Orang-orang yang menonton pertandingan adalah para ninja senior. Siang hari, mereka bekerja sebagai bos, koki dan tukang bersih-bersih. Saat ini, semuanya tertawa terbahak-bahak sambil bertepuk tangan dengan gembira.Sekelompok ninja ini dipimpin oleh Ryuki, dia mengumpat sambil tersenyum, "Dasar gadis nakal, cepat bangun. Tuan Muda bisa remuk kalau terus ditimpa seperti ini."Belasan gadis itu masih belum puas, mereka menjawab dengan nakal, "Mana mungkin? Tuan Muda bukan terbuat dari tanah liat, mana mungkin remuk.""Malam ini kami akan tidur seperti ini. Dengan adanya Tuan Muda di sini, kami pasti akan tidur nyenyak. Hehe ...."Untungnya, para gadis ini sangat ringan, berat badan mereka sekitar 40-45 kg. Kalau tidak, Arden pasti akan sesak napas.Sembari tertawa, mereka bangkit untuk melepaskan tali yang melilit di tubuh Arden. Mereka juga memanfaatkan kesempatan ini untuk meraba Arden. Bagaimanapun, kesempatan untuk melakukan kontak fisik dengan Arden sangatlah langka.Arden bangkit
Para gadis diam-diam terkekeh sambil menunggu jawaban dari Arden. Mereka semua adalah anak gadis yang belum pernah pacaran dan sangat tertarik dengan topik pembicaraan ini.Arden teringat bahwa sejak menikah, dia selalu tidur di lantai. Dia memang punya istri, tetapi tidak pernah menyentuh wanita. Bahkan setelah menginjak usia 25 tahun pun, dia masih lajang dan belum merasakan ciuman pertama. Dia tertegun sejenak dan wajahnya agak merona. 'Haish, sulit dijelaskan!'Kalau Arden menjawab dengan jujur, bisa dibayangkan betapa malunya dirinya. Jadi, dia pun mengarang cerita. "Tentu saja, istriku secantik bidadari dan sangat lemah lembut. Malam hari, dia akan membasuh kakiku dulu, lalu memijatku. Selain itu, dia juga sangat ahli dalam hal tersebut, kalian mengerti ...."Para gadis terkekeh, lalu mengembuskan napas panjang. "Nyonya memang adalah istri yang unggul dan terampil!"Maria Yukari tersenyum sambil berkata, "Tapi dia sangat beruntung bisa punya suami seperti Tuan Muda. Kalau aku, ak
Kamar terletak di samping kantor. Di dalam kamar ini, terdapat ruang tamu, kamar tidur dan ruang kerja. Kamar ini tidak kalah mewah dari hotel bintang lima, bahkan jauh lebih luas dari rumah Keluarga Savero.Arden memasuki ruang kerja. Dia menggeser rak buku yang terletak di lantai, lalu terlihat sebuah brankas. Setelah memasukkan kata sandi, dia pun membuka brankas itu dengan sidik jari. Terdengar suara "klik", brankas yang tingginya hampir satu meter itu terbuka. Di dalam brankas, terdapat uang tunai sebanyak puluhan miliar, sertifikat tanah dan berbagai dokumen penting lainnya.Arden mengabaikan benda-benda berharga itu, dia mengambil tas kain seukuran telapak tangan dari dalam rak, mengunci brankas dan mengembalikan rak buku ke posisi semula.Dia meletakkan tas kain itu di atas meja, lalu membuka ikatan kain yang terlilit di bagian atas dan kain pun terbentang sejauh satu meter. Terdapat tiga puluh jarum perak di dalamnya dan lima jarum emas berbahan unik.Tidak ada yang istimewa d
Nyonya tua sudah hampir berusia tujuh puluh tahun. Rambutnya seputih salju, tetapi dia rutin melakukan perawatan sehingga hanya ada sedikit kerutan di wajahnya. Selain itu, dia tampak sangat elegan. Hanya dengan melihat alisnya, orang-orang tahu dia adalah seorang wanita cantik di masa muda dulu.Melihat Arden datang, nyonya tua pun tersenyum. Meskipun dia adalah istri Hardy, sikap mereka terhadap Arden berbeda jauh. Dulu, dialah yang bersikeras meminta Elsa menikah dengan Arden dan menjadikan Arden sebagai menantu matrilokal.Semua ini adalah takdir!Tiga tahun yang lalu, Asih pergi ke pasar untuk membeli sayuran dan dompetnya dirampok oleh dua pemuda yang mengendarai sepeda motor. Saat itu, Arden kebetulan sedang mengantar sayuran. Arden merampas kembali dompet yang dirampok dan mengembalikan dompet itu pada Asih.Kemudian, nyonya tua mengetahui hal ini dan mengutus orang untuk mencari Arden. Dia ingin mentraktir Arden makan untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya. Arden sungkan men
