“Dasar brengsek!” Kevin sontak terjatuh, berguling-guling di lantai, menjauh dari ular mainan yang bergerak mengejarnya. “Kenapa seekor ular tiba-tiba muncul di lemariku?”Althon tertawa ketika mendengar teriakan Kevin. Ia bergeser ke samping, mengamati para pengawal yang bergegas memasuki ruangan.“Apa yang terjadi, Tuan?” tanya salah satu pengawal. Kevin berlindung di atas lemari, menunjuk ular di lantai. “Singkirkan ular sialan itu dari ruangan ini sekarang juga!”Para pengawal menoleh pada ular yang berhenti bergerak. “Apa yang kalian lakukan, brengsek? Singkirkan ular itu sekarang juga!” Kevin melemparkan sandal ke arah ular. “Apa kalian tidak mendengarku?”Seorang pengawal mengambil ular, dan Kevin merinding ketika melihatnya. “Ular ini hanya mainan, Tuan.” Pengawal itu membuang ular ke dalam tong sampah. “Apa?” Kevin sontak terkejut, menggertakkan gigi. “Dasar brengsek! Kau pasti menyimpan ular sialan itu di tumpukan bajuku, Althon!”Kevin melompat dari lemari, meringis kes
“Aku belajar bela diri secara otodidak sejak sekolah. Aku sempat mengikuti pelatihan pengawal beberapa bulan. Sayangnya, aku harus berhenti karena aku tidak memiliki uang. Aku mengasah kemampuanku melalui pertarungan dengan para berandal sesekali.” Althon mengabaikan pengawal yang mengawasinya. “Kau menguasai teknik bela diri dengan baik. Aku mungkin bisa merekomendasikanmu pada Tuan Kevin agar kau menjadi pengawalnya.”“Aku menjadi pengawal Kevin?” Althon tersenyum. “Aku tidak pernah membayangkan hal itu sebelumnya. Kevin pasti mengerjaiku setiap hari.”“Kau bisa memikirkan tawaran itu baik-baik.”“Aku akan memikirkannya nanti.”Kevin melihat deretan pesannya pada Alvin. “Alvin masih tidak membalas pesanku sampai hari ini. Ke mana dia sebenarnya pergi?”Kevin bergegas memasuki mobil setelah sarapan. “Di mana Althon?”“Dia masih berada di kamar, Tuan.”Kevin tersenyum. “Bawa aku pergi dari hotel sekarang juga. Aku tidak ingin Althon mengotori mobilku. Dia harus pergi ke kantor sendir
Keluarga Leander tengah makan siang di tepi danau. Mereka berbincang banyak hal. “Aku sangat senang kalian sudah menjadi orang-orang yang sangat luar biasa. Aku berharap aku bisa melihat cucu-cucuku menikah dan berbahagia bersama putra-putri mereka,” ujar Anthony. “Kau tentu akan tetap bersama kami sampai waktu itu tiba, Ayah. Kau harus melihat cucu-cucumu menikah.” Arnold tersenyum, mengelus tangan Anthony. Ia masih belum menemukan petunjuk apa pun di rumah ini, padahal ia sudah membatalkan beberapa pertemuan dengan beberapa orang.Arnold melirik Aaron dan Andy sekilas. “Ayah, aku berharap kita bisa berkumpul saat Alex dan Alexa mengenalkan pasangan mereka.”“Ayah.” Alexa mengembus napas panjang. “Aku benar-benar malu.”“Kau sudah pantas menikah di usiamu sekarang, Alexa. Kau sempurna dari berbagai sisi. Kau akan menjadi pengantin yang sangat cantik.”Anthony menoleh pada Alex dan Alexa. “Apakah pernikahan kalian akan diselenggarakan di hari yang sama?”“Aku pikir itu ide yang bagu
