Rachel merasa sedikit puas dalam hati. Namun, kepuasan itu berlalu dan menghilang dengan cepat.Dia mengerutkan bibirnya dan membuka pintu kaca untuk masuk ke kantor.“Berhenti,” ujar Sandi dengan dingin.Rachel tidak berhenti. Dia benar-benar harus menghadiri rapat, jadi dia tidak bisa membuang-buang waktu di sini.“Papa sudah membesarkanmu selama 18 tahun, bukankah seharusnya kamu membalas budi itu?” Kata-kata Sandi mencapai telinga Rachel. Dia tiba-tiba tertawa marah.Dia masih memegang kenop pintu, menoleh ke belakang, dan berkata, “Orang tua secara hukum memiliki kewajiban untuk membesarkan anak-anak mereka, dan anak-anak memiliki kewajiban untuk menghidupi orang tua mereka. Aku bisa menghidupi kalian, tetapi aku nggak berkewajiban untuk mengeluarkan Shania keluar dari penjara.”Bisa-bisanya pria itu menggunakan budi atas membesarkannya selama 18 tahun untuk membuatnya bersalah. Konyol sekali.“Kalau kamu adalah putriku kandung Papa, Papa memang seharusnya menghidupimu selama 18
Rachel mengabaikan teriakan Vrilla.Matanya tertuju pada Sandi. “Sebenarnya aku ini putri Papa atau bukan?”Sandi menahan amarahnya dan berkata, “Papa sudah berjanji pada mamamu bahwa aku akan menyimpan hal ini sampai ke peti mati. Tapi, Shania sedang berada dalam masalah besar saat ini. Papa juga nggak punya pilihan lain, makanya mengatakan yang sebenarnya. Dulu setelah mamamu meninggal, Papa bisa mengirimmu ke panti asuhan, tapi Papa nggak melakukannya dan malah membesarkanmu selama 18 tahun. Papa sudah memenuhi tanggung jawab sebagai seorang ayah, bisa dibilang nggak ada ada salah padamu.”“Haha!” Sebelum Sandi selesai berbicara, Rachel sudah tertawa dingin.Dia sekarang sudah percaya bahwa dia bukan anak kandung keluarga Hutomo, karena tidak ada ayah yang akan mengatakan hal seperti itu kepada putrinya.Namun, dia tidak akan pernah membiarkan dirinya terpengaruh oleh perkataan pria itu.Dia mencibir dan berkata, “Kenapa Papa nggak mengirimku ke panti asuhan? Bukankah karena aku pun
Hati Rachel terasa berat.Dengan kata lain, ibunya menikahi Sandi setelah mengandungnya.Alasan Sandi setuju untuk menikahi ibunya juga sudah sangat jelas. Karena keluarga Winata kaya. Kalau dia menikah dengan putri tunggal keluarga Winata, dia tidak perlu khawatir akan masa depannya.Kenyataannya memang seperti itu. Dua tahun setelah menikahi ibunya, Hutomo Group dibentuk.Selama dua tahun lamanya ketika ibunya masih hidup, Hutomo Group berkembang dengan sangat pesat.Kemudian, ibunya meninggal. Meskipun ibunya sudah meninggal, ibunya sudah memberikan dana yang cukup untuk Hutomo Group, sehingga Hutomo Group semakin kuat dan Berjaya.Tanpa ibunya, Hutomo Group tidak akan ada.Namun, tanpanya, tidak akan ada pernikahan antara keluarga Winata dan keluarga Hutomo ....Rachel mengatupkan bibirnya, lalu berkata dengan ragu-ragu, “Nek, apa mamaku punya pacar lain sebelum dia bertemu Sandi?”“Tentu saja nggak.” Nenek Rima menggelengkan kepalanya dan berkata, “Mamamu orangnya polos dan nggak
Setelah memarkir mobilnya, Ronald membuka pintu dan turun dari mobil. Dia memang sengaja datang lima menit lebih awal, berharap bisa sampai lebih awal dari Rachel untuk menjemput kedua anaknya. Siapa sangka, begitu turun dari mobil, dia pun merasakan tatapan dingin tertuju padanya.Ronald pun melihat ke arah itu. Pada detik berikutnya, dia mendapati sosok perempuan bertubuh kurus dengan raut wajah dingin yang berada di kejauhan. Perempuan itu kini berjalan ke arahnya, semakin lama semakin dekat dengannya.“Kenapa Pak Ronald ada di sini?” Rachel menatap pria di depannya, lalu bertanya sambil mengerutkan kening.Ronald mengangkat sudut bibir tipisnya yang menawan dan berkata, “Bukannya sudah kubilang, jangan panggil aku Pak Ronald.”Bibir Rachel seketika membeku. Sebelumnya dia memang pura-pura menjadi pacar Ronald, oleh karena itu dia bersedia bekerja sama dan memanggil pria itu dengan namanya saja. Namun sekarang, Rachel merasa tidak perlu lagi.“Aku akan jemput Michael dan Michelle.
