Althon bertemu dengan Jay dan tiga pengawal lain di depan kantor. Mereka memasuki mobil, melaju menuju lokasi pertemuan. Beberapa berandal terlihat berkumpul di sisi jalan. “Para berandal sialan itu semakin bertambah banyak dari waktu ke waktu. Apa yang sebenarnya mereka inginkan?” ketus Jay seraya mengamati para berandal. Jay melirik Althon sekilas, tersenyum bengis. “Lovatown hanyalah kota kecil. Mereka bisa pergi ke kota yang lebih besar untuk mencari uang.”“Para berandal dari berbagai kota terus berdatangan setiap harinya. Menurut kabar yang beredar, para berandal itu ingin bertemu dengan seorang pria yang berhasil mengalahkan pemimpin berandal Lovatown. Dia memiliki kemampuan yang sangat hebat sehingga para berandal itu ingin bertarung dengannya, Tuan,” jawab salah satu pengawal.Pengawal lain menyahut, “Pria itu dikenal sebagai si Dewa Kematian.”“Para berandal itu membuat kota ini semakin kumuh.” Jay tertawa. “Aku tidak heran jika orang-orang kaya ingin merekrut si Dewa Kema
Para berandal bergegas meninggalkan Althon. Mereka lari tunggang langgang hingga terjatuh dan saling menabrak.“Ali menjalankan tugasnya tanpa mengganggu kesenanganku.” Althon menoleh pada pintu restoran yang terbuka.“Kita harus pergi ke restoran berikutnya sekarang,” ujar Tonny. Althon dan Tonny meninggalkan restoran. “Tonny sama sekali tidak membahas pertarunganku dengan para berandal itu,” gumam Althon seraya mengawasi jalanan. Althon melihat para berandal yang berkumpul di dekat gedung kosong. Beberapa di antara mereka terbaring tak sadarkan diri di trotoar. Jay sudah berada di depan restoran ketika mobil tiba. “Asghar, aku sudah mendengar keributan yang terjadi di restoran yang kau dan Tonny periksa. Aku akan memindahkan lokasi pertemuan ke lokasi lain.”“Aku mengerti, Tuan.”Althon memasuki mobil bersama Jay dan pengawal lain. Mereka tiba di sebuah restoran mewah beberapa menit kemudian. “Tonny sudah memberitahuku soal kemampuanmu, Asghar. Aku sudah menduga jika kau memili
Althon dan Kevin tiba di sebuah hotel di pusat kota. “Bawa barang-barangku ke kamarku sekarang, Althon.” Kevin menunjukkan mobil yang baru tiba. “Aku ingin barang-barangku tiba di kamarku dalam lima menit. Jika kau tidak melakukannya, aku akan melaporkanmu pada Jay agar dia memecatmu.”Kevin tertawa, berjalan memasuki hotel lebih dahulu. “Aku akan mengirim foto-foto Althon pada yang lain. Ini akan jadi hiburan yang sangat menarik.”Kevin memasuki elevator. “Alvin akan menyukai hiburan ini. Sayangnya, dia tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Aku sangat mengkhawatirkannya. Aku harap dia baik-baik saja.”Althon berdecak. “Baiklah, aku akan memberikan hiburan untukmu sebelum kau menyesali perbuatanmu, Kevin.”Althon membuka bagasi mobil, terdiam ketika melihat tiga koper besar. “Aku akan menganggap ini sebagai latihan.”“Apa yang ada dalam koper-koper ini?” Althon membawa koper-koper itu ke dalam hotel, tersenyum. “Aku tahu apa yang harus aku lakukan begitu sampai di kamarmu, Kevin.”Althon
