Share

Bab 275

Penulis: Meminger
Suzy

“Dengar, Tama, aku serius. Kamu tidak perlu berusaha sekeras ini hanya karena kamu merasa itu adalah hal yang benar, oke? Tolong hentikan itu. Ini semua sangat memalukan bagiku, aku tidak bisa menerima rumah ini begitu saja dan berpura-pura semuanya baik-baik saja,” kataku pada Tama setelah dia menawarkan untuk membelikan rumah untukku dan putriku.

“Namun, kenapa kamu berkata begitu? Niatku baik …,” ujarnya, tapi pada saat itu, Fia dan Laura memasuki ruangan. Kedua wanita itu sedang membawa buket bunga tulip yang mirip.

“Apa itu? Apakah kedua wanita kaya ini berbelanja di toko bunga yang sama?” tanyaku sambil tertawa mengejek. Lagi pula, apa artinya itu? Apakah mereka berdua berteman lagi dan memutuskan untuk membawa buket bunga konyol ini bersama untukku?

Laura memandang buket bunga di tangannya, lalu menggumamkan sesuatu yang tidak terdengar seakan-akan dia telah melupakannya. Fia melempar buket bunga itu ke sebuah pojokan dan langsung berlari ke arah suaminya, memegang peru
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kembalilah Padaku   Bab 276

    LauraAku sedang memberi Suzy beberapa anjuran tentang peran seorang ibu, memberitahunya apa yang harus dan tidak boleh dia lakukan dan bagaimana cara mengasuh seorang bayi.“Kalau bisa, sewa profesional khusus untuk menemanimu selama beberapa minggu pertama. Semua pengasuhan itu amat sangat diperlukan,” kataku padanya. Aku menjadi teringat ketika aku baru menjadi seorang ibu dan tidak memiliki bantuan untuk membantuku mengasuh bayiku dan aku harus menjalani semuanya seorang diri. Aku tidak ingin Suzy melalui sedikit pun dari apa yang telah kulalui, jadi aku bersedia membantunya dalam semua hal ini.“Tama bilang dia akan menyewa pengasuh untuk membantuku. Dia juga bilang dia mau membelikan rumah supaya aku bisa tinggal bersama Emy,” katanya sambil memutar bola mata.Aku menelan ludah sambil membetulkan posisi dudukku, merasa sedikit tidak nyaman dengan berita itu. Aku yakin ada keterlibatan mantan suamiku di balik keseluruhan cerita ini. “Itu agak aneh,” komentarku.“Apakah menuru

  • Kembalilah Padaku   Bab 277

    Laura“Bolehkah aku menebak siapa yang sedang kamu pikirkan? Kamu sedang memikirkan pacarmu, ‘kan?” kata Suzy dengan senyuman mencurigakan.Memang benar bahwa pikiranku sedang ke mana-mana. “Pacar …. Aku bahkan tidak tahu apakah aku masih memiliki pacar, Suzy,” kataku padanya sambil menghela napas sedih.“Apa yang terjadi, Lau? Astaga. Apakah dia mengecewakanmu? Untunglah aku tidak pernah menyukai orang Jawa!” Dia tiba-tiba menyinggung seluruh suku hanya untuk menghiburku.Aku tertawa lemah dan menggelengkan kepalaku. “Dia tidak melakukan hal-hal seperti itu, Suzy. Gideon itu orang yang sangat baik. Dia hanya meneleponku pagi ini, dan yah, kurasa dia menjadi gelisah ketika aku memberitahunya mengenai Jason dalam hariku yang rumit kemarin,” kataku padanya, teringat bahwa Gideon telah mematikan teleponnya. Dia pasti merasa terganggu ketika mengetahui bahwa aku telah menghampiri Jason seperti itu.“Aku bisa memahami sudut pandangnya, tapi kemarin adalah pengecualian. Aku tidak menger

  • Kembalilah Padaku   Bab 278

    Laura“Aku akan memberimu sebuah tawaran sekarang,” kata Gideon. “Bagaimana kalau kamu ikut denganku dan tinggal bersamaku di Surabaya? Peluang-peluang baru akan terbuka untukmu di sana, ada keamanan yang terjamin untuk membesarkan seorang anak, dan yang terpenting, kamu akan terbebas dari godaan Jason Santoso.”Mulutku menganga lebar setelah dia mengucapkan kata-kata itu. Aku tertegun karena, dari awal, aku tidak pernah berpikir akan tinggal jauh dari Jakarta, apalagi di provinsi lain. Namun, seharusnya aku sudah menduganya karena aku berpacaran dengan pria yang berasal dari provinsi lain. Cepat atau lambat, dia akan membuat tawaran seperti ini.“Kenapa kamu terlihat sangat terkejut? Surabaya itu keren, tahu?” katanya sambil menatapku dengan senyuman kecil.“Astaga, kamu benar-benar cemburu, ya, Gideon? Kamu melakukan semua ini supaya Jason tidak bertemu denganku?” komentarku sambil mengerang.Dia tertawa. “Iya, kamu benar,” katanya sambil menatapku dengan tatapan jahil.“Oh, ya

