Luo Xiang tetap diam, karena dia tahu apa yang dipikirkan Luo Jian disampingnya. Hingga hal ini membuat kerutan kulit wajah Wen Tian Shan mengekspresikan keheranan. "Kamu dari tadi hanya diam, sepertinya kamu sosok Luo Xiang yang palsu?" Wen Tian Shan kembali bertanya. Luo Xiang tersenyum tipis, tatapan matanya kini tertuju pada Luo Jian. "Bagaimana jika kamu melemparkan pertanyaan ini kepadanya lagi? Jika dia bisa menjawabnya, aku akan mengakui secara paksa. Bahwa aku adalah Luo Xiang yang palsu!"Wen Tian Shan mengangguk, dan kemudian menatap Luo Jian. "Apa kamu tahu jawabannya?""Sialan mana bisa, tadi aku sudah menjawabnya! Dan seharusnya dia dong!"Ditengah situasi yang membingungkan, tiba tiba Wen Li kembali membuka mulutnya, " Aku sangat tahu sifat Luo Xiang selama didalam sekte Naga Langit. Sebelumnya, dia merupakan murid biasa, namun dengan waktu singkat identitasnya berubah, menjadi murid dalam. Selama dia bertarung, pasti akan melakukan tingkah narsisme, aku ingin tahu k
"Matangkan keputusan kalian, walaupun tanpa Penyatuan jiwa, percayalah Luo Xiang akan tetap bisa kembali pulih!"Pernyataan ini membuat mereka segera mengurungkan niat keduanya. Namun leluhur Dewa Naga memberikan satu kenyataan yang begitu menyakitkan. "Meski dapat pulih sendiri, namun waktunya tidak menentu. Paling lama, kerusakan organ tubuhnya pulih dalam waktu sepuluh tahun kedepan! Dan paling parah pada peredaran darahnya yang terbalik balik arahnya. Mungkin membutuhkan waktu dua hingga tiga tahun. Lalu yang terakhir, bisa jadi dantiannya kembali rusak! Yang diartikan tidak ada harapan impiannya tuk kembali menjadi Dewa. Bahkan membalaskan dendam lamanya kepada para Dewa!"Sontak keduanya memejamkan matanya, bagi mereka keselamatan Luo Xiang ini nomor satu meski dapat pulih sendiri, namun banyak aspek yang tentu membahayakan diri bagi Luo Xiang. Di sisi lain, meski tak sadarkan diri. Entah kenapa Luo Xiang dapat mendengarkan pembicaraan mereka. Namun anehnya, seolah takdir memb
"Dewi Bunga ternyata kamu masih mengingatku, namun apa kamu tahu siapa yang ada disisiku?"Mata Dewi Bunga teralihkan, sesaat menyadari kesalahannya. Air mata kerinduan, dan tangisan penyesalan membasahi pipinya. "Gege!"Seuliet ingatan terlintas, dimana kejadian malam pernikahan yang membuat Luo Xiang ini terluka. Wajah cantik berubah menjadi muram, sesaat akan mengobati tubuh kekasihnya. Leluhur Dewa Naga langsung menghentikan tindakannya!"Tunggu! Kamu tidak bisa mengobatinya saat ini!"Dewi Bunga, atau Shi Shi menaikan salah satu alisnya. Apalagi saat menyadari darah murninya telah bercampur dengan darah racun. "Tidak, aku tidak bisa egois... Luka didalam tubuhnya sangat parah! Bahkan darah, dan semua syaraf tidak bekerja dengan baik! A-aku harus..." saat mengeluarkan belati dari dalam cincin ruang peninggalan Wen Li, dan Fei Ling. Tiba tiba leluhur Dewa Naga menghentikan aksinya. "Apa kamu ingin memindahkan jiwamu? Jika kau melakukannya, usaha Wen Li dan Fei Ling akan sia sia
