Rachel menghampiri mereka, lalu menarik napas dalam-dalam dan berkata, “Bu Farah seperti ini ....”Farah mengangkat wajahnya, “Panggil tante.”“Tante.” Rachel segera mengubah panggilannya kepada Farah. “Tante akan buat Michelle jadi anak manja. Barang-barang ini terlalu berharga.”“Anak-anak mana tahu betapa berharganya barang-barang ini. Bagi mereka, ini semua hanya mainan.” Farah membelai rambut Michelle, “Anak gadis suka perhiasan yang berkilau. Lain kali aku akan bawa Michelle ke toko perhiasan. Aku akan belikan dia lebih banyak perhiasan untuk dibawa pulang ke rumah dan jadikan mainan.”Rachel, “....” Dia benar-benar tidak memahami dunia orang kaya ini.Darren datang dan sembarang mengambil sepasang anting giok. Begitu dia mengambilnya, Farah langsung mengambil kembali anting itu dari tangan Darren, “Jangan pegang-pegang, nanti rusak. Anting ini harganya 12 miliar.”Darren, “....”Kenapa Michelle boleh buang begitu saja, tapi Darren bahkan tidak boleh menyentuhnya? Sejak ada Miche
Udara di ruang tamu seketika terasa membeku. Ronald mengambil kotak di atas meja dan melemparkannya ke depan Farah, lalu bertanya, “Siapa yang kasih?”Mata Farah memancarkan perasaan bersalah, tapi dia berpura-pura tenang dan berkata, “Dari teman baik Mama yang sudah lama nggak ketemu. Memangnya kenapa?”“Mama benar-benar anggap aku bodoh?” Seringai sinis mereka di sudut bibir Ronald, “Bagian sudut kanan bawah kotak ini ada tulisan Ren. Itu kebiasaan Rendy selama bertahun-tahun. Dia jelas-jelas tahu kalau aku nggak setuju Mama bertemu dengannya. Tapi dia masih saja tulis namanya di kotak hadiah yang dia berikan pada Mama. Masa Mama masih nggak mengerti?”Mata Farah tiba-tiba berkaca-kaca. Dia melihat tulisan di kotak hadiah dan berkata dengan suara bergetar, “Ron, dia itu kakak kandungmu. Kamu nggak bisa maafkan dia? Dia sudah berubah. Dia sudah menjadi sosok yang baru. Berikan dia satu kesempatan lagi, oke?”“Aku bisa kasih dia kesempatan lagi, lalu siapa yang bisa beri Papa kesempata
Michael berharap ibunya tidak akan pernah melihat sisi lain dari dirinya. Dia terdiam sejenak, lalu bertanya, “Mama suka Om Ronald, nggak?”Rachel menatapnya, “Kenapa kamu masih panggil Om? Dia itu papa kamu. Papa kandung kamu.”“Maaf, Ma. Aku masih belum terbiasa panggil papa.” Michael berkata dengan serius, “Ma, kalau Mama suka Om Ronald, aku akan dukung semua keputusan Mama.”“Kalau begitu bagaimana dengan kamu? Michael suka sama dia, nggak?” tanya Rachel dengan serius.Michael mengedipkan matanya, “Ma, kan aku yang tanya lebih dulu. Mama jawab aku dulu, nanti aku baru kasih tahu Mama.”“Mungkin ... sedikit suka.” Rachel melihat ke luar jendela yang gelap dan berkata dengan suara pelan.Ronald adalah sosok pria yang baik, lebih baik dari semua pria yang pernah Rachel temui. Pria sebaik itu memperlakukannya dengan begitu baik. Rachel sama sekali tidak bisa menolaknya. Apalagi pria itu adalah ayah dari anak-anaknya.Kalau Rachel membiarkan dirinya jatuh cinta pada Ronald, sebenarnya i
“Bu Rachel, pihak Yelitos Group baru saja menelepon.” Jenny melapor dengan hormat dan sengaja menyebut Yelitos Group. Mata sekretaris Ricky seketika memerah karena iri.Rachel tersenyum dan berkata, “Maaf, Pak Ricky. Hari ini aku memang sangat sibuk. Lain hari biar aku yang traktir Pak Ricky.”Usai berkata, Rachel berjalan ke kantornya bersama Jenny sambil bertanya, “Ada apa pihak Yelitos Group menelepon kita?”“Sekretaris Pak Reihan yang menelepon. Dia bilang Pak Reihan ingin mendiskusikan detail desain chip secara langsung dengan Bu Rachel.” Jenny membuka buku catatannya dan berkata dengan serius, “Karena draf awal yang kita kirimkan terlalu sederhana, Pak Reihan ingin mengetahui detail dari aspek-aspek berikut. Pertama, sumber data pelanggan. Kedua ....”Rachel kembali ke ruangannya lalu menyusun data yang berisi detail setiap aspek. Setelah itu, dia pergi ke Yelitos Group sambil membawa data tersebut. Sekarang dia adalah mitra kerja sama Yelitos Group. Dia sungguh perlu memaparkan
