"Kak Paul, aku kalah telak. Kita nggak boleh melepaskan anak ini begitu saja, Kak Paul harus membalaskan dendamku. Aku sudah menyelidiki dengan jelas, dia adalah menantu matrilokal Keluarga Savero, suami salah satu wanita tercantik di Kota Bahari, Elsa. Latar belakangnya biasa saja," kata Willy dengan penuh amarah."Keluarga Savero ...." Paul yang berbadan gemuk pun membelalakkan matanya sambil mendengus dingin. "Hanya keluarga biasa, nggak ada yang perlu ditakuti. Di mataku, mereka bukan siapa-siapa. Jangan khawatir, aku akan memberikan pelajaran pada anak ini."Di hadapan Paul, Willy menjadi seorang anak buah yang patuh. Dia berkata dengan nada menyanjung, "Bagus, Kak Paul memang bisa diandalkan. Selama Kak Paul turun tangan, segala sesuatu dapat diatasi."Ekspresi mesum muncul di wajah Paul, dia berkata sambil tersenyum ganas, "Aku nggak akan membiarkan bajingan ini pergi begitu saja. Sekalian kita kebiri saja, biar istri cantiknya itu menjadi janda.""Ide bagus!" Suatu cahaya melin
"Nak, kamu sudah bosan hidup? Kalau begitu, aku akan memenuhi keinginanmu. Biar kita lihat apa kamu bisa bertahan. Pengawal, habisi dia, beri dia pelajaran," seru Paul dengan marah. Tatapannya sangat ganas, seolah-olah ingin mencabik-cabik orang.Orang-orang di sekitar sangat kejam dan bengis. Karena bos mereka sudah menurunkan perintah, tentu saja mereka akan beraksi. Mereka menyisingkan lengan baju mereka dan hendak menyerang.Arden pun mempersiapkan diri. Dia tidak mungkin hanya diam saat diserang oleh sekelompok preman ini.Cherry menghentikan mereka. "Tunggu, jangan memukulnya dulu."Para bawahan itu tidak berani membangkang, mereka menarik kembali tinju yang sudah dilayangkan, lalu menoleh ke arah wanita berlatar belakang kuat itu sambil menunggu instruksi lainnya.Di Kota Bahari, ada seorang kepala preman yang dihormati oleh semua orang, namanya Noah Mulin. Dia sangat kuat.Meskipun dia sudah hampir berusia 70 tahun dan sering mengasingkan diri, dia bisa menggemparkan seisi kota
Dibandingkan dengan bertarung dan saling membunuh, Arden lebih tertarik dengan usulan Cherry. Bagaimanapun, lebih baik perbanyak teman daripada musuh. Dia hanya akan rugi kalau dimusuhi oleh preman besar seperti Paul. "Aku akan melakukan yang terbaik."Sekelompok orang keluar dari bar dan masuk ke dalam mobil. Mereka berangkat menuju tempat taruhan batu. Ternyata Mercedes-Benz tua itu milik Paul, Toyota Crown milik Willy dan Maserati merah versi terbaru dikendarai oleh Cherry, mobil ini cukup keren.Sejak munculnya Giok Kaisar Hijau di tempat taruhan batu, bisnis Ridwan berkembang pesat. Banyak orang datang untuk taruhan batu dan berharap bisa menjadi kaya dalam waktu satu malam. Namun, hanya sebagian kecil orang yang menang dan sebagian besar lainnya kalah. Walaupun demikian, batu mentah yang dipasok kali ini terjual banyak dan dia menghasilkan banyak uang.Seiring berkurangnya jumlah batu mentah, popularitas toko pun menurun. Hari ini, hanya ada sedikit orang yang datang untuk membel
Perkataan ini mengejutkan Paul dan yang lainnya. Ridwan adalah salah satu tokoh terkemuka di Kota Bahari, tetapi dia sangat menghargai Arden dan bersedia kehilangan lebih dari tiga miliar untuk mempertahankan tangan Arden. Apa yang Arden lakukan padanya?Willy sangat gembira. Dengan begitu, dia tidak akan rugi. Dia pun berkata dengan kegirangan, "Boleh."Cherry melirik Arden sambil berkata dengan pelan, "Tak disangka, Pak Ridwan akan begitu baik padamu dan nggak ingin melihatmu kehilangan sepasang tangan."Arden mengangguk pada Ridwan. "Terima kasih, Pak."Ridwan menjawab sambil tersenyum, "Tuan Muda Arden terlalu sungkan, kelak sering-seringlah datang ke sini, aku ingin mencari kesempatan untuk bekerja sama denganmu."Paul tidak keberatan. Selama menghasilkan uang, tangan Arden tidaklah penting. Jadi, dia pun berkata, "Kalau begitu, mari lakukan sesuai usulan Pak Ridwan, kita bicarakan setelah batu mentah dibelah."Karyawan toko mengambil gerobak untuk mendorong kedua batu itu ke mesi
