Jangan hanya lihat penampilan luarnya saja yang selalu tersenyum seolah tidak ada beban, padahal sebenarnya dia sudah banyak menderita selama ini. Bukannya Nana tidak ingin membantu, tapi memang dia sendiri yang tidak mau.Atas dasar hubungan pertemanan mereka, Selena juga masih punya harga diri untuk tidak menyeret seorang gadis polos seperti Nana masuk ke dalam hidupnya yang berantakan. Selena tidak pernah membahas apa-apa, dan Nana juga hanya berpura-pura tidak tahu. Selama ini Nana hanya ikut campur secara diam-diam dengan cara mengendalikan kecanduan judi ayahnya Selena agar tidak merembet ke mana-mana.Selagi Selena cuci muka dan menggunakan skin care, Nana mengeluarkan ponselnya dan memesan tiket. Nana pasti akan datang ke konsernya Michelle bersama Darren, tapi entah apakah Eddy dan Michael juga akan datang bersama mereka. Nana tidak bisa menghubungi kedua orang tuanya. Semenjak Ronald menyerahkan perusahaan keluarga kepada para kakaknya beberapa tahun lalu, Ronald dan Rachel b
“Astaga! Kenapa kakakku begitu sensitif?!” ujar Nana sambil duduk di sofa.“Apa yang harus dikagetkan? Aku juga bisa tahu,” ujar Selena sambil menepuk produk perawatan kulitnya di wajah. Setelah itu dia terkekeh dan berkata, “Ada orang yang dengan bodohnya membongkarnya sendiri.”“Apa?” Nana terlihat bingung. Dia memikirkan kembali perbincangan tadi dan setelah itu dia menepuk keningnya sambil berseru, “Aaaa! Perbedaan waktu! Kenapa aku bodoh sekali?!”Normalnya seharusnya sekarang dia ada di kampus, sedangkan perbedaan waktu di sini dengan negaranya seharusnya tiga jam. Kenapa dia bisa lupa?Sekarang sudah jam sepuluh malam, di kampusnya seharusnya sudah tengah malam. Teman asrama dari mana yang sedang bersiap-siap ingin tidur? Kakaknya benar-benar bisa menebaknya sampai kulit terdalam hanya dengan satu kalimat saja.Wajah Nana tampak terkejut dan wajahnya terlihat lesu. Perasaan karena mengetahui pikirannya yang pendek membuatnya tidak terima dan kesal. Matanya bergerak-gerak dan kem
Ekspresi perempuan itu berubah keruh. Melalui telepon dan video, Nana langsung tahu situasi apa yang sedang terjadi. Dengan senyum nakal dia berkata, “Tuan Darren hebat sekali, ganti kekasih baru lagi? Yang kemarin duduk di samping kemudi itu sudah nggak saling kontakan lagi?”“Nana! Kamu sembarangan ngomong apa?”Perempuan yang duduk di sampingnya tampak marah ketika mendengar ucapan Nana. Sedangkan Nana hanya tertawa dan berkata, “Nggak apa-apa, meski pasangan Kakak sering ganti, Kakak tetap menjadi yang paling tampan di hatiku selamanya! Aku mencintai Kakak selamanya!”“Apa-apaan?! Jangan sembarangan bicara!” ujar Darren dengan wajah tegang.“Kenapa tiba-tiba bilang kamu cinta Kakak? Buat Kakak malu saja Hahahaha!” Darren terbahak ketika mendengar ucapan terakhir adiknya.Perempuan yang ada di samping lelaki itu hanya mendelik ketika mendengar tawa Darren. Matanya dipenuhi sorot amarah dan dia langsung melemparkan bunga yang diberikan oleh Darren tadi ke arah wajah lelaki itu.“Dasa
Darren membelalakkan matanya ketika mendengar kalimat itu. Dia tampak pucat pasi dan sangat terkejut hingga tidak bisa berkata apa pun. Darren sibuk melompat dengan panik sambil berseru, “Astaga! Gawat! Kalau sampai Michelle tahu aku melupakan konsernya, dia pasti marah besar!”“Astaga! Tolong! Bagaimana ini?!”Nana hanya bisa memegang keningnya dengan pasrah sambil berkata, “Kak, Kakak bisa lebih diandalkan lagi, nggak?”Darren tampak kecewa karena adiknya yang paling lucu saja mempertanyakan dirinya.“Kakak mau beli tiket dulu, Kakak juga mau beliin hadiah dan oleh-oleh buat Michelle!” ujar Darren dengan cepat.“Nana, sudah dulu ya, Kakak bakalan rindu dengan kamu! Kakak cinta Nana selamanya, ingat jaga rahasia! Muah!” ujar Darren lagi sambil melayangkan kecupan jauh dan memutuskan sambungan telepon.Nana terlihat menggelengkan kepalanya dengan pasrah di atas sofa. Akhirnya dia mengerti kenapa ayah dan kedua kakaknya yang lain pusing dengan sikap Darren. Setelah meletakkan kembali po
