Restoran semakin ramai ketika memasuki waktu makan malam. Para pengunjung tampak mengobrol dan bermain dengan ceria. Para pelayan terlihat sibuk melayani pembeli. Hujan kembali mengguyur deras, menarik para pejalan kaki untuk berteduh sekaligus mencoba menu restoran yang dibicarakan beberapa hari ke belakang. Althon dan seorang pegawai tampak sibuk memasak di dapur sedangkan Brody berhasil mengalahkan beberapa penantang. Tiga hari nyaris berlalu dan belum ada penantang yang berhasil mengalahkannya. “Aku harus memberi hadiah tambahan bagi pemenang adu panco. Para pengunjung pasti akan semakin semangat untuk mengalahkan Brody. Brody juga berjuang sangat keras. Dia tampak menikmati pekerjaannya,” gumam Althon. Di saat yang sama, para pemilik kedai mengerumuni sisi jalan. Mereka memakai topi, kacamata, dan payung untuk menyamarkan identitas mereka. “Sialan! Restoran ini justru semakin ramai, berbanding dengan restoran kita yang sangat sepi,” ketus seorang pemilik restoran.“Restoran i
“Kau pasti ingin melecehkanku! Kau mengambil kesempatan ketika aku sedang tidak sadarkan diri.” Wanita itu menangis tersedu-sedu. “Astaga, apa yang sebenarnya terjadi? Aku hanya ingin menikmati makan malam dengan tenang, tetapi aku justru mendapatkan kecoak di piringku, dan sekarang seseorang justru ingin melecehkanku.”Althon tampak tenang meski Brody terlihat sangat marah. Ia sudah terbiasa dengan masalah ini. “Aku pernah berada di posisi yang lebih sulit dari ini,” gumamnya. “Siapa yang ingin melecehkanmu, wanita sialan?” teriak Brody seraya menunjuk wanita itu, menatap tajam. “Temanku hanya ingin memeriksa ponselmu. Semua orang di restoran ini melihat semua kejadian.”Wanita itu semakin keras menangis, menjatuhkan diri dengan sengaja ke lantai. “Siapa pun tolong aku. Aku merasa sangat pusing sekarang.”“Apa kau memang berniat untuk melecehkan wanita ini?” tanya seorang pelanggan, “jika benar, kau harus mempertanggungjawabkan perbuatanmu di penjara.”“Astaga, aku sepertinya masuk
Semua orang sontak terkejut ketika melihat tayangan video, terutama si wanita dan para pemilik kedai. Althon mengulang video, memperbesar volume sedangkan Brody tersenyum lebar dan tertawa terbahak-bahak. “Dasar sialan! Video itu menunjukkan jika kau sengaja memasukkan bangkai kecoak itu ke makananmu, wanita sialan! Kau ingin membuat masalah di restoran!” bentak Brody. “Aku tidak melakukannya,” ketus si wanita seraya menunduk, meremas rok. “Aku tidak berniat berbuat jahat atau membuat masalah di restoran ini.”“Jangan berbohong! Kau sengaja memasukkan kecoak itu saat listrik padam agar orang lain tidak tahu perbuatan jahatmu! Aku yakin ada orang lain yang membantumu! Katakan, siapa orang yang membantumu!”Para pemilik restoran mulai gelisah, saling menoleh satu sama lain. Mereka sudah sangat yakin bisa menghancurkan restoran ini, tetapi video itu membuat mereka kesal dan takut. Ketika akan keluar dari restoran, mereka sudah berada di tengah-tengah kerumunan. Para pelanggan mulai be
