“Kau pasti ingin melecehkanku! Kau mengambil kesempatan ketika aku sedang tidak sadarkan diri.” Wanita itu menangis tersedu-sedu. “Astaga, apa yang sebenarnya terjadi? Aku hanya ingin menikmati makan malam dengan tenang, tetapi aku justru mendapatkan kecoak di piringku, dan sekarang seseorang justru ingin melecehkanku.”Althon tampak tenang meski Brody terlihat sangat marah. Ia sudah terbiasa dengan masalah ini. “Aku pernah berada di posisi yang lebih sulit dari ini,” gumamnya. “Siapa yang ingin melecehkanmu, wanita sialan?” teriak Brody seraya menunjuk wanita itu, menatap tajam. “Temanku hanya ingin memeriksa ponselmu. Semua orang di restoran ini melihat semua kejadian.”Wanita itu semakin keras menangis, menjatuhkan diri dengan sengaja ke lantai. “Siapa pun tolong aku. Aku merasa sangat pusing sekarang.”“Apa kau memang berniat untuk melecehkan wanita ini?” tanya seorang pelanggan, “jika benar, kau harus mempertanggungjawabkan perbuatanmu di penjara.”“Astaga, aku sepertinya masuk
Semua orang sontak terkejut ketika melihat tayangan video, terutama si wanita dan para pemilik kedai. Althon mengulang video, memperbesar volume sedangkan Brody tersenyum lebar dan tertawa terbahak-bahak. “Dasar sialan! Video itu menunjukkan jika kau sengaja memasukkan bangkai kecoak itu ke makananmu, wanita sialan! Kau ingin membuat masalah di restoran!” bentak Brody. “Aku tidak melakukannya,” ketus si wanita seraya menunduk, meremas rok. “Aku tidak berniat berbuat jahat atau membuat masalah di restoran ini.”“Jangan berbohong! Kau sengaja memasukkan kecoak itu saat listrik padam agar orang lain tidak tahu perbuatan jahatmu! Aku yakin ada orang lain yang membantumu! Katakan, siapa orang yang membantumu!”Para pemilik restoran mulai gelisah, saling menoleh satu sama lain. Mereka sudah sangat yakin bisa menghancurkan restoran ini, tetapi video itu membuat mereka kesal dan takut. Ketika akan keluar dari restoran, mereka sudah berada di tengah-tengah kerumunan. Para pelanggan mulai be
Para pemilik restoran sontak terkejut, saling menatap satu sama lain. “Jangan asal bicara, wanita sialan! Aku sama sekali tidak mengenalmu! Kau benar-benar brengsek! Aku membelamu sejak tadi, tetapi kau justru memfitnahku!” bentak seorang pemilik restoran seraya menunjuk Sarah. Para pemilik restoran yang lain mulai menerobos kerumunan, tetapi Brody segera menekan tombol untuk menutup pintu. “Kalian tidak akan bisa lari, para pria tua brengsek!” Brody tertawa, menoleh pada Sarah. “Kau harus menunjuk para pemilik restoran brengsek itu sekarang, wanita gila! Jika tidak, aku dan temanku akan menelepon bosmu dan melaporkanmu ke penjara.”Sarah memutar bola mata, menatap sinis para pemilik restoran yang memelototinya. Ia tentu tidak ingin kariernya hancur hanya karena masalah ini. Jika ia hancur, ia tidak boleh hancur sendirian.“Itu mereka! Mereka menyamar agar tidak ada seorang pun yang tahu identitas mereka! Merekalah yang sejak tadi membelaku dan menyudutkan kalian!” Sarah menunjuk e