  • Kembalilah Padaku   Bab 279

    LauraAku tertegun oleh ketidaksopanan perkataan pria itu. “Apa? Aku sedang berbicara dengan putriku, tolong berikan ponselnya kepada dia,” pintaku.“Pertama-tama, bicaralah denganku. Apakah kamu berencana memisahkanku dari putriku, hah?” tanyanya dengan nada menuduh. “Apakah kamu ingin tinggal di Surabaya bersama Nalendra, si b*jingan biasa-biasa saja itu, dan membawa putriku bersamamu? Sudah kuperingati kamu tidak akan bisa memisahkan aku dari putriku, Laura Tanusaputera!” ocehnya.Aku hampir kehabisan napas. “Bagaimana kamu bisa tahu itu?” gumamku. Belum dua jam berlalu sejak Gideon dan aku membicarakan hal ini dan dia sudah mengetahuinya? Ditambah, dengan cara yang salah.“Aku berusaha sebaik mungkin untuk mengetahuinya, tapi itu tidak penting lagi sekarang. Jika kamu ingin menghancurkan hidupmu di perusahaan si b*rengsek menyebalkan itu, maka pergilah, Laura. Lagi pula, kamu adalah wanita yang bebas, bukan? Namun, jangan bawa putriku dalam petualanganmu. Putriku hanya berumur

  • Kembalilah Padaku   Bab 280

    SuzyEsok harinya, ketika aku bisa meninggalkan rumah sakit dan pulang ke rumah, Tama membawa putriku dan aku ke rumah yang telah dia belikan untuk kami. Itu adalah tempat yang sangat nyaman dan terdapat taman indah dan angin yang sejuk. Rumah itu sudah cukup lengkap dan ruangannya sudah bagus untuk ditinggali. Dia juga memenuhi janjinya ketika dia bilang dia akan menyewa profesional untuk membantuku, jadi dia menyewa perawat, pengasuh, pembantu rumah tangga, dan bahkan sopir yang bisa mengantarku bepergian. Jadi, ketika aku meninggalkan rumah sakit, aku tidak perlu mengkhawatirkan apa-apa selain mengasuh putriku dan menjaga kesehatanku.Ketika Clara dipulangkan dari rumah sakit, aku mengundangnya untuk tinggal bersamaku, terutama karena flat tempatnya tinggal di Tangerang Selatan sudah disewakan untuk orang lain. Aku membuka pintu untuknya begitu dia tiba di rumah baruku.“Selamat datang di rumah baruku!” kataku padanya dengan semangat.“Wah, Suzy, tempat ini indah—Besar sekali! K

  • Kembalilah Padaku   Bab 281

    SuzySekarang Clara dan aku sedang duduk di ruang tengah. Putriku sedang tertidur di pangkuanku seraya aku menidurkannya kembali, menjaganya dengan hati-hati karena dia masih sangat lemah karena dia hanya berumur satu minggu.Clara sedang merokok di dekatku seraya kami merokok dan membicarakan omong kosong. “Namun, apakah benar kalian benar-benar tidak pernah tidur bersama lagi? Apakah benar kamu hanya pernah tidur bersama dia sekali saja? Si miliarder itu terus bilang tidak, tapi kamu tahu kita tidak bisa memercayai laki-laki,” katanya, masih jahil.“Namun, dia benar. Setidaknya, mengenai hal itu dia benar,” jawabku.”Kenapa? Aku tidak paham kenapa kalian berdua sangat ragu-ragu. Wah, bukankah mustahil tidak ada ketegangan seksual di antara kalian? Wah, tidak terjadi apa-apa?” desaknya, terlihat geram.”Apakah ada ketegangan seksual di antara Tama dan aku? Entahlah. Aku selalu marah padanya, jadi aku tidak tahu,” jawabku sambil meminum jusku.“Wah, Suzy. Apakah kamu ingin dia be

