“Wohoo,” teriak Jayden mengagumi tokoh yang dia mainkan dalam permainan itu.
“Jay, balik konsentrasi deh. Jangan ngilang,” rutuk Galaxy yang berada sedikit jauh dari Jayden.
Jeff meninggalkan mereka berempat dan akan kembali setelah tiga hingga empat jam karena rata-rata pemain akan mati setelah melewati rintangan di level 70 ke atas. Tentunya pria itu juga sudah mengabari Lionel dan Joanna bahwa dia meminjam kedua putranya hingga nanti malam.
Teman Lionel itu tidak lupa menyuruh sekretarisnya untuk menyiapkan makanan dan camilan untuk keempat remaja yang sudah membantunya. Perihal upah, mereka tidak meminta apa-apa karena mereka juga mendapatkan kesenangan.
Beberapa jam berlalu, mereka pun selesai bermain dan juga menghabiskan semua makanan yang disediakan. Keempatnya lalu diberikan selembar kertas dalam map oleh sekretaris Jeff. Namun, untuk penjelasannya masih menunggu pemilik BioOne Tech.
“Len, pulang dari sini ke
“Sayang,” panggil Lionel masuk ke kamar.Pria itu kesulitan membawa sebuket mawar karena harus dimiringkan supaya bisa masuk kamar. Karena tidak ada dari dalam, dia meletakkan buket tersebut di atas ranjang dan beralih ke kamar mandi. Namun, ternyata sang istri keluar dari closet dengan memakai dress terusan selutut.Istrinya itu benar-benar awet muda, hingga memasuki usia kepala 4, sang istri masih cantik dan tetap menawan sama seperti 10 tahun lalu. Bahkan saat pertama kali mereka bertemu.“Ini untukmu, Sayang,” ucap Lionel mengambil buket tersebut dan memberikan kepada sang istri.“Ck, buat apa ini.” Joanna yang masih kesal tidak mudah luluh dengan sikap Lionel.“Istriku paling tau deh,” kekeh Lionel mengecup tangan Joanna yang dia gandeng.Joanna menciumi buket tersebut karena sudah seminggu ini suaminya jarang memberikan kejutan. Dalam hati, dia senang mendapat kejutan kecil seperti ini, t
“Hah. Kembar? Serius?” tanya Brooke tidak percaya ucapan Milly.“Ih, dibilangin kok,” balas Milly pelan. Gadis itu kembali ke tempat duduknya di belakang kursi Brooke karena melihat guru sudah memasuki kelas mereka.Pelajaran hingga siang itu sedikit membosankan bagi Galen. Dia merasa awal semester ini tidak banyak ada tantangan karena hampir beberapa bab ke depan sudah dia pelajari saat libur kemarin. Jadi, dia tidak terlalu antusias menyambut penjelasan guru.Apalagi jika guru yang lebih tua yang mengajar, jika sudah seperti itu pasti Galen izin keluar kelas dan memilih untuk di kantin atau di perpustakaan. Namun, karena dia ditegur oleh sang ayah jadi dia berusaha hadir di kelas dan tidak membolos lagi.“Galen, boleh aku pinjam buku materi ini karena gak kamu baca,” bisik Brooke pelan.Pemuda itu hanya mendorong bukunya bergeser lalu melanjutkan melihat keluar jendela lagi. Pemandangan langit lebih membuatnya
“Grandma,” pekik Galaxy menyambut wanita yang sudah berambut putih itu.“Tante,” sapa Joanna bersamaan dengan Lionel karena terkejut dengan kehadiran Celine yang mendadak.Ya, mereka sudah dari 5 tahun yang lalu untuk mengajak Celine tinggal bersama mereka tapi selalu ditolak. Jadi, ketika wanita beruban itu berkunjung, mereka sangat gembira menyambutnya. Dalam hati juga tetap berdoa agar Celine mau tinggal di mansion lebih lama.Si kembar berebut untuk membawa koper milik Celine. Wanita sepuh itu membawa dua koper besar karena rencananya akan lebih lama tinggal bersama sang keponakan dan cucunya. Meski sebenarnya dia bisa saja pindah dan menyerahkan bisnisnya kepada orang kepercayaannya tapi entah kenapa dia masih sayang.Mungkin karena banyak kenangan di rumah itu. Namun, dia tidak ingin menghabiskan masa tuanya dalam kesendirian lagi. Lebih baik dikelilingi oleh ketiga cucunya.“Nana.” Lily berlari menghampiri
“Galen,” pekik Brooke menoleh ke belakang.Napasnya yang terengah-engah membuat pemuda itu merasa bersalah karena mengagetkan Brooke. Yang mana seharusnya dia memanggil nama gadis berkepang dua itu lebih dulu. Namun, yang membuat Galen heran, sedang apa Brooke di sana.Tanpa pikir panjang, gadis berkacamata itu langsung memeluk Galen karena merasa selamat. Akan tetapi, satu hal yang membuatnya sadar, bagaimana jika ternyata pemuda itu bernasib sama sepertinya.“Kamu sedang apa di sini?” tanya Galen mencoba mengorek informasi.“Aku tidak dengar bel dan keasyikan membaca,” gerutu Brooke sedih. “Sekarang tidak bisa keluar. Apakah kamu juga terkunci bersamaku?”Galen menggeleng karena dia memang tidak sengaja berada di perpustakaan. Ini merupakan hal biasa baginya karena dia sering pulang malam saat berada di perpustakaan. Pemuda itu beranjak pergi tapi tangan kecil milik Brooke menahannya.G