Brody menutup pintu saat para pegawai meninggalkan restoran. Ia bergegas mendekat pada Althon, duduk di kursi. “Aku masih kesal dengan wanita sialan dan para pemilik restoran itu. Kau seharusnya menyeret mereka ke penjara agar mereka tidak membuat ulah lagi. Restoran ini pasti akan semakin laris.”“Melapor pada polisi tidaklah gratis meski aturan menyatakan tidak ada biaya apa pun ketika kita melapor. Kita hanya orang miskin yang sedang merintis sebuah usaha. Para pemilik restoran ini masih berada di level yang lebih tinggi dari kita sekarang.” Althon menunjukkan pendapatan restoran hari ini pada Brody. Brody terkejut. “Pendapatan hari ini adalah pendapatan tertinggi sejak restoran ini buka. Kita bisa membeli peralatan dan memperluas restoran secepatnya dengan uang ini.”Brody mengawasi keadaan restoran sesaat. “Para polisi hanya akan bekerja ketika sebuah kasus menjadi viral atau sosok yang mendapatkan masalah adalah orang-orang yang memiliki kekuasaan dan uang. Mereka hanya mengang
Ronny mengikuti para berandal ke markas. Ia berdiri di barisan paling belakang, mengamati seorang pria di atas tumpukan kotak kayu. “Aku mengenal sampah itu. Dia adalah salah satu orang kepercayaan Sonic. Aku bisa mengalahkan si brengsek itu kalau saja aku tidak terluka sekarang.”Ronny mengamati keadaan sekeliling. “Para sampah ini hanya berjumlah kurang dari enam puluh orang. Sonic membawa banyak pasukan ke pertemuan itu. Aku harap mereka tidak menemukan teman-temanku. Sial, aku seharusnya berharap para penyerang itu tidak menghabisi mereka.”“Semuanya diam!” bentak seorang pria di depan kerumunan. “Aku mengumpulkan kalian untuk memberikan kalian informasi penting. Aku mendapatkan laporan jika seseorang menyerang anggota sekaligus mencuri uang dan ponsel mereka. Berdasarkan keterangan salah satu korban, orang itu berpostur tinggi, bergerak sangat cepat, pandai berkelahi. Meski begitu, dia tampaknya memiliki luka di bahu kiri.”Ronny menunduk. “Mereka ternyata tidak sebodoh seperti y
“Aku belum bisa memastikan apa yang terjadi di tiga lokasi persembunyian Red Sting. Akan tetapi, aku menduga jika sudah terjadi pertarungan mematikan di tempat-tempat itu. Aku juga tidak tahu di mana dan bagaimana keadaan anggota Red Sting sekarang,” ujar pemimpin berandal berkacamata. “Siapa yang terbantai dalam pertarungan itu menurut kalian?” tanya salah satu pemimpin berandal di samping Sonic. Suasana mendadak hening. Sonic dan tiga pemimpin berandal itu menutup mulut rapat-rapat, mengamati gambar-gambar di layar. Sonic mengembus napas panjang, tersenyum. “Aku mendapatkan informasi jika Red Sting memilih lari ketika sekelompok orang menyerang markas mereka. Kelompok itu kemungkinan besar adalah kelompok yang lebih kuat dan tangguh dari Red Sting. Jika kelompok itu menyerang ketiga markas di saat anggota Red Sting berada di sana, kemungkinan besar mereka menghabisi seluruh anggota Red Sting.”Ketiga pemimpin berandal yang lain sontak terkejut. “Kelompok itu membantai anggota Re
Pasukan Draco bergegas menyebar ke sekeliling, berlari melewati para berandal yang bergelimpangan di lantai, menyerang para berandal. Sonic dan dua pemimpin berandal mengawasi keadaan sesaat, menyerang Draco yang tetap berdiri di tempatnya. “Pria sampah itu adalah pemimpin kelompok ini. Dia terlihat tangguh. Kau harus membuatku bergairah malam ini,” ujar Sonic.Draco melompat mundur, menghindari serangan dari berandal bertato dan berandal gondrong. Ia menguap beberapa kali, menangkis pukulan dan serangan pisau dengan mudah.“Brengsek! Dia meremehkanku!” ujar si berandal bertato harimau. Sonic menyerang dari belakang Draco. Ia terkejut saat Draco menahan tendangannya dengan tangan kiri tanpa berbalik dan melirik padanya. “Sial!”Draco mencengkeram kaki Sonic dengan kuat, lantas melemparkan Sonic pada dua pemimpin berandal yang lain hingga terjatuh. Ia seketika melompat mundur ketika tembakan mengarah padanya. Si berandal berkacamata melayangkan tembakan seraya bergerak cepat, menen