Ronald ingin mencari alasan untuk pergi ke Aurora Technology sekarang. Apakah dia tidak punya alasan lagi?“Print data kemajuan proyek dan berikan aku salinannya. Serta buat daftar beberapa masalah yang kemungkinan akan terjadi,” perintah Ronald.Randi tidak tahu apa yang akan Ronald lakukan. Oleh karena itu, dia segera menyiapkan dokumen dan mengantarkannya kepada Ronald. Randi masih khawatir persiapan dokumen itu tidak cukup sempurna. Namun, Ronald sudah meninggalkan kantor dengan membawa dokumen itu tanpa melihatnya.Randi bergegas menyusulnya dan berkata, “Pak Ronald, nanti masih ada rapat yang sangat penting.”“Undur saja.”Ronald langsung masuk ke lift dengan ekspresi dingin di wajahnya. Dia sendiri juga tidak tahu mengapa dia sangat ingin bertemu dengan Rachel saat ini. Seolah-olah dia tidak akan bisa tenang sebelum melihat perempuan itu.Ronald melajukan mobilnya menuju Aurora Technologi secepat yang dia bisa. Setelah hatinya siap, pria itu baru mengambil dokumen dan naik ke at
Lantai atas Gedung Yelitos adalah kantor eksklusif untuk CEO. Begitu Ronald ke sana, kehadirannya menarik perhatian beberapa sekretaris. Mereka sering mengurus berbagai dokumen. Tentu saja mereka mengenal siapa Ronald.Seorang sekretaris perempuan menghampirinya dan berkata dengan sopan, “Pak Ronald, apakah Pak Ronald ingin bertemu dengan Pak Reihan? Pak Reihan tiba-tiba ada urusan ....”Mata tajam Ronald tertuju pada sekretaris itu. Kemudian, dia berkata, “Di mana Rachel?”Sekretaris itu tampak sangat ketakutan. Dulu dia merasa mata Reihan sangat menakutkan. Namun, setelah dia melihat Ronald sekarang, dia baru tahu apa yang disebut menakutkan.Sekretaris itu spontan mundur dan berkata dengan suara bergetar, “A-aku hanya lihat Bu Rachel masuk. Tapi aku ng-nggak lihat dia keluar. Mungkin ... mungkin dia masih menunggu Pak Reihan kembali di ruang tamu.”“Di mana ruang tamu?”Sekretaris itu segera menunjuk ke ujung koridor. Ronald langsung berjalan dengan cepat ke sana. Sesampainya di dep
“A-aku benar-benar nggak lakukan apa pun padanya. Dia hanya kena obat bius, nanti juga akan bangun.”Begitu dokter itu selesai bicara, Rachel yang sedang baring di tempat tidur pelan-pelan membuka matanya. Dia menatap dua orang di sampingnya dengan kebingungan dan berkata, “Ada apa ini?”Ronald menghempaskan tubuh dokter itu. Kemudian, dia bergegas ke samping tempat tidur dan bertanya dengan gugup, “Bagaimana kondisi kamu? Ada rasa nggak nyaman? Kamu harus kasih tahu kalau ada rasa nggak nyaman, apa pun itu.”Kepala Rachel terasa agak berat. Dia hanya merasakan sakit di tulang selangkanya. Dia pun hendak menyentuh bagian yang sakit itu dengan tangannya.Namun, dokter tiba-tiba menghentikannya dan berkata, “Jangan sentuh pakai tanganmu. Jangan kena air dulu. Kalau nggak, itu akan merusak keindahan tato ini.”Rachel spontan menundukkan kepalanya. namun, dia tidak bisa melihat tulang selangkanya sendiri. Hanya saja, rasa sakit itu terasa semakin nyata.“Pak Ronald, boleh tolong ambilkan c
Sudah ada dua pengawal yang menunggu di bawah gedung. Ronald menghempaskan tubuh dokter itu dan berkata dengan dingin, “Carikan laboratorium untuk dia. Kurung dia selama sebulan dulu.”Begitu dokter itu hendak memohon belas kasihan, kedua pengawal Ronald langsung menutup mulutnya dan menyeretnya pergi.Rachel mengerutkan bibirnya dan berkata, “Dia orangnya Reihan. Kamu bilang Reihan orang yang sangat berbahaya. Kalau kamu apa-apakan dia, apakah Reihan akan cari masalah sama kamu?”“Aku hanya takut dia nggak akan datang. Asalkan dia berani datang, aku punya banyak cara untuk hadapi dia.”Sorot mata Ronald begitu gelap. Kematian ayahnya adalah masalah yang tidak bisa dia lewati selama bertahun-tahun. Namun, Rendy masih saja ingin melakukan sesuatu pada perempuan yang paling Ronald cintai. Rendy bahkan mengukir tanda di tubuh Rachel. Ronald sama sekali tidak bisa menolerir hal ini.Selama Rendy berani menginjakkan kaki di Kota Suwanda lagi, Ronald akan membuat pria itu tahu apa rasanya di