แชร์

Bab 253

ผู้เขียน: Meminger
Putriku bangkit dari kursinya dan menghampiriku untuk memelukku dengan tangannya yang kecil tapi menghangatkan. “Aku mencintaimu, Papa. Aku tidak perlu menjadi dewasa untuk mengetahui bahwa kamu benar-benar menyesal,” katanya sambil tersenyum padaku.

“Itu sudah cukup bagiku, sayang.” Aku juga tersenyum padanya meskipun aku benar-benar ingin menangis saat itu juga. Aku takut dia terlalu muda untuk memahami kenapa ayahnya menangis di hadapannya, jadi aku menelan kembali air mataku. Lagi pula, aku akan menangis seperti yang biasa kulakukan setiap malam.

*****

Kami membawa kudapan untuk Laura ke bangsal tempat Suzy dirawat. Segera ketika kami sampai, aku mendapati bahwa Tama dan Fia juga ada di sana. Mereka sedang berdebat di pojokan ruang tunggu, sementara putri mereka terduduk di sofa di dekat mereka, terlihat sedih. Mereka sangat bodoh. Laura ada di pojokan ruangan lainnya dengan ponselnya di telinganya, berbicara seolah-olah dia sangat tersiksa.

“Apa lagi yang terjadi sekarang, s*a
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Kembalilah Padaku   Bab 254

    LauraAku sangat kecewa pada Fia setelah mendengar apa yang dia katakan. Dia menolak untuk membantu Suzy ketika dia membutuhkannya. Aku tidak bisa melakukan apa-apa dan hanya menelan kekecewaanku dan berbicara pada bankku untuk memeriksa apakah mereka bisa mencairkan 15 miliar rupiah segera.“Laura, maafkan aku, tapi sayangnya aku tidak bisa membantumu,” kata Tama seraya dia menghampiriku. Dia tampak pucat, seolah jiwanya telah tersedot keluar. Istrinya berada beberapa meter dari kami, menatap kami dengan lengan yang menyilang di atas dadanya. Rasanya tidak seperti kami berdamai beberapa menit yang lalu dan Tama berjanji untuk membantuku kapan pun aku membutuhkannya. “Aku terpaksa. Aku benar-benar minta maaf, Laura,” tambah Tama.Aku mengernyit dan menghampiri Fia. Itu sudah menyangkut masalah pribadi. “Kalau begitu, apa yang kamu lakukan di sini, Fia?” tanyaku secara langsung.“Apa yang kamu bicarakan?” Dia masih berpura-pura.“Aku tidak tahu apakah kamu menyadarinya, tapi aku se

  • Kembalilah Padaku   Bab 255

    Aku menggigit bibirku dengan pelan, masih menatapnya dengan curiga. Aku yakin ada yang dia rencanakan. Apakah dia benar-benar akan memberikan uangnya padaku ataukah dia hanya bermain-main denganku?Aku mengembuskan napas dan mengambil kantong itu. “Baiklah, tapi jika kamu tidak memberikan uang itu padaku, aku bersumpah aku akan menendang buah zakarmu,” ancamku dan aku beranjak duduk dan makan. Aku berterima kasih padanya karena sudah membawakan sup yang kumakan dengan roti.Saat anak-anak sedang bermain dan Tama dan Fia masih berdebat dengan pelan di pojokan, Jason duduk di sampingku di sofa dan memintaku untuk memberitahunya lebih banyak mengenai utang yang dimiliki Suzy. Aku memberitahunya segala hal yang kuketahui dan aku juga bilang bahwa temannya Suzy, Clara, sedang dalam perjalanan untuk membantuku mendatangi rentenir ini.“Kamu tahu kalau sangat berbahaya berurusan dengan orang-oran gini, ‘kan? Mereka berasal dari geng berbahaya yang bekerja di kejahatan terorganisasi di ping

  • Kembalilah Padaku   Bab 256

    LauraJason benar-benar keterlaluan. Seberapa keras aku berusaha memahaminya pun, dia tetap mampu menghancurkan ekspektasiku dalam dua cara. Dia baru saja pergi dengan Anna, meninggalkan aku yang merasa malu di hadapan Tama.Aku bangkit berdiri sambil menghela napas dan beranjak ke toilet terdekat. Aku pun membuang sisa makananku di tempat sampah di sana. Aku berjalan kembali ke tempat Tama yang sedang duduk dalam diam. “Apakah kamu akan terus di sini, Tama? Aku harus pergi sekarang,” kataku padanya.“Iya, pergilah. Aku akan tinggal di sini. Omong-omong, aku memiliki putri baru hari ini dan hanya itulah yang bisa kupikirkan,” katanya sambil tersenyum tipis. Aku mengangguk puas. Setidaknya, pria ini memiliki akal sehat, tidak seperti istrinya. Aku merasa tenang mengetahui bahwa ada seseorang yang pasti di sana untuk mengawasi Suzy dan bayinya.“Dengar, Tama. Maaf mengenai komentar bodoh Jason mengenai pernikahanmu,” ujarku, tapi dia menggelengkan kepalanya dan terkekeh.“Tenanglah,