“Alvin pasti tertawa terbahak-bahak ketika melihatku sekarang. Dia adalah orang yang paling dendam padaku setelah aku mempermalukannya selama di Pulau Mande.” Althon menahan tawa. Kevin mendengkus kesal, mengamati Althon sinis. “Alvin sangat sibuk sekarang. Dia pasti akan tertawa ketika melihat foto dan videomu, Althon.”“Entah mengapa aku merasa Alvin menghilang.” Althon menghadap Kevin. “Dia pasti mendapatkan masalah besar setelah Tuan Sean tahu dia pergi ke Emerald Place bersama Alicia. Gosip itu beredar sangat cepat. ”“Tutup mulutmu, Althon! Kau tidak berhak untuk membicarakan Alvin.” Kevin mengepalkan tangan erat-erat. “Meski Alvin sangat jahat adaku, aku menganggapnya sebagai temanku. Aku berhak membicarakannya. Aku sejujurnya sedikit merindukan dan mengkhawatirkannya sekarang. Tuan Sean memberi hukuman tegas pada Paradise Store. Aku penasaran hukuman apa yang dia berikan pada Alvin dan keluarganya.”“Kau bekerja sangat lelet, Althon. Aku menyesal sempat memujimu di dalam hat
“Ayah sudah tahu mengenai rencana kita sehingga dia memerintahkan orang itu pergi dari rumah ini sebelum kedatangan kita,” ujar Aaron. “Aku takut jika orang itu adalah Arthur. Dia pasti akan menyeret kita ke penjara dan mengambil kembali seluruh harta kekayaannya.” Andy mengembus napas panjang. “Kita semua akan hancur.”“Jangan membuatku panik, brengsek!” bentak Arnold dengan suara tertahan. “Kita hanya perlu mencari petunjuk lebih teliti. Aku yakin kita akan menemukannya.”Arnold mengawasi sekeliling sesaat, berbisik, “Aku sudah menyimpan kamera pengawas di kamar ayah saat kita memasukinya tadi. Aku juga sudah menyusupkan beberapa mata-mata ke seluruh pulau di Emerald Place. Aku yakin kita akan mendapatkan petunjuk secepatnya.”Sementara itu, Albert tengah berjalan-jalan di halaman, mengamati danau, duduk di kursi. Ia buru-buru mengecek ponselnya, tersenyum ketika melihat sebuah video. “Si Dewa Kematian kembali muncul di Lovatown.”“Sial!” Albert mengepalkan tangan erat-erat. “Aku s
“Dasar brengsek!” Kevin sontak terjatuh, berguling-guling di lantai, menjauh dari ular mainan yang bergerak mengejarnya. “Kenapa seekor ular tiba-tiba muncul di lemariku?”Althon tertawa ketika mendengar teriakan Kevin. Ia bergeser ke samping, mengamati para pengawal yang bergegas memasuki ruangan.“Apa yang terjadi, Tuan?” tanya salah satu pengawal. Kevin berlindung di atas lemari, menunjuk ular di lantai. “Singkirkan ular sialan itu dari ruangan ini sekarang juga!”Para pengawal menoleh pada ular yang berhenti bergerak. “Apa yang kalian lakukan, brengsek? Singkirkan ular itu sekarang juga!” Kevin melemparkan sandal ke arah ular. “Apa kalian tidak mendengarku?”Seorang pengawal mengambil ular, dan Kevin merinding ketika melihatnya. “Ular ini hanya mainan, Tuan.” Pengawal itu membuang ular ke dalam tong sampah. “Apa?” Kevin sontak terkejut, menggertakkan gigi. “Dasar brengsek! Kau pasti menyimpan ular sialan itu di tumpukan bajuku, Althon!”Kevin melompat dari lemari, meringis kes
“Aku belajar bela diri secara otodidak sejak sekolah. Aku sempat mengikuti pelatihan pengawal beberapa bulan. Sayangnya, aku harus berhenti karena aku tidak memiliki uang. Aku mengasah kemampuanku melalui pertarungan dengan para berandal sesekali.” Althon mengabaikan pengawal yang mengawasinya. “Kau menguasai teknik bela diri dengan baik. Aku mungkin bisa merekomendasikanmu pada Tuan Kevin agar kau menjadi pengawalnya.”“Aku menjadi pengawal Kevin?” Althon tersenyum. “Aku tidak pernah membayangkan hal itu sebelumnya. Kevin pasti mengerjaiku setiap hari.”“Kau bisa memikirkan tawaran itu baik-baik.”“Aku akan memikirkannya nanti.”Kevin melihat deretan pesannya pada Alvin. “Alvin masih tidak membalas pesanku sampai hari ini. Ke mana dia sebenarnya pergi?”Kevin bergegas memasuki mobil setelah sarapan. “Di mana Althon?”“Dia masih berada di kamar, Tuan.”Kevin tersenyum. “Bawa aku pergi dari hotel sekarang juga. Aku tidak ingin Althon mengotori mobilku. Dia harus pergi ke kantor sendir
