Nyonya tua sudah hampir berusia tujuh puluh tahun. Rambutnya seputih salju, tetapi dia rutin melakukan perawatan sehingga hanya ada sedikit kerutan di wajahnya. Selain itu, dia tampak sangat elegan. Hanya dengan melihat alisnya, orang-orang tahu dia adalah seorang wanita cantik di masa muda dulu.Melihat Arden datang, nyonya tua pun tersenyum. Meskipun dia adalah istri Hardy, sikap mereka terhadap Arden berbeda jauh. Dulu, dialah yang bersikeras meminta Elsa menikah dengan Arden dan menjadikan Arden sebagai menantu matrilokal.Semua ini adalah takdir!Tiga tahun yang lalu, Asih pergi ke pasar untuk membeli sayuran dan dompetnya dirampok oleh dua pemuda yang mengendarai sepeda motor. Saat itu, Arden kebetulan sedang mengantar sayuran. Arden merampas kembali dompet yang dirampok dan mengembalikan dompet itu pada Asih.Kemudian, nyonya tua mengetahui hal ini dan mengutus orang untuk mencari Arden. Dia ingin mentraktir Arden makan untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya. Arden sungkan men
Nyonya tua terhibur. Dia mengangkat telapak tangannya, seolah-olah ingin memukul Arden. "Anak nakal, beraninya kamu mengolok-olok nenek tua sepertiku. Kurasa kamu ingin dipukuli, lihatlah bagaimana aku menghajarmu."Menantu laki-laki yang dianggap tidak berguna oleh banyak orang ini adalah cucu kesayangan nyonya tua. Meskipun berkata ingin memukul Arden, tatapannya dipenuhi dengan kasih sayang, seolah-olah Arden adalah cucu kandungnya.Sejak dia jatuh sakit, selain Elsa, cucu lainnya hampir tidak pernah datang mengunjungi nyonya tua. Kalau dibandingkan, Arden lebih berbakti daripada cucu-cucu kandungnya. Tentu saja, dia dapat menilai siapa yang benar-benar baik padanya.Arden terkekeh. "Nenek tega memukulku? Aku adalah cucu ipar kesayanganmu.""Hmph, masih berani bilang. Sampai sekarang Elsa masih marah padaku dan menyalahkanku karena menyuruhnya menikah denganmu."Nyonya tua hanya bercanda, tetapi dia segera mengalihkan topik pembicaraan. "Tapi jangan salahkan dia. Seiring berjalannya
Arden mengangguk sambil berkata dengan terus terang, "Ternyata begitu. Nek, jangan khawatir, aku punya Lima Jarum Unik dan bisa menerapkannya. Mungkin akan meringankan penyakit Nenek, tapi aku nggak berani menjamin hasil pengobatan.""Apa? Kamu punya ke-Lima Jarum Unik? Bolehkah kamu memperlihatkannya pada Nenek?" Nyonya tua kaget. Seingatnya, dokter tua itu mengatakan bahwa Lima Jarum Unik adalah berkah dari Yang Maha Kuasa, bagaimana bisa Arden mempunyai semuanya? Aneh sekali."Tentu saja." Arden mengeluarkan empat jarum emas lainnya, lalu menyerahkan semuanya pada nyonya tua, termasuk Jarum Keberuntungan.Nyonya tua menerimanya dengan hati-hati, lalu meminta Asih membantunya memakai kacamata. Dia melihat setiap kata-kata yang terukir di pegangan jarum emas dengan cermat, lalu mengusap kata-kata itu sambil bergumam, "Jarum Emas Pemberantas Kesengsaraan, Mendidik Semua Makhluk Hidup, Memupuk Kebajikan, Menyelamatkan yang Sekarat dan Menyembuhkan yang Terluka, Menghukum Kejahatan dan T
Japir masih mengurus tanaman di halaman, dia menyapa Elsa, "Nona sudah datang.""Paman Japir, siapa yang mengendarai mobil itu?" tanya Elsa dengan penasaran."Pak Arden yang mengendarai Jeep besar itu, suami Nona, dia sedang mengobati Nyonya di dalam kamar." Japir tidak mengenal mobil, jadi dia menyebut semua kendaraan sebagai Jeep.Mendengar Arden yang mengendarai Cayenne itu, Elsa pun mengerutkan kening dengan marah. Dia terus memikirkan cara untuk melunasi utang Arden, tetapi Arden malah meminjam mobil mewah untuk berkeliling kota. Kalau sampai mobil itu rusak, bukankah dia harus ganti rugi lagi? Kenapa Arden masih belum jera?Mendengar bahwa Arden sedang mengobati neneknya, jantungnya berdebar kencang. Dia punya firasat bahwa Arden akan menimbulkan masalah lagi.Penyakit neneknya sudah diperiksa di rumah sakit besar. Para profesor dan dokter mengatakan bahwa kondisi neneknya tidak akan membaik. Kalau mereka dapat mempertahankan kondisi ini, beliau mungkin masih bisa hidup beberapa