  • Kembalilah Padaku   Bab 282

    SuzyBeberapa hari kemudian, di siang yang hangat, aku mendapatkan kunjungan dari Laura bersama putrinya. Aku benar-benar harus bersiap untuk menyambut mereka karena aku ingin dia mendapatkan kesan bahwa kehidupanku yang baru di rumah baruku berjalan dengan baik. Setelah dia banyak membantuku, dia pantas melihatku dalam keadaan yang baik dan stabil yang akan membuatnya merasa bangga terhadapku.”Wah, tempat ini bagus sekali,” katanya setelah memelukku dan memberiku selamat lagi atas kelahiran putriku.”Terima kasih, Lau. Aku senang kamu menyukainya,” jawabku, benar-benar senang mendengar pujiannya.”Bolehkah aku melihat bayimu, Suzy?” tanya Anna dengan penasaran seolah-olah dia belum pernah melihat bayiku.Aku berjongkok supaya bisa berbicara dengannya. “Tentu saja kamu boleh melihatnya, sayang. Dia adalah sepupu kecilmu. Kamu harus menjaganya dan menghujaninya dengan banyak kasih sayang,” kataku padanya dengan senyuman yang lembut dan manis.”Hore! Ini luar biasa,” katanya denga

  • Kembalilah Padaku   Bab 283

    SuzyMalam itu hujan turun dan tiba-tiba aku melihat Tama memarkirkan mobilnya di depan rumahku. Dia turun dari mobil dan berlari ke pintu depan rumahku. Aku beranjak membukakan pintu untuknya.”Astaga! Aku terjebak hujan dalam perjalanan kemari,” katanya sambil melepaskan jaketnya dan menggantungkannya di gantungan di sampingnya di pintu masuk rumahku.”Kukira kamu tidak akan datang lagi,” kataku padanya. Dia telah meneleponku sebelumnya dan memberitahuku bahwa dia akan datang untuk menemui Emy hari ini, jadi aku tidak merasa aneh ketika dia datang.”Aku terpaksa lembur. Kukira aku bisa tiba di sini tanpa terjebak hujan,” jelasnya sambil melambaikan tangannya. “Omong-omong, di mana Emy? Aku ingin menciumnya,” katanya, sudah beranjak menuju tangga.”Kurasa kamu sebaiknya mengeringkan dirimu dulu. Seharusnya kamu memarkirkan mobilmu lebih dekat. Biar kuambilkan handuk,” kataku. Aku pun beranjak ke kamar mandi terdekat dan mengambil handuk.“Maaf,” jawabnya, meraih handuknya, lalu

Bab terbaru

  • Kembalilah Padaku   Bab 447

    “Jangan naif. Kamu tahu seberbahaya apa dunia ini. Kita tidak boleh hanya berniat untuk melakukan hal baik, tapi melaksanakannya juga.”“Aku juga begitu, tapi tidak dengan niat baik.” Albert pergi keluar dari sana dengan terburu-buru sehingga Max tidak dapat mengejarnya.Terkadang, dia tidak tahan dengan Max dan semua orang di dunia. Ada hal-hal sangat sederhana yang dia ingin bisa lakukan tanpa harus menyuruh seseorang melakukannya untuknya. Kurangnya privasi adalah puncaknya. Dia tidak bisa menahannya lagi. Dari balkon kompartemen studio kosong, Albert terus melihat ke bawah sana, menyadari orang-orang bergerak di jalanan untuk menjalankan kehidupan mereka masing-masing. Albert terkadang hanya ingin memiliki kebebasan seperti yang mereka miliki. Dia hanya ingin menjadi salah satu orang-orang itu. Ponselnya bergetar dengan Max meneleponnya. Lagi pula, masih ada hal-hal yang harus dia lakukan dalam jadwalnya.Siang itu, Albert mempresentasikan usulannya untuk inovasi di perusahaan.

  • Kembalilah Padaku   Bab 446

    Kebenaran pahit di balik layarAlbert suka mengemudi mobilnya sendiri, jadi begitu mereka memasuki mobil, dia menyalakan mesin, roda-rodanya meluncur dengan lancar di atas jalanan Jakarta. Max dalam diam memainkan ponselnya sementara Albert mengemudi dengan lancar.“Kenapa kamu tidak terima tawaran ibuku saja dan langsung tinggal di mansion Williams?” kata Albert. “Maksudku, kamu hampir sudah menjadi bagian dari keluarga, tidak masuk akal kamu masih tinggal sendirian.”“Apakah kamu pernah mempertimbangkan bahwa aku suka dan ingin tinggal sendirian?” jawab Max dengan sarkastis.“Kamu bahkan tidak tinggal di apartemenmu, kamu selalu ada di rumah. Aku sudah tidak bisa menghitung berapa kali kamu tidur di sana, dasar bodoh. Jelas-jelas, kamu ingin tinggal bersama kami.” Itu benar, bahkan pakaian Max bisa ditemukan di kamar Albert.“Aku tidak mau membicarakan itu.“Hei, kamu bahkan tidak mau menjelaskannya padaku?” Dia menghela napas dengan lantang dan dramatis.“Karena aku tidak ing

