TamaAku memperhatikan Laura meninggalkan rumah sakit bersama Jason dan putrinya. Pundak wanita itu tegang karena dia sangat mengkhawatirkan adiknya, tapi itu adalah hal yang wajar. Hari ini bukanlah hari yang baik baginya karena segala hal yang sedang dia lalui. Hari ini benar-benar tidak berjalan dengan baik bagi kami semua, setidaknya bagiku. Perdebatan dengan Fia membuatku hancur. Aku tidak egois. Aku tahu Fia juga sedang kesulitan, tapi momen itu sangat sensitif bagi kami semua. Seorang bayi baru saja lahir, ditambah, Suzy terancam akan mati. Fia harus menerimanya, menenangkan diri, dan membiarkan segala halnya begitu saja.Aku menghela napas dan bangkit untuk mengambil minum. Aku berencana tinggal di rumah sakit setiap malam jika diperlukan hingga mereka memulangkan putriku dan Suzy sudah terbebas dari bahaya. Aku melakukannya bukan karena aku menyukai Suzy, tapi karena dia pantas mendapatkannya. Aku berterima kasih padanya karena telah melahirkan putriku ke dunia ini.Aku tid
SuzyKetika aku terbangun, rasanya seperti aku baru saja bangun dari mimpi buruk. Hal pertama yang kulakukan adalah mengusap perutku dan aku terkejut ketika aku menyadari bahwa perutku kosong. Apa? Apa artinya itu? Apakah aku telah kehilangan bayiku? Aku ingat Graham menendangku dan mendorongku di tangga, tidak peduli jika aku sedang hamil atau tidak.“Tidak …. Putriku,” tangisku, meraba-raba perutku dengan ketakutan. “Kumohon, putriku ….”Alarm pun berbunyi. Aku bahkan tidak bisa bangun karena aku merasa sangat lemah. Kemudian, tim medis memasuki ruangan itu.“Tenanglah, Nona Allen. Putri Anda aman dan sehat. Anda telah melahirkannya,” kata mereka padaku, membuatku terkesiap terkejut.“Apa? Putriku sudah lahir?” tanyaku terkejut.“Iya. Dia sudah menunggu Anda. Jadi, Anda harus menenangkan diri dan bekerja sama supaya Anda bisa segera pulih. Putri Anda sedang menunggu Anda,” kata mereka padaku.Aku menangis, tapi sekarang karena merasa lega. “Putriku sudah lahir …. Dia baik-baik
SuzyAnehnya, Tama terus menemaniku lebih lama dari yang kukira. Dia terus memberitahuku berita-berita baru, hal-hal yang telah terjadi ketika aku tidak sadarkan diri. Baru beberapa jam berlalu sejak aku kehilangan kesadaranku, tapi tampaknya seluruh dunia telah hancur. Aku diberi tahu bahwa berkat bantuan Jason, Laura berhasil menyelamatkan putrinya karena Jason dengan pintar memasang GPS pada kalung Anna dan terus melacak langkahnya untuk memastikan keamanan gadis itu karena mereka menghadapi banyak ketegangan dengan ancaman dari Kinan.Aku juga diberi tahu bahwa Jason bahkan menemaninya dalam misi berbahaya Laura, yang mana Laura harus pergi ke markas Lukman untuk menyelamatkan nyawaku dan temanku. Entah dari mana, apakah Jason telah menjadi orang yang baik ataukah dia hanya melakukannya untuk meyakinkan Laura untuk kembali padanya? Jelas sekali bahwa dia belum menyerah terhadap Laura, jika dia memang akan menyerah terhadapnya.Yang lebih membuatku terkejut adalah pasangan yang t
LauraAku baru saja berbicara dengan Suzy. Aku masih memegangi ponselku dan senyuman konyol tersungging di wajahku. Aku sangat bahagia semua hal berakhir dengan baik dan Suzy telah terbangun hingga aku mau tidak mau tersenyum. Hari itu terasa seperti wahana halilintar bagiku, dengan begitu banyak ketegangan dan aksi yang terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Segala halnya sangat sulit untuk ditangani, tapi setidaknya semuanya berakhir dengan baik. Setidaknya, aku berharap semuanya berakhir dengan baik.“Jadi, mengenai wanita yang meneror putrimu …,” kata Detektif Gunadi, yang memimpin penggerebekan markas Lukman, seraya dia menghampiri mobil ambulans tempat Clara dan aku sedang menerima perawatan. Pria itu masih tertutupi oleh debu dari puing-puing bunker akibat ledakan salah satu dindingnya, tapi dia tidak terlihat terluka atau terguncang. Lagi pula, itu adalah pekerjaannya dan dia baru saja mencapai kesuksesan yang luar biasa hari ini karena Lukman dan bawahannya telah menyulitk