"Ah, kaki Nyonya bergerak. Astaga, ajaib sekali. akupunktur yang dilakukan Pak Arden efektif!" seru Asih dengan penuh semangat.Elsa mengira dirinya sedang berhalusinasi, tetapi Asih juga melihat adegan itu. Dia menggelengkan kepalanya dengan kaget sambil bergumam, "Mana mungkin?"Arden tersenyum sambil berkata dengan penuh percaya diri, "Nggak ada yang nggak mungkin! Nek, bersabarlah, jangan bergerak. Bagaimanapun, Nenek sudah terlalu lama lumpuh dan perlu diobati secara sistematis."Saking gembira, nyonya tua hampir bangkit untuk memuja Arden. Dia segera menjawab, "Nenek tahu, Nenek nggak akan bergerak lagi. Arden, kamu memang adalah penolongku, aku nggak salah menilai, bagus!"Ketika berbicara, suara nyonya tua terisak-isak dan matanya berkaca-kaca. Bagaimanapun, penyakit ini sudah menyiksanya selama dua tahun. Tidak peduli betapa elegan dan berwibawa dirinya, lumpuh hingga perlu diurus selama 24 jam membuatnya kehilangan martabatnya. Bisa dibilang hidupnya menjadi sangat menyedihka
Sepasang kekasih itu memasuki kamar tidur. Begitu melihat Elsa terlahir cantik alami, Devan terus meliriknya. Awalnya, Devan merasa Grace sudah cukup cantik, tetapi kalau dibandingkan, Elsa jauh lebih cantik dari Grace.Aura mereka berbeda jauh. Elsa tampak elegan dan anggun, sedangkan Grace tampak lebih sembrono. Memang benar, manusia tidak boleh saling membandingkan.Setelah menyadari Devan terus menatap Elsa, Grace pun kesal dan sengaja berkata, "Elsa juga di sini. Devan, biar kuperkenalkan, dia adik sepupuku, Elsa. Dia memang masih muda, tapi sudah menikah dengan seorang menantu matrilokal. Itu orangnya, Arden, malas, nggak berguna, pengangguran dan dinafkahi oleh wanita."Cahaya dingin melintas di mata Arden. 'Apa wanita ini gila? Aku nggak menyinggungnya, kenapa malah mengataiku seperti itu? Menyebalkan sekali.'Mendengar ucapan Grace, Devan pun kecewa. Ternyata wanita cantik ini sudah menikah, bahkan menikah dengan pecundang seperti Arden. Sayang sekali, kalau tidak, dia akan me
Ekspresi nyonya tua berubah muram, nyonya tua merasa Grace datang untuk membuat keributan. Hanya karena pacarnya adalah seorang dokter, dia sangat sombong. 'Ya sudah, nanti kalian pasti terdiam dan nggak berani bersuara lagi.'Devan mendekati nyonya tua dan menanyakan kondisi nyonya tua dengan serius. Saat dia mengetahui nyonya tua menderita mielitis dan sudah lumpuh selama dua tahun, dia tampak agak tertekan.Sebagai seorang doktor, Devan cukup terampil. Dia tahu betul pasien lansia yang terjangkit penyakit ini hanya memiliki peluang kecil untuk sembuh. Kalau pasien tidak menunjukkan tanda-tanda membaik dalam waktu tiga bulan hingga setengah tahun, pasien tidak mungkin bisa sembuh.Kemudian, dia mencubit kaki nyonya tua beberapa kali untuk memeriksa indera perasa nyonya tua. Devan berkata dengan tidak berdaya, "Nenek sudah menderita penyakit ini selama dua tahun, kemungkinan untuk sembuh sangat kecil. Sebaiknya kita pergi ke rumah sakit untuk melakukan terapi, mungkin keadaan Nenek ak
Serangkaian proses berlangsung dengan cepat, kaki kiri nyonya tua sudah dapat digerakkan!Devan kaget hingga wajahnya memucat, seolah-olah baru melihat hantu. Bagaimana mungkin? Menakjubkan sekali!Grace makin bingung dan marah. Tidak ada yang menyangka bahwa Arden pandai melakukan akupunktur, tetapi nyonya tua sakit parah, bagaimana mungkin bisa disembuhkan dengan begitu mudah?Dia bahkan berharap Arden gagal mengobati neneknya dan penyakit neneknya bertambah parah. Saat itu tiba, dia akan meminta pertanggungjawaban dari Arden dan memasukkan Arden ke penjara.Sebagai seorang cucu, dia sangat kejam. Bisa-bisanya dia berharap penyakit neneknya memburuk hanya untuk mempermalukan Elsa dan Arden.Arden mencabut jarum perak dengan tenang, lalu menancapkan jarum-jarum itu ke kaki kanan nyonya tua. Kemudian, dia menangkupkan kedua tangannya dan menggerakkan tangannya ke atas dan bawah. Kedua energi yang muncul dari telapak tangannya berkumpul di perut nyonya tua. Suatu hawa panas pun mengalir