Keluarga Leander tengah makan siang di tepi danau. Mereka berbincang banyak hal. “Aku sangat senang kalian sudah menjadi orang-orang yang sangat luar biasa. Aku berharap aku bisa melihat cucu-cucuku menikah dan berbahagia bersama putra-putri mereka,” ujar Anthony. “Kau tentu akan tetap bersama kami sampai waktu itu tiba, Ayah. Kau harus melihat cucu-cucumu menikah.” Arnold tersenyum, mengelus tangan Anthony. Ia masih belum menemukan petunjuk apa pun di rumah ini, padahal ia sudah membatalkan beberapa pertemuan dengan beberapa orang.Arnold melirik Aaron dan Andy sekilas. “Ayah, aku berharap kita bisa berkumpul saat Alex dan Alexa mengenalkan pasangan mereka.”“Ayah.” Alexa mengembus napas panjang. “Aku benar-benar malu.”“Kau sudah pantas menikah di usiamu sekarang, Alexa. Kau sempurna dari berbagai sisi. Kau akan menjadi pengantin yang sangat cantik.”Anthony menoleh pada Alex dan Alexa. “Apakah pernikahan kalian akan diselenggarakan di hari yang sama?”“Aku pikir itu ide yang bagu
Jay dan para pegawai tengah mengecek semua persiapan. Mereka menunggu di lobi untuk menyambut pemilik perusahaan. “Aku yakin semuanya akan baik-baik saja. Aku sudah mengecek semuanya berkali-kali. Aku harus tenang dan memastikan semuanya berjalan sesuai rencana,” ujar Jay sembari mengamati keadaan sekeliling. Jay mendekat pada salah satu rekannya. “Di mana pemilik perusahaan sekarang, Don? Apa dia sudah memasuki pusat kota?”Don mengecek ponsel. “Tuan Tam masih berada dalam perjalanan menuju Lovatown. Dia kemungkinan akan tiba setengah jam lagi. Kita memiliki cukup banyak waktu untuk mengecek semua persiapan.”“Kita tidak boleh melakukan kesalahan sekecil apa pun. Jika Tuan Tam tahu apa yang sudah kita lakukan selama ini, dia akan sangat murka. Dia mungkin akan menyeret kita ke penjara dan menuntut ganti rugi,” ujar Jay. Don memberi tanda pada Jay untuk mengikutinya ke sebuah ruangan. Ia mengawasi keadaan sekeliling, menarik tangan Jay. “Aku baru saja mendengar desas-desus soal Tua
“Pasukanku masih mengawasi mereka hingga sekarang. Aku yakin mereka menyembunyikan sesuatu dari ayah. Kita hanya perlu sedikit bersabar untuk tahu kebusukan mereka. Jika kita sudah bisa mengendalikan Tonny Romildo, kita bisa mengendalikan yang lainnya lebih mudah.” Aaron tersenyum bengis, melirik Arnold sekilas. “Ya, kita semakin dekat dengan tujuan kita,” ujar Arnold seraya menoleh pada Aaron dan Andy. Ia tahu jika mereka bersekongkol di belakangnya. Arnold, Aaron, dan Andy tiba di kediaman setengah jam kemudian. Mereka memasuki rumah, melewati para pengawal dan maid, bertemu dengan Alan di depan kamar Anthony.“Bagaimana dengan keadaan Ayah sekarang, Alan?” tanya Arnold. “Master Anthony sudah membaik sekarang, Tuan. Dia sedang beristirahat sekarang. Dokter mengatakan jika Master Anthony harus beristirahat total.”Arnold, Aaron, Andy, dan Alan memasuki kamar, mengamati Anthony yang tertidur di ranjang. Pria tua itu tergeletak pingsan di bawah kamar dua hari lalu, dan mereka tentu