“Ooohhh temannnnnn,” ujar Nana dengan sengaja memanjangkan kata-katanya dan nada menggoda. Matanya berbinar dan kemudian mengangguk sambil berkata, “Semoga semua lancar, Kak.”Sambungan telepon terputus dan bola mata Nana yang besar tersebut bergerak-gerak mencari nama Darren di ponselnya. Saat sambungan terhubung, terdengar suara Darren yang meminta ampun.“Anggun! Kakak minta maaf karena Kakak masih belum tahu jadwalnya Kak Eddy!” ujar Darren dengan nada emmelas.“Kemarin malam Kakak terlalu malam sampai rumah. Kak Eddy menghirup aroma parfum wanita di tubuh Kakak jadi dia terus tanya hubungan Kakak dengan asistenmu itu sudah sampai tahap apa. Kakak ketakutan sampai kabur dan sembunyi di kamar. Tiba-tiba sudah pagi saja,” jelas Darren.“Nggak apa-apa, Kak. Aku tahu Kakak nggak bisa diandalkan, jadi aku sudah terbiasa,” ujar Nana.“Anggun, kalimatmu buat Kakak sedih,” ujar Darren.Nana bercanda dan menggoda lelaki itu dan setelah itu dia berkata, “Kak, aku sudah tanya jadwalnya Kak Ed
“Anggun! Kamu nggak apa-apa?” tanya Darren terkejut sambil memeluk pinggang adiknya dengan panik.“Kak! Kalau Kakak masih nggak pergi, aku akan mengadu pada Kak Eddy!” ujar Nana mengancam sambil melayangkan tatapan galak.Darren langsung menyerah dan berkata, “Iya, Kakak bawa kamu pergi dari sini.”“Permisi, permisi,” ujar Darren sambil melindungi adiknya untuk keluar dari kerumunan. Sebelum masuk ke mobil, dia melayangkan kecupan jauh pada para perempuan itu dan berkata, “Hari ini aku masih ada urusan, kita janjian lagi di lain waktu, ya!”Lelaki itu tidak lupa mengedipkan sebelah matanya penuh menggoda hingga mengundang teriakan histeris dari orang-orang di sekitar. Nana hanya menutup wajahnya karena tidak tahan dengan pemandangan di depannya.Darren membawanya meninggalkan tempat itu dengan ditatap oleh puluhan pasang mata perempuan cantik.“Aku pernah lihat lelaki itu dan sering masuk majalah bisnis. Seharusnya dia anak dari keluarga Tanjaya.”“Keluarga Tanjaya? Keluarga yang terke
Yoko tahu Anggun merupakan nama kecilnya Nana, dia mengangguk dan berkata, “Kami satu tim produksi. Aku manajer salah satu artis yang lainnya, sedangkan Bu Nana pernah meminta kontak aku.”Kalimat lelaki itu sukses membuat raut dingin di wajah Darren luruh seketika.“Oh, orang kenal? Ngomong dong! Maaf sudah salah paham,” ujar Darren sambil menepuk bahunya dengan santai.Yoko merintih tertahan karena tepukan mendadak yang cukup kuat itu dan bertanya, “Kamu siapa?”Darren terkekeh dan berkata, “Aku pelindungnya Bu Nana, siapa yang berani macam-macam, aku yang akan menghajarnya!”Yoko menyentuh hidungnya dan berkata, “Tenang saja, aku nggak ada pemikiran aneh-aneh pada Bu Nana.”Yang ada niat pada perempuan itu bukan dirinya. Melihat raut jujur lelaki itu membuat senyuman Darren semakin melebar.“Maaf, aku sudah salah paham. Lain waktu aku traktir kamu minum. Sekarang aku harus cari Anggun, kemungkinan dia sudah panik.”“Hati-hati,” ujar Yoko dengan tenang.Setelah Darren pergi, Yoko jug
Nana tampak bahagia sekali ketika bertemu dengan Michael yang sudah lama sekali tidak dia temui. Perempuan itu menggelantung di tubuh Michael seperti seekor kuala dan enggan melepaskan pelukannya.“Huhuhu, Kak Michael akhirnya datang juga. Kak Michelle pasti bakalan bahagia sekali! Kenapa waktu mau datang nggak bilang sama aku? Aku kangen sekali dengan Kakak!”“Bagaimana kabar Kak Michael akhir-akhir ini? Bahagia, nggak? Kenapa orang tua itu rela membiarkan Kak Michael datang? Kalau Kakak pergi, jaringan internet negara itu bagaimana? Mereka bisa mengerjakannya?”Nana memeluk lengan kekar lelaki itu sambil berceloteh panjang lebar. Sorot matanya ketika menatap Michael penuh akan sorot sayang dan kagum. Michael sejak kecil memang sudah terkenal cerdas dan menjadi seorang peretas yang terkenal.Setelah dewasa, lelaki itu langsung ditarik oleh salah satu kelompok khusus di suatu negara untuk bergabung dalam tim keamanan jaringan internet negara yang hebat. Selain itu, Michael sering melak