudah menjawabnya! Dan seharusnya dia dong!"Ditengah situasi yang membingungkan, tiba tiba Wen Li kembali membuka mulutnya, " Aku sangat tahu sifat Luo Xiang selama didalam sekte Naga Langit. Sebelumnya, dia merupakan murid biasa, namun dengan waktu singkat identitasnya berubah, menjadi murid dalam. Selama dia bertarung, pasti akan melakukan tingkah narsisme, aku ingin tahu k
Tidak bisa melakukan apapun, kecuali mengikuti perintah Long Hua Chen. Yuan Yin memeluk anaknya dengan erat. Dia sungguh tidak bisa menahan rasa kekhawatirannya, pasalnya sudah sepuluh menit proses penghancuran jiwa berlangsung, belum ada tanda tanda bahwa suaminya ini akan keluar dari bola api Samadhi. Didalam bola api, Luo Xiang terus meraung, merintih, dan menahan rasa panas yang telah membuat seluruh kulitnya hangus terbakar. Akan tetapi, tekadnya untuk membunuh Chang Guan terus membakar semangatnya. Sama halnya yang dialami oleh Chang Guan itu sendiri. Dia merasa jiwanya terbakar, dan terus dimurnikan untuk beberapa waktu yang lama. Hingga lima menit kemudian, tiada suara teriakan lagi yang terdengar. "Ratu?! Mohon untuk menunggu?!" teriak panik Long Hua Chen melihat Yuan Yin ingin terbang dan memasuki bola api Samadhi. "Tidak bisa... Gege pasti sudah terluka cukup parah...Aku..." Swuuuuuuuuuung?! Langit bergetar hebat, sesaat setelah perkataan Yuan Yin terhenti.
Menari nari dengan pedang ditangannya, Luo Xiang menunjukan kemampuan dalam menggunakan pedangnya. Gerakannya begitu cepat, lentur, dan menakutkan. "Saudara Qin Yan, pulihkan sedikit energi dan segera periksa kondisi alam Dewa... Melihat formasi besar tadi, pasti kerusakan besar terjadi..." Qin Yan mengerti, dia bersama enam saudaranya segera memulihkan energi Qi. Setelah beberapa saat, mereka pergi meninggalkan Long Hua Chen dan tiga saudaranya. "Jaga Yang Mulia..." "Aku tahu itu.." Melihat kearah pertempuran, meski mereka tidak dapat melihat kecepatan keduanya. Namun mereka tahu, kondisi saat ini masih terlihat seimbang. "Yang Mulia... Semua kedamaian di tiga alam, ada ditanganmu..." * "Chang Guan apa kamu hanya bisa menghindar hah?!" Chang Guan menyatukan kedua giginya, meski dia telah berada di masa primanya. Melihat kecepatan yang di bantu oleh elemen cahaya, dan petir ilahi. Dia tidak bisa gegabah untuk memberikan serangan balasan. Apalagi mengingat, menghadapi Luo
Chang Guan mencoba menghancurkan dinding pembatas formasi dengan menggunakan api tingkat menengahnya. Dia mulai mengeraskan rahang, selain api surgawi, dia tidak mungkin dapat menembus perisai itu dengan mudah. "Semakin lama berada didalam tubuh ini energiku terus melemah... Arghhhh?!" Dia melesat kesana kemari dan mencoba menghancurkan dinding pembatas. Akan tetapi, Qin Yan yang mengendalikan formasi tidak membiarkan formasi besar dirusak mulai menyerang dan memberikan hujan serangan pedang yang terbentuk dari bintang formasi. "Saudara... Sepertinya energinya melemah, atau kita bantu Qin Yan dan saudaranya untuk membunuh Chang Guan? Dengan begini, bukankah Yang Mulia tidak perlu repot untuk membunuhnya?" "Kamu benar..." "Bentuk formasi empat arah penakluk iblis?!" Long Hua Chen dan tiga saudaranya yang tidak ingin menyia nyiakan situasi segera menyebar. Mereka membagi kelompok, lalu membentuk segel formasi yang sama. Hingga pembatas baru memasuki formasi pedang tuju
Luo Xiang terpental sejauh satu kilometer dari tempat awalnya berada. Meski Chang Guan bisa mengendalikan tubuh ilusinya namun bukan bearti, dia mampu mempertahankan untuk waktu yang lama. "Hahahahaha! Tubuh yang kuinginkan sudah menjadi milikku, hari ini karena aku sangat bahagia, aku akan meninggalkan jasadmu tetap utuh..." dia berkata seraya memainkan tiga elemen di telapak tangannya. Namun Luo Xiang tersenyum tipis, dia melepas topengnya. "Benarkah?"Masih asik melihat tiga bola elemen yang berputar putar ditelapak tangannya. Chang Guan menganggukan kepala, namun dia masih tidak ingin melihat sosok yang telah melepas topengnya. "Mungkin diantara Dewa Pedang, Dewa Api, kamu adalah orang terkuat dari kedua Dewa besar ini... Tapi..." saat memandang wajah pria yang telah melepas topengnya, dia memelototkan matanya. Saat ini dia hanya bisa diam termenung, lalu terpaku melihat wajjah yang sama ada didepannya. "Ka-kamu?""Hahahaha! Chang Guan, permainanmu sungguh menyenangkan, selai