  • Kembalilah Padaku   Bab 257

    Itu terjadi sudah lama sekali sehingga rasanya seolah-olah bukan aku yang mengalami hal itu meskipun ingatan mengenai hal itu masih melekat di dalam diriku. Begitu banyak hal yang terjadi di antara kejadian itu hingga kini dan aku telah banyak berubah. Sekarang, aku menyadari hal-hal yang benar dan salah yang telah kulakukan di dalam hidupku dan semua jalan yang kulalui untuk membawaku ke titik ini.“Kamu sedang mengingat masa lalu, ya? Salah satu momen paling diingat di hidupmu terjadi di tempat itu,” komentar Jason.Aku mengembuskan napas sambil menghampirinya. “Lakukan saja tujuan kita datang kemari,” kataku, menghindari mengungkit masalah lampau.Seperti miliarder tradisional, Jason memiliki sejumlah kecil harta yang disimpan di brankas dinding di rumahnya. Dia menurunkan sebuah lukisan yang selalu tergantung di dinding itu dan menunjukkan sebuah brankas. Dia dengan cepat memasukkan sandinya dan brankas itu mendesis sebelum terbuka. Ada setumpuk uang tunai di sana.“Berapa har

  • Kembalilah Padaku   Bab 258

    LauraJalanan itu gelap. Hanya ada sedikit pergerakan orang yang datang dan pergi—hanya orang-orang biasa yang menjalani kehidupan mereka seperti biasa tanpa menimbulkan bahaya serius. Aku masih berada di dalam mobil yang terparkir persis di luar restoran yang terlihat seperti ratusan restoran lainnya yang tersebar di Jakarta. Jantungku berdebar lebih cepat dari biasanya. Di bangku di sebelahku, aku sedang memeriksa dua tas berisi uang tunai.Aku gugup. Aku tidak mengenal orang-orang ini dan aku bahkan tidak tahu bagaimana aku harus berbicara dengan mereka atau bagaimana cara memperlakukan mereka. Bahasa apa yang harus kugunakan? Bahasa orang-orang jalanan atau haruskah aku berbicara dengan formal? Bagaimana aku harus bersikap di depan mereka supaya aku tidak akan langsung ditembak tepat di tengah dahiku? Aku ingin Clara, wanita yang memulai semua masalah ini, ada di sini, tapi aku mendapatkan telepon ancaman melalui ponsel Suzy yang berkata bahwa mereka telah menangkap Clara dan aka

  • Kembalilah Padaku   Bab 259

    LauraMarkas Lukman benar-benar terlihat seperti tempat kriminal yang bahkan terlibat dengan mafia. Aku berani bertaruh obat-obatan ilegal sedang dikemas dan banyak uang tunai sedang dihitung dan disimpan di koper, yang jelas akan digunakan untuk pertukaran rahasia. Para pria berwajah suram yang bekerja di sana menatapku curiga ketika aku berjalan melewati mereka, mengikuti wanita itu dan orang-orang bersenjata, mengantarku ke bos mereka.Aku langsung mengenali Lukman ketika aku melihatnya. Dia memiliki karisma yang kuat dan penampilan seperti pria nakal. Dia sedang berdiri dengan beberapa pria bersenjata lainnya di belakang konter. Musik agresif bisa terdengar dari stereo di ruangan yang lebih terlihat seperti bunker yang pernah digunakan di masa-masa perang dan setelahnya ditinggalkan dan sekarang dipakai oleh geng kriminal ini. Tempat ini cerah, tapi penerangannya terasa kasar.Mereka semua memandangku sekarang dan aku sejujurnya merasa seperti seekor binatang yang akan segera di