“Kau mengajakku makan malam di restoran?” tanya Althon memastikan, menatap Kevin saksama. “Apa aku tidak salah mendengar?”“Dasar brengsek! Aku bukan orang berhati iblis. Kau sudah bekerja sangat keras, dan aku akan menghadiahimu makanan lezat di restoran pilihanku. Kau jarang sekali menikamati makanan lezat, bukan?” Kevin tersenyum sinis. “Aku tahu kau hanya ingin menjahiliku, Kevin. Kau akan memesan makanan mahal, lalu meninggalkanku di restoran agar aku membayar semua pesanannya. Ketika aku tidak bisa membayarnya, kau akan tertawa dan mengirimkan foto dan videoku ke teman-temanmu. Beberapa orang tidak akan berubah, dan perubahan tidak akan terjadi dalam waktu cepat.”“Sialan! Kau pikir siapa dirimu sampai kau menceramahiku, Althon?”“Baiklah, aku datang ke restoran malam nanti.”Kevin memasuki mobil, menutup pintu dengan keras, membuka kaca mobil. “Aku akan menghukummu jika kau tidak datang, Althon.”“Apakah Jay dan pegawai kantor akan hadir?” tanya Althon. “Tidak.” Kevin menutup
“Kau pasti bergurau, Kevin. Kau adalah sahabat dekat Alvin. Kau seharusnya lebih tahu di mana keberadaan Alvin sekarang dibandingkan aku.” Althon tertawa. “Dasar brengsek! Kau sudah menghina Alvin!” ketus Kevin. Kevin, Randy, Ronald, dan Max tidak tahu di mana Alvin hingga saat ini. Mereka sudah mengirimkan ratusan pesan hingga menghubungi puluhan kali, tetapi mereka tidak mendapatkan respons apa pun. Setiap kali mengunjungi rumah Alvin, James dan anggota keluarga Julian akan mengusir mereka. “Ayolah, Kevin. Kau, Alvin, dan kalian semua selalu merundungku sejak sekolah. Kalian bahkan tidak segan menghinaku dan menjahiliku tanpa rasa bersalah sedikit pun.” Althon mengamati makanan di meja. “Kenapa kau mengatakan Alvin sedang membersihkan toilet sekarang, Althon?” tanya Randy dengan tatapan tajam. “Aku menduga-duga saja. Aku mendengar Tuan Sean mencabut hukuman untuk Keluarga Julian. Aku yakin Tuan Sean memberikan syarat-syarat yang sulit pada keluarga Julian, terutama pada Alvin d
“Kami tidak memiliki pengawal. Kau pasti salah, Tuan,” ujar Kevin. Seorang penjaga menunjukkan foto Althon. “Pria ini mengaku sebagai pengawal kalian. Dia memecahkan dua buah vas mahal ketika hendak keluar dari restoran. Dia mengatakan bosnya akan membayar ganti rugi.”“Dasar brengsek! Althon mengerjai kita!” pekik Kevin seraya mengepalkan tangan erat-erat. “Di mana dia sekarang?”“Pria itu keluar dari restoran beberapa menit lalu.”Para pengunjung restoran mengamati Kevin, Randy, Ronald, dan Max. Mereka berbisik-bisik dan tertawa. “Brengsek! Mereka menertawakan kita! Althon pasti sengaja melakukannya. Dia tahu kalau kita akan mengerjainya.” Kevin mendengkus kesal, menunduk malu. “Kau seharusnya menangkap pria itu. Dialah yang seharusnya membayar ganti rugi, bukan kami,” ucap Randy dengan tatapan kesal. Kevin menghubungi Althon. “Dasar brengsek! Althon tidak menjawab panggilanku.”“Apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya Max. “Kalian tentu harus mengganti rugi dan membayar d
Pintu mobil seketika terbuka ketika Althon terdorong. “Kau harus bergabung dengan para berandal itu, Althon.” Kevin tertawa terbahak-bahak. “Bukankah kau merupakan bagian dari mereka?”Althon nyaris terjatuh jika tidak berpegangan pada pintu. Ia terombang-ambing sesaat, bergegas menaiki atap mobil. Ia mengamati para berandal yang terus mengejar.“Kevin, Randy, Ronald, dan Max berniat menurunkanku dari mobil agar para berandal menyerangku. Mereka sangat licik.” Althon mengawasi sekeliling, berpegangan ketika mobil melaju semakin cepat. Max membuka kaca mobil, mendongak ke atap. “Brengsek! Apa yang kau lakukan di sana, Althon? Kau seharusnya terjatuh dan bergabung bersama para berandal!”“Althon brehasil selamat. Dia tengah duduk di atap mobil,” ujar Randy.“Sial! Kenapa dia selalu saja beruntung?” ketus Kevin seraya memacu mobil lebih cepat. Ia berbelok beberapa kali agar Althon terjatuh. Althon berpegangan, tersenyum. “Hal ini belum sebanding dengan latihan fisikku. Kalian bisa men