Kevin dan Jay mengerahkan orang-orangnya untuk mencari keberadaan Althon. Akan tetapi, mereka tidak mendapatkan informasi apa pun sampai empat hari lamanya. Kevin semakin jengkel karena rencananya untuk menjadikan Althon sebagai pelayannya gagal total. Ia mengerahkan pasukan ke bandara, dermaga, dan terminal untuk mencegah Alton pergi ke luar negeri. Kevin menghubungi Randy, Ronald, Max, dan teman-temannya yang lain untuk membantu mencari keberadaan Althon. Akan tetapi, teman-temannya juga tidak mendapatkan informasi apa pun hingga sekarang.“Dasar brengsek! Althon membuatku sangat kesal! Aku seharusnya tidak melepaskan Althon begitu saja setelah kejadian di villa itu!” Kevin menggebrak meja, mendengkus kesal. “Jay dan para pegawai itu bertingkah bodoh sehingga Althon melarikan diri dari kantor! Mereka seharusnya menangkap Althon.” “Sial! Althon memang sangat lihai dalam bersembunyi. Dia bahkan bisa bersembunyi dari kepolisian saat kejadian di club tempo hari. Althon tampaknya memi
Jay melempar ponsel, meneguk minuman hingga habis. “Para pegawai di bidang IT akan langsung tahu jika seseorang memasang kamera pengawas tanpa izin. Mereka juga akan memberitahuku dan rekan-rekanku.”“Dasar sial! Jay bergegas pergi menuju ruangan IT. Ia menginterogasi setiap karyawan dengan penuh ancaman. Sayangnya, ia tidak mendapatkan informasi apa pun. “Apa yang kau lakukan, Jay?” tanya pemimpin tim IT, “aku mendengar kau murka pada bawahanku? Apa kau mencurigai mereka?”“Para bawahanmu mungkin teledor sehingga Asghar berhasil mendapatkan video-video itu. Dia bisa saja mengirim video-video itu pada pemilik perusahaan atau memeras kita.” Jay mendorong rekannya, duduk di sofa. “Asghar tidak pernah memasuki ruangan ini selama dia bekerja di perusahaan ini. Petugas kebersihan senior yang membersihkan ruangan ini, dan dia sudah tua dan bodoh sehingga dia tidak mungkin meretas keamanan sistem perusahaan ini untuk mendapatkan video-video itu.”“Jay.” Pegawai itu menyentuh bahu Jay. “Bia
“Bawa aku ke hotel sekarang, Ali,” ujar Althon seraya mengamati pemandangan jalanan. Ia mengetik pesan untuk Anthony, merasa gamang saat akan mengirim hingga akhirnya ia menghapus pesan dan memasukkan ponsel ke dalam saku celana. Althon melihat para penjaga keluar dari gerbang dan menyebar ke sekeliling. “Kalian tidak akan pernah bisa menangkapku.”“Aku harap kakek baik-baik saja sekarang.” Althon mengepalkan tangan erat-erat ketika mengingat perlakukan ketiga pamannya dan keluarga Leander padanya dan orang tuanya. Dadanya mendadak sesak, dan jantungnya berdetak sangat cepat. “Setiap aku mengingat bagaimana perlakukan mereka padaku dan orang tuaku, aku sangat marah hingga dadaku sangat sesak. Mereka adalah orang-orang jahat yang sangat menjijikkan. Mereka tidak peduli jika mereka menyakiti saudara dan keluarga mereka, termasuk menyakiti kakek.”Althon menggertakkan gigi untuk menahan amarah. “Aku harus tenang dan tetap menjauh dari mereka sampai aku siap.”Sementara itu, Jay dan par
“Ketua kepolisian Lovatown mengirim pesan jika bawahannya sudah pergi ke perusahaan ini beberapa menit lalu. Dia bahkan mengirimkan foto anggota-anggotanya,” jawab salah satu sahabat Jay, “para polisi itu memang bawahannya.”“Hei, bagaimana jika Asghar benar-benar memiliki bukti-bukti itu? Apakah dia akan melaporkan kita?” tanya salah satu pegawai.Jay berdecak, tersenyum. “Sampah itu tidak mungkin berani melakukannya. Meski dia melaporkan kita pada polisi sekalipun, kita akan bebas dengan mudah.”Jay tersenyum meski ia tegang ketika video pertama tampil di layar. “Sampah itu tidak mungkin memiliki bukti. Dia menjadi pelayan Tuan Drankon selama beberapa hari terakhir. Dia tidak memiliki waktu untuk merekam, apalagi dia tidak memiliki teman dekat di kantor ini, kecuali jika dia memasang beberapa kamera pengawas tersembunyi.”Jay menggertakkan gigi, menatap Althon tajam. “Dasar brengsek! Dia tampaknya sudah curiga ketika aku memerintahkan beberapa orang untuk mengawasinya.”Layar menunj