  • Kembalilah Padaku   Bab 445

    “Tidak bisakah kamu batalkan akademinya, Nalendra?”“Lagi, Williams? Kenapa tidak tutup tempatnya saja sekalian?” jawabnya dengan tegas.“Wah, kamu keras sekali hari ini, ya?”“Seperti batangku!”“Seperti apa?” Itu adalah suara Emily Raya Williams, ibu Albert, yang menatap mereka dengan penasaran. Mereka baru saja tiba di ruang makan. Di tengah-tengah begitu banyak pelayan mansion yang sibuk dengan tugas pagi mereka, Albert dan Max tidak menyadari bahwa wanita itu sudah duduk di sana, menunggu ditemani supaya dia bisa mulai sarapan.“Seperti …,” Max terbata-bata, malu. Lagi pula, dia tidak bisa mengulang kata kasar yang biasanya dia lontarkan pada putra wanita itu.“Seperti barang barunya, Bu.” Albert dengan cepat membantu temannya dengan senyuman lembut yang diarahkan kepada ibu tersayangnya. Dia menghampirinya dan mencium pipinya. “Selamat pagi, ibuku yang cantik,” katanya.Wanita itu membalas kasih sayang putranya dan mengundang mereka untuk duduk bersamanya. Max juga duduk s

  • Kembalilah Padaku   Bab 444

    Kisah Williams muda dimulai bertahun-tahun yang lalu, ketika dia masih tidak dapat memahami ayahnya dan kehidupan rumit yang dia jalani sebagai miliarder berpengaruh.Ketika Albert terbangun di pagi itu, dia berguling-guling di ranjang besarnya dengan malas, sudah membayangkan bagaimana harinya akan berlalu—membosankan seperti biasa. Dia bangkit sambil menggeram, beranjak membersihkan dirinya, dan mengambil kesempatan untuk berendam dengan santai. Garam mandi membuat tempat itu senyaman ranjangnya. Setelah beberapa menit, dia berhenti di depan cermin besar di dalam kamar mandinya di depan wastafel untuk membasuh wajahnya.Dia mengamati wajahnya. Rambutnya masih basah, ada lingkaran hitam menutupi matanya karena tidak tidur dengan teratur, mata kehijauannya terlihat lelah, dan bibirnya gemetar, masih memandang bayangannya di cermin. Kehidupan itu terlalu melelahkan baginya dan dia baru berusia 25 tahun. Itu berarti dia ingin bepergian keliling dunia, menikmati masa mudanya yang singka

  • Kembalilah Padaku   Bab 443

    LauraAku mengamati Layla pergi dan hatiku hancur. Aku tidak bisa mengatakan bahwa dia adalah sahabatku, tapi setelah waktu yang kami habiskan, bekerja bersama dan mengembangkan perusahaan ini, tentu saja aku merasakan keterikatan emosional dengannya. Lagi pula, aku sedang membicarakan Layla.Kemudian, aku menghela napas pasrah, merasa kasihan tentang apa yang sedang dia lalui. Aku tahu dia benar-benar mencintai Gideon, tapi apa gunanya gairah dan cinta jika itu tidak terbalas dan jika hubungan itu beracun?Bukannya aku tidak mau melihat dia bahagia dengan pria yang dia cintai, tapi masalahnya adalah Gideon lebih menghancurkan Layla dibandingkan membantunya. Namun, segala hal yang harus kulakukan sudah kulakukan. Aku sudah memberikan saranku. Jika Layla tidak mau mendengarnya, maka itu bukan masalahku lagi. Aku hanya bisa menyesal melakukan itu.“Dia benar-benar mengatakan hal-hal itu padamu di depan istrinya sendiri?” komentar Jason, terlihat terkejut. Saat itu sedang jam makan si