Kevin masih terkejut dengan peristiwa barusan. Pria itu mematung tanpa berkedip selama beberapa waktu. Mulutnya terbuka, tetapi ia tidak bisa mengatakan apa pun. “Kevin, kau baik-baik saja?” tanya Ronald seraya mengguncang tubuh Kevin.Althon memacu mobil lebih cepat, menahan tawa ketika melihat ekspresi Kevin. Kevin menggeleng beberapa kali, memijat kepala yang pening. “Apa yang terjadi?”“Kita berhasil selamat, Kevin. Kita sedang melaju menuju pusat kota sekarang,” ujar Ronald seraya menoleh pada Althon. “Brengsek! Semua ini salahmu, Althon!” pekik Kevin.Althon tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. “Kalian benar-benar konyol tadi, terutama kau, Kevin. Kalian sangat pucat seperti mayat.”Kevin, Randy, Ronald, dan Max saling bertatapan. “Dasar bajingan! Berhenti tertawa, Althon! Kau harus bertanggung jawab atas semua masalah ini!” Kevin mengamati kakinya yang masih bergetar. Ia bersandar di kursi, mengembus napas panjang.Randy, Ronald, dan Max mulai tenang ketika melihat gedung-ged
Jay dan para pegawai tengah mengecek semua persiapan. Mereka menunggu di lobi untuk menyambut pemilik perusahaan. “Aku yakin semuanya akan baik-baik saja. Aku sudah mengecek semuanya berkali-kali. Aku harus tenang dan memastikan semuanya berjalan sesuai rencana,” ujar Jay sembari mengamati keadaan sekeliling. Jay mendekat pada salah satu rekannya. “Di mana pemilik perusahaan sekarang, Don? Apa dia sudah memasuki pusat kota?”Don mengecek ponsel. “Tuan Tam masih berada dalam perjalanan menuju Lovatown. Dia kemungkinan akan tiba setengah jam lagi. Kita memiliki cukup banyak waktu untuk mengecek semua persiapan.”“Kita tidak boleh melakukan kesalahan sekecil apa pun. Jika Tuan Tam tahu apa yang sudah kita lakukan selama ini, dia akan sangat murka. Dia mungkin akan menyeret kita ke penjara dan menuntut ganti rugi,” ujar Jay. Don memberi tanda pada Jay untuk mengikutinya ke sebuah ruangan. Ia mengawasi keadaan sekeliling, menarik tangan Jay. “Aku baru saja mendengar desas-desus soal Tua
“Pasukanku masih mengawasi mereka hingga sekarang. Aku yakin mereka menyembunyikan sesuatu dari ayah. Kita hanya perlu sedikit bersabar untuk tahu kebusukan mereka. Jika kita sudah bisa mengendalikan Tonny Romildo, kita bisa mengendalikan yang lainnya lebih mudah.” Aaron tersenyum bengis, melirik Arnold sekilas. “Ya, kita semakin dekat dengan tujuan kita,” ujar Arnold seraya menoleh pada Aaron dan Andy. Ia tahu jika mereka bersekongkol di belakangnya. Arnold, Aaron, dan Andy tiba di kediaman setengah jam kemudian. Mereka memasuki rumah, melewati para pengawal dan maid, bertemu dengan Alan di depan kamar Anthony.“Bagaimana dengan keadaan Ayah sekarang, Alan?” tanya Arnold. “Master Anthony sudah membaik sekarang, Tuan. Dia sedang beristirahat sekarang. Dokter mengatakan jika Master Anthony harus beristirahat total.”Arnold, Aaron, Andy, dan Alan memasuki kamar, mengamati Anthony yang tertidur di ranjang. Pria tua itu tergeletak pingsan di bawah kamar dua hari lalu, dan mereka tentu