Ronny terbaring tak sadarkan diri di lantai. Pisau terjatuh dari tangannya. Ali dan para pengawal muncul dari lokasi persembunyian. Ali mengamati Ronny, menoleh ke lantai atas. “Cari tahu siapa berandal ini secepatnya. Dia tampaknya bukan berandal biasa.”“Kami mengerti.” Para pengawal sontak mengangguk. Ali menyalakan listrik, melirik para pengawal yang sedang memeriksa Ronny. “Pria ini adalah Ronny, pemimpin kelompok berandal bernama Red Sting,” ujar seorang pengawal seraya mengirimkan informasi pada Ali. Ali mengecek informasi Ronny di layar hologram yang terhubung dengan jam tangannya, membaca dengan cepat. Pengawal bernama Sammy melanjutkan, “Pria ini adalah pria yang melawanku saat aku berpura-pura sebagai Tuan Muda di vila tengah hutan tempo hari, Tuan. Dia menyerang bersama gerombolannya atas perintah Kevin dan teman-temannya.” Pengawal lain menambahkan, “Pemimpin berandal kota ini yang bernama Sonic adalah musuh bebuyutan dari Ronny. Berdasarkan informasi yang beredar,
“Paman Aaron dan Paman Andy kemungkinan besar akan mengkhianati Ayah. Mereka bisa bekerja sama agar Ayah gagal menjadi ahli waris selanjutnya, atau mungkin mereka akan bekerja sendiri-sendiri. Seperti yang kita tahu, harta kekayaan mendiang Paman Arthur masih berada di bawah kekuasaan kakek sekarang. Jumlahnya sangat fantastis,” jelas Alex.Albert menatap Alex saksama. “Apakah kita harus benar-benar melawan mereka, keluarga kita sendiri?”Alex mengembus napas panjang. “Aku tahu ini hal yang sangat sulit, tetapi kita harus melakukannya jika hal itu adalah satu-satunya cara agar keluarga kita tetap aman.”Albert tiba-tiba tertawa canggung. “Aku sering memukul para berandal atau orang-orang yang membuatku kesal, tetapi aku selalu menahan diri pada saudaraku maupun keluargaku yang lain.”Albert menatap layar. Kerusuhan di Paulcity tidak lagi menarik perhatiannya sekarang. “Jika ayah bisa menyingkirkan mendiang Paman Arthur, dia bisa melakukan hal serupa pada Paman Aaron dan Paman Andy. Ap
Zack mengangguk. “Alan dan pasukannya berhasil menemukan Tuan muda di Asthonia beberapa bulan lalu. Dia tinggal di panti asuhan dan menjalani kehidupan yang sangat sulit.” “Alan.” Raka tersenyum. “Dia bocah dingin yang sangat keras kepala.” Raka tiba-tiba terdiam, memejamkan mata. Ia mengingat waktu kebersamaan dengan Arthur, Adele, dan bayi laki-laki kecil yang sering ia lihat dari kejauhan. Ia tidak bisa memungkiri jika dirinya sangat bahagia mendengarkan kabar ini. “Apakah Master Anthony sudah tahu kebenaran Master Arthur?” tanya Raka. “Master Anthony sudah tahu kebenaran soal fitnah itu. Dia sangat menyesal atas tindakannya dan berusaha untuk memperbaiki kesalahannya. Dia mengirimkan banyak pasukan untuk mencari orang-orang kepercayaan Master Arthur.” Reno terdiam di belakang Raka, mendengarkan saksama. “Pertemuan keluarga akan diadakan dalam waktu dua bulan lagi. Tuan Muda harus menyiapkan bany