Jay sontak tertawa. “Jangan bergurau, pencuri! Semua orang sudah yakin kau adalah pencurinya. Lagi pula aku dan para penjaga sudah melihat rekaman kamera pengawas saat kau mengambil barang-barang para pegawai. Aku yakin kau tidak buta sehingga kau bisa melihat tiga berandal itu di dekatmu! Kau menyuruh mereka menjual barang-barang curianmu.”“Tangkap dan bawa pencuri itu sekarang juga!”“Dia harus membusuk di penjara!”“Aku tidak ingin melihat pencuri itu di tempat ini lagi!”“Pergilah brengsek!”Para pegawai terus mencibir Althon. Mereka sudah merasa menang karena Althon tidak mungkin memiliki bukti jika dirinya tidak bersalah. Semua pegawai dan petugas kebersihan sudah bersekongkol untuk menghancurkannya. “Kau akan menjelaskan semuanya di kantor,” ujar polisi seraya menarik Althon. Althon menoleh pada tiga penjaga di samping Jay. “Ketiga penjaga itu memasuki kamarku semalam setelah mematikan listrik. Mereka menempatkan beberapa barang untuk memfitnahku. Selain mereka, tiga orang b
“Apa yang kau lakukan?” tanya Althon ketika seorang penjaga memborgolnya. “Aku bukan pencuri. Kau tidak bisa memperlakukanku seperti ini sebelum kau menemukan bukti.”“Aku yakin bukti-bukti itu berada di kamarmu, Asghar! Jika tidak, kau sudah menjualnya pada orang lain. Aku mendengar kau sempat pergi ke luar kantor,” ucap Jay.“Aku bukanlah pencuri. Kalian harus meminta maaf padaku jika aku terbukti tidak bersalah.” Althon mengamati Jay dan para pegawai yang mengerumuninya. “Kau akan membusuk di penjara jika barang-barang itu berada di kamarmu.”Althon berjalan menuju kamarnya bersama Jay, para pegawai, dan para penjaga. Rombongan terus bertambah ketika para pegawai dari ruangan lain bergabung. Lorong penuh dengan orang-orang mencibir Althon.“Kau akan berakhir hari ini, Asghar.” Jay tersenyum bengis, menjauh dari kerumunan, menghubungi seseorang. “Apa kau yakin Asghar tidak menyadari barang-barang itu di kamarnya? Dia harus hancur hari ini.”“Aku memastikan Asghar tidak menyadari ba
“Aku ingin mengingatkan kalian mengenai kunjungan pemilik perusahaan lima hari lagi. Kita harus mempersiapkan semuanya dengan baik. Aku tidak ingin ada satu kesalahan pun yang terjadi selama pemilik perusahaan berada di tempat ini. Aku yakin kalian sudah mengerti betapa pentingnya kunjungan itu dan apa yang harus kalian lakukan,” ujar Jay. Jay melirik Althon sekilas, tersenyum. “Sayangnya, aku mendapatkan kabar jika satu di antara kalian sudah melakukan tindakan yang sangat tidak pantas.”Para petugas kebersihan saling melirik satu sama lain, kecuali Althon dan Ben. “Seseorang di antara kalian sudah mencuri beberapa barang karyawan, dan aku akan menindak tegas siapa pun pencurinya.” Jay mengamati Althon, Ben, dan para petugas kebersihan bergantian. Jay memberi tanda pada salah satu pegawai. Layar seketika menunjukkan daftar barang-barang yang hilang beserta pemiliknya. Beberapa petugas kebersihan mulai melirik Althon.“Asghar adalah orang yang membersihkan ruangan Tuan Jay dan yang