Kevin dan Jay mengerahkan orang-orangnya untuk mencari keberadaan Althon. Akan tetapi, mereka tidak mendapatkan informasi apa pun sampai empat hari lamanya. Kevin semakin jengkel karena rencananya untuk menjadikan Althon sebagai pelayannya gagal total. Ia mengerahkan pasukan ke bandara, dermaga, dan terminal untuk mencegah Alton pergi ke luar negeri. Kevin menghubungi Randy, Ronald, Max, dan teman-temannya yang lain untuk membantu mencari keberadaan Althon. Akan tetapi, teman-temannya juga tidak mendapatkan informasi apa pun hingga sekarang.“Dasar brengsek! Althon membuatku sangat kesal! Aku seharusnya tidak melepaskan Althon begitu saja setelah kejadian di villa itu!” Kevin menggebrak meja, mendengkus kesal. “Jay dan para pegawai itu bertingkah bodoh sehingga Althon melarikan diri dari kantor! Mereka seharusnya menangkap Althon.” “Sial! Althon memang sangat lihai dalam bersembunyi. Dia bahkan bisa bersembunyi dari kepolisian saat kejadian di club tempo hari. Althon tampaknya memi
Jay melempar ponsel, meneguk minuman hingga habis. “Para pegawai di bidang IT akan langsung tahu jika seseorang memasang kamera pengawas tanpa izin. Mereka juga akan memberitahuku dan rekan-rekanku.”“Dasar sial! Jay bergegas pergi menuju ruangan IT. Ia menginterogasi setiap karyawan dengan penuh ancaman. Sayangnya, ia tidak mendapatkan informasi apa pun. “Apa yang kau lakukan, Jay?” tanya pemimpin tim IT, “aku mendengar kau murka pada bawahanku? Apa kau mencurigai mereka?”“Para bawahanmu mungkin teledor sehingga Asghar berhasil mendapatkan video-video itu. Dia bisa saja mengirim video-video itu pada pemilik perusahaan atau memeras kita.” Jay mendorong rekannya, duduk di sofa. “Asghar tidak pernah memasuki ruangan ini selama dia bekerja di perusahaan ini. Petugas kebersihan senior yang membersihkan ruangan ini, dan dia sudah tua dan bodoh sehingga dia tidak mungkin meretas keamanan sistem perusahaan ini untuk mendapatkan video-video itu.”“Jay.” Pegawai itu menyentuh bahu Jay. “Bia
“Bawa aku ke hotel sekarang, Ali,” ujar Althon seraya mengamati pemandangan jalanan. Ia mengetik pesan untuk Anthony, merasa gamang saat akan mengirim hingga akhirnya ia menghapus pesan dan memasukkan ponsel ke dalam saku celana. Althon melihat para penjaga keluar dari gerbang dan menyebar ke sekeliling. “Kalian tidak akan pernah bisa menangkapku.”“Aku harap kakek baik-baik saja sekarang.” Althon mengepalkan tangan erat-erat ketika mengingat perlakukan ketiga pamannya dan keluarga Leander padanya dan orang tuanya. Dadanya mendadak sesak, dan jantungnya berdetak sangat cepat. “Setiap aku mengingat bagaimana perlakukan mereka padaku dan orang tuaku, aku sangat marah hingga dadaku sangat sesak. Mereka adalah orang-orang jahat yang sangat menjijikkan. Mereka tidak peduli jika mereka menyakiti saudara dan keluarga mereka, termasuk menyakiti kakek.”Althon menggertakkan gigi untuk menahan amarah. “Aku harus tenang dan tetap menjauh dari mereka sampai aku siap.”Sementara itu, Jay dan par
“Ketua kepolisian Lovatown mengirim pesan jika bawahannya sudah pergi ke perusahaan ini beberapa menit lalu. Dia bahkan mengirimkan foto anggota-anggotanya,” jawab salah satu sahabat Jay, “para polisi itu memang bawahannya.”“Hei, bagaimana jika Asghar benar-benar memiliki bukti-bukti itu? Apakah dia akan melaporkan kita?” tanya salah satu pegawai.Jay berdecak, tersenyum. “Sampah itu tidak mungkin berani melakukannya. Meski dia melaporkan kita pada polisi sekalipun, kita akan bebas dengan mudah.”Jay tersenyum meski ia tegang ketika video pertama tampil di layar. “Sampah itu tidak mungkin memiliki bukti. Dia menjadi pelayan Tuan Drankon selama beberapa hari terakhir. Dia tidak memiliki waktu untuk merekam, apalagi dia tidak memiliki teman dekat di kantor ini, kecuali jika dia memasang beberapa kamera pengawas tersembunyi.”Jay menggertakkan gigi, menatap Althon tajam. “Dasar brengsek! Dia tampaknya sudah curiga ketika aku memerintahkan beberapa orang untuk mengawasinya.”Layar menunj
