“Bagaimana Alicia bisa tiba-tiba muncul di kafe ini?” tanya Ronald seraya mengamati Alicia yang menghilang setelah keluar dari kafe. “Dia seperti hantu di film-film.”“Dasar wanita gila! Alicia hampir membuat ponsel baruku terjatuh!” Max memeriksa ponselnya. “Dia semakin bertingkah dari waktu ke waktu.”Randy menggertakkan gigi, menggebrak meja hingga perhatian semua orang tertuju padanya. Ia mengabaikan perhatian semua orang, bergegas mengejar Alicia. “Randy!” teriak Ronald dan Max seraya mengejar. “Alicia, tunggu!” Randy menahan bahu Alicia ketika wanita itu akan memasuki mobil. “Apa yang sebenarnya kau rencanakan?”Alicia menepis tangan Randy. “Jangan menyentuhku! Apa yang kau inginkan?”“Akulah yang seharusnya bertanya hal itu padamu, Alicia.”Ronald dan Max mendekat, saling bertatapan sesaat, menatap tak suka Alicia.“Kenapa kau tiba-tiba muncul dan merebut ponsel Max? Kau bertingkah tidak sopan.” Randy mengepalkan tangan erat-erat. Alicia memutar bola mata, menoleh ke arah la
Althon menutup restoran, mengembus napas panjang. “Hari ini sungguh melelahkan. Akan tetapi, aku senang karena para pelanggan semakin banyak. Mereka juga mengirimkan ulasan positif di media sosial.”Althon mengintip keadaan luar melalui jendela. “Suasana kota sudah cukup lengang. Para berandal juga jarang terlihat.”“Sonic pergi bersama sebagian besar pasukannya ke luar kota. Hanya beberapa berandal yang tersisa di kota ini.” Brody menguap beberapa kali, duduk di kursi, merenggangkan badan. “Aku mendengar sebagian para berandal meninggalkan Paulcity untuk pergi ke kota lain.”“Bukankah keadaan ini sangat bagus untuk kita?” Althon menutup tirai, duduk di sofa, membuka laptop. “Para berandal itu tidak lagi mengganggu kita dan warga kota.” Brody kembali menguap. “Akan tetapi, keadaan ini tidak cukup bagus untuk Sonic dan para berandal yang tersisa. Sonic mungkin akan kehilangan Paulcity jika dia tidak segera kembali. Persaingan di antara para berandal pasti akan terjadi untuk memperebut
“Anggota kita sudah mengawasi gedung ini sejak dua hari lalu, Bos. Mereka terus berjaga hingga sekarang,” ujar bawahan Ryan. Ryan mengawasi keadaan sekeliling. Ia melihat beberapa pria berada di halaman dan beberapa titik penjagaan lain. “Kalian semua harus memastikan gedung ini aman selama pertemuan berlangsung.”“Kami mengerti, Bos.” Bawahan Ryan mengangguk, mengikuti Ryan. Ryan memasuki sebuah ruangan, berjalan menuju jendela. Ia mengamati pemandangan halaman dan gedung-gedung pencakar langit di pusat kota. Kepalan tangannya menguat saat mengingat nasib para bawahannya akibat pembantaian kelompok asing. “Dasar brengsek! Mereka membantai para bawahanku tanpa ragu sedikit pun. Andai saja bos tidak memerintahkanku untuk melarikan diri, aku pasti akan menghadapi mereka.” Ryan mengetuk-ngetuk jendela. “Akan tetapi, apakah aku bisa mengalahkan orang-orang itu?”Ryan duduk di sofa. “Aku sudah menonton cara bertarung dan kemampuan mereka. Mereka bukanlah berandal biasa. Mereka adalah or