“Hah. Brooke maksudmu?” timpal Galaxy bingung.“Iya, siapa lagi.” Galen duduk di ranjang Galaxy.Galaxy semakin mengerutkan dahinya karena dia tidak tahu mau ke arah mana pembicaraan saudaranya itu. Pemuda itu penasaran sebenarnya apa yang membuat Galen membicarakan anak baru.“Kamu suka sama dia?” tembak Galaxy mencoba mencari tahu.“Dih, gak ya!” sanggah Galen keras.“Terus apa yang mau kamu bahas, Len?” tanya Galaxy mencoba mengerti.Galen menjelaskan mengenai kejadian sebelum pulang tadi saat bersama dengan Brooke. Namun, ada sebagian yang tidak dia ceritakan kepada Galaxy karena dia tidak ingin diledek oleh saudaranya. Dia hanya meminta pendapat adiknya mengenai tempat tinggal anak baru itu.Galaxy diam sebentar lalu memberikan opininya karena dia merasa sedikit aneh dengan sikap kakaknya yang kepo. Jarang sekali dirinya melihat Galen tertarik dengan seorang manusia apal
“Iyalah, masa bohongan sih, Gal,” sanggah Lionel tertawa. Aneh sekali putranya itu.“Tapi besar banget, Dad. Ya gak, Len,” ucap Galaxy meminta dukungan Galen yang sedari tadi hanya tertawa.Galaxy melirik tajam pada saudaranya. Tidak membantu malah ikut merecokinya. Kadang dia heran kalau Galen berubah 180 derajat ketika berada di lingkungan sekolah, begitu dingin dan jarang tersenyum kecuali saat bersama sepertemanan mereka.“Ya, ya, maaf. Aku merasa lucu aja kamu itu, beneran gak tau seberapa besar perusahaan milik kakek,” ucap Galen.“Makanya ini mau belajar,” gerutu Galaxy lucu yang membuat kedua pria lainnya menertawakannya.Pemuda itu langsung cemberut dan memerah wajahnya karena merasa malu. Namun, kakak dan ayahnya masih tetap menggodanya. Padahal dia sudah menunjukkan ketertarikan untuk belajar masalah perusahaan. Apakah dia tertarik di bidang bisnis atau di balik layar seperti sang ayah saat menjadi programmer untuk perusahaan game yang dibuatnya.Mereka bertiga turun dan la
“Gak papa, Dad, cuma …,” ucap Galaxy sengaja memutus kalimatnya.“Kenapa?” tanya Lionel cemas.“Kelaparan, Dad. Udah waktunya makan lho,” ringis Galaxy.Lionel menyentil kening putra keduanya itu dengan keras sehingga terdengar protes dari mulut Galaxy. Pria beruban itu melirik ke arah penunjuk waktu yang melingkar di tangan kirinya. Dia mendengkus lalu membubarkan acara berkeliling tersebut dan mengajak si kembar untuk makan di kantin gudang tersebut.Galen semakin bangga terhadap ayahnya karena terlihat Lionel sangat memberikan jaminan kerja dan pangan bagi para pegawainya. Seharusnya dengan sikap seperti itu, tidak mungkin akan ada masalah internal. Begitu pikiran polos seorang Galen. Dia belum tahu perjualan Lionel dalam memperjuangkan pertumbuhan perusahaan dan tuntutan dari para pekerja.Dalam waktu 10 tahun memang tidak langsung instan perkembangan pesat yang saat ini didapatkan. Mereka menikmati ma
“Siapa maksud kamu?” tanya Ryan kepada wanita yang memakai blazer cerah.“Itu, bocah di belakangmu, Ry,” balas Avery menunjuk pemuda di belakang Ryan.Membuat Ryan menoleh kepada si kembar tapi respon dari Galen yang hanya mengangkat bahu membuatnya mengalihkan tatapannya ke Galaxy. Dia menaikkan sedikit alisnya untuk bertanya apakah memang ada interaksi di antara mereka berdua.“Aku hanya tidak sengaja menabrak wanita itu dan itu yang membuatku telat.” Galaxy menoleh ke arah Galen karena telah mengomelinya tadi. Dia sengaja seperti itu agar ke depan saudaranya tidak bersikap seperti itu lagi.“Oh, apa mereka yang kamu maksud untuk membantu tim programmer?” tanya Avery menatap Ryan dengan tatapan yang sinis.Ya, dia dari bulan kemarin sudah meminta tambahan programmer kepada Ryan tapi belum disetujui. Dari 15 orang programmer itu masing-masing sudah tergabung dalam kelompok kecil tiap ada proyek permainan baru.Ryan langsung menarik lengan Avery untuk diam. Rupanya wanita itu belum t