Belum sempat tiba di desa Shengcun, Feng Guang sudah tak sadarkan diri di atas kudanya. Darah yang keluar dari mulut dan hidungnya, membuat Feng Guang lemah. "Kau lihat itu! Apakah dia sudah mati?" desis seorang pria paruh baya kepada seorang pemuda yang tengah memetik buah di ladang mereka. Pemuda itu menghentikan aktivitasnya, ia meluruskan pandangannya ke arah seekor kuda yang membawa Feng Guang dalam keadaan pingsan. Kuda tersebut sengaja berhenti di pinggir ladang, seolah tengah meminta bantuan kepada dua pria yang ada di tengah ladang. "Kita harus menolong orang itu, Paman. Aku yakin dia belum mati," kata pemuda tersebut. "Baiklah, kita ke sana sekarang." Pria paruh baya itu menyahut dan langsung melangkah diikuti oleh keponakannya menghampiri kuda yang membawa Feng Guang. Setelah memeriksa kondisi tubuh Feng Guang, mereka langsung membawanya ke saung tempat tunggal mereka yang tidak jauh dari ladang tersebut. "Ambil daun Dui dan langsung kau rebus. Pemuda ini mengalami luk
Demikian pula dengan yang satunya lagi, ia sudah mengambil sikap mengurung Jui Shin yang sedari tadi terus menghindari serangan-serangan yang dilancarkan oleh kawannya."Kami sudah tidak dapat memaafkanmu lagi, terpaksa kami akan menangkapmu untuk kami jadikan pemuas nafsu," bentak pria itu dengan suara keras. Kemudian tertawa lepas.Jui Shin hanya tersenyum sinis menanggapi perkataan pria tersebut.Meskipun dikurung rapat oleh dua orang pria kuat yang memiliki kepandaian ilmu bela diri tinggi, sedikit pun gadis cantik itu tidak merasa gentar. Ia tampak tenang sekali menghadapi sikap agresif para penjahat yang sudah mengurungnya.Jui Shin hanya hanya diam saja sambil mengawasi gerak-gerik dua orang pria yang merupakan komplotan para perampok yang beroperasi di wilayah tersebut.“Hadapi kami, Gadis kecil! Kau sudah lancang menghina kami, hari ini kami akan membawamu ke tempat kami!” bentak salah seorang dari kedua pria tersebut.Kemudian kawannya menyahut, “Di wilayah ini, kami sangat
Beberapa hari kemudian ....Gadis cantik yang selama ini sudah menciptakan rasa cemas dalam diri Feng Guang, hari itu sudah ada di hadapannya.Matanya yang indah memandang nyalang ke arah Feng Guang yang tersenyum lebar menyambut kedatangannya."Syukurlah kau sudah kembali dengan selamat," kata Feng Guang tampak semringah sekali."Kau ini sangat menyebalkan, jika saja aku tahu kau sudah meninggalkan kota Siancu, mungkin aku tidak akan menyusulmu ke sana," hardik Jui Shin mendelikkan matanya ke arah Feng Guang."Aku tidak tahu kalau kau akan menyusulku," jawab Feng Guang. "Kalau aku tahu, mungkin aku akan menunggumu di sana," sambungnya sambil tersenyum-senyum menatap wajah Jui Shin yang ketus.Sikap Jui Shin semakin membuat Feng Guang jatuh hati saja. Kecantikan wajahnya terlihat jelas ketika dirinya marah.'Jui Shin benar-benar cantik,' batin Feng Guang terkagum-kagum dengan keindahan wajah gadis yang ada di hadapannya."Hei! Kenapa Kak Feng melihatku seperti itu? Ada apa dengan waja
Siang harinya, Feng Guang sudah kedatangan banyak pemuda. Mereka berasal dari berbagai golongan dan dari berbagai desa yang ada di wilayah kota Yuanzi.Tujuan kedatangan mereka ke desa Shengcun, tiada lain karena ingin bergabung dengan kelompok Feng Guang yang baru saja dibentuk oleh Lei Cuan dan tetua desa Shengcun. Didirikannya kelompok tersebut, bertujuan untuk melatih para pemuda desa agar mereka memiliki kepandaian ilmu bela diri."Kami teramat bahagia dan merasa bangga dengan kedatangan kalian ke tempat kami ini," ujar Lei Cuan di sela perbincangannya dengan para pemuda yang sedari pagi sudah tiba di tempat tersebut. "Ini semua menjadi sebuah penghormatan bagi kami, karena kalian sudah percaya sepenuhnya dengan kelompok yang baru dibentuk ini," tambahnya.Seorang pemuda yang berasal dari desa Yui menjura hormat, kemudian berkata, "Bukan hanya Suhu yang merasa terhormat, kami pun bangga bisa diajak bergabung dengan kelompok ini. Besar harapan kami bisa mendapat pelajaran ilmu kep