"Di-dia telah mencapai tahap puncak Alam Setengah Dewa bintang lima?!"Semua orang sungguh terkejut, rasa takut mulai ada dibenak mereka. Hal ini sudah dipastikan, tidak ada satupun Kultivator dari klan Wen yang mencapai tahap tersebut. Apalagi tidak ada yang melihat, siapa pembunuh Wei Yun ituitu sendiri. "Itu hanya jasad saja, apa masih bisa dikatakan bukti?" meski enggan menyinggung sosok Wei Chong, namun Wen Tian Shan memberanikan diri. Wajah datar, bahkan niat membunuh muncul dimata Wei Chong. Saat ini, jika ia ingin bergerak maka sangat mudah baginya. Namun, ada aturan besar yang membuatnya tak mungkin mau melakukannya. "Untuk terakhir kalinya, serahkan pembunuh itu... Jika tidak, aku sendiri yang akan mencarinya!"Wen Tian Shan menatap para petingginya untuk sesaat. Tapi para petingginya ini bahkan belum mencapai tahap Alam Setengah Dewa, karena hal ini sangat mustahil jika dilakukan oleh para petingginya. Lima menit tidak mendapat jawaban, kesabaran dari Wei Chong sudah d
Ditengah ledakan racun terjadi begitu kuat, dan pedang milik Wei Chong berada tepat dileher Wen Shi. Tiba tiba seuliet bayangan hitam keemasan muncul, menangkap pedang, bahkan sedikit mendorong tubuh Wen Shi secara lembut. Api hitam keemasan kini berkobar, membakar semua racun. Hingga api yang menyebar meluas, perlahan melahap pedang di ujung jari berubah menjadi abu. Sekian detiknya, mata semua orang terbelalak. Hingga sepasang mata Wen Li tertuju pada pemuda bertangan satu yang tengah tersenyum hangat kepadanya. Namun saat melihat sedikit darah membekas di sudut bibir wanita itu. Kini Luo Xiang segera meninju angin. Booooooom! Meski tinju hanya menghantam kehampaan, gulungan angin beserta energi Qi yang sangat kuat harus menabrak tubuh Wei Chong secara tiba tiba. Mungkin ia harus terpental, namun matanya terbelalak karena sadar, bahwa pembunuh anaknya ternyata Luo Xiang. "Ka-kamu yang membunuh anakku? Bahkan kamu sudah menjadi sekuat ini?" Wei Chong mengambil jarak, dan saat men
Darah menetes, namun hal ini menyebabkan Wei Chong sedikit memahami keadaan. Karena kenyataan saat ini, ia menyadari bahwa Kultivasi bukanlah segalanya. Semua didasari oleh dasar energi, pondasi, kecepatan, dan terutama pengalaman. Jika diingat dari pertemuannya dengan Dewa Api, ia sudah tahu bahwa identitas Luo Xiang adalah sosok yang sangat ditakuti di seluruh alam. Bahkan siapa yang tidak mengenalnya? Apalagi semua orang bermimpi untuk menjadi Dewa Pedang itu sendiri. "Karena dendam, aku melupakan identitas siapa yang aku lawan. Meski ada nasehat dari seorang Dewa penguasa, tapi Kultivasi telah membutakan mata dan hatiku, bahwa diatas langit masih ada langit. Dan luasnya semesta, ada pencipta yang tidak pernah menunjukan tubuhnya!"Luo Xiang tersenyum kecil, meski menurutnya Wei Chong ini orang yang bodoh. Di akhir pertemuannya saat ini, ia menyadari bahwa dia hanyalah sosok kecil dimatanya. Apalagi mengingat, bahwa Wei Chong sadar bahwa dirinya adalah Dewa Pedang tanpa tanding.
"Kami tahu bahwa kamu lebih kuat dari Qing Tian sebelumnya, namun memberikan titah membunuh untuk urusan pribadi. Kami harus tahu apa alasannya!"Wajah Ho Liang berubah menjadi muram, meski identitasnya sudah jelas penguasa Domain Pedang. Akan tetapi untuk memerintahkan tujuh tetua pedang emas tidak mungkin mudah. "Saat ini aku penguasa, dan aku yang menentukan sebuah perintah! Apa kalian masih ingin membantah!" aura kuat bergejolak di tempat itu. Meski Ho Liang sendiri telah mencapai tahap puncak Alam Setengah Dewa bintang lima yang sebenarnya. Namun ketujuh tetua pedang emas tidak merasa takut sedikitpun dari ancaman yang terarah pada mereka. "Penguasa kamu benaran ingin melawan kami? Meski kami bertujuh hanya ditahap bintang empat. Untuk menghadapimu, sepertinya hanya mengandalkan tiga orang saja! Pikirkan dengan baik, karena kami adalah utusan Dewa Pedang itu sendiri!"Mendengar identitas yang sangat tabu dibicarakan, senyum kecil terlintas di sudut bibir Ho Liang. Sebuah rencan
Mencari suara ke segala arah, Luo Xiang sedikit mengambil sikap waspada. Karena setelah suara itu hilang, tidak ada sedikitpun rembesan aura pemilik suara tersebut. Hingga tiba tiba, punggungnya terasa dingin. Seolah olah serangan kuat akan menghantam telak tubuhnya. Namun, Luo Xiang segera membalikan tubuh, dan menebaskan pedangnya kearah belakang. Fluktuasi energi meluap, yang menimbulkan gelombang lesatan pedang kearah kehampaan. Namun sekian detiknya, mata Luo Xiang menyipit saat ia menyadari. Bahwa lawannya kali ini menggunakan teknik yang sama digunakan oleh Wei Yun."Hahahaha! Meski insting dan reflekmu sangat tinggi. Tapi kau sendiri tidak menyadari keberadaanku bukan!" suara tanpa wujud kembali menggena, kali ini dari nada bicaranya. Jelas sosok ini sengaja memprovokasi Luo Xiang! Senyum kecil terukir, melihat rasa kepercayaan yang sangat tinggi dari sosok yang belum terlihat wujudnya. Kini Luo Xiang segera menggunakan elemen petir, untuk menambah kecepatannya! Swuuuuuush!
Tidak bisa melakukan apapun, kecuali mengikuti perintah Long Hua Chen. Yuan Yin memeluk anaknya dengan erat. Dia sungguh tidak bisa menahan rasa kekhawatirannya, pasalnya sudah sepuluh menit proses penghancuran jiwa berlangsung, belum ada tanda tanda bahwa suaminya ini akan keluar dari bola api Samadhi. Didalam bola api, Luo Xiang terus meraung, merintih, dan menahan rasa panas yang telah membuat seluruh kulitnya hangus terbakar. Akan tetapi, tekadnya untuk membunuh Chang Guan terus membakar semangatnya. Sama halnya yang dialami oleh Chang Guan itu sendiri. Dia merasa jiwanya terbakar, dan terus dimurnikan untuk beberapa waktu yang lama. Hingga lima menit kemudian, tiada suara teriakan lagi yang terdengar. "Ratu?! Mohon untuk menunggu?!" teriak panik Long Hua Chen melihat Yuan Yin ingin terbang dan memasuki bola api Samadhi. "Tidak bisa... Gege pasti sudah terluka cukup parah...Aku..." Swuuuuuuuuuung?! Langit bergetar hebat, sesaat setelah perkataan Yuan Yin terhenti.
Menari nari dengan pedang ditangannya, Luo Xiang menunjukan kemampuan dalam menggunakan pedangnya. Gerakannya begitu cepat, lentur, dan menakutkan. "Saudara Qin Yan, pulihkan sedikit energi dan segera periksa kondisi alam Dewa... Melihat formasi besar tadi, pasti kerusakan besar terjadi..." Qin Yan mengerti, dia bersama enam saudaranya segera memulihkan energi Qi. Setelah beberapa saat, mereka pergi meninggalkan Long Hua Chen dan tiga saudaranya. "Jaga Yang Mulia..." "Aku tahu itu.." Melihat kearah pertempuran, meski mereka tidak dapat melihat kecepatan keduanya. Namun mereka tahu, kondisi saat ini masih terlihat seimbang. "Yang Mulia... Semua kedamaian di tiga alam, ada ditanganmu..." * "Chang Guan apa kamu hanya bisa menghindar hah?!" Chang Guan menyatukan kedua giginya, meski dia telah berada di masa primanya. Melihat kecepatan yang di bantu oleh elemen cahaya, dan petir ilahi. Dia tidak bisa gegabah untuk memberikan serangan balasan. Apalagi mengingat, menghadapi Luo
Chang Guan mencoba menghancurkan dinding pembatas formasi dengan menggunakan api tingkat menengahnya. Dia mulai mengeraskan rahang, selain api surgawi, dia tidak mungkin dapat menembus perisai itu dengan mudah. "Semakin lama berada didalam tubuh ini energiku terus melemah... Arghhhh?!" Dia melesat kesana kemari dan mencoba menghancurkan dinding pembatas. Akan tetapi, Qin Yan yang mengendalikan formasi tidak membiarkan formasi besar dirusak mulai menyerang dan memberikan hujan serangan pedang yang terbentuk dari bintang formasi. "Saudara... Sepertinya energinya melemah, atau kita bantu Qin Yan dan saudaranya untuk membunuh Chang Guan? Dengan begini, bukankah Yang Mulia tidak perlu repot untuk membunuhnya?" "Kamu benar..." "Bentuk formasi empat arah penakluk iblis?!" Long Hua Chen dan tiga saudaranya yang tidak ingin menyia nyiakan situasi segera menyebar. Mereka membagi kelompok, lalu membentuk segel formasi yang sama. Hingga pembatas baru memasuki formasi pedang tuju
Luo Xiang terpental sejauh satu kilometer dari tempat awalnya berada. Meski Chang Guan bisa mengendalikan tubuh ilusinya namun bukan bearti, dia mampu mempertahankan untuk waktu yang lama. "Hahahahaha! Tubuh yang kuinginkan sudah menjadi milikku, hari ini karena aku sangat bahagia, aku akan meninggalkan jasadmu tetap utuh..." dia berkata seraya memainkan tiga elemen di telapak tangannya. Namun Luo Xiang tersenyum tipis, dia melepas topengnya. "Benarkah?"Masih asik melihat tiga bola elemen yang berputar putar ditelapak tangannya. Chang Guan menganggukan kepala, namun dia masih tidak ingin melihat sosok yang telah melepas topengnya. "Mungkin diantara Dewa Pedang, Dewa Api, kamu adalah orang terkuat dari kedua Dewa besar ini... Tapi..." saat memandang wajah pria yang telah melepas topengnya, dia memelototkan matanya. Saat ini dia hanya bisa diam termenung, lalu terpaku melihat wajjah yang sama ada didepannya. "Ka-kamu?""Hahahaha! Chang Guan, permainanmu sungguh menyenangkan, selai
Luapan energi terjadi sangat mengerikan, bahkan saat ledakan terjadi. Luo Xiang harus terpental dan memuntahkan seteguk darah merah dari bibirnya. Setelah debu menghilang, seluruh alam tiba tiba menunjukan fenomena langit. Awan menghitam, gunung memuntahkan lava, angin berhembus kencang, serta lautan menunjukan gelombang besarnya. Semua ini terjadi akibat salah satu dari unsur ima elemen yang mendirikan alam akan musnah. Namun Luo Xiang hanya tersenyum kecil, dia melihat kearah tubuh bekas dimana Dewa Api berada. Dewa Api telah mati, kini hanya menyisakan bola api berwarna merah keemasan yang terus membesar. Seolah api itu ingin melahap, bahkan meledakan tiga alam jika Luo Xiang tidak segera menyegelnya. * Di alam Dewa. Semua orang terkejut melihat dampak kematian dari Kaisar Tertinggi. Seolah terjadi kiamat yang akan menghancurkan seluruh alam, mereka segera melarikan diri dari alam Dewa. "Kenapa kamu masih bisa bersikap santai?" Chang Guan kini bertanya kepada pria
