“Ada apa?” tanya Galen tanpa melihat ke arah temannya itu.“Aku baru kali ini mendapat tugas berkelompok untuk dua orang. Menurutmu, kita akan membahas tentang apa?” tanya Brooke mengenai tugas mereka.Galen memandang gadis itu dengan tatapan aneh dan heran. Tatapan itu membuat si gadis salah tingkah sehingga memalingkan tatapannya ke arah lain. Detak jantung Brooke menjadi lebih kencang meski dia sudah membuang muka. Tidak ada yang berbeda sebenarnya dari tatapan Galen, tetap ramah dan datar.Tanpa menjawab pertanyaan Brooke, pemuda itu berdiri dan berjalan menuju pintu. Namun, sebelum keluar, dia menoleh.“Tugas itu masih dua minggu, Brooke. Jadi, jika kamu sudah ada ide besok atau hari Senin saja dibahas,” ucap Galen sebelum meninggalkan gadis itu sendirian.Sepeninggal Galen, kaki Brooke menjadi lemas sehingga dia kembali terduduk. Gadis itu mulai mengatur napasnya kembali agar jantungnya kembali berdetak sec
“Duh, ganteng banget sih,” puji Brooke menatap fokus layar ponselnya yang menampakkan foto Galen dari samping.Ya, gadis itu diam-diam memotret si pria yang tampak melamun sehingga tidak tahu jika gambar dirinya diabadikan. Sepertinya janji yang terucap dari mulutnya saat diingatkan oleh Milly hanya berupa kata-kata. Nyatanya, perasaan suka milik Brooke semakin bertambah. Namun, dia sadar bahwa dia tidak mungkin membuat masalah lagi di sekolah barunya.Paling tidak dia tidak ingin ayahnya mengganggu hidupnya lagi di saat dia telah menemukan tempat yang tepat. Teman dan lingkungan sekolah yang bagus. Memang hubungan Brooke dengan ayahnya tidak sedekat itu sejak kematian sang ibu. Mungkin ayahnya ingin menikah lagi makanya dia mengusir Brooke dari kota asalnya.Jika mengingat hal itu membuat Brooke sedih karena penolakan dari sang ayah yang terang-terangan. Gadis itu menggulir layar ke samping dan memperlihatkan gambar di mana sebuah keluarga bahagia.
“Gal, aku bisa ngomong berdua sama kamu?” tanya Brooke menghampiri meja tempat duduk Galaxy saat istirahat siang itu.Galaxy melepas earphone-nya karena dia tidak mendengar apa perkataan gadis itu. Beruntung tidak banyak orang yang tinggal di kelas sehingga Brooke memberanikan diri untuk menghampirinya. Pemuda itu berdiri untuk mengikuti langkah teman sekelasnya.Mereka keluar kelas dan Brooke melangkah menuju ke perpustakaan. Dia memilih duduk di bangku yang terletak di luar perpustakaan tapi memang di sana jarang siswa yang lewat. Melihat pemuda itu tidak duduk di sebelahnya, dia menepuk agar pembicaraannya lebih aman.“Kenapa sih?” tanya Galaxy yang terpaksa duduk.“Boleh aku tanya-tanya tentang Galen?” Brooke mengajukan pertanyaan itu tanpa sedikitpun melihat ke arah Galaxy.“Kamu suka sama saudaraku?” tebak Galaxy langsung.Melihat rona wajah Brooke yang merona membuat Galaxy tersenyum tap
“Ya udah, tunggu di sini,” ucap Galaxy meninggalkan Avery berdiri di tempatnya.Pemuda itu menghampiri mejanya dan meminta kunci mobilnya pada Galen karena dia harus mengganti blazer milik Avery. Setelah menjelaskan kepada ketiga temannya, dia pun pamit pergi dari cafe tersebut. Tentunya dengan menyeret Avery yang mengikuti langkah Galaxy dengan keadaan bingung.Begitu Galaxy membuka pintu mobil untuk Avery, kali ini gadis itu tidak menurut. Dia curiga dengan niat pria itu karena sama sekali tidak menjelaskan mereka akan ke mana.“Apa sih! Gak, aku gak akan ikut kamu,” protes Avery ketus.“Gimana sih? Katanya minta ganti blazer? Ayo,” tawar Galaxy. “Kalo menolak, gak akan ada lagi kesempatan untuk mengganti blazermu lagi.”Avery terdiam dan memikirkan tawaran dari Galaxy. Dia masih ada rapat setelah makan siang hingga sore. Juga tidak mungkin wanita itu akan melepas blazernya karena dia menggunakan bl
“Len, kapan kita ngerjain tugas kelompok?” tanya Brooke pagi di keesokan harinya.Tugas kelompok mereka kurang dari 3 hari lagi dan itu belum sama sekali dikerjakan. Galen lupa akan tugas itu karena beberapa hari terakhir ini dia sibuk dengan kegiatan pribadi bersama Galaxy. Ada sedikit rasa bersalah kepada Brooke sehingga dia pun mengajak gadis itu untuk mengerjakan tugas tersebut besok.Brooke setuju dan mengusulkan untuk apartemennya sebagai tempat kerja kelompok. Pemuda itu hanya mengangguk lalu dia pamit mengikuti saudaranya keluar karena masih waktu istirahat.“Brooke, kamu udah selesai tugas?” tanya Milly.Brooke menggeleng lalu mengajak temannya itu ke kantin karena dia lapar. Tadi pagi dia belum sarapan karena persediaan makanan di kulkas sudah habis. Meski uang kiriman ayahnya tidak pernah kurang tapi dia sedikit malas untuk memasak.“Duh, lupa. Besok kan ada kerja kelompok jadi nanti pulang sekolah kudu belanja,” keluh Brooke sedikit men
“Nona, awas!” teriak Angie menegur Avery yang meleng saking terpaku pada barang bawaannya.Untung saja gadis itu ditarik sebuah tangan agar tidak menabrak troli milik Angie. Meski troli itu kosong tapi tetap saja sakit jika tidak sengaja tertabrak. Avery menatap sang penolong yang tak lain adalah Galaxy. Sebelumnya pemuda itu kebetulan melihat Angie yang sedikit kesulitan untuk membawa troli dan memutuskan untuk membantu.Gadis yang berusia lebih tua dari Galaxy itu hanya mengucap terima kasih tanpa protes lalu pergi dari sana karena dia sudah mulai mendapat perhatian.Tak lama, Joanna menghampiri keduanya dan mengajak untuk segera berbelanja agar mereka tidak terlambat sebelum makan malam. Kedua wanita itu segera memutar ke tempat daging dan sayuran sementara Galaxy sendiri berbelanja keperluannya.“Dari kemarin ketemu terus, apa aku beneran jodoh sama Avery?” gumam Galaxy lalu tersenyum tipis.Padahal dia ikut ke supermark
“Sini, Galen!” teriak Joanna memanggil putranya.Pemuda dengan tinggi yang sudah melebihi tinggi ayahnya itu ikut bersimpuh di sebelah saudaranya. Keduanya tanpa mengganti seragam duduk di lantai menghadap ibunya. Galen paham dengan kemarahan ibu terhadapnya tapi dengan Galaxy, dia heran bagaimana saudaranya ikut mendapatkan hukuman.Joanna memarahi keduanya setengah jam sebelum makan malam. Dia tidak terima karena tidak mendapatkan keterangan apapun. Meski hukuman untuk anak kedua sudah berakhir tapi sekarang malah keduanya yang melakukan kesalahan lagi.Lionel tiba setelah pulang kantor disambut dengan si kembar masih memakai seragam dan menulis sesuatu di ruang tengah.“Kalian kenapa lagi?” tanya Lionel penasaran.“Aku lupa izin mommy kalo mengerjakan tugas di rumah teman,” jelas Galen sekilas lalu melanjutkan kembali menulis hukumannya.Lionel menatap putra keduanya karena dari tadi hanya diam dan tida
“Len, buka pintunya,” ucap Galaxy mengetuk pintunya.Galen membuka pintu kamarnya dengan mata masih mengerjap. Dia kemarin bertukar pesan dengan Jayden untuk mengatur agar terlihat meyakinkan. Galaxy masuk setelah kakaknya kembali ke ranjang. Pagi itu masih pukul 7.00 sementara janji temu dengan Jayden masih pukul 9.00.“Len, aku ikut berkemah. Ini aku mau bilang ke mommy dan daddy,” jawab Galaxy memberi kepastian. “Anak-anak datang jam berapa?”“Jam 9.00, kamu izin ke mommy dan daddy seperti rencana sebelumnya. Nanti alasan Jayden dan Perry ikut karena mereka ingin ikut bermain di alam,” jelas Galen yang kembali tidur sebentar.Galaxy pun turun ke lantai satu dan memeluk ibunya dari belakang ketika menggoreng di dapur. Joanna yang hafal dengan gelagat putranya menyipitkan matanya curiga. Pasti ada yang akan diminta entah itu untuk mengurangi hukumannya atau yang lain.Namun, putra keduanya hany