Willy mengabaikan luka di tangannya. Dia mengulurkan tangan lainnya untuk membersihkan kotoran di atas batu, lalu berkata sambil tersenyum, "Taruhan batu menyenangkan juga, bisa menghasilkan uang dengan cepat. Kak Paul, kita untung banyak!"Pelanggan lainnya mendekat untuk melihat kualitas giok yang mereka peroleh, tetapi dihadang oleh bawahan Paul sehingga semuanya hanya bisa melihat dari kejauhan. Para bawahan itu tidak berpengalaman, mereka berpikir bahwa barang bernilai belasan miliar harus dilindungi dengan baik.Namun, tidak ada yang menghentikan Ridwan. Ridwan menatap batu mentah yang terbelah dua itu dengan penuh minat sambil mengembuskan napas panjang. Arden memang hebat, sebagian batu mentah di toko sudah terjual dan hanya tersisa batu-batu yang dianggap kurang berkualitas, tetapi batu ini menghasilkan giok pekat, menakjubkan sekali.Cherry melangkah maju, lalu meraih lengan Arden sambil berbisik, "Menurutmu, kita bisa menjualnya dengan harga berapa?""Setidaknya sepuluh mili
Cherry bukan wanita biasa. Dia sudah berpikir bahwa berapa pun tip yang diberikan, dia akan meminta dua kali lipat dari uang yang mereka hasilkan. Jadi, dia langsung mengiakan dan mengeluarkan sejumlah uang dari dalam tas. Dia menghitung dengan gesit, lalu menyerahkan 50 lembar uang pada Arden.Arden menyerahkan uang itu pada Tono sambil berkata, "Pak Tono sudah bekerja keras, ini tip dari pemilik batu."Meskipun Cherry yang memberikan uang, Tono tetap berterima kasih pada Arden. Karena Arden yang memberikan uang itu padanya, kalau tidak, dia tidak akan mendapatkan apa-apa. Dia menerima uang itu dan segera mengucapkan terima kasih. "Terima kasih, Bos. Terima kasih, Tuan Muda Arden. Batu mentah ini mau dipotong dari bagian mana?""Sayat di sini, lalu buka celah," kata Arden sambil menunjuk dengan ujung jari.Sesuai dengan instruksinya, Tono menyayat batu itu hingga terlihat sebuah celah. Seketika, semuanya kaget. "Wah, ada sesuatu di dalamnya, tapi warnanya nggak terlalu bagus.""Nggak
Paul dan Willy pun tersenyum cerah. Uang ini didapatkan dengan mudah, 4 miliar bukanlah jumlah yang kecil, cukup untuk bersenang-senang selama beberapa waktu.Cherry memberikan nomor rekeningnya dan Ridwan segera mentransfer uang padanya.Melihat uang lebih dari 12 miliar ditransfer ke akunnya, Cherry menjadi sangat bersemangat. Namun, dia tetap menatap Arden sambil berkata dengan nada mengancam, "Batu ini kuberikan padamu, tapi ingat, kamu baru bayar 12 miliar, masih berutang 8 miliar pada kami. Bunga per hari 8 juta. Kalau nggak bisa bayar, kami akan memotong tanganmu."Semuanya saling memandang sambil berpikir bahwa wanita ini sangat kejam, dia langsung menggelapkan 320 juta dalam hitungan detik. Bagaimanapun, Arden sudah membantu mereka memperoleh keuntungan lebih dari 12 miliar, bisa-bisanya masih ingin memotong tangan Arden. Apa dia masih punya hati nurani!Arden malas berdebat dengan mereka, dia berkata dengan tenang, "Tunggu sebentar, aku akan melunasi semua utangku pada kalian
Semua orang tercengang, tidak ada yang menyangka Paul akan mengucapkan kata-kata seperti ini. Dia sudah menjual batu itu kepada Arden, tetapi karena harga batu itu meroket, dia berubah pikiran. Tindakannya ini tidak ada bedanya dengan merampok, sungguh tidak bermoral!Uang lebih penting dari segalanya. Cherry bahkan berkacak pinggang dan tidak peduli dengan citranya, dia berteriak seperti mak lampir, "Ya, kami yang duluan membeli batu ini. Dasar serigala berbulu domba! Kamu nggak mengeluarkan modal, tapi ingin merebut batu kami? Mana ada hal yang begitu menguntungkan, berikan 24 miliar itu pada kami."Ekspresi Ridwan berubah muram. Sekalipun dia tahu Paul sulit dihadapi, dia tetap berkata sambil mengerutkan kening, "Tapi aku sudah mentransfer uang batu itu ke rekeningmu, 1,4 miliar.""Kalau begitu aku akan mengembalikan 1,4 miliar itu padamu dan berikan 24 miliar padaku. Setelah itu, aku akan memberikan Giok Violet padamu, kita nggak saling berutang," kata Cherry dengan lancang."Ini m