Para pemilik restoran sontak terkejut, saling menatap satu sama lain. “Jangan asal bicara, wanita sialan! Aku sama sekali tidak mengenalmu! Kau benar-benar brengsek! Aku membelamu sejak tadi, tetapi kau justru memfitnahku!” bentak seorang pemilik restoran seraya menunjuk Sarah. Para pemilik restoran yang lain mulai menerobos kerumunan, tetapi Brody segera menekan tombol untuk menutup pintu. “Kalian tidak akan bisa lari, para pria tua brengsek!” Brody tertawa, menoleh pada Sarah. “Kau harus menunjuk para pemilik restoran brengsek itu sekarang, wanita gila! Jika tidak, aku dan temanku akan menelepon bosmu dan melaporkanmu ke penjara.”Sarah memutar bola mata, menatap sinis para pemilik restoran yang memelototinya. Ia tentu tidak ingin kariernya hancur hanya karena masalah ini. Jika ia hancur, ia tidak boleh hancur sendirian.“Itu mereka! Mereka menyamar agar tidak ada seorang pun yang tahu identitas mereka! Merekalah yang sejak tadi membelaku dan menyudutkan kalian!” Sarah menunjuk e
Brody menutup pintu saat para pegawai meninggalkan restoran. Ia bergegas mendekat pada Althon, duduk di kursi. “Aku masih kesal dengan wanita sialan dan para pemilik restoran itu. Kau seharusnya menyeret mereka ke penjara agar mereka tidak membuat ulah lagi. Restoran ini pasti akan semakin laris.”“Melapor pada polisi tidaklah gratis meski aturan menyatakan tidak ada biaya apa pun ketika kita melapor. Kita hanya orang miskin yang sedang merintis sebuah usaha. Para pemilik restoran ini masih berada di level yang lebih tinggi dari kita sekarang.” Althon menunjukkan pendapatan restoran hari ini pada Brody. Brody terkejut. “Pendapatan hari ini adalah pendapatan tertinggi sejak restoran ini buka. Kita bisa membeli peralatan dan memperluas restoran secepatnya dengan uang ini.”Brody mengawasi keadaan restoran sesaat. “Para polisi hanya akan bekerja ketika sebuah kasus menjadi viral atau sosok yang mendapatkan masalah adalah orang-orang yang memiliki kekuasaan dan uang. Mereka hanya mengang
Ronny mengikuti para berandal ke markas. Ia berdiri di barisan paling belakang, mengamati seorang pria di atas tumpukan kotak kayu. “Aku mengenal sampah itu. Dia adalah salah satu orang kepercayaan Sonic. Aku bisa mengalahkan si brengsek itu kalau saja aku tidak terluka sekarang.”Ronny mengamati keadaan sekeliling. “Para sampah ini hanya berjumlah kurang dari enam puluh orang. Sonic membawa banyak pasukan ke pertemuan itu. Aku harap mereka tidak menemukan teman-temanku. Sial, aku seharusnya berharap para penyerang itu tidak menghabisi mereka.”“Semuanya diam!” bentak seorang pria di depan kerumunan. “Aku mengumpulkan kalian untuk memberikan kalian informasi penting. Aku mendapatkan laporan jika seseorang menyerang anggota sekaligus mencuri uang dan ponsel mereka. Berdasarkan keterangan salah satu korban, orang itu berpostur tinggi, bergerak sangat cepat, pandai berkelahi. Meski begitu, dia tampaknya memiliki luka di bahu kiri.”Ronny menunduk. “Mereka ternyata tidak sebodoh seperti y
“Aku belum bisa memastikan apa yang terjadi di tiga lokasi persembunyian Red Sting. Akan tetapi, aku menduga jika sudah terjadi pertarungan mematikan di tempat-tempat itu. Aku juga tidak tahu di mana dan bagaimana keadaan anggota Red Sting sekarang,” ujar pemimpin berandal berkacamata. “Siapa yang terbantai dalam pertarungan itu menurut kalian?” tanya salah satu pemimpin berandal di samping Sonic. Suasana mendadak hening. Sonic dan tiga pemimpin berandal itu menutup mulut rapat-rapat, mengamati gambar-gambar di layar. Sonic mengembus napas panjang, tersenyum. “Aku mendapatkan informasi jika Red Sting memilih lari ketika sekelompok orang menyerang markas mereka. Kelompok itu kemungkinan besar adalah kelompok yang lebih kuat dan tangguh dari Red Sting. Jika kelompok itu menyerang ketiga markas di saat anggota Red Sting berada di sana, kemungkinan besar mereka menghabisi seluruh anggota Red Sting.”Ketiga pemimpin berandal yang lain sontak terkejut. “Kelompok itu membantai anggota Re