Linx, Lex, dan Lung saling menatap tajam. Pasukan mereka bergegas siaga, bersiap untuk bertarung. Suasana mendadak hening dan menegangkan. “Apa yang kalian lakukan di tempat ini, Brengsek?” maki Linx seraya meludah, mengelus pistolnya. “Akulah yang seharusnya bertanya pada kalian berdua.” Lex tersenyum bengis, membersihkan kacamatanya dengan baju sesaat. “Menyingkirlah sebelum aku menghajar kalian hingga mati!”Lung mendadak tertawa. “Berhentilah membual dan segera menyingkir dari hadapanku sekarang juga! Aku tidak memiliki waktu untuk meladeni kalian sekarang.”Linx terdiam saat mendapatkan informasi dari bawahannya yang berada di gedung. “Ronny dan bawahannya memang sempat berada di gedung ini, tetapi mereka sepertinya sudah meninggalkan gedung sebelum kedatanganku.”Linx menatap Lung dan Lex saat bawahannya memberikan informasi lain. “Terdapat jejak darah dan serpihan kaca di lantai. Mereka tampaknya bertarung dengan kelompok lain.”Linx mengepalkan tangan erat-erat. “Sial, siapa
“Sial" geram Ryan saat mengingat pembicaraannya dengan sosok bertopeng di gedung tadi. “Dia sudah menghinaku! Aku tidak mampu membalas ucapannya saat dia mengancam akan mencelakai Bos Raka dan Bos Reno,” gumamnya. Ronny melirik Ryan, mengamati jalan raya. “Ayah tampaknya sangat kesal. Dia muncul tak lama setelah pria bertopeng itu menyerangku dan yang lain. Aku tidak berani bertanya sekarang. Para bawahan ayah juga tidak mengatakan apa pun. Situasinya tidak tepat sekarang.”Ronny tiba-tiba tercenung saat melihat puluhan motor dan mobil di seberang jalan. “Bendera-bendera itu? Mereka adalah kelompok berandal dari Locatown.”Ronny mendapatkan informasi dari Gon. “Gon juga melihat kelompok berandal lain di Paulcity. Sial, mereka tampaknya tahu keberadaanku dan yang lain.”Ronny menoleh pada Ryan. “Ayah, para berandal dari kota lain tampaknya mendatangi Paulcity untuk mencari kita. Kelompok pembantai itu memerintahkan mereka semua untuk menyerang kita bersamaan. Jika kita tidak pergi sec
“Siapa kau, brengsek!” bentak Gon seraya menarik pistol dari saku celana. Para bawahannya segera mengerumuni sosok asing itu. Ronny sontak terdiam, mengamati sosok asing itu lekat-lekat. Ia sontak terkejut ketika menyadari tatapan pria itu. “Dia muncul,” gumamnya. Para bawahan Gon seketika meluncurkan tembakan, bergegas maju. Sosok bertopeng itu bergerak lincah, menghindari semua tembakan dengan sempurna. Tatapannya tertuju pada Ronny yang berdiri di belakang Gon. “Sial!” Gon mendengkus kesal, melayangkan tembakan seraya mengikuti pergerakan sosok bertopeng itu. “Dia bergerak cepat menghindari tembakanku dan para bawahanku!”Gon melirik Ronny sekilas. “Kenapa kau hanya diam saja, brengsek? Kenapa kau berubah menjadi pengecut?!”“Aku mengenal orang itu. Dia adalah orang yang mengancamku tempo hari saat tersadar di sebuah mobil,” ujar Ronny. “Apa kau ketakutan melihatnya sekarang?” Gon berdecak saat sosok bertopeng itu menghajar para bawahannya dengan mudah. “Kau terluka saat itu da
“Kita diserang! Kita diserang!” teriak seorang berandal saat melihat beberapa orang tergeletak tidak sadarkan diri dan berjatuhan dari mobil dan motor. Enam orang anggota pasukan menghajar para berandal dari enam arah berbeda. Mereka bergerak sangat cepat, melayangkan pukulan dan tendangan tanpa ampun. Para berandal terjatuh bahkan sebelum mereka menyadari siapa yang menyerang mereka. “Dasar brengsek! Apa yang sebenarnya terjadi? Siapa yang sudah menyerangku?” Pemimpin pasukan tampak kebingungan, mengamati keadaan sekeliling. “Serang mereka! Serang sekarang!”Para berandal seketika menyerang para pengawal. Sayangnya, sebelum mereka berhasil mendaratkan serangan, mereka sudah tumbang lebih dahulu di aspal. Althon dan Brody menatap dengan takjub, nyaris tak berkedip. “Aku selalu terkejut saat melihat anggota pasukan,” ucap Althon, tersenyum. “Bukankah mereka sangat hebat, Brody?”“Ya, mereka sangat hebat.” Brody tersenyum lebar, menatap tanpa berkedip para pengawal yang membantai ha
Alan terdiam sesaat, mengembus napas panjang. “Aku sungguh menyesal karena aku membawa kabar baik dan kabar buruk sekaligus, Master.”“Aku tidak bisa memprediksi masa depan.” Anthony tersenyum lemah. “Baiklah, aku ingin mendengar kabar baik dahulu, Alan.”“Pasukan pencari sudah menemukan lokasi keberadaan salah satu orang kepercayaan Master Arthur. Mereka akan bertemu dengannya di suatu tempat malam ini.”Anthony tersenyum. “Kabar ini sungguh kabar yang sangat luar biasa. Aku berharap dia memiliki informasi seputar orang-orang kepercayaan Arthur yang lain.”Anthony tiba-tiba terdiam. “Lalu, apa kabar buruknya, Alan?”“Kabar buruk ini nyatanya masih berhubungan dengan sosok kepercayaan Master Arthur. Tuan Arnold dan yang lain mengirimkan pasukan untuk menangkapnya, Master.”“Apa?” Anthony mengepalkan tangan lemahnya. “Mereka sungguh keterlaluan.”“Sosok kepercayaan Master Arthur yang bernama Raka memiliki hubungan dengan sebuah kelompok berandal bernama Red Sting. Pasukan Tuan Arnold m
“Kau hanya memiliki satu kesempatan untuk memperbaiki kesalahanmu selama masa pelatihanmu. Jika kau kembali gagal, kau akan menerima dua konsekuensi. Pertama, kau akan kehilangan ingatanmu soal kelompok kami, atau kedua, kau akan kehilangan nyawamu,” jelas Ali dengan wajah datar. Brody sontak terkejut, menegakkan punggung, segera menutup mulut rapat-rapat. Ali dan para pengawal hanya duduk dan berdiri di dekatnya, tetapi mereka mampu membuatnya sangat tertekan. “Kau masih memiliki satu pertanyaan tersisa dan waktu tiga puluh tujuh menit. Kau tidak terlalu pandai dalam menggunakan kesempatanmu. Kau ceroboh.”Brody mengepalkan tangan erat-erat. Ia berpikir keras untuk menentukan pertanyaan terbaik. Ia sudah menyusun daftar pertanyaan untuk pertemuan malam ini. Akan tetapi, ia mendadak bodoh sehingga tidak menggunakan kesempatan dengan baik.“Sial, aku gugup sehingga bertindak bodoh! Apa yang harus aku tanyakan padanya?” gumam Brody dengan tangan terkepal erat. Brody terdiam selama b
Para pendukung Brody seketika bersorak di saat Ray meringis kesakitan, sedangkan para pendukung Ray memaki sangat kencang, tidak menerima hasil pertandingan. “Sial!” Ray memegang tangannya. “Sampah itu mematahkan tanganku. Aku nyaris tidak bisa menggerakkan tangan kananku sekarang.”Kedua pendukung mulai berkelahi hingga beberapa barang terlempar. Gon memukul beberapa penonton yang menghalangi jalannya. Ia pergi menuju pintu keluar, mengamati Brody. “Aku akan kembali untuk merekrutmu, Brody.”Althon mengamati kepergian Gon, menoleh pada Brody. “Kau melakukan tugasmu dengan sangat baik. Aku ingin bertarung denganmu suatu saat nanti.”“Tutup mulutmu, brengsek!” Brody bernapas terengah-engah. “Kau membuatku kesulitan! Kau harus memberikan uang hadiah itu padaku!”“Beristirahatlah sekarang, Brody. Kau harus bersiap untuk berbincang dengan Ali dan yang lain,” ujar Althon seraya memberi tanda pada Ali.“Ah, jadi pemimpin para pengawas itu bernama Ali.” Brody tersenyum, terdiam saat Ali m