Ryan mengamati keadaan saksama, mencengkeram kuat jendela. “Aku tidak melihat siapa pun, kecuali para bawahanku. Akan tetapi, firasatku mengatakan jika seseorang memang sedang mengawasiku.”Ryan berdecak, bergegas menghubungi seseorang. “Apakah ada sesuatu yang mencurigakan di luar?”Ryan bergegas menutup panggilan setelah mendengar jawaban bawahannya. Ia berjalan menuju balkon, terdiam di sana selama beberapa waktu. “Tidak ada sesuatu yang mencurigakan. Para bawahanku tidak mungkin berbohong. Mereka juga bukanlah orang-orang bodoh. Aku hanya mendengar kabar dua berandal yang mengikuti Ronny. Para penjaga sudah mengalahkan mereka.”Ryan mengembus napas panjang, kembali ke ruangan. Ia duduk di sofa dengan perasaan tidak tenang. “Firasatku tidak mungkin salah. Berandal kota ini tidak mungkin bertindak sembrono menyerangku dan pasukanku, kecuali mereka ingin mati.”“Apa aku harus membatalkan pertemuan ini?” Ryan tercenung, bergegas menghubungi bawahannya. “Aku akan memulai pertemuan seka
“Dasar brengsek!”Ryan memberi perintah pada para penjaga yang bersembunyi untuk mengejar sosok pria bertopeng itu. Ia berhenti berlari, mengawasi keadaan sekeliling, mengamati para bawahannya yang bergerak sangat cepat menuju hutan.“Sialan! Dia sangat cepat dan kuat!” Ryan menyeka keringat di dahi. “Apa yang sebenarnya dia rencanakan? Dia tiba-tiba muncul, menyerangku, dan melarikan diri begitu saja. Dia tampaknya tidak berniat untuk menghabisiku.”Ryan sontak terkejut ketika menyadari sesuatu. “Ponselku hilang.”Ryan memeriksa jaket dan saku celana. Ia berlari menuju gedung, mengamati lokasi pertarungannya dengan si pria bertopeng. “Dasar bajingan! Dia ternyata bertujuan untuk mencuri ponselku agar dia mendapatkan lokasi Bos Reno.”“Berikan ponselmu padaku sekarang!” ujar Ryan pada salah satu bawahannya. Ia segera mengirim pesan pada Reno secepatnya. Ryan berlari keluar dari gedung, menunggu di halaman. “Sial! Pria bertopeng itu membuatku sangat kesal!”Para bawahan Ryan muncul da
Para pelanggan tampak memadati restoran saat makan siang. Para pegawai terlihat sibuk menyiapkan makanan dan melayani pembeli. Para penantang juga terus berdatangan untuk mengalahkan Brody. Akan tetapi, Brody tetap menjadi sosok yang tidak terkalahkan.Para pengunjung tampak berkerumun di depan restoran. Antrean mengular hingga ke beberapa toko lain. Ton dan para pemilik restoran semakin kesal dengan keadaan itu. Meski mereka sudah menyusun rencana dan menyusupkan Rudy dan seorang yang lain, tetapi mereka tidak suka melihat kesuksesan restoran Althon. “Dasar brengsek! Pemandangan ini membuatku sangat muak!” Ton mengentakkan kaki dengan keras. “Kenapa para pelanggan terus mendatangi restoran sialan itu? Para pelanggan toko rotiku bahkan nyaris tidak lagi berkunjung ke tokoku.”“Ya, aku juga sangat kesal. Aku ingin membakar restoran itu hingga hangus menjadi abu!” Res mengepalkan tangan erat-erat, meludah. “Sialnya, kita harus bersabar sembari terus menyebar rumor buruk mengenai restor
Althon mengikuti ketiga pegawai lembaga kesehatan itu memeriksa berbagai alat masak, ruangan, dan sarana kebersihan. Rudy masih mengikutinya tanpa banyak bicara. Ketiga pegawai itu berpura-pura bekerja sangat serius, apalagi saat Althon mengawasinya dan melihat beberapa kamera CCTV di dinding dan langit-langit ruangan. “Apakah kalian mendapatkan masalah?” tanya Althon. “Kami belum memeriksa semua ruangan dan alat-alat, Tuan. Kami tentu berharap tidak mendapatkan masalah di restoran ini. Kami mendengar restoran ini memiliki menu makanan yang sangat lezat,” ujar salah satu pegawai. “Kau benar.” Althon tertawa. Althon, Rudy, dan ketiga pegawai pemerintah memasuki gudang. Sebagian pelanggan mulai meninggalkan restoran, menyisakan dua pelanggan yang masih bermain di arena permainan dan tiga pelanggan di meja. Althon mengamati ketiga pegawai dengan saksama. “Mereka bekerja sesuai prosedur saat aku mengawasi mereka. Akan tetapi, mereka berusaha mencari celah untuk berbuat curang. Aku h