Pasukan Draco bergegas menyebar ke sekeliling, berlari melewati para berandal yang bergelimpangan di lantai, menyerang para berandal. Sonic dan dua pemimpin berandal mengawasi keadaan sesaat, menyerang Draco yang tetap berdiri di tempatnya. “Pria sampah itu adalah pemimpin kelompok ini. Dia terlihat tangguh. Kau harus membuatku bergairah malam ini,” ujar Sonic.Draco melompat mundur, menghindari serangan dari berandal bertato dan berandal gondrong. Ia menguap beberapa kali, menangkis pukulan dan serangan pisau dengan mudah.“Brengsek! Dia meremehkanku!” ujar si berandal bertato harimau. Sonic menyerang dari belakang Draco. Ia terkejut saat Draco menahan tendangannya dengan tangan kiri tanpa berbalik dan melirik padanya. “Sial!”Draco mencengkeram kaki Sonic dengan kuat, lantas melemparkan Sonic pada dua pemimpin berandal yang lain hingga terjatuh. Ia seketika melompat mundur ketika tembakan mengarah padanya. Si berandal berkacamata melayangkan tembakan seraya bergerak cepat, menen
Semua kandidat menyiapkan semua hal dengan sebaik mungkin. Para pembeli mulai berdatangan. Beberapa kandidat masih cukup canggung saat berhadapan dengan pembeli maupun menyiapkan hidangan. Meski demikian, mereka bekerja sebaik mungkin untuk bisa lolos ke tahap berikutnya. Kesempatan menjadi CEO Star Company adalah sesuatu yang tidak akan datang dengan mudahWaktu terus berlalu. Beberapa kandidat mulai sibuk dengan kedatangan pembeli, sebagian yang lain harus berupaya agar pembeli terus berdatangan. “Sial!” Philip melirik seorang partner yang terus membuat kesalahan. “Aku benar-benar keliru memilih sampah itu! Itu pasti akan menjadi poin minus bagiku dalam ujian ini. Star Company menguji sejauh mana kemampuanku untuk memilih partner yang tepat dalam sebuah tugas. Selain itu, para pembeli tidak mengunjungi truk makananku, dan itu akan menjadi masalah.”Philip mengawasi keadaan sekeliling. “Aku yakin tim pengawas terus mengawasiku sejak tadi. Aku tidak boleh melakukan kesalahan.”Phili
Rombongan mobil mulai meninggalkan gerbang, melaju cukup kencang di hutan. Ryan mengamati kepergian pasukannya di teras, melirik sekeliling sesaat. “Aku tidak melihat orang-orang bertopeng itu hari ini.”Ryan mendengkus kesal, memasuki mobil. Ia membuka jendela, menghubungi Ronny. “Kau dan yang lain harus memastikan jika semua anggota tiba dengan selamat, Ronny. Kau dan yang lain juga harus melaporkan keanehan sekecil apa pun.”“Aku mengerti, Ayah,” sahut Ronny seraya mengamati gedung yang mulai mengecil. Ia menggertakkan gigi saat melihat seorang pria bertopeng berdiri di dahan pohon. “Sial! Aku masih kesal dengan orang bertopeng yang bertarung dengan ayah. Dia sengaja mengalah sehingga ayah sangat marah.”Ronny melirik Gon yang tampak serius dengan ponselnya. “Kenapa kau sangat serius hanya karena melihat ponsel bodohmu, Gon?”“Salah satu bawahanku mengirimkan pesan jika orang-orang sialan itu sudah sepenuhnya meninggalkan berbagai kota. Bos mereka yang bernama Draco kemungkinan su