Luapan energi terjadi sangat mengerikan, bahkan saat ledakan terjadi. Luo Xiang harus terpental dan memuntahkan seteguk darah merah dari bibirnya. Setelah debu menghilang, seluruh alam tiba tiba menunjukan fenomena langit. Awan menghitam, gunung memuntahkan lava, angin berhembus kencang, serta lautan menunjukan gelombang besarnya. Semua ini terjadi akibat salah satu dari unsur ima elemen yang mendirikan alam akan musnah. Namun Luo Xiang hanya tersenyum kecil, dia melihat kearah tubuh bekas dimana Dewa Api berada. Dewa Api telah mati, kini hanya menyisakan bola api berwarna merah keemasan yang terus membesar. Seolah api itu ingin melahap, bahkan meledakan tiga alam jika Luo Xiang tidak segera menyegelnya. * Di alam Dewa. Semua orang terkejut melihat dampak kematian dari Kaisar Tertinggi. Seolah terjadi kiamat yang akan menghancurkan seluruh alam, mereka segera melarikan diri dari alam Dewa. "Kenapa kamu masih bisa bersikap santai?" Chang Guan kini bertanya kepada pria
"Bukankah aku yang harus mengatakan hal yang sama padamu? Chang Guan?" pria bertopeng putih disisinya membalas, sembari memberikan senyum tipis. * Kembali pada Pertempuran dua sosok terkuat di tiga alam. Dewa Pedang, memejamkan matanya untuk sesaat, setelah membuka mata dan mengayunkan pedang membentuk sebuah lingkaran formasi pedang. Dewa Api yang telah menjadi setengah tahap pencerahan tersenyum lebar. Dia tidak menyangka, bukannya sosok Dewa Pedang menyerah, melainkan malah mengawali serangannya. "Transformasi Api dari segala api!" Swuuuuuuuung! Tubuhnya kembali dilahap oleh api merah keemasan. Api ini terasa sangat panas, bagaimanapun api ini merupakan satu satunya api dari lima unsur elemen pencipta alam. Di sisi lain, Luo Xiang tetap tenang, setelah berhasil membentuk lingkaran formasi dia mengerahkan lima puluh kesadaran jiwa dewanya kedalam mata formasi Swuuuuuuuung! Mata formasi bergejolak, berdengung lalu mengeluarkan sesosok kesadaran jiwa dewa ya
Hanya hitungan detik setelah formasi aktif, ribuan klone pedang emas muncul dibelakang tubuh Luo Xiang. Pedang pedang ini, telah berputar putar, dan siap menjalankan perintah dari tuannya. "Dewa Guntur, dan yang lain, tugas kalian menghancurkan seluruh pasukan kebangkitan yang berada di tingkat Dewa Nyata bintang empat... Sisanya, serahkan padaku!" "Baik!" Semua menyebar, memilih untuk menjaga jarak agar Dewa Pedang lebih leluasa menggunakan jurus pedangnya. Setelah melihat kepekaan dari para Dewa. Luo Xiang tersenyum tipis, dia hanya berkata, "orang yang telah mati, tidak pantas menginjakan kaki di alam Dewa?!" Swuuuuuuuuung! Hanya dengan satu perkataan, jutaan pedang yang mengambang dibelakang tubuhnya berdengung. Seluruh pedang kemudian bergerak, menebas, membunuh para pasukan kebangkitan yang ada disekitarnya. Di sisi lain, lima puluh praktisi tahap Dewa Nyata bintang lima membagi tugas. Setengah dari mereka menghalau serangan pedang tak bertuan, sedangkan sisany
Pria bertopeng menembakan kesadaran jiwa dewanya kearah cermin. Seketika, dunia yang dipijaki oleh Luo Xiang bergetar. Saat ini, pertempuran sengit keduanya harus menghentikan langkahnya. "Sial... Banyak aura hewan iblis tertuju kesini... Jika terus berlanjut, maka aku dan dia akan sama sama terluka parah... Sedangkan para Hakim Langit, aku tidak mengetahui pikiran mereka." Sesaat akan pergi meninggalkan tempat itu. Ribuan hewan iblis tingkat lima telah mengepung keberadaan mereka. "Se-sebanyak ini..." Xuan Xan Kong, pemimpin dari Hakim Langit kemudian memandang kearah Kaisar Tertinggi. "Kalian hadapi saja para hewan iblis sialan ini... Sedangkan, urusan Dewa Pedang adalah urusanku?!" tidak ada pilihan lain, jika dia kabur juga akan dikejar oleh banyaknya hewan iblis, dia lebih memilih untuk melanjutkan duel. Di sisi yang berbeda, Qin Yan yang merasa aneh karena hewan iblis yang dia hadapi malah pergi kearah satu titik mulai memiliki firasat buruk. "Si-sial... Yang Mu
"Hehehe... Guru kamu telah lama mengasingkan diri dari dunia ini. Bagaimana bisa tidak mau menghadiri acara sebesar ini?" "Tccchh!" Swuuuuuuuush! Pria bertopeng menggunakan kekuatan ruang, dia muncul disisi Kaisar Tertinggi. Buuuuuuuuugh! Menendang bokong hingga Kaisar Tertinggi terjatuh keatas panggung. Seketika semua orang menahan tawa, mereka tidak berani untuk secara terang terangan melihat penindasan ini. "Kau jangan banyak kata, turnamen mulailah... Biarkan aku duduk di tempatmu!" "Ka-kamu..." Kaisar Tertinggi merasa dipermalukan, namun Chang Guan hanya bisa menggelengkan kepalanya, dia meminta agar Kaisar Tertinggi segera memulai turnamen. Swuuuuuuuush! Delapan Dewa utama muncul diatas panggung, diikuti oleh para hakim langit. Dengan demikian, Chang Guan mulai memberikan aturan turnamen. "Aturan siapa yang dapat bertahan lebih dari tiga hari didalam dunia ciptaan ku, maka dia akan bisa melanjutkan turnamen!" "A-apa ada kekuatan yang bisa menciptakan dunia baru