Nyonya tua terhibur. Dia mengangkat telapak tangannya, seolah-olah ingin memukul Arden. "Anak nakal, beraninya kamu mengolok-olok nenek tua sepertiku. Kurasa kamu ingin dipukuli, lihatlah bagaimana aku menghajarmu."Menantu laki-laki yang dianggap tidak berguna oleh banyak orang ini adalah cucu kesayangan nyonya tua. Meskipun berkata ingin memukul Arden, tatapannya dipenuhi dengan kasih sayang, seolah-olah Arden adalah cucu kandungnya.Sejak dia jatuh sakit, selain Elsa, cucu lainnya hampir tidak pernah datang mengunjungi nyonya tua. Kalau dibandingkan, Arden lebih berbakti daripada cucu-cucu kandungnya. Tentu saja, dia dapat menilai siapa yang benar-benar baik padanya.Arden terkekeh. "Nenek tega memukulku? Aku adalah cucu ipar kesayanganmu.""Hmph, masih berani bilang. Sampai sekarang Elsa masih marah padaku dan menyalahkanku karena menyuruhnya menikah denganmu."Nyonya tua hanya bercanda, tetapi dia segera mengalihkan topik pembicaraan. "Tapi jangan salahkan dia. Seiring berjalannya
Arden mengangguk sambil berkata dengan terus terang, "Ternyata begitu. Nek, jangan khawatir, aku punya Lima Jarum Unik dan bisa menerapkannya. Mungkin akan meringankan penyakit Nenek, tapi aku nggak berani menjamin hasil pengobatan.""Apa? Kamu punya ke-Lima Jarum Unik? Bolehkah kamu memperlihatkannya pada Nenek?" Nyonya tua kaget. Seingatnya, dokter tua itu mengatakan bahwa Lima Jarum Unik adalah berkah dari Yang Maha Kuasa, bagaimana bisa Arden mempunyai semuanya? Aneh sekali."Tentu saja." Arden mengeluarkan empat jarum emas lainnya, lalu menyerahkan semuanya pada nyonya tua, termasuk Jarum Keberuntungan.Nyonya tua menerimanya dengan hati-hati, lalu meminta Asih membantunya memakai kacamata. Dia melihat setiap kata-kata yang terukir di pegangan jarum emas dengan cermat, lalu mengusap kata-kata itu sambil bergumam, "Jarum Emas Pemberantas Kesengsaraan, Mendidik Semua Makhluk Hidup, Memupuk Kebajikan, Menyelamatkan yang Sekarat dan Menyembuhkan yang Terluka, Menghukum Kejahatan dan T
Japir masih mengurus tanaman di halaman, dia menyapa Elsa, "Nona sudah datang.""Paman Japir, siapa yang mengendarai mobil itu?" tanya Elsa dengan penasaran."Pak Arden yang mengendarai Jeep besar itu, suami Nona, dia sedang mengobati Nyonya di dalam kamar." Japir tidak mengenal mobil, jadi dia menyebut semua kendaraan sebagai Jeep.Mendengar Arden yang mengendarai Cayenne itu, Elsa pun mengerutkan kening dengan marah. Dia terus memikirkan cara untuk melunasi utang Arden, tetapi Arden malah meminjam mobil mewah untuk berkeliling kota. Kalau sampai mobil itu rusak, bukankah dia harus ganti rugi lagi? Kenapa Arden masih belum jera?Mendengar bahwa Arden sedang mengobati neneknya, jantungnya berdebar kencang. Dia punya firasat bahwa Arden akan menimbulkan masalah lagi.Penyakit neneknya sudah diperiksa di rumah sakit besar. Para profesor dan dokter mengatakan bahwa kondisi neneknya tidak akan membaik. Kalau mereka dapat mempertahankan kondisi ini, beliau mungkin masih bisa hidup beberapa
"Ah, kaki Nyonya bergerak. Astaga, ajaib sekali. akupunktur yang dilakukan Pak Arden efektif!" seru Asih dengan penuh semangat.Elsa mengira dirinya sedang berhalusinasi, tetapi Asih juga melihat adegan itu. Dia menggelengkan kepalanya dengan kaget sambil bergumam, "Mana mungkin?"Arden tersenyum sambil berkata dengan penuh percaya diri, "Nggak ada yang nggak mungkin! Nek, bersabarlah, jangan bergerak. Bagaimanapun, Nenek sudah terlalu lama lumpuh dan perlu diobati secara sistematis."Saking gembira, nyonya tua hampir bangkit untuk memuja Arden. Dia segera menjawab, "Nenek tahu, Nenek nggak akan bergerak lagi. Arden, kamu memang adalah penolongku, aku nggak salah menilai, bagus!"Ketika berbicara, suara nyonya tua terisak-isak dan matanya berkaca-kaca. Bagaimanapun, penyakit ini sudah menyiksanya selama dua tahun. Tidak peduli betapa elegan dan berwibawa dirinya, lumpuh hingga perlu diurus selama 24 jam membuatnya kehilangan martabatnya. Bisa dibilang hidupnya menjadi sangat menyedihka