“Aku belum bisa memastikan apa yang terjadi di tiga lokasi persembunyian Red Sting. Akan tetapi, aku menduga jika sudah terjadi pertarungan mematikan di tempat-tempat itu. Aku juga tidak tahu di mana dan bagaimana keadaan anggota Red Sting sekarang,” ujar pemimpin berandal berkacamata. “Siapa yang terbantai dalam pertarungan itu menurut kalian?” tanya salah satu pemimpin berandal di samping Sonic. Suasana mendadak hening. Sonic dan tiga pemimpin berandal itu menutup mulut rapat-rapat, mengamati gambar-gambar di layar. Sonic mengembus napas panjang, tersenyum. “Aku mendapatkan informasi jika Red Sting memilih lari ketika sekelompok orang menyerang markas mereka. Kelompok itu kemungkinan besar adalah kelompok yang lebih kuat dan tangguh dari Red Sting. Jika kelompok itu menyerang ketiga markas di saat anggota Red Sting berada di sana, kemungkinan besar mereka menghabisi seluruh anggota Red Sting.”Ketiga pemimpin berandal yang lain sontak terkejut. “Kelompok itu membantai anggota Re
Pasukan Draco bergegas menyebar ke sekeliling, berlari melewati para berandal yang bergelimpangan di lantai, menyerang para berandal. Sonic dan dua pemimpin berandal mengawasi keadaan sesaat, menyerang Draco yang tetap berdiri di tempatnya. “Pria sampah itu adalah pemimpin kelompok ini. Dia terlihat tangguh. Kau harus membuatku bergairah malam ini,” ujar Sonic.Draco melompat mundur, menghindari serangan dari berandal bertato dan berandal gondrong. Ia menguap beberapa kali, menangkis pukulan dan serangan pisau dengan mudah.“Brengsek! Dia meremehkanku!” ujar si berandal bertato harimau. Sonic menyerang dari belakang Draco. Ia terkejut saat Draco menahan tendangannya dengan tangan kiri tanpa berbalik dan melirik padanya. “Sial!”Draco mencengkeram kaki Sonic dengan kuat, lantas melemparkan Sonic pada dua pemimpin berandal yang lain hingga terjatuh. Ia seketika melompat mundur ketika tembakan mengarah padanya. Si berandal berkacamata melayangkan tembakan seraya bergerak cepat, menen
Ronny terbaring tak sadarkan diri di lantai. Pisau terjatuh dari tangannya. Ali dan para pengawal muncul dari lokasi persembunyian. Ali mengamati Ronny, menoleh ke lantai atas. “Cari tahu siapa berandal ini secepatnya. Dia tampaknya bukan berandal biasa.”“Kami mengerti.” Para pengawal sontak mengangguk. Ali menyalakan listrik, melirik para pengawal yang sedang memeriksa Ronny. “Pria ini adalah Ronny, pemimpin kelompok berandal bernama Red Sting,” ujar seorang pengawal seraya mengirimkan informasi pada Ali. Ali mengecek informasi Ronny di layar hologram yang terhubung dengan jam tangannya, membaca dengan cepat. Pengawal bernama Sammy melanjutkan, “Pria ini adalah pria yang melawanku saat aku berpura-pura sebagai Tuan Muda di vila tengah hutan tempo hari, Tuan. Dia menyerang bersama gerombolannya atas perintah Kevin dan teman-temannya.” Pengawal lain menambahkan, “Pemimpin berandal kota ini yang bernama Sonic adalah musuh bebuyutan dari Ronny. Berdasarkan informasi yang beredar,
Ronny meraba pakaiannya, mengamati tumpukan kotak sayur dan buah-buahan di sekelilingnya. “Brengsek! Seseorang mencuri ponselku!”Ronny menarik-narik rambut, terdiam saat mengingat kejadian di restoran. “Aku memang tidak boleh berada di Paulcity dalam waktu lama. Sonic dan para bawahannya mungkin akan menyadari keberadaanku. Aku akan bersembunyi di Sawatown sampai aku mendapatkan pesan dari ayah.”Ronny tersentak kaget ketika menyadari kehadiran seorang pria di ujung bak mobil. “Brengsek! Siapa kau? Apa kau yang membawaku pergi dari Paulcity?”Ronny mendengkus kesal. “Kau harus menjawab pertanyaanku, brengsek!”Seorang pengawal menunjukkan sebuah ponsel pada Ronny. “Dasar bajingan! Kau ternyata yang sudah mencuri ponselku!” Ronny menendang sebuah kotak sayur, melesat maju. Pengawal itu menendang kotak sangat kuat hingga Ronny terdorong dan ambruk. “Sial, tendangannya sangat kuat dan cepat. Dia kemungkinan orang yang sudah mengalahkanku di restoran.” Ronny bergegas berdiri, tetapi p
Sonic dan Draco memasuki gedung. Para bawahan Draco tampak sibuk memeriksa keadaan setiap ruangan. Mereka bahkan mengangkat beberapa kotak dan kursi yang terbalik.Sonic memaksakan berjalan meski ia meringis kesakitan. Draco dan para bawahannya memukulinya saat di perjalanan menuju gedung. “Sial, aku terjebak dengan orang-orang sialan ini. Aku tidak seharusnya mengatakan lokasi gedung ini,” gumamnya.Sonic menggigit bibir ketika Draco menendang punggungnya hingga ia terjatuh di tangga. Ia berusaha berdiri, berpegangan pada kayu. “Ada sebuah ruangan khusus di lantai tiga. Aku melihat Ronny dan ayahnya memasuki kamar itu saat aku menyelinap,” ujar Sonic sembari menuju lantai dua.Draco mendorong Ronny hingga terjatuh. “Tunjukkan jalannya dan jangan membuang waktuku lebih lama!”Sonic menaiki tangga dengan napas terengah-engah. Ia meringis kesakitan karena sekujur tubuhnya babak belur. Draco mengawasi keadaan sekeliling, sesekali menendang Sonic. “Para bawahanku belum mendapatkan tanda
Arnold, Aaron, dan Andy berjalan di sebuah lorong, melewati para pelayan yang membungkuk hormat pada mereka. Mereka terlihat bahagia setelah mendengar kabar baik dari Tonny Romildo.“Kita seharusnya melakukan hal ini sejak dahulu,” ujar Aaron. Andy menyahut, “Kau benar, Aaron.”Arnold mengepalkan tangan erat-erat, tersenyum saat melihat sebuah ruangan. “Jangan terlalu senang hanya karena rencana kita berjalan lancar. Kita justru harus khawatir dan waspada. Kita bisa hancur hanya karena kesalahan kecil.” Aaron dan Andy saling menatap sekilas. Dua orang pelayan seketika membukakan pintu. Arnold, Aaron, dan Andy memasuki ruangan. Tonny Romildo dan ketiga pemimpin pulau sontak membungkuk hingga ketiga pria itu duduk di sofa. “Aku sangat senang melihat kalian berada di ruangan ini.” Arnold mengambil segelas teh dari nampan, memberi tanda pada pelayan untuk meninggalkan ruangan. Arnold meneguk teh perlahan. “Kau bekerja sangat baik, Tonny. Aku tidak menduga ketiga orang itu akan mengik
Hujan mengguyur deras Paulcity sejak satu jam lalu. Para pejalan kaki tampak berlarian, mencari tempat berteduh. Kendaraan terlihat lelang di jalanan. Meski demikian, Tarung restoran semakin ramai dari waktu ke waktu. Para pekerja tampak sibuk melayani pelanggan.“Ah, brengsek! Pria tadi hampir mengalahkanku. Mereka tertarik dengan bonus dan hadiah baru,” ujar Brody seraya merenggangkan badan, meneguk minuman hingga habis. Ia duduk di sofa, memeriksa lukanya.Althon mengamati informasi para pelamar kerja di laptop.“Sialan! Kau mengabaikanku,” ketus Brody.“Aku pikir kau sedang berbicara seorang diri, Brody.”“Aku bukan orang gila!” Brody mendekat, mengamati laptop. “Tiga puluh orang mendaftar untuk bekerja di restoran ini. Bukankah ini kabar bagus?”“Aku harus memilih enam pekerja baru yang cocok bekerja di restoranku.”Brody berdecak. “Kau membayar mereka dengan gaji yang kecil.”“Besaran gaji paruh waktu di restoran ini sesuai dengan besaran gaji paruh waktu di kota ini. Aku bahkan