"Bukankah aku yang harus mengatakan hal yang sama padamu? Chang Guan?" pria bertopeng putih disisinya membalas, sembari memberikan senyum tipis. * Kembali pada Pertempuran dua sosok terkuat di tiga alam. Dewa Pedang, memejamkan matanya untuk sesaat, setelah membuka mata dan mengayunkan pedang membentuk sebuah lingkaran formasi pedang. Dewa Api yang telah menjadi setengah tahap pencerahan tersenyum lebar. Dia tidak menyangka, bukannya sosok Dewa Pedang menyerah, melainkan malah mengawali serangannya. "Transformasi Api dari segala api!" Swuuuuuuuung! Tubuhnya kembali dilahap oleh api merah keemasan. Api ini terasa sangat panas, bagaimanapun api ini merupakan satu satunya api dari lima unsur elemen pencipta alam. Di sisi lain, Luo Xiang tetap tenang, setelah berhasil membentuk lingkaran formasi dia mengerahkan lima puluh kesadaran jiwa dewanya kedalam mata formasi Swuuuuuuuung! Mata formasi bergejolak, berdengung lalu mengeluarkan sesosok kesadaran jiwa dewa ya
Hanya hitungan detik setelah formasi aktif, ribuan klone pedang emas muncul dibelakang tubuh Luo Xiang. Pedang pedang ini, telah berputar putar, dan siap menjalankan perintah dari tuannya. "Dewa Guntur, dan yang lain, tugas kalian menghancurkan seluruh pasukan kebangkitan yang berada di tingkat Dewa Nyata bintang empat... Sisanya, serahkan padaku!" "Baik!" Semua menyebar, memilih untuk menjaga jarak agar Dewa Pedang lebih leluasa menggunakan jurus pedangnya. Setelah melihat kepekaan dari para Dewa. Luo Xiang tersenyum tipis, dia hanya berkata, "orang yang telah mati, tidak pantas menginjakan kaki di alam Dewa?!" Swuuuuuuuuung! Hanya dengan satu perkataan, jutaan pedang yang mengambang dibelakang tubuhnya berdengung. Seluruh pedang kemudian bergerak, menebas, membunuh para pasukan kebangkitan yang ada disekitarnya. Di sisi lain, lima puluh praktisi tahap Dewa Nyata bintang lima membagi tugas. Setengah dari mereka menghalau serangan pedang tak bertuan, sedangkan sisany
Pria bertopeng menembakan kesadaran jiwa dewanya kearah cermin. Seketika, dunia yang dipijaki oleh Luo Xiang bergetar. Saat ini, pertempuran sengit keduanya harus menghentikan langkahnya. "Sial... Banyak aura hewan iblis tertuju kesini... Jika terus berlanjut, maka aku dan dia akan sama sama terluka parah... Sedangkan para Hakim Langit, aku tidak mengetahui pikiran mereka." Sesaat akan pergi meninggalkan tempat itu. Ribuan hewan iblis tingkat lima telah mengepung keberadaan mereka. "Se-sebanyak ini..." Xuan Xan Kong, pemimpin dari Hakim Langit kemudian memandang kearah Kaisar Tertinggi. "Kalian hadapi saja para hewan iblis sialan ini... Sedangkan, urusan Dewa Pedang adalah urusanku?!" tidak ada pilihan lain, jika dia kabur juga akan dikejar oleh banyaknya hewan iblis, dia lebih memilih untuk melanjutkan duel. Di sisi yang berbeda, Qin Yan yang merasa aneh karena hewan iblis yang dia hadapi malah pergi kearah satu titik mulai memiliki firasat buruk. "Si-sial... Yang Mu
"Hehehe... Guru kamu telah lama mengasingkan diri dari dunia ini. Bagaimana bisa tidak mau menghadiri acara sebesar ini?" "Tccchh!" Swuuuuuuuush! Pria bertopeng menggunakan kekuatan ruang, dia muncul disisi Kaisar Tertinggi. Buuuuuuuuugh! Menendang bokong hingga Kaisar Tertinggi terjatuh keatas panggung. Seketika semua orang menahan tawa, mereka tidak berani untuk secara terang terangan melihat penindasan ini. "Kau jangan banyak kata, turnamen mulailah... Biarkan aku duduk di tempatmu!" "Ka-kamu..." Kaisar Tertinggi merasa dipermalukan, namun Chang Guan hanya bisa menggelengkan kepalanya, dia meminta agar Kaisar Tertinggi segera memulai turnamen. Swuuuuuuuush! Delapan Dewa utama muncul diatas panggung, diikuti oleh para hakim langit. Dengan demikian, Chang Guan mulai memberikan aturan turnamen. "Aturan siapa yang dapat bertahan lebih dari tiga hari didalam dunia ciptaan ku, maka dia akan bisa melanjutkan turnamen!" "A-apa ada kekuatan yang bisa menciptakan dunia baru