  • Kembalilah Padaku   Bab 442

    LaylaSebut saja aku gila karena membuka jalan bagi mantan suamiku untuk berbicara dengan suamiku lagi seperti ini, tapi aku tahu Gideon hanya akan mendengarkan aku jika Laura berbicara padanya dulu. Aku harus mencoba lagi, aku tidak akan kalah seperti ini.“Jadi, Laura, maukah kamu melakukan ini untukku?” tanyaku dengan suara yang takut-takut. Dia berhak menolak permintaanku. Lagi pula, berbicara dengan Gideon lagi bisa saja menjadi pemicu baginya, belum lagi itu sangat tidak nyaman.Aku melihat dia mengembuskan napas. “Entahlah, Layla … aku bahkan tidak memiliki nomor ponselnya lagi.” Dia mencoba menghindar, tapi aku langsung mengangkat tanganku dengan ponselku.“Aku punya! Aku akan memberikannya padamu, tolong telepon dia saja. Aku di sini memintamu sebagai istri yang khawatir, Laura. Aku mengkhawatirkan suamiku,” pintaku. Kalau aku harus menangis, aku akan menangis juga, aku sudah tidak peduli lagi.“Tidak apa-apa, Layla. Aku akan bicara padanya,” katanya, akhirnya menyerah. A

  • Kembalilah Padaku   Bab 441

    LaylaKeesokan paginya, aku bersiap-siap, siap untuk membuat beberapa perubahan dalam situasi menyakitkan yang sedang kulalui. Merasa terancam dan takut oleh kesempurnaan Laura, aku mengenakan gaunku yang paling mahal, supaya aku tidak terlalu merasa malu dan supaya aku berpikir bahwa kendati segala hal yang sedang terjadi, setidaknya sekarang aku memiliki uang untuk dibuang-buang dan aku tidak lagi mengenakan pakaian murah seperti yang dulu biasanya kupakai.Aku akan menemui Laura di kantornya. Aku telah menghubungi beberapa karyawan di sana, teman-teman lama, terutama karena aku menghabiskan bertahun-tahun bekerja di tempat itu dan menjalin pertemanan yang bertahan lama. Beberapa orang menyebutku pengkhianat karena aku berakhir menikahi seorang pria yang sebelumnya merupakan kekasih bosku, tapi beberapa dari mereka mendukungku dan memercayai cinta yang kurasakan untuk Gideon. Lagi pula, aku tidak membiarkan pendapat mereka memengaruhiku.Namun, aku benar-benar tidak ingin Laura me

  • Kembalilah Padaku   Bab 440

    Layla“Aku pergi ke terapi, si*lan. Ini bukan tentang itu. Albert baru saja meneleponku tadi dan bilang kalau dia tidak ingin berteman denganku lagi. Apakah kamu memercayai hal itu?” kata Max, terlihat tersinggung.Aku mengangkat alisku, terkejut juga. “Albert melakukan apa?”Dia menghela napas dalam-dalam. “Hanya agar kamu bisa melihat betapa palsunya dia dari segala hal yang kami lalui,” keluhnya.Aku tertawa dan menyesap minumanku lagi. “Aku yakin dia hanya bermain-main denganmu. Kalian biasanya bersikap kekanak-kanakan seperti itu,” komentarku, tidak khawatir tentang hal itu.Dalam tiga tahun terkahir aku menikah dengan Gideon, kehadiran Max konstan. Dia selalu tinggal di Jakarta, tapi karena uang bukanlah masalah untuk orang-orang ini, dia selalu kembali ke Surabaya kapan pun yang dia mau. Selama beberapa saat sekarang, kakak-adik itu menjadi sangat dekat, jadi kehadirannya di mansion kami di Surabaya cukup konstan.Jadi, karena kedekatan mereka, aku juga merasa sedikit deka

  • Kembalilah Padaku   Bab 439

    LaylaJadi, beberapa hari kemudian, ketika Laura dan Jason kembali ke Jakarta dan semua orang mengetahui bahwa mereka telah memutuskan untuk memberi cinta mereka kesempatan lagi, Gideon merasa kalah, tanpa harapan. Dia berpikir dia tidak lagi memiliki ruang di kehidupan Laura dan ingin mengambil penerbangan pertama yang ada di depannya dan kemudian kembali ke Surabaya.Ketika aku mengetahui bahwa dia akan pergi, rasanya seakan-akan kehidupanku berakhir pada saat itu. Aku bertanya-tanya akan seperti apa aku jadinya tanpa dia di sana. Aku benar-benar mulai sangat mencintai pria itu meskipun aku selalu hanya mendapatkan sisa-sisa cintanya. Sekarang, dia akan pergi dan aku akan sendirian.Terlebih lagi, aku dengan cepat menyadari bahwa aku tidak akan bisa melakukan apa-apa lagi di dalam hidupku jika aku tidak bersama dia. Pekerjaanku di Hextec melibatkan dedikasi dan cinta bertahun-tahun untuk profesiku, tapi aku tidak dapat berkonsentrasi dalam pekerjaanku lagi karena Gideon.Jadi, ma

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status