“Galen,” pekik Brooke menoleh ke belakang.
Napasnya yang terengah-engah membuat pemuda itu merasa bersalah karena mengagetkan Brooke. Yang mana seharusnya dia memanggil nama gadis berkepang dua itu lebih dulu. Namun, yang membuat Galen heran, sedang apa Brooke di sana.
Tanpa pikir panjang, gadis berkacamata itu langsung memeluk Galen karena merasa selamat. Akan tetapi, satu hal yang membuatnya sadar, bagaimana jika ternyata pemuda itu bernasib sama sepertinya.
“Kamu sedang apa di sini?” tanya Galen mencoba mengorek informasi.
“Aku tidak dengar bel dan keasyikan membaca,” gerutu Brooke sedih. “Sekarang tidak bisa keluar. Apakah kamu juga terkunci bersamaku?”
Galen menggeleng karena dia memang tidak sengaja berada di perpustakaan. Ini merupakan hal biasa baginya karena dia sering pulang malam saat berada di perpustakaan. Pemuda itu beranjak pergi tapi tangan kecil milik Brooke menahannya.
G
“Hah. Brooke maksudmu?” timpal Galaxy bingung.“Iya, siapa lagi.” Galen duduk di ranjang Galaxy.Galaxy semakin mengerutkan dahinya karena dia tidak tahu mau ke arah mana pembicaraan saudaranya itu. Pemuda itu penasaran sebenarnya apa yang membuat Galen membicarakan anak baru.“Kamu suka sama dia?” tembak Galaxy mencoba mencari tahu.“Dih, gak ya!” sanggah Galen keras.“Terus apa yang mau kamu bahas, Len?” tanya Galaxy mencoba mengerti.Galen menjelaskan mengenai kejadian sebelum pulang tadi saat bersama dengan Brooke. Namun, ada sebagian yang tidak dia ceritakan kepada Galaxy karena dia tidak ingin diledek oleh saudaranya. Dia hanya meminta pendapat adiknya mengenai tempat tinggal anak baru itu.Galaxy diam sebentar lalu memberikan opininya karena dia merasa sedikit aneh dengan sikap kakaknya yang kepo. Jarang sekali dirinya melihat Galen tertarik dengan seorang manusia apal
“Iyalah, masa bohongan sih, Gal,” sanggah Lionel tertawa. Aneh sekali putranya itu.“Tapi besar banget, Dad. Ya gak, Len,” ucap Galaxy meminta dukungan Galen yang sedari tadi hanya tertawa.Galaxy melirik tajam pada saudaranya. Tidak membantu malah ikut merecokinya. Kadang dia heran kalau Galen berubah 180 derajat ketika berada di lingkungan sekolah, begitu dingin dan jarang tersenyum kecuali saat bersama sepertemanan mereka.“Ya, ya, maaf. Aku merasa lucu aja kamu itu, beneran gak tau seberapa besar perusahaan milik kakek,” ucap Galen.“Makanya ini mau belajar,” gerutu Galaxy lucu yang membuat kedua pria lainnya menertawakannya.Pemuda itu langsung cemberut dan memerah wajahnya karena merasa malu. Namun, kakak dan ayahnya masih tetap menggodanya. Padahal dia sudah menunjukkan ketertarikan untuk belajar masalah perusahaan. Apakah dia tertarik di bidang bisnis atau di balik layar seperti sang ayah saat menjadi programmer untuk perusahaan game yang dibuatnya.Mereka bertiga turun dan la
“Gak papa, Dad, cuma …,” ucap Galaxy sengaja memutus kalimatnya.“Kenapa?” tanya Lionel cemas.“Kelaparan, Dad. Udah waktunya makan lho,” ringis Galaxy.Lionel menyentil kening putra keduanya itu dengan keras sehingga terdengar protes dari mulut Galaxy. Pria beruban itu melirik ke arah penunjuk waktu yang melingkar di tangan kirinya. Dia mendengkus lalu membubarkan acara berkeliling tersebut dan mengajak si kembar untuk makan di kantin gudang tersebut.Galen semakin bangga terhadap ayahnya karena terlihat Lionel sangat memberikan jaminan kerja dan pangan bagi para pegawainya. Seharusnya dengan sikap seperti itu, tidak mungkin akan ada masalah internal. Begitu pikiran polos seorang Galen. Dia belum tahu perjualan Lionel dalam memperjuangkan pertumbuhan perusahaan dan tuntutan dari para pekerja.Dalam waktu 10 tahun memang tidak langsung instan perkembangan pesat yang saat ini didapatkan. Mereka menikmati ma
“Siapa maksud kamu?” tanya Ryan kepada wanita yang memakai blazer cerah.“Itu, bocah di belakangmu, Ry,” balas Avery menunjuk pemuda di belakang Ryan.Membuat Ryan menoleh kepada si kembar tapi respon dari Galen yang hanya mengangkat bahu membuatnya mengalihkan tatapannya ke Galaxy. Dia menaikkan sedikit alisnya untuk bertanya apakah memang ada interaksi di antara mereka berdua.“Aku hanya tidak sengaja menabrak wanita itu dan itu yang membuatku telat.” Galaxy menoleh ke arah Galen karena telah mengomelinya tadi. Dia sengaja seperti itu agar ke depan saudaranya tidak bersikap seperti itu lagi.“Oh, apa mereka yang kamu maksud untuk membantu tim programmer?” tanya Avery menatap Ryan dengan tatapan yang sinis.Ya, dia dari bulan kemarin sudah meminta tambahan programmer kepada Ryan tapi belum disetujui. Dari 15 orang programmer itu masing-masing sudah tergabung dalam kelompok kecil tiap ada proyek permainan baru.Ryan langsung menarik lengan Avery untuk diam. Rupanya wanita itu belum t