Dua hari berikutnya, Feng Guang sudah pamit kepada Lei Cuan dan Jui Shin. Ia berangkat ke kota Siancu sendirian dengan tekad yang kuat untuk melakukan tindakan tegas terhadap kelompok Sekte Iblis Merah, yang selama ini kembali melakukan tindakan-tindakan jahat terhadap para penduduk di kota Siancu dan desa-desa di sekitar kota tersebut.Beberapa hari setelah menempuh perjalanan panjang, akhirnya Feng Guang menginjakkan kakinya di sebuah desa yang ada di pinggiran kota Siancu. Ia tampak kaget sekali ketika melihat desa tersebut carut-marut, banyak rumah-rumah penduduk yang hancur berantakan dan bahkan ada sebagian dari rumah-rumah di desa tersebut tinggal sebuah reruntuhan sisa terbakar.Desa itu terlihat sepi sekali, hanya ada beberapa orang penduduk saja yang tengah melakukan perbaikan rumah-rumah mereka."Kenapa rumah-rumah penduduk desa ini hancur berantakan? Peristiwa apa yang baru mereka alami?" Feng Guang masih duduk di atas pelana kudanya sambil mengamati sekitaran tempat terse
Pria itu menarik napas dalam-dalam, kemudian menjawab pertanyaan Feng Guang, "Siu Hua adalah putra sulung Mendiang Le Tu Hua, dia lebih kejam dari ayahnya. Siu Hua menganggap bahwa salah seorang dari kelompok pendekar yang bentrok dengan anak buahnya adalah pelaku yang sudah membinasakan ayahnya dan juga menganggap bahwa kelompok pendekar Yanmar merupakan penduduk asli desa ini."Feng Guang kembali mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia baru paham dengan motif yang sesungguhnya, sehingga kelompok Sekte Iblis Merah melakukan serangan terhadap para penduduk desa tersebut."Aku akan bertanggung jawab atas semua yang terjadi di desa ini. Kalian jangan khawatir! Aku memilik cara tersendiri untuk memecah belah kelompok Sekte Iblis Merah," kata Feng Guang menegaskan."Kami setuju, dan kami akan membantumu untuk mendapatkan informasi terkait orang-orang dari kelompok Sekte Iblis Merah," sahut penduduk lainnya.Ada banyak hal yang dibicarakan oleh Feng Guang dan para penduduk desa tersebut. Tetapi
Bersamaan dengan itu, tangannya bergerak cepat menyambar pergelangan tangan Feng Guang.Tetapi, Feng Guang tampak sigap sekali. Sembari membentak, ia langsung membalikkan tubuh dengan menggerakkan tangannya balas mencekal pergelangan tangan Siu Hua.Betapa terkejutnya Siu Hua saat pergelangan tangannya dicekal keras oleh Feng Guang. Dengan demikian, ia sudah tak dapat bergerak lagi, tak ada kekuatan lagi untuk melakukan pergerakan karena tangan Feng Guang mencekal pergelangan tangannya dengan sangat kuat.Hal itu dimanfaatkan dengan baik oleh Feng Guang, ia melipat tangan Siu Hua ke belakang, kemudian langsung memukul punggung pendekar itu dengan kekuatan tenaga dalam yang sangat luar biasa. Siu Hua mengerang kesakitan, lalu jatuh terpuruk di hadapan Feng Guang. 'Kurang ajar! Pendekar ini benar-benar memiliki kepandaian ilmu bela diri yang tinggi,' batin Siu Hua."Kau akan bernasib sama dengan ayahmu!" bentak Feng Guang langsung bergerak dan kembali mencekal pergelangan tangan Siu Hu
Siu Hua menarik napas dalam-dalam, ia tertawa dingin menanggapi pertanyaan pendekar itu."Apakah kau tidak tahu, dia itu adalah orang yang sudah membunuh ayahku, dan juda sudah membinasakan puluhan anak buahku. Jika kau mau ikut campur, itu tandanya kau sudah siap menanggung dosa pendekar itu!" Siu Hua membentak dengan menudingkan jari telunjuknya ke arah Feng Guang."Tidak mungkin ada api kalau tidak asap. Aku tahu, kaulah biang keladinya!" bentak pendekar berambut putih itu dengan nada tinggi.Pada saat perdebatan sengit itu berlangsung, antara Siu Hua dengan pendekar berambut putih. Tiba-tiba, dari dalam kebun yang ada di depan rumah tetua desa, terdengar suara aneh yang lantas disusul dengan munculnya dua orang pria.Kedua orang itu meluncur dan mendarat sempurna. Mereka berdiri tegak membelakangi Jui Shin dan Feng Guang. Pria yang bertubuh kurus tertawa lepas, lantas berkata sambil menudingkan jari telunjuknya ke arah Siu Hua."Apakah kau akan menuntaskan persoalanmu hari ini? At