  • Kembalilah Padaku   Bab 260

    LauraPada saat itu, ketika salah satu dindingnya meledak, semua orang di dalam ruangan itu terpental dari posisi mereka. Aku terdiam sesaat. Apakah aku sudah mati? Ataukah aku kehilangan salah satu anggota tubuhku? Apa yang telah terjadi? Apakah para polisi yang meledakkan temboknya? Mereka tidak memiliki jalan lain untuk masuk ke sini?Ada dengungan di dalam telingaku setelah suara ledakan yang keras sekali. Mungkin saja aku menjadi tuli setelahnya, tapi aku mendengar suara orang-orang di sana. Awalnya, rasanya seperti aku berada di bawah air, tapi suaranya makin keras dan jelas ketika indra-indraku mulai pulih kembali.Orang-orang berteriak keheranan, beberapa orang kesakitan, dan yang lainnya terkejut. Ada orang-orang yang terkubur sementara yang lainnya mencoba menarik mereka keluar dari runtuhan itu. Namun, suara tembakan mulai terdengar.Merasa tertekan, aku mencari-cari Clara dengan mataku dan melihatnya terbaring di lantai, terbatuk-batuk karena debu dari reruntuhan dindin

  • Kembalilah Padaku   Bab 261

    Laura“Sekarang giliranmu. Berikan tanganmu,” kata Jason sambil mengulurkan tangannya padaku untuk mengeluarkan aku dari bunker berbahaya, tempat baku tembak sedang terjadi antara para polisi dan penjahat yang telah mengancam akan membunuh adikku dan temannya.Ada garis ketegangan di antara mata Jason dan rahangnya terkatup. Dia tidak suka aku bersikeras menyuruhnya mengeluarkan Clara terlebih dulu, tapi aku tidak memberinya kesempatan selain menyelamatkan gadis itu terlebih dulu.Jadi, sekarang aku mengangkat tanganku ke arahnya supaya dia bisa membawaku pergi dari sana, tapi sebelum dia bisa menggenggam tanganku, tubuhku terpukul dengan keras dan terbanting ke lantai. Aku terengah-engah dengan berat ketika aku merasa paru-paruku kehabisan udara. Rasa sakit di bagian tubuhku yang terbentur mengenai lantai menyebar ke seluruh tubuhku. Sebelum aku mengetahuinya, seorang pria mencengkeram leherku dengan erat dengan tatapan membunuh di matanya.“Kamu yang menelepon polisi, ‘kan, dasar

บทล่าสุด

  • Kembalilah Padaku   Bab 491

    LauraAku tidak dapat menyangkal bahwa Anna sangat mencurigakan hari ini. Percakapan yang kami lakukan tadi pagi, keluhan Abel, dan sekarang kenyataan bahwa dia bahkan tidak menjawab telepon neneknya hanya membuat segalanya makin mencurigakan. Putriku bukan tipe remaja yang selalu menyulitkan orang tuanya. Anna jauh lebih bertanggung jawab dan bijak untuk gadis sebayanya, tapi hari ini dia terasa aneh.“Aku yakin kamu tidak perlu terlalu khawatir. Lagi pula, dia pasti ada di lantai atas,” kata ayahnya pada saat itu ketika aku sedang meneleponnya. Dia sedang berusaha menenangkanku supaya aku tidak perlu terlalu khawatir.“Aku tahu itu, sayang. Aku hanya ingin memastikannya sekarang,” kataku dengan cepat, memandang layar ponselku selagi telepon itu ditujukan pada putriku.Telepon itu terus memanggilnya, tapi tidak ada yang menjawab. “Apakah dia sedang tidur sekarang?” tanyanya. Itu sudah malam, tapi belum selarut itu. Jadi, aku menelepon lagi dan menunggu dia mengangkatnya. Jika dia

  • Kembalilah Padaku   Bab 490

    Laura“Astaga, siapa orang terkutuk ini yang mengganggu momen kita seperti itu?” umpat Jason, menghela napas dengan berat, ketika ponselku berdering.Aku tertawa sedikit. Aku juga tidak suka diganggu ketika suamiku dan aku sedang bermesraan. “Maaf, sayang, tapi itu pasti hal yang penting,” kataku padanya sambil meringis kesal.Dia menghela napas. “Terserah. Jawab telepon itu dan langsung singkirkan orang itu. Ini tentunya bukan waktu yang tepat,” katanya. Aku mengangguk, meraih ponselku yang berada di atas meja dan memeriksa siapa yang sedang meneleponku.“Oh, ini Mama,” kataku pada Jason, menunjukkan layar ponselku padanya.“Astaga. Aku tidak percaya aku baru saja mengumpat ibu mertuaku,” katanya, lalu aku menertawai itu.“Dia tidak perlu mengetahui itu,” kataku. Setelah itu, aku mengangkat teleponnya. “Hai, Ma. Bagaimana kabarmu di sana?” tanyaku, menyapanya.Ibuku sedang berlibur bersama Rosa, ibu Jason. Beberapa tahun terakhir, mereka berdua memutuskan untuk menikmati kehidu