Semua kandidat tampak bersiap untuk mendengarkan arahan ujian hari ketiga. Beberapa pegawai memberikan sebuah jam tangan pada setiap kandidat. Paul dan beberapa pegawai Star Company berdiri di hadapan semua kandidat, tersenyum. “Selamat pagi, Nona-nona dan Tuan-tuan. Aku sangat senang melihat kalian hari ini. Kalian tampil dengan sangat semangat. Kalian membuktikan jika kalian adalah orang-orang yang layar menjadi kandidat CEO Star Company.”“Aku yakin kalian sudah menyadari tujuan dari dua ujian yang sudah kalian lalui.” Paul tersenyum. “Ujian ketiga akan sangat berbeda dibandingkan dengan ujian pertama dan kedua.”Paul bertepuk tangan. Rombongan truk seketika memasuki gerbang, berbaris rapi di belakang semua kandidat. Philip, Lily, Randy, dan kandidat lain sontak terkejut, mulai menerka-nerka. Tak lama setelahnya lima puluh orang berseragam turun dari mobil, berbaris di samping kendaraan. Philip tersenyum, mengepalkan tangan erat-erat. “Apa yang sebenarnya Tuan Paul rencanakan? A
Malam semakin larut, dan suasana pusat kota semakin ramai dengan para berandal yang bermunculan di beberapa titik. Di beberapa gang, beberapa pria tengah menghajar para berandal hingga tumbang di tanah. Sebagian berandal melarikan diri hingga beberapa kali nyaris tertabrak mobil. Kerusuhan terjadi di beberapa titik pusat kota. Beberapa pria terus mendatangi kerumunan berandal, bertanya soal keberadaan para pemimpin pasukan berandal yang menghilang beberapa hari lalu. Jika tidak mampu menjawab, mereka berakhir menjadi samsak dan harus tidur di dinginnya malam dan jalan yang becek. Sonny, Ling, Lung, dan Lex bersembunyi di sebuah gudang. Beberapa bungkuk roti terlihat berserakan di lantai. Mereka terbaring di atas kotak kayu dan tumpukan jerami, larut dalam lamunan masing-masing. Kehidupan mereka berubah drastis setelah kemunculan kelompok itu. Sonny beranjak dari kursi, mendekati jendela, mengamati keadaan luar yang remang-remang. Ia bergegas sembunyi saat beberapa berandal berlaria
Arnold masih sibuk memeriksa beberapa dokumen. Ia menoleh ke arah pintu saat seseorang berbicara. “Masuklah.”Seorang pria memasuki ruangan, membungkuk singkat. “Aku datang sesuai dengan perintah Anda, Tuan.”Arnold mengembus napas panjang, merapikan beberapa dokumen. “Aku ingin mendengar kabar baik sekarang.”“Aku sungguh minta maaf karena aku justru membawa kabar buruk, Tuan. Aku masih belum bisa membujuk Tuan Sean agar mau menjadi bawahan Anda. Dia justru menamparku dan memberi teguran yang sangat keras padaku.”Arnold mendengkus kesal, menggebrak meja, berdiri dari kursi. “Aku tampaknya harus berbicara langsung padanya. Sayangnya, aku masih cukup sibuk sekarang.”Arnold tersenyum bengis. “Dasar sampah sialan! Hanya karena ayahku sedikit memanjakannya, dia bertingkah seolah bisa melakukan apa pun, padahal aku adalah penerus ayah. Jika dia tidak mau menjadi bawahanku dalam waktu dekat, dia akan menjadi orang pertama yang akan aku habisi.”Arnold berjalan menuju jendela, mengamati pe
Paul menekan sebuah tombol. Layar menampilkan nama-nama kandidat yang bergerak secara acak. Sebuah angka berukuran besar seketika tampil di tengah layar. “Nilai minimum untuk ujian tahap kedua adalah sembilan ratus. Kandidat yang memiliki nilai kurang dari sembilan ratus otomatis gagal.”Nama-nama kandidat terus bergerak acak sampai akhirnya tertulis berurutan sesuai nilai masing-masing. Philip, Lily, Randy, dan para kandidat lain menatap layar tidak berkedip selama beberapa waktu.Philip tersenyum saat ia berada di urutan pertama. Lily berada di posisi kedua dengan selisih poin yang sangat tipis dengan Philip, sedangkan Randy berada di posisi keempat.Semua kandidat seketika menoleh pada Althon. Pria itu mendapatkan nilai sembilan ratus tiga puluh dua, dan berada di posisi terakhir, selisih satu poin dengan seorang pria.“Sial! Si idiot itu kembali lolos ke tahap selanjutnya. Meski dia berada di posisi terakhir, tetapi nilainya hampir menyamai salah satu peserta.” Philip mengepalkan
Althon mengamati penampilan setiap kandidat di ruangannya. “Mereka masih menampilkan penampilan yang luar biasa. Mereka sangat tenang meski berada di bawah tekanan. Ya, mereka pasti sudah terbiasa dengan keadaan itu.”Althon mengepalkan tangan erat-erat, menonton penampilan seluruh kandidat hingga selesai. “Aku harus kembali menyamar.”Althon memberi tanda pada Paul.Paul membungkuk, berbicara dengan seluruh kandidat melalui layar. “Nona-nona dan tuan-tuan, semua kandidat harus kembali ke ruangan untuk beristirahat. Tes berikutnya akan diselenggarakan setelah makan siang. Terima kasih.”Satu per satu kandidat kembali ke ruangan. Mereka berbincang-bincang mengenai tes kedua. Para pelayan mulai berdatangan sembari makanan dan minuman.Lily mengembus napas panjang, mengambil segelas minuman. “Aku melakukan yang terbaik hingga sejauh ini. Tes kedua juga tidak sesulit yang aku bayangkan. Akan tetapi, aku merasa kedua tes ini bukan tes sungguhan.”“Kau sungguh berpikir demikian, Lily?” tany
“Kalian memiliki waktu setengah jam untuk mempersiapkan diri kalian,” ujar Paul.Paul dan beberapa pegawai meninggalkan ruangan. Para kandidat tampak bersiaps-siap. Mereka mulai menduga-duga tugas apa yang harus mereka selesaikan.Althon mengemati semua kandidat melalui layar hologram di saat ia berpura-pura mempersiapkan diri. “Mereka langsung mempersiapkan diri tak lama setelah kepergian Paul dan para pegawai Star Company. Aku harus memuji sikap mereka. Randy juga terlihat fokus pada persiapannya. Dia seolah menjadi sosok yang berbeda.”Philip melirik Althon, tersenyum sinis. “Aku benci saat melihatnya sangat serius. Sekeras apa pun dia mencoba, dia tidak akan bisa mengubah apa pun. Dia akan tetap tersingkir di ujian kedua. Aku yakin itu.”Setengah jam kemudian, Paul dan para pegawai memasuki ruangan kembali. Semua kandidat kembali bersiap, berdiri di kursi masing-masing.“Semua kandidat akan memasuki ruangan berbeda dalam waktu bersamaan. Kalian harus bisa melalui ujian ini dengan
Philip membungkuk hormat, tersenyum. “Aku terkejut karena kau berkunjung, Ayah. Aku minta maaf karena aku tidak menyambutmu saat kau datang.”“Aku sudah mendengar kabar jika kau lolos seleksi pertama posisi CEO Star Company dan mendapatkan nilai terbaik dari seluruh peserta. Akan tetapi, kau tidak boleh terlalu bangga dengan pencapaian itu, Philip. Poinmu hanya berbeda lima poin dari Lily Donteno. Aku tidak ingin kau lengah hingga posisi tergeser.”Pedro berdiri dari kursi, menarik dagu Philip. “Di antara putra-putraku yang lain, kau adalah putraku yang paling lemah. Saat kakak pertamamu seusiamu, dia sudah mendapatkan posisi yang luar biasa. Jika kau tidak meniru kakak-kakakmu, setidaknya kau tidak boleh membuatku malu.”Philip merasakan dadanya sangat sesak. Ayahnya selalu saja membanding-bandingkannya dengan kakak-kakaknya yang lain tanpa pernah memberikan apresiasi apa pun padanya atas semua keberhasilannya. Ia akan mendapatkan hukuman jika gagal, dan tidak akan pernah dianggap ad