“Bagaimana menurutmu dengan rencana kami, Ton?” tanya salah satu pemilik restoran, “aku sengaja memalsukan identitas putraku agar kedua berandal sialan itu tidak curiga. Selain itu, putraku tidak mungkin berkhianat seperti wanita sialan itu.”“Aku pikir itu rencana yang sangat bagus.” Ton tersenyum, tetapi ia tiba-tiba terdiam.“Apa yang terjadi, Ton? Kenapa kau tiba-tiba terdiam? Apa kau tidak menyukai rencana kami, atau kau berubah pikiran untuk bekerja sama dengan kami? Katakan.”Para pemilik perusahaan saling bertatapan.“Aku menyukai rencana kalian. Hanya saja, entah mengapa aku berpikir dua berandal itu akan curiga hingga akhirnya mengetahui rencana ini. Mereka tidak sebodoh yang kita kira.”Ton duduk di sofa. “Aku berada di restoran saat kejadian kemarin. Aku berpikir rencana kalian akan berhasil, tetapi berandal itu berhasil membalikkan keadaan. Kalian justru tersudut dan kalah, sedangkan dua berandal itu menang dengan bukti-bukti kuat.”“Apa kau memiliki rencana yang lebih ba
“Siapa kau, brengsek!” bentak Gon seraya menarik pistol dari saku celana. Para bawahannya segera mengerumuni sosok asing itu. Ronny sontak terdiam, mengamati sosok asing itu lekat-lekat. Ia sontak terkejut ketika menyadari tatapan pria itu. “Dia muncul,” gumamnya. Para bawahan Gon seketika meluncurkan tembakan, bergegas maju. Sosok bertopeng itu bergerak lincah, menghindari semua tembakan dengan sempurna. Tatapannya tertuju pada Ronny yang berdiri di belakang Gon. “Sial!” Gon mendengkus kesal, melayangkan tembakan seraya mengikuti pergerakan sosok bertopeng itu. “Dia bergerak cepat menghindari tembakanku dan para bawahanku!”Gon melirik Ronny sekilas. “Kenapa kau hanya diam saja, brengsek? Kenapa kau berubah menjadi pengecut?!”“Aku mengenal orang itu. Dia adalah orang yang mengancamku tempo hari saat tersadar di sebuah mobil,” ujar Ronny. “Apa kau ketakutan melihatnya sekarang?” Gon berdecak saat sosok bertopeng itu menghajar para bawahannya dengan mudah. “Kau terluka saat itu da
“Kita diserang! Kita diserang!” teriak seorang berandal saat melihat beberapa orang tergeletak tidak sadarkan diri dan berjatuhan dari mobil dan motor. Enam orang anggota pasukan menghajar para berandal dari enam arah berbeda. Mereka bergerak sangat cepat, melayangkan pukulan dan tendangan tanpa ampun. Para berandal terjatuh bahkan sebelum mereka menyadari siapa yang menyerang mereka. “Dasar brengsek! Apa yang sebenarnya terjadi? Siapa yang sudah menyerangku?” Pemimpin pasukan tampak kebingungan, mengamati keadaan sekeliling. “Serang mereka! Serang sekarang!”Para berandal seketika menyerang para pengawal. Sayangnya, sebelum mereka berhasil mendaratkan serangan, mereka sudah tumbang lebih dahulu di aspal. Althon dan Brody menatap dengan takjub, nyaris tak berkedip. “Aku selalu terkejut saat melihat anggota pasukan,” ucap Althon, tersenyum. “Bukankah mereka sangat hebat, Brody?”“Ya, mereka sangat hebat.” Brody tersenyum lebar, menatap tanpa berkedip para pengawal yang membantai ha