  • Kembalilah Padaku   Bab 489

    Laura“Astaga, ini indah sekali!” seruku dengan gembira saat aku memasuki balkon mansion. Begitu aku pulang, Jason sedang menungguku di pintu rumah dan menutupi mataku dengan penutup mata, tersenyum dengan misterius dan menuntunku ke ruang itu untuk menunjukkan kejutan untukku.Dia telah berjanji padaku bahwa dia akan memasak dan membuat makan malam hari ini, tapi aku tidak sangka dia mempersiapkan sesuatu yang romantis dengan detail untuk kami. Balkon itu didekorasi dengan lampu-lampu kecil yang menyala dengan redup, memberikan tempat itu penampilan yang lebih mencolok, dan kelopak mawar tersebar di lantai parket kayu. Ada juga lilin di tempat-tempat yang strategis dan di tengah meja, tempat makan malam kami menunggu kami.“Jadi, bagaimana menurutmu? Aku mencoba mengejutkanmu kali ini. Apakah kamu menyukainya?” tanyanya. Aku terkekeh sambil menatapnya.“Tentu saja aku menyukainya, sayang! Ini indah sekali … astaga, kamu adalah suami yang terbaik!” Aku memeluknya, memejamkan mataku

  • Kembalilah Padaku   Bab 488

    Anna“Bisakah kita menebus waktu yang telah hilang? Sepertinya menyenangkan jika aku memiliki kesempatan untuk merayumu seperti nona sejati yang pantas untuk dirayu,” katanya. Kata-katanya membuat kupu-kupu di dalam perutku berkibar dengan antisipasi.Itu sama saja seperti memintaku untuk menjadi pacarnya.Tersentuh oleh kata-katanya, aku tersenyum begitu lebar dan mengangguk. “Tentu saja aku mau, Panca,” jawabku padanya. “Akan tetapi, kamu tahu aku bukan gadis yang mudah untuk didapatkan.”Dia terkekeh, tersenyum penuh harapan padaku juga. “Tidak apa-apa. Aku bisa menangani itu. Aku mengenalmu dengan sangat baik dan aku tidak takut untuk menghadapi tantangan ini yaitu kamu,” katanya padaku.Aku hampir tidak dapat memercayai bahwa ini benar-benar terjadi. “Aku sudah memimpikan ini beribu kali,” gumamku.Panca meraih liontin yang menggantung di kalungnya dan meraih liontin yang menggantung di kalungku juga, lalu dia menyatukan mereka, seakan-akan dia sedang menyatukan hati kami. “

  • Kembalilah Padaku   Bab 487

    AnnaPanca membawaku masuk ke dalam apartemen, lebih tepatnya kamarnya, yang merupakan tempat dengan dekorasi gelap dan heavy metal. Itu tidak membuatku terkejut karena aku mengenal dia dan aku tahu kalau dia selalu begini sejak dulu. Dia duduk di sebuah sofa dan membuatku duduk di pangkuannya, supaya kami bisa berpelukan dengan lebih nyaman, bertukar pandang dan belaian.“Aku masih sulit memercayainya meskipun kamu sedang duduk di pangkuanku,” komentarnya sambil mengusap wajahku dengan punggung tangannya.Aku tersenyum dengan manis padanya. “Ini memang seperti mimpi.”“Kamu menjadi gadis yang cantik sekali. Lebih cantik dibandingkan ketika kamu hanya berusia 11 tahun. Maksudku, sekarang kamu sudah hampir menjadi wanita dewasa,” katanya sambil memandangku.“Kamu juga terlihat berbeda,” kataku. “Kamu lebih tinggi.” Aku memegang tangannya dengan kedua tanganku. “Wajahmu pun lebih lebar dan lebih seperti lelaki.”“Apakah kamu menyukai apa yang kamu lihat?” tanyanya dengan senyum nak

  • Kembalilah Padaku   Bab 486

    AnnaAku baru saja berbincang dengan ibuku di telepon. Dia bertanya padaku apakah aku sungguh baik-baik saja. Aku tentunya sudah memberitahunya bahwa aku baik-baik saja, tapi pada saat itu, aku tidak tahu apakah aku benar-benar baik-baik saja.Kemudian, aku masih berada di dalam mobilku, terparkir di depan gedung mewah yang ditinggali oleh Amanda Mardian, kakak Panca.“Aku tinggal bersama kakakku sekarang.” Aku mengingat kata-kata Panca ketika kami bertemu di kelas aljabar itu. “Jika kamu pintar, kamu akan menjauh dariku supaya kamu tidak akan terlibat masalah,” katanya, tapi aku tetap berada di depan gedung tempat dia tinggal dan hendak mengejarnya.Ketika aku masih kecil dan Panca dan aku menjadi sangat dekat, aku adalah orang yang bisa memahami Panca lebih baik dari siapa pun. Aku tahu dia sangat cerdas dan pintar membuat strategi juga, jadi dia tidak akan memberikanku alamatnya jika dia tidak ingin aku menemukan dia.“Aku tinggal bersama kakakku sekarang. Jika kamu pintar, kam

  • Kembalilah Padaku   Bab 485

    Laura“Jadi, Lau, apakah kamu berhasil berbicara dengan putrimu?” tanya Fia ketika aku kembali setelah pergi sebentar untuk menelepon Anna di balkon tempat pijat mewah itu.“Oh, iya. Aku sudah berbicara dengannya,” jawabku sambil menghela napas lega seraya kembali duduk. “Dia hanya disibukkan oleh tugas aljabar. Pasti itulah mengapa dia tidak bisa membalas teleponmu, Abel,” kataku pada gadis yang sedang bersama kami. Dia dan Anna sangat dekat, jadi dapat dipahami kenapa dia sangat mengkhawatirkan putriku.“Lihat? Sudah kubilang kamu tidak perlu terlalu khawatir,” kata Fia, terkekeh pelan.Namun, Abel masih terlihat ragu. “Entahlah, Bibi Laura. Anna terasa sangat aneh hari ini,” ujar gadis itu dengan bimbang.“Aneh? Apa maksudmu dengan itu?” Aku mengernyit, kebingungan.“Aku tidak tahu.” Dia mengangkat bahunya. “Dia bersikap aneh, dia bahkan putus dengan Ciko,” katanya.“Oh, sungguh?” Aku terkejut mendengarnya, aku tidak dapat menyangkalnya.Aku mengingat percakapan yang Anna da

  • Kembalilah Padaku   Bab 484

    Laura“Jadi, Layla dan Gideon bercerai?” Fia terkejut ketika dia menanyakan itu. Dia dan aku sedang berada di ruang tunggu di tempat pijat, mengenakan mantel mandi ungu muda dan meminum anggur bersoda. Seperti yang disetujui, setelah aku selesai bekerja, Fia dan aku pergi ke spa. Jadi, dia dan aku bergosip seperti biasa.Aku mengangguk setelah menyesap minumanku. “Iya, mereka bercerai. Lalu, ternyata itu sudah cukup lama,” tambahku.Temanku terkesiap dengan mulut yang membulat. “Ya ampun, aku benar-benar tidak menyangkanya,” komentarnya. “Bukankah Layla-lah yang terus berkata bahwa dia menikah dengan bahagia dan bahwa pernikahan dia sempurna? Lihatlah apa yang terjadi pada orang-orang yang terus menyombong.” Dia tertawa kecil, membetulkan rambutnya yang sekarang lebih panjang, mengenai dadanya.“Kurasa masalahnya sebenarnya adalah orang yang Layla putuskan untuk nikahi,” kataku, mengerutkan hidungku.“Kamu membicarakan tentang pertanda-pertanda buruk itu, ‘kan?” tebak Fia.“Benar

  • Kembalilah Padaku   Bab 483

    LauraAku tidak percaya bahwa Layla Raharjo, yaitu Layla Nalendra, ada di hadapanku, memohon padaku untuk kembali bekerja di Hextec bersamaku. Maksudku, dialah yang meninggalkan itu semua untuk menikah dan pergi ke Surabaya dan memulai kehidupan baru di sana dengan suaminya. Bertahun-tahun kemudian, di sinilah dia, meminta untuk kembali dan bekerja di sini lagi.“Namun, kenapa kamu meminta ini, Layla? Apakah kamu sudah tidak tinggal di Surabaya lagi?” tanyaku, benar-benar terkejut.Dia menggelengkan kepalanya. “Tidak juga,” jawabnya. “Sudah beberapa saat sejak aku meninggalkan Surabaya dan kembali ke Jakarta. Aku tinggal di rumah nenekku, tapi sekarang aku merasa siap untuk kembali bekerja.” Dia mengangguk seakan-akan dia memiliki keinginan baru untuk hidup sekarang.“Pernikahanmu berakhir, ya?” Kata-kata itu tidak keluar sebagai pertanyaan, karena aku sudah tahu betul raut wajah orang yang kesakitan di dalam—Layla memiliki raut wajah itu.Dia mengangguk, tersenyum dengan lemah. “

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status