“Iya, terima kasih Tante,” ucap Joanna memeluk Celine karena mendapat nasihat.Joanna mengantar Celine ke kamar tamu di lantai bawah lalu membuka pintu ruang kerja Lionel. Dia duduk untuk menunggu pria itu selesai agar mereka kembali ke kamar bersama. Besok sudah harus bekerja kembali ke kantor.Lionel hanya melihat sekilas ke arah Joanna lalu kembali ke komputernya. Dia sedang membuat coding baru untuk game yang mendadak muncul di kepalanya ketika dia suntuk tadi. Apalagi dia sudah memiliki kedua putra yang nantinya bisa akan dia jadikan tester untuk gamenya.“Sebentar ya, kurang dikit lagi,” ucap Lionel menatap Joanna yang terlihat kelelahan.“Bikin game lagi?” tanya Joanna duduk di depan meja kerja Lionel.Lionel mengangguk semangat. Mungkin karena kemarin dia benar-benar menghabiskan waktu dengan kedua anaknya jadi dia mendapat banyak ide untuk permainan anak-anak. Ketika dia menatap ke istrinya, akhirnya dia memilih untuk menghentikan hal yang dilakukan.“Ayo, kita ke kamar,” aja
“Wah, anda tidak sopan sekali ya,” seru Joanna. “Saya menjelaskan untuk membuat janji terlebih dahulu dengan resepsionis di lantai 1 karena jadwal minggu ini tuan Lionel sangat sibuk.”Mendengar keributan di luar, Lionel segera keluar dan menghampiri Joanna. “Ada apa ini, Joanna?”“Wanita ini ingin bertemu denganmu, tetapi tidak memiliki janji temu sedangkan hari ini jadwalmu sangat sibuk. 15 menit lagi akan ada meeting dengan divisi perencanaan,” jelas Joanna.“Lebih baik bawa wanita itu ke ruang rapat karena dia adalah putri dari pemilik mall tempat cabang kita berada,” bisik Lionel setelah mengingat-ingat. “Tapi nanti kamu dampingi aku di ruang rapat. Aku tidak mau berduaan saja.”Lionel tersenyum sopan lalu kembali ke ruangan untuk menelepon Jeff. Apakah ada jadwal yang terlupa oleh sekretarisnya itu. Lama panggilan itu tersambung kepada sekretarisnya sehingga dia pun mematikan pa
“Oke,” protes Lionel. Dia menjauh dari tubuh Joanna lalu pergi dari sana karena melihat salah satu tim sedang mencarinya.Joanna melongo karena pria itu meninggalkannya tanpa pamit sehingga dia membawa mangkoknya untuk melanjutkan makannya. Karena rapat yang dipimpin Lionel sebentar lagi akan selesai dan bisa jadi dia akan kembali ikut sibuk karena kesalahannya tadi siang.Jeff yang baru saja keluar dari lift langsung menghampirinya di pantry dan menanyakan di mana Lionel berada. Sedangkan Joanna yang baru melahap mie instannya terbatuk-batuk saking kagetnya dengan kedatangan Jeff.“Lionel masih rapat dengan divisi perencanaan jadi aku sempatkan makan dulu karena aku melewatkan makan siang,” ucap Joanna memberitahu Jeff sebelum dia pergi lagi.“Baiklah, aku akan menunggu di sini juga. Kamu mau kopi?” tawar Jeff yang akan memasak air.“Boleh, tapi aku es kopi saja,” timpal Joanna.Setelah pembuatan kopi tersebut selesai, Jeff pun menceritakan siapa putri dan klien penting yang berjasa
“Keliatan boongnya deh,” tegur Jeff yang tidak mempan dengan lirik tajam tersebut.Lionel hanya meringis dengan teguran itu. Dia hanya ingin pria tua itu mengerti bahwa memang tingkah putrinya sudah merugikan orang lain. Apalagi ini sudah termasuk urusan rumah tangganya. Dia sudah malas dengan drama orang lain yang mengganggunya.“Jadi, kuanggap sudah selesai ya. Sebenarnya pria tua itu bisa kamu beli sahamnya kembali dengan uang warisanmu,” saran Jeff.“Warisanku tidak akan turun hingga usia pernikahan setahun. Sebenarnya ada sih yang turun hanya beberapa persen saja tapi masih tidak cukup untuk membeli saham tersebut. Dia memiliki banyak teman juga yang harus diperhitungkan Jeff,” terang Lionel.Jeff pun sudah buntu, tidak bisa memikirkan jalan yang lain selain jalan terakhir yang belum dia sebutkan kepada Lionel. Namun, dia tidak ingin mencampuri rumah tangga atasannya. Semua tetap ada batasnya.Jika melihat hasil dari perusahaan gamenya sekarang semua masih stabil, tetapi tidak bi