Usai mengirim pesan tersebut, Galaxy memilih tidur karena dia tidak sabar untuk masuk sekolah besok. Dia sepakat dengan Galen untuk tidak membalas pesan teman-temannya. Jadi, pemuda itu harus menahan ketawanya untuk melihat reaksi teman-temannya.Sementara di tempat lain, seorang wanita menatap pesan yang baru masuk di ponselnya. Wanita itu membelalak dengan pesan yang sungguh menggelikan. Avery memilih untuk mengabaikan pesan itu dan melanjutkan aktivitasnya.Hari ini terasa sangat melelahkan baginya, terlebih setelah bertemu dengan pemuda jahil tidak jelas bernama Galaxy. Entah kenapa, Avery masih teringat pada sosok pemuda itu saking menyebalkannya sikap pemuda tersebut.“Semoga pemuda itu tidak akan datang ke perusahaan lagi,” gumam Avery pelan.Wanita itu menyesap anggurnya saat dia berendam dalam bathtubnya. Tubuhnya butuh peregangan otot dan sendi-sendi karena terlalu banyak duduk seharian ini. Namun, dia bersyukur hidupnya mengalami peningkatan sejak bekerja di BioOne Tech.Se
“Ada apa?” tanya Galen tanpa melihat ke arah temannya itu.“Aku baru kali ini mendapat tugas berkelompok untuk dua orang. Menurutmu, kita akan membahas tentang apa?” tanya Brooke mengenai tugas mereka.Galen memandang gadis itu dengan tatapan aneh dan heran. Tatapan itu membuat si gadis salah tingkah sehingga memalingkan tatapannya ke arah lain. Detak jantung Brooke menjadi lebih kencang meski dia sudah membuang muka. Tidak ada yang berbeda sebenarnya dari tatapan Galen, tetap ramah dan datar.Tanpa menjawab pertanyaan Brooke, pemuda itu berdiri dan berjalan menuju pintu. Namun, sebelum keluar, dia menoleh.“Tugas itu masih dua minggu, Brooke. Jadi, jika kamu sudah ada ide besok atau hari Senin saja dibahas,” ucap Galen sebelum meninggalkan gadis itu sendirian.Sepeninggal Galen, kaki Brooke menjadi lemas sehingga dia kembali terduduk. Gadis itu mulai mengatur napasnya kembali agar jantungnya kembali berdetak sec
“Duh, ganteng banget sih,” puji Brooke menatap fokus layar ponselnya yang menampakkan foto Galen dari samping.Ya, gadis itu diam-diam memotret si pria yang tampak melamun sehingga tidak tahu jika gambar dirinya diabadikan. Sepertinya janji yang terucap dari mulutnya saat diingatkan oleh Milly hanya berupa kata-kata. Nyatanya, perasaan suka milik Brooke semakin bertambah. Namun, dia sadar bahwa dia tidak mungkin membuat masalah lagi di sekolah barunya.Paling tidak dia tidak ingin ayahnya mengganggu hidupnya lagi di saat dia telah menemukan tempat yang tepat. Teman dan lingkungan sekolah yang bagus. Memang hubungan Brooke dengan ayahnya tidak sedekat itu sejak kematian sang ibu. Mungkin ayahnya ingin menikah lagi makanya dia mengusir Brooke dari kota asalnya.Jika mengingat hal itu membuat Brooke sedih karena penolakan dari sang ayah yang terang-terangan. Gadis itu menggulir layar ke samping dan memperlihatkan gambar di mana sebuah keluarga bahagia.
“Gal, aku bisa ngomong berdua sama kamu?” tanya Brooke menghampiri meja tempat duduk Galaxy saat istirahat siang itu.Galaxy melepas earphone-nya karena dia tidak mendengar apa perkataan gadis itu. Beruntung tidak banyak orang yang tinggal di kelas sehingga Brooke memberanikan diri untuk menghampirinya. Pemuda itu berdiri untuk mengikuti langkah teman sekelasnya.Mereka keluar kelas dan Brooke melangkah menuju ke perpustakaan. Dia memilih duduk di bangku yang terletak di luar perpustakaan tapi memang di sana jarang siswa yang lewat. Melihat pemuda itu tidak duduk di sebelahnya, dia menepuk agar pembicaraannya lebih aman.“Kenapa sih?” tanya Galaxy yang terpaksa duduk.“Boleh aku tanya-tanya tentang Galen?” Brooke mengajukan pertanyaan itu tanpa sedikitpun melihat ke arah Galaxy.“Kamu suka sama saudaraku?” tebak Galaxy langsung.Melihat rona wajah Brooke yang merona membuat Galaxy tersenyum tap