Michelle sepertinya tahu kalau gurunya sedang memujinya. Gadis kecil itu langsung menundukkan kepalanya dengan malu-malu, sambil tersenyum tipis dan memperlihatkan kedua lesung pipitnya.“Sini, Papa gendong.” Ronald berjongkok dan merentangkan tangannya.“Papa.” Michelle menghambur ke arah Ronald. Ronald pun menggendong dan mengangkatnya, lalu berputar.Jes yang melihat pemandangan itu tampak kebingungan. Dua hari yang lalu, ayah Michael dan Michelle adalah pria yang lain. Mengapa hari ini tiba-tiba menjadi yang ini ....“Bu Jes, dia adalah papa kandung Michael dan Michelle. Lain kali, kalau dia datang jemput anak-anak, Ibu langsung serahkan anak-anak kepadanya saja,” kata Rachel sambil tersenyum lembut.Jes hanya mengangguk dengan raut wajah tercengang. Setelah keluarga itu keluar dari TK, dia baru tersadar. Ayah Michael benar-benar tampan. Selain itu, auranya juga begitu kuat. Tidak heran kalau anak-anak di kelas bisa lepas kendali. Bahkan dia pun tidak bisa mengendalikan tatapan mat
“Mama jangan khawatir. Aku nggak akan pernah meninggalkan Mama.”Michael yang duduk di kursi belakang, tiba-tiba berkata dengan pelan seperti sedang mengucap sumpah.Rachel yang memegang setir spontan tersenyum dengan rileks, lalu berkata, “Michael, kamu jangan bertingkah seperti sedang menghadapi musuh begitu. Ronald adalah papa kandung kamu. Kamu harus menghabiskan lebih banyak waktu bersamanya, nggak akan berdampak buruk buat kamu, kok.”“Tapi Mama akan sakit hati dan sedih.” Michael menyembunyikan emosi di matanya, lalu perlahan-lahan mengepalkan jarinya.“Michael, Mama nggak sedih, kok. Kenapa kamu bisa berpikir seperti itu?” Rachel melengkungkan bibirnya tanpa daya. Karena sedang lampu merah, dia pun mengambil kesempatan untuk menoleh ke belakang dan menyentuh wajah putranya. Setelah itu, dia berkata dengan lembut, “Ronald adalah papa kamu dan Michelle. Dia juga akan jaga kalian, lindungi kalian. Mama sangat senang, kok. Kenapa Mama bisa sedih?”Michael melihat ke bawah dan tidak
Darren mengenali mobil yang berada di depan. Mobil bahkan belum berhenti sepenuhnya, dia sudah berlari menghampiri mobil itu dan membuka pintu kursi belakang. “Michelle, Kak Darren kangen banget sama kamu.”Darren langsung memeluk sosok yang duduk di kursi belakang. Dia mengira dia sedang memeluk adik perempuannya, tapi dia malah mendengar suara yang terdengar kesal, “Darren, lepaskan aku.”Darren memeluk Michael dengan erat hingga membuatnya merasa sesak dan kesal bukan main.Darren segera melepaskan Michael dan berkata, “Loh, Michael. Kok kamu? Michelle mana?”Pada saat ini, terdengar suara cekikikan di belakang Darren. Dia spontan menoleh ke belakang dan melihat Michelle turun dari mobil di belakang. Selain itu, Eddy bahkan sudah memberi Michelle sebuah boneka kelinci. Michelle pun tertawa bahagia.Darren berlari cepat dengan kaki pendeknya. Kemudian, dia mengeluarkan boneka yang dibawanya dan menyerahkannya kepada Michelle seperti sedang menyerahkan harta karun yang berharga, “Mich
Eddy langsung menatap Darren dengan dingin. Tatapannya begitu dingin, Darren sama sekali tidak tahan. Sejak awal dia hanya pura-pura menangis. Begitu mendapat tatapan seperti itu, dia langsung menutup mulutnya.“Bukannya dulu Michelle pernah kasih kamu hadiah?” kata Eddy.Setelah mendengar perkataan sang kakak, Darren langsung teringat, “Oh iya, Michelle pernah kasih aku hadiah. Sebuah gambar, Michelle yang gambar sendiri. Hanya aku yang dapat hadiah dari Michelle, kalian semua nggak dapat. Aku anak yang paling bahagia. Michelle, aku sangat suka sama kamu.”Darren pun mencium wajah Michelle dengan penuh semangat. Ronald langsung mengerutkan kening. Kemudian, dia menarik kerah belakang Darren dan melemparkannya ke samping. Setelah itu, dia berkata dengan dingin, “Lain kali nggak boleh cium Michelle lagi.”Darren memanyunkan bibirnya dengan sedih, “Kenapa?”Apa makna kehidupan ini kalau adiknya sendiri saja tidak boleh dicium?“Kamu itu laki-laki. Adik kamu perempuan. Laki-laki nggak bol