Alan terdiam sesaat, mengembus napas panjang. “Aku sungguh menyesal karena aku membawa kabar baik dan kabar buruk sekaligus, Master.”“Aku tidak bisa memprediksi masa depan.” Anthony tersenyum lemah. “Baiklah, aku ingin mendengar kabar baik dahulu, Alan.”“Pasukan pencari sudah menemukan lokasi keberadaan salah satu orang kepercayaan Master Arthur. Mereka akan bertemu dengannya di suatu tempat malam ini.”Anthony tersenyum. “Kabar ini sungguh kabar yang sangat luar biasa. Aku berharap dia memiliki informasi seputar orang-orang kepercayaan Arthur yang lain.”Anthony tiba-tiba terdiam. “Lalu, apa kabar buruknya, Alan?”“Kabar buruk ini nyatanya masih berhubungan dengan sosok kepercayaan Master Arthur. Tuan Arnold dan yang lain mengirimkan pasukan untuk menangkapnya, Master.”“Apa?” Anthony mengepalkan tangan lemahnya. “Mereka sungguh keterlaluan.”“Sosok kepercayaan Master Arthur yang bernama Raka memiliki hubungan dengan sebuah kelompok berandal bernama Red Sting. Pasukan Tuan Arnold m
“Kau hanya memiliki satu kesempatan untuk memperbaiki kesalahanmu selama masa pelatihanmu. Jika kau kembali gagal, kau akan menerima dua konsekuensi. Pertama, kau akan kehilangan ingatanmu soal kelompok kami, atau kedua, kau akan kehilangan nyawamu,” jelas Ali dengan wajah datar. Brody sontak terkejut, menegakkan punggung, segera menutup mulut rapat-rapat. Ali dan para pengawal hanya duduk dan berdiri di dekatnya, tetapi mereka mampu membuatnya sangat tertekan. “Kau masih memiliki satu pertanyaan tersisa dan waktu tiga puluh tujuh menit. Kau tidak terlalu pandai dalam menggunakan kesempatanmu. Kau ceroboh.”Brody mengepalkan tangan erat-erat. Ia berpikir keras untuk menentukan pertanyaan terbaik. Ia sudah menyusun daftar pertanyaan untuk pertemuan malam ini. Akan tetapi, ia mendadak bodoh sehingga tidak menggunakan kesempatan dengan baik.“Sial, aku gugup sehingga bertindak bodoh! Apa yang harus aku tanyakan padanya?” gumam Brody dengan tangan terkepal erat. Brody terdiam selama b
Para pendukung Brody seketika bersorak di saat Ray meringis kesakitan, sedangkan para pendukung Ray memaki sangat kencang, tidak menerima hasil pertandingan. “Sial!” Ray memegang tangannya. “Sampah itu mematahkan tanganku. Aku nyaris tidak bisa menggerakkan tangan kananku sekarang.”Kedua pendukung mulai berkelahi hingga beberapa barang terlempar. Gon memukul beberapa penonton yang menghalangi jalannya. Ia pergi menuju pintu keluar, mengamati Brody. “Aku akan kembali untuk merekrutmu, Brody.”Althon mengamati kepergian Gon, menoleh pada Brody. “Kau melakukan tugasmu dengan sangat baik. Aku ingin bertarung denganmu suatu saat nanti.”“Tutup mulutmu, brengsek!” Brody bernapas terengah-engah. “Kau membuatku kesulitan! Kau harus memberikan uang hadiah itu padaku!”“Beristirahatlah sekarang, Brody. Kau harus bersiap untuk berbincang dengan Ali dan yang lain,” ujar Althon seraya memberi tanda pada Ali.“Ah, jadi pemimpin para pengawas itu bernama Ali.” Brody tersenyum, terdiam saat Ali m
Ronny bergegas mengumpulkan seluruh anggota di gedung. “Ayahku baru saja mengirimkan pesan padaku. Dia sedang dalam perjalanan menuju Paulcity sekarang. Dia kemungkinan tiba sore nanti. Kita harus mempersiapkan keamanannya.”Para anggota Red Sting mengangguk, menyebar ke sekeliling. Mereka segera menghubungi anggota lain.Ronny menghubungi Gon, menendang kursi hingga terlempar dan hancur di lantai. “Dasar bajingan! Gon masih belum mengangkat panggilanku dan membalas pesanku! Apa yang sebenarnya sedang dia lakukan sekarang?”Ronny duduk di sofa, menenangkan diri. “Ayah pasti memiliki kabar penting sekarang. Aku senang dia datang, tetapi di saat yang sama, aku takut keadaan berubah menjadi kacau. Aku baru saja mendengar jika seseorang menyerang ayah setelah kepergianku dan yang lain dari Snowacity tempo hari.”Sementara itu, pertandingan antara Brody melawan Ray masih berlangsung. Para penonton semakin bersorak, tidak sabar menunggu pemenang pertandingan. Brody dan Ray sama-sama tidak i
Randy, Ronald, dan Max saling bertatapan. “Kami sejujurnya datang untuk mengunjungi mereka. Kami akan bertemu dengan mereka secepatnya,” jawab Randy. Linda menoleh ke samping. “Apa kau juga ingin bertemu dengan Alvin, Alicia?”Alicia sontak terkejut, mengepalkan tangan erat-erat. Ia mengingat bagaimana menyebalkan Linda saat di Pulau Mande. “Dasar wanita sialan! Aku pasti akan menamparnya jika dia bukan mantan guru sekolahku,” gumamnya geram. Randy, Ronald, dan Max sontak terperangah, mengamati seorang wanita bertopi bundar yang duduk di samping mereka. Alicia membuka topi, tersenyum. “Nona Linda, kau menggagalkan kejutanku. Aku ingin mengejutkan Randy, Ronald, dan Max.”“Astaga, aku benar-benar menyesal.” Linda tertawa. “Aku mengira jika Randy, Ronald, dan Max sudah tahu keberadaanmu, Alicia.”“Lupakan masalah itu, Nona Linda. Aku hanya bergurau.” Alicia terkekeh pelan, mengutuk Linda dalam hati. Linda mendapatkan sebuah panggilan, berdiri dari kursi. “Aku harus pergi sekarang.
“Alvin!” Kevin terus berteriak seraya melambaikan tangan. “Dia memang Alvin. Dugaanku selama ini ternyata tidak salah. Aku senang bisa bertemu dengannya.”“Tunggu!” Kevin mendekati sisi rooftop, mengamati sosok pria berseragam petugas kebersihan di rooftop samping lekat-lekat. “Alvin bekerja sebagai petugas kebersihan di gedung. Dia … tampaknya mengalami nasib yang sama denganku. Aku harus segera bertemu dan berbincang padanya.”“Kau tidak bisa melakukannya, Kevin,” ucap seorang pria di belakang Kevin, “masa hukumanmu akan bertambah jika kau melanggar peraturan.”Kevin sontak berbalik. “Aku mohon beri aku waktu untuk berbicara dengan temanku. Aku tidak akan melarikan diri. Aku hanya membutuhkan sedikit waktu. Aku mohon.”“Tidak.” Pengawal itu menolak. “Lakukan tugasmu dengan baik agar masa hukumanmu segera berakhir. Kau akan mendapatkan potongan masa hukuman jika kau bekerja dan berperilaku dengan baik.”Kevin mengepalkan tangan erat-erat, memejamkan mata. Ia nyaris gila bekerja sebag
Suasana restoran semakin ramai dari waktu ke waktu. Mobil-mobil terparkir di sisi jalan. Orang-orang terus berdatangan ke restoran, memadati halaman depan. Beberapa pejalan kaki berhenti untuk mengecek keadaan. Di saat yang sama, Ton, Res, dan para pemilik restoran mengawasi dari seberang jalan. Mereka tampak semakin kesal melihat keramaian restoran. Sepanjang mereka membuka restoran dan toko roti, mereka belum pernah mendapatkan pelanggan sebanyak itu. “Sial! Berandal itu mendapatkan banyak keuntungan hari ini! Orang-orang terus berdatangan ke restoran itu! Aku bahkan mendengar jika beberapa orang sengaja datang dari luar kota untuk melihat pertandingan.”Res mengentak trotoar, mendengkus kesal. “Sial! Ini membuatku sangat muak!”“Tenanglah, Res! Kita akan melihat kehancuran mereka sebentar lagi!” ujar seorang pemilik restoran meski ia tidak yakin dengan ucapannya sendiri. “Para berandal itu berhasil lolos dari rencana kita karena kita tidak melibatkan para pelanggan! Saat gas itu