“Apa maksudmu?” tanya salah satu pegawai lembaga kesehatan. Ia dan keduanya tampak terkejut, saling berpandangan. Rudy sontak menahan napas, mengamati Althon tanpa berkedip. Ia mengepalkan tangan, tersenyum bengis. “Brengsek! Apa maksud berandal sialan itu? Mungkinkah dia memiliki bukti jika ketiga pegawai itu menyimpan bahan pengawet berbahaya itu di gudang?” Rudy bersikap setenang mungkin, menoleh pada layar. “Aku yakin temanku sudah mematikan CCTV di gudang saat ketiga pria itu memasukkan bahan pengawet berbahaya. Lalu, bagaimana cara berandal itu mendapatkan video? Apakah dia menempatkan CCTV di tempat yang tidak aku sadari?”Ton, Res, dan para pemilik restoran seketika terkejut, saling berpandangan. Mereka terdiam begitu teringat dengan kejadian tempo hari saat mereka dipermalukan oleh Althon dan Brody di depan banyak orang.Althon menahan senyum, membesarkan volume televisi. “Aku harap kalian memperhatikan video ini dengan baik.”Layar menunjukkan ketiga pria yang saling berbi
“Siapa kau, brengsek!” bentak Gon seraya menarik pistol dari saku celana. Para bawahannya segera mengerumuni sosok asing itu. Ronny sontak terdiam, mengamati sosok asing itu lekat-lekat. Ia sontak terkejut ketika menyadari tatapan pria itu. “Dia muncul,” gumamnya. Para bawahan Gon seketika meluncurkan tembakan, bergegas maju. Sosok bertopeng itu bergerak lincah, menghindari semua tembakan dengan sempurna. Tatapannya tertuju pada Ronny yang berdiri di belakang Gon. “Sial!” Gon mendengkus kesal, melayangkan tembakan seraya mengikuti pergerakan sosok bertopeng itu. “Dia bergerak cepat menghindari tembakanku dan para bawahanku!”Gon melirik Ronny sekilas. “Kenapa kau hanya diam saja, brengsek? Kenapa kau berubah menjadi pengecut?!”“Aku mengenal orang itu. Dia adalah orang yang mengancamku tempo hari saat tersadar di sebuah mobil,” ujar Ronny. “Apa kau ketakutan melihatnya sekarang?” Gon berdecak saat sosok bertopeng itu menghajar para bawahannya dengan mudah. “Kau terluka saat itu da
“Kita diserang! Kita diserang!” teriak seorang berandal saat melihat beberapa orang tergeletak tidak sadarkan diri dan berjatuhan dari mobil dan motor. Enam orang anggota pasukan menghajar para berandal dari enam arah berbeda. Mereka bergerak sangat cepat, melayangkan pukulan dan tendangan tanpa ampun. Para berandal terjatuh bahkan sebelum mereka menyadari siapa yang menyerang mereka. “Dasar brengsek! Apa yang sebenarnya terjadi? Siapa yang sudah menyerangku?” Pemimpin pasukan tampak kebingungan, mengamati keadaan sekeliling. “Serang mereka! Serang sekarang!”Para berandal seketika menyerang para pengawal. Sayangnya, sebelum mereka berhasil mendaratkan serangan, mereka sudah tumbang lebih dahulu di aspal. Althon dan Brody menatap dengan takjub, nyaris tak berkedip. “Aku selalu terkejut saat melihat anggota pasukan,” ucap Althon, tersenyum. “Bukankah mereka sangat hebat, Brody?”“Ya, mereka sangat hebat.” Brody tersenyum lebar, menatap tanpa berkedip para pengawal yang membantai ha
Alan terdiam sesaat, mengembus napas panjang. “Aku sungguh menyesal karena aku membawa kabar baik dan kabar buruk sekaligus, Master.”“Aku tidak bisa memprediksi masa depan.” Anthony tersenyum lemah. “Baiklah, aku ingin mendengar kabar baik dahulu, Alan.”“Pasukan pencari sudah menemukan lokasi keberadaan salah satu orang kepercayaan Master Arthur. Mereka akan bertemu dengannya di suatu tempat malam ini.”Anthony tersenyum. “Kabar ini sungguh kabar yang sangat luar biasa. Aku berharap dia memiliki informasi seputar orang-orang kepercayaan Arthur yang lain.”Anthony tiba-tiba terdiam. “Lalu, apa kabar buruknya, Alan?”“Kabar buruk ini nyatanya masih berhubungan dengan sosok kepercayaan Master Arthur. Tuan Arnold dan yang lain mengirimkan pasukan untuk menangkapnya, Master.”“Apa?” Anthony mengepalkan tangan lemahnya. “Mereka sungguh keterlaluan.”“Sosok kepercayaan Master Arthur yang bernama Raka memiliki hubungan dengan sebuah kelompok berandal bernama Red Sting. Pasukan Tuan Arnold m
“Kau hanya memiliki satu kesempatan untuk memperbaiki kesalahanmu selama masa pelatihanmu. Jika kau kembali gagal, kau akan menerima dua konsekuensi. Pertama, kau akan kehilangan ingatanmu soal kelompok kami, atau kedua, kau akan kehilangan nyawamu,” jelas Ali dengan wajah datar. Brody sontak terkejut, menegakkan punggung, segera menutup mulut rapat-rapat. Ali dan para pengawal hanya duduk dan berdiri di dekatnya, tetapi mereka mampu membuatnya sangat tertekan. “Kau masih memiliki satu pertanyaan tersisa dan waktu tiga puluh tujuh menit. Kau tidak terlalu pandai dalam menggunakan kesempatanmu. Kau ceroboh.”Brody mengepalkan tangan erat-erat. Ia berpikir keras untuk menentukan pertanyaan terbaik. Ia sudah menyusun daftar pertanyaan untuk pertemuan malam ini. Akan tetapi, ia mendadak bodoh sehingga tidak menggunakan kesempatan dengan baik.“Sial, aku gugup sehingga bertindak bodoh! Apa yang harus aku tanyakan padanya?” gumam Brody dengan tangan terkepal erat. Brody terdiam selama b
Para pendukung Brody seketika bersorak di saat Ray meringis kesakitan, sedangkan para pendukung Ray memaki sangat kencang, tidak menerima hasil pertandingan. “Sial!” Ray memegang tangannya. “Sampah itu mematahkan tanganku. Aku nyaris tidak bisa menggerakkan tangan kananku sekarang.”Kedua pendukung mulai berkelahi hingga beberapa barang terlempar. Gon memukul beberapa penonton yang menghalangi jalannya. Ia pergi menuju pintu keluar, mengamati Brody. “Aku akan kembali untuk merekrutmu, Brody.”Althon mengamati kepergian Gon, menoleh pada Brody. “Kau melakukan tugasmu dengan sangat baik. Aku ingin bertarung denganmu suatu saat nanti.”“Tutup mulutmu, brengsek!” Brody bernapas terengah-engah. “Kau membuatku kesulitan! Kau harus memberikan uang hadiah itu padaku!”“Beristirahatlah sekarang, Brody. Kau harus bersiap untuk berbincang dengan Ali dan yang lain,” ujar Althon seraya memberi tanda pada Ali.“Ah, jadi pemimpin para pengawas itu bernama Ali.” Brody tersenyum, terdiam saat Ali m
Ronny bergegas mengumpulkan seluruh anggota di gedung. “Ayahku baru saja mengirimkan pesan padaku. Dia sedang dalam perjalanan menuju Paulcity sekarang. Dia kemungkinan tiba sore nanti. Kita harus mempersiapkan keamanannya.”Para anggota Red Sting mengangguk, menyebar ke sekeliling. Mereka segera menghubungi anggota lain.Ronny menghubungi Gon, menendang kursi hingga terlempar dan hancur di lantai. “Dasar bajingan! Gon masih belum mengangkat panggilanku dan membalas pesanku! Apa yang sebenarnya sedang dia lakukan sekarang?”Ronny duduk di sofa, menenangkan diri. “Ayah pasti memiliki kabar penting sekarang. Aku senang dia datang, tetapi di saat yang sama, aku takut keadaan berubah menjadi kacau. Aku baru saja mendengar jika seseorang menyerang ayah setelah kepergianku dan yang lain dari Snowacity tempo hari.”Sementara itu, pertandingan antara Brody melawan Ray masih berlangsung. Para penonton semakin bersorak, tidak sabar menunggu pemenang pertandingan. Brody dan Ray sama-sama tidak i
Randy, Ronald, dan Max saling bertatapan. “Kami sejujurnya datang untuk mengunjungi mereka. Kami akan bertemu dengan mereka secepatnya,” jawab Randy. Linda menoleh ke samping. “Apa kau juga ingin bertemu dengan Alvin, Alicia?”Alicia sontak terkejut, mengepalkan tangan erat-erat. Ia mengingat bagaimana menyebalkan Linda saat di Pulau Mande. “Dasar wanita sialan! Aku pasti akan menamparnya jika dia bukan mantan guru sekolahku,” gumamnya geram. Randy, Ronald, dan Max sontak terperangah, mengamati seorang wanita bertopi bundar yang duduk di samping mereka. Alicia membuka topi, tersenyum. “Nona Linda, kau menggagalkan kejutanku. Aku ingin mengejutkan Randy, Ronald, dan Max.”“Astaga, aku benar-benar menyesal.” Linda tertawa. “Aku mengira jika Randy, Ronald, dan Max sudah tahu keberadaanmu, Alicia.”“Lupakan masalah itu, Nona Linda. Aku hanya bergurau.” Alicia terkekeh pelan, mengutuk Linda dalam hati. Linda mendapatkan sebuah panggilan, berdiri dari kursi. “Aku harus pergi sekarang.
“Alvin!” Kevin terus berteriak seraya melambaikan tangan. “Dia memang Alvin. Dugaanku selama ini ternyata tidak salah. Aku senang bisa bertemu dengannya.”“Tunggu!” Kevin mendekati sisi rooftop, mengamati sosok pria berseragam petugas kebersihan di rooftop samping lekat-lekat. “Alvin bekerja sebagai petugas kebersihan di gedung. Dia … tampaknya mengalami nasib yang sama denganku. Aku harus segera bertemu dan berbincang padanya.”“Kau tidak bisa melakukannya, Kevin,” ucap seorang pria di belakang Kevin, “masa hukumanmu akan bertambah jika kau melanggar peraturan.”Kevin sontak berbalik. “Aku mohon beri aku waktu untuk berbicara dengan temanku. Aku tidak akan melarikan diri. Aku hanya membutuhkan sedikit waktu. Aku mohon.”“Tidak.” Pengawal itu menolak. “Lakukan tugasmu dengan baik agar masa hukumanmu segera berakhir. Kau akan mendapatkan potongan masa hukuman jika kau bekerja dan berperilaku dengan baik.”Kevin mengepalkan tangan erat-erat, memejamkan mata. Ia nyaris gila bekerja sebag
Suasana restoran semakin ramai dari waktu ke waktu. Mobil-mobil terparkir di sisi jalan. Orang-orang terus berdatangan ke restoran, memadati halaman depan. Beberapa pejalan kaki berhenti untuk mengecek keadaan. Di saat yang sama, Ton, Res, dan para pemilik restoran mengawasi dari seberang jalan. Mereka tampak semakin kesal melihat keramaian restoran. Sepanjang mereka membuka restoran dan toko roti, mereka belum pernah mendapatkan pelanggan sebanyak itu. “Sial! Berandal itu mendapatkan banyak keuntungan hari ini! Orang-orang terus berdatangan ke restoran itu! Aku bahkan mendengar jika beberapa orang sengaja datang dari luar kota untuk melihat pertandingan.”Res mengentak trotoar, mendengkus kesal. “Sial! Ini membuatku sangat muak!”“Tenanglah, Res! Kita akan melihat kehancuran mereka sebentar lagi!” ujar seorang pemilik restoran meski ia tidak yakin dengan ucapannya sendiri. “Para berandal itu berhasil lolos dari rencana kita karena kita tidak melibatkan para pelanggan! Saat gas itu