LauraJason membawaku ke rumahnya dan tidak ada yang dapat kukeluhkan karena aku ingin memeluk putriku dan menghabiskan sisa malam ini bersamanya. Jason membawaku ke tempat Anna sedang tertidur dan aku hampir mati ketika aku melihatnya berbaring di ranjang dan memeluk bantal. Aku menghampirinya dan berlutut, memeluk dan menciumnya.“Aku sangat mencintaimu, sayang …. Aku sangat merindukanmu,” tangisku. Tiba-tiba, seluruh diriku hancur karena apa yang terjadi padaku hari ini. Aku merasa sangat lemah dan ketakutan. Demikian pula, aku telah melalui banyak hal.“Apakah kamu mau mandi dulu? Aku telah mengatur airnya dengan temperatur yang kamu suka,” kata Jason padaku sambil menghampiriku dengan lembut.Aku menatapnya, sedikit ketakutan, dan mengusap air mataku, mencoba membetulkan posturku. “Terima kasih. Aku akan mandi,” kataku sambil bangkit dari lantai dan beranjak ke kamar mandi kamar itu. Akan tetapi, aku memberi tahu Jason dulu. “Temani dia, oke? Jangan tinggalkan dia sendirian.”
Laura“Jangan terlalu memercayai Graham, Lau. Kamu tahu dia hanya memberitahumu semua kebohongan itu untuk membuatmu kebingungan dan menculik putrimu,” kata Suzy dari ujung telepon lainnya, menunjukkan bahwa dia tidak percaya kalau dia dan aku bersaudara.Aku tidak bisa menyangkal bahwa aku sedikit kecewa dengan jawabannya karena, jika dipikirkan baik-baik kisah kami dan hal-hal yang kami lalui di masa lalu, ada konsistensi yang kuat bahwa, terlepas dari segalanya, Graham telah mengatakan yang sebenarnya. Sebenarnya, mudah untuk mengakui itu, tapi Suzy bersikap seakan-akan dia tidak ingin hubungan ini ada di antara kami dan aku tidak dapat memahaminya.“Iya, Graham memang sangat jahat, tentunya,” jawabku sambil tertawa pelan. “Namun, dengan begini, kita bisa melakukan tes DNA sederhana hanya untuk memastikannya,” saranku seolah-olah aku tidak menginginkan apa-apa.“Oh, kamu tidak perlu mengkhawatirkan itu, Laura. Itu tidak penting sekarang. Ada hal-hal yang lebih penting dan mendes
Laura“Jason? Apakah dia bersamamu?” Di panggilan telepon itu, Gideon bertanya padaku setelah aku merangkum sedikit mengenai hariku yang rumit kemarin. Aku baru saja menyebutkan Jason di laporanku dan bahkan tidak menyadari bahwa itu dapat membuat Gideon cemburu.Aku menggigit bibirku, merasa gelisah, mengingat bagaimana Jason hampir selalu ada dan membantuku dengan hampir segalanya kemarin. Bukankah itu akan membuat Gideon khawatir karena Jason tetaplah mantan suamiku dan kami masih memiliki masalah yang belum terselesaikan?“Oh, iya. Jason muncul di tengah-tengah semua kebingungan ini dan membantuku. Kamu tahu dia dan aku tinggal di kota yang sama,” jawabku, memperbaiki rambut pirangku yang sudah memudar. Mungkin aku harus kembali mengecatnya dengan warna cokelat seperti dulu.“Sungguh, dia muncul untuk membantumu? Untunglah dia ada di sana untuk membantu. Lagi pula, Anna adalah putrinya juga. Akan aneh jika dia tidak ada di sana dalam situasi yang mengkhawatirkan itu,” katanya,