“Tante Janice?” Lionel terkejut melihat nama itu terpampang di sana. “Ngapain lagi nih orang.”Lionel pun tak menunda lagi mengangkat panggilan itu karena dia juga penasaran mau apa lagi tantenya itu. Apalagi dia tahu karakter tantenya yang tidak mudah untuk meminta maaf kepadanya dan istrinya.“Ya, Tante, ada apa?” tanya Lionel dengan nada malas.“Tante gak ganggu kan? Tante ingin minta kamu untuk menerima anak teman Tante untuk bekerja di tempatmu. Sekretaris atau apa gitu, terserah kamu,” pinta Janice tanpa basa-basi.Lionel hanya memutar matanya karena dia sudah menduga tantenya menghubunginya karena ada maunya saja. Padahal dia sedang tidak butuh pegawai baru.“Maaf, Tan. Tapi di perusahaanku tidak butuh pegawai baru,” jawab Lionel tanpa banyak pemikiran panjang.“Tapi, menolong orang tidak ada salahnya, Lio,” ucap Janice masih memaksakan kehendaknya.Lionel pun memberikan alasan lain yang dipikirnya bisa lebih diterima oleh Janice. Namun, ternyata tidak seperti yang diinginkan o
“Oke, Daddy,” jawab keduanya kompak. Joanna datang ke ruang tengah untuk memanggil ketiga pria di hidupnya untuk sarapan. Di meja makan Lionel mengutarakan kepada istrinya untuk memanggil guru privat selama seminggu untuk mengajari semua mata pelajaran kepada si kembar. Tentu saja Joanna menyetujui ide tersebut apalagi dengan adanya guru privat pasti nilai Galaxy akan lebih baik. Apalagi sekarang setelah pulang bekerja, dia kurang waktu untuk memeriksa tugas-tugas sekolah putranya. Lionel hanya tersenyum mendengar betapa antusiasnya Joanna mendengar usulan itu. Dia akan meminta tolong kepada Jeff, tetapi pastinya dia masih sibuk dengan pekerjaan apalagi mengurusi dua perusahaan milik Lionel. “Jo, apakah kamu bisa yang mencarikan guru privat untuk mereka? Karena aku masih kurang mengenal daerah sini dan Jeff juga masih sibuk dengan pekerjaannya,” tanya Lionel karena dia tahu jika Jeff pasti akan mengeluh. “Boleh, nanti akan kucari. Apakah boleh jika teman sekolahku?” tanya Joanna.
“Aku memiliki sumber yang terpercaya. Jika tidak percaya, kukirimkan link ke ponselmu, saksikan sendiri.” Jeff menyeringai lagi sehingga membuat bulu kuduk Sera meremang.Tubuh wanita itu gemetaran mendengar ancaman yang diberikan Jeff. Apalagi tak lama gawainya berdering karena masuk notifikasi pesan. Dia klik link tersebut dan ternyata benar yang dikatakan pria itu. Kakinya goyah hingga dia tak mampu lagi menopang tubuhnya.“Jadi, kubur keinginanmu untuk mendekati bosku, Lionel. Jika masih saja ngotot, kamu tahu apa akibatnya bagi karirmu dan perusahaan ayahmu!” ancam Jeff dengan sedikit berbisik.Sekretaris Lionel itu berbalik dan pergi meninggalkan Sera di sana sendirian. Tidak peduli dengan kondisi wanita yang sedang ketakutan itu. Salah siapa berani mengganggu kehidupan pribadi pemilik BioOne Tech. Saat pintu lift belum tertutup penuh, Jeff melihat Sera yang masih pucat dan belum meninggalkan lobi perusahaannya.Setelah keluar dan menuju ruangannya, Jeff menelepon resepsionis un
“Boleh, lawan aku sekarang,” jawaba Lionel menerima tantangan.Akhirnya kedua pria itu sibuk bersenang-senang dengan game yang dibuat oleh Lionel. Game tentang petualangan dari dua user yang bisa digunakan bersamaan. Mereka pun tenggelam dalam persaingan untuk siapa yang lebih banyak mengalahkan musuh. Tidak mempedulikan pekerjaan yang saat ini menunggu mereka untuk selesaikan.Sementara di luar sudah waktunya makan siang sehingga Joanna turun untuk mencari Elise. Dia butuh pendapat mengenai cara menghadapi wanita-wanita yang akan mendekati Lionel di masa depan. Wanita muda itu bertemu dengan temannya saat di lift sehingga mereka pun langsung keluar dari kantor.“Jadi, bagaimana dengan Nyonya Tanner ini?” goda Elise memanggil Joanna yang membuatnya tua.“Ah, entahlah, aku masih kepikiran dengan si Sera-Sera itu,” balas Joanna kesal. “Akh, aku minta tolong, ada gak selain Jimmy yang seorang guru?”