Jay sontak tertawa. “Jangan bergurau, pencuri! Semua orang sudah yakin kau adalah pencurinya. Lagi pula aku dan para penjaga sudah melihat rekaman kamera pengawas saat kau mengambil barang-barang para pegawai. Aku yakin kau tidak buta sehingga kau bisa melihat tiga berandal itu di dekatmu! Kau menyuruh mereka menjual barang-barang curianmu.”“Tangkap dan bawa pencuri itu sekarang juga!”“Dia harus membusuk di penjara!”“Aku tidak ingin melihat pencuri itu di tempat ini lagi!”“Pergilah brengsek!”Para pegawai terus mencibir Althon. Mereka sudah merasa menang karena Althon tidak mungkin memiliki bukti jika dirinya tidak bersalah. Semua pegawai dan petugas kebersihan sudah bersekongkol untuk menghancurkannya. “Kau akan menjelaskan semuanya di kantor,” ujar polisi seraya menarik Althon. Althon menoleh pada tiga penjaga di samping Jay. “Ketiga penjaga itu memasuki kamarku semalam setelah mematikan listrik. Mereka menempatkan beberapa barang untuk memfitnahku. Selain mereka, tiga orang b
“Apa yang kau lakukan?” tanya Althon ketika seorang penjaga memborgolnya. “Aku bukan pencuri. Kau tidak bisa memperlakukanku seperti ini sebelum kau menemukan bukti.”“Aku yakin bukti-bukti itu berada di kamarmu, Asghar! Jika tidak, kau sudah menjualnya pada orang lain. Aku mendengar kau sempat pergi ke luar kantor,” ucap Jay.“Aku bukanlah pencuri. Kalian harus meminta maaf padaku jika aku terbukti tidak bersalah.” Althon mengamati Jay dan para pegawai yang mengerumuninya. “Kau akan membusuk di penjara jika barang-barang itu berada di kamarmu.”Althon berjalan menuju kamarnya bersama Jay, para pegawai, dan para penjaga. Rombongan terus bertambah ketika para pegawai dari ruangan lain bergabung. Lorong penuh dengan orang-orang mencibir Althon.“Kau akan berakhir hari ini, Asghar.” Jay tersenyum bengis, menjauh dari kerumunan, menghubungi seseorang. “Apa kau yakin Asghar tidak menyadari barang-barang itu di kamarnya? Dia harus hancur hari ini.”“Aku memastikan Asghar tidak menyadari ba
“Aku ingin mengingatkan kalian mengenai kunjungan pemilik perusahaan lima hari lagi. Kita harus mempersiapkan semuanya dengan baik. Aku tidak ingin ada satu kesalahan pun yang terjadi selama pemilik perusahaan berada di tempat ini. Aku yakin kalian sudah mengerti betapa pentingnya kunjungan itu dan apa yang harus kalian lakukan,” ujar Jay. Jay melirik Althon sekilas, tersenyum. “Sayangnya, aku mendapatkan kabar jika satu di antara kalian sudah melakukan tindakan yang sangat tidak pantas.”Para petugas kebersihan saling melirik satu sama lain, kecuali Althon dan Ben. “Seseorang di antara kalian sudah mencuri beberapa barang karyawan, dan aku akan menindak tegas siapa pun pencurinya.” Jay mengamati Althon, Ben, dan para petugas kebersihan bergantian. Jay memberi tanda pada salah satu pegawai. Layar seketika menunjukkan daftar barang-barang yang hilang beserta pemiliknya. Beberapa petugas kebersihan mulai melirik Althon.“Asghar adalah orang yang membersihkan ruangan Tuan Jay dan yang