Laura“Apa yang kamu bicarakan, Jason? Kenapa Anna dan kamu akan mengacaukan sesuatu?” tanyaku padanya, ingin tahu apa yang dia maksud. “Apakah menurutmu aku merasa menyesal karena berbicara dengan pacarku saat Anna dan kamu ada di sini? Mengapa aku harus merasa bersalah? Apa salahku? Aku benar-benar berterima kasih padamu karena telah sangat membantuku kemarin, tapi jangan berpikir macam-macam, Santoso. Kamu tahu betul kisah kita sudah berakhir.” Aku memastikan untuk mengatakan itu padanya.Jakunnya bergerak di tenggorokannya seraya dia menelan ludah, merasa gugup mendengar perkataanku. “Aku tahu kita sudah putus, tapi sejujurnya, aku masih merasa itu sangat disayangkan, Laura. Apakah kamu tahu apa yang Anna katakan padaku kemarin? Dia bilang dia berharap kita tinggal bersama lagi sebagai sebuah keluarga, seperti seharusnya. Tidakkah kamu pikir putri kita pantas mendapatkan itu, Laura?” tanyanya dengan penuh harap, alisnya berkerut dengan ekspresi yang sangat sedih. Jelas sekali dia
Laura“Saya mengerti rasa sakit yang mungkin Anda alami pada saat itu, tapi akhir dari sebuah hubungan tidak boleh melukai anak-anak Anda. Ketika Anda menyebutkan bahwa Pak Santoso adalah pria yang jahat, apa yang Anda maksud? Apakah dia seorang agresor? Apakah Anda melihat adanya perilaku yang tidak pantas pada saat itu? Mungkin gangguan psikologis atau bahkan pedofilia?” tanya hakim dengan nada merendahkan, ingin memahami keputusan yang kubuat beberapa tahun yang lalu. Menurutku, jika Jason menunjukkan perilaku yang tidak pantas, itu akan sangat membantu keputusan hakim, tapi aku tidak bisa mengarang hal yang tidak benar.Namun, sebelum aku dapat mengatakan apa-apa, Jason berkomentar, “Pertanyaan-pertanyaan seperti ini tidak relevan, Yang Mulia. Mantan istri saya hanya menyembunyikan putri saya dari saya karena rasa bencinya—karena dia memiliki dendam pada saya karena perceraian kami. Dia hanya menjadi terlalu emosional dan membiarkan kebenciannya terhadapku memengaruhi keputusanny
Laura“Suzy melakukan apa?” tanyaku terkejut setelah mendengar apa yang baru saja Fia ceritakan padaku di panggilan telepon. “Aku tidak percaya dia meninggalkan putrinya sendiri …. Astaga, dasar wanita yang tidak tahu apa-apa!”Aku tidak dapat memercayainya. Sulit untuk memercayai sesuatu seperti itu, apalagi dari Suzy, terutama karena dia sendiri pernah ditelantarkan di masa kecilnya. “Wah, aku tidak menduga hal itu,” komentarku.“Tidak ada yang dapat diharapkan dari wanita seperti Suzy, Laura. Dia bodoh dan sembrono. Tidak ada satu hal pun yang membuatnya puas selain uang. Jadi, aku tidak berharap lebih darinya,” kata Fia padaku.Aku menghela napas kesal. “Oh, kawan. Aku seharusnya ada di sana bersamamu, tapi hari ini adalah hari hakim akan membuat keputusan tentang siapa yang akan mendapatkan hak asuh Anna. Situasinya juga cukup sulit di sini,” kataku sambil menyisir rambut cokelatku yang bergelombang yang mencapai bawah pundakku dengan jariku. Ada cermin di ruang tunggu pengadi
SuzyKemudian, aku merasa Clara menarik lenganku ke arah pintu keluar. “Ayo cepat pergi, Suzy, sebelum mereka melepaskan anjing-anjing mereka dan mengusir kita dari sini dengan kasar,” ujarnya sambil menuntunku pergi. Begitu kami memasuki mobil, Clara dengan cepat melaju pergi dan kemudian memberiku tisu supaya aku bisa menghapus air mataku. “Oh, kawan, jangan menangis. Itu adalah sebuah pembebasan. Gadis itu akan membuatmu kerepotan dan kamu hanya akan menderita jika kamu terus mempertahankannya. Wah, kamu terlalu muda dan cantik jika hidupmu terhambat karena ini. Semangatlah! Hidupmu masih panjang dan masih banyak uang yang akan kamu dapatkan, tahu? Jangan lupakan bahwa anak-anak selalu berujung memaafkan orang tua mereka. Gadis itu suatu hari pasti akan memaafkanmu, aku yakin.”*****Fia“Aku masih tercengang olah apa yang baru saja terjadi di sini. Suzy baru saja meninggalkan anaknya di sini bersamamu dan pergi begitu saja?” komentarku, berpikir bahwa itu sangat konyol. “Hal in
Suzy“Kalau begitu, selamat, Fia, jika itulah yang kamu inginkan,” katanya sambil menatapku dengan muram. “Kamu bilang temanku dan aku tidak disambut di sini, tapi bagaimana dengan Emy? Apakah dia disambut di sini? Kamu pernah ingin aku menyerahkan putriku padamu dan aku menolaknya, tapi aku kembali memikirkannya dengan lebih baik. Kamu akan tahu bagaimana caranya mengasuh putriku, jadi aku memintamu untuk menjaganya,” katanya padaku.Kuharap keputusan ini bisa kuambil dengan mudah, tapi tidak—sebaliknya, keputusan ini menyakiti jiwaku.“Apa? Apa yang kamu lakukan?” tanya Tama dengan raut wajah kebingungan. “Apakah kamu menyerah terhadap Emy?” Clara, aku, pasangan suami-istri itu, dan bayi-bayi kami masih berada di ruang tengah rumah Keluarga Kusuma seraya mereka menatap kami dengan terkejut setelah mendengar permintaanku.“Aku tidak dapat menjaganya, Tama. Emy baru-baru ini jatuh sakit dan ketika aku pergi ke rumah sakit, mereka mendiagnosisnya dengan masalah jantung kronis,” jela
Fia“Apa?” seru Tama ketika Neli, anggota staf kami, memberitahunya bahwa seorang wanita bernama Suzy ada di luar dan berkata bahwa wanita itu ingin berbicara dengannya. “Sungguh? Suzy ada di sini?” tanya Tama tercengang.“Mungkin saja benar. Pasti terjadi sesuatu pada bayinya. Dia terus meneleponmu beberapa kali,” kataku padanya, mengingatkannya akan hal itu.“Omong-omong, wanita yang bersama dengannya sangat agresif,” ujar Neli, membuatku mengernyit.“Agresif?” tanyaku, mencoba memahaminya.“Wanita ini mungkin Clara, temannya,” jelas Tama.“Gadis yang hampir Laura korbankan nyawanya untuknya di Tangerang Selatan? Oh, ya ampun. Dia pasti pengguna narkoba nakal lainnya,” kataku sambil memeluk bayiku seakan-akan secara naluriah ingin melindunginya.“Tidak apa-apa, Fia. Kamu tidak perlu terlalu mengkhawatirkannya. Aku hanya akan berbicara padanya, lalu aku akan kembali untuk mengurus anak-anak kita,” katanya padaku sambil beranjak ke arah pintu. Kami sedang menikmati siang hari be
Fia“Apa?” seru Tama ketika Neli, anggota staf kami, memberitahunya bahwa seorang wanita bernama Suzy ada di luar dan berkata bahwa wanita itu ingin berbicara dengannya. “Sungguh? Suzy ada di sini?” tanya Tama tercengang.“Mungkin saja benar. Pasti terjadi sesuatu pada bayinya. Dia terus meneleponmu beberapa kali,” kataku padanya, mengingatkannya akan hal itu.“Omong-omong, wanita yang bersama dengannya sangat agresif,” ujar Neli, membuatku mengernyit.“Agresif?” tanyaku, mencoba memahaminya.“Wanita ini mungkin Clara, temannya,” jelas Tama.“Gadis yang hampir Laura korbankan nyawanya untuknya di Tangerang Selatan? Oh, ya ampun. Dia pasti pengguna narkoba nakal lainnya,” kataku sambil memeluk bayiku seakan-akan secara naluriah ingin melindunginya.“Tidak apa-apa, Fia. Kamu tidak perlu terlalu mengkhawatirkannya. Aku hanya akan berbicara padanya, lalu aku akan kembali untuk mengurus anak-anak kita,” katanya padaku sambil beranjak ke arah pintu. Kami sedang menikmati siang hari be
Suzy“Dia masih tidak mengangkat teleponmu?” tanya Clara seraya dia mencoba membuat Emy diam karena bayi itu terus menangis tanpa henti.“Iya, dia terus mengabaikan aku,” jawabku dengan gugup sambil menelepon Tama lagi.“Dasar bodoh! Apakah dia hanya menghamilimu dan kemudian membuangmu seolah-olah kamu bukan siapa-siapa? Benar-benar bodoh!” amuk Clara, merasa jijik.“Kurasa aku harus pergi ke sana secara langsung dengan Emy,” kataku sambil meraih sebuah tas dan beranjak untuk memasukkan baju-baju bayi ke dalamnya.“Aku tidak akan melakukan ini jika aku adalah kamu, Suzy. Kamu terlalu pasrah dengan situasi ini. Jika aku jadi kamu, aku tidak akan memberikan dia kepuasan sedikit pun dan akan mengirimkan anak ini ke tempat mana pun yang menerima bayi untuk diadopsi. Si bodoh itu tidak pantas mendapatkan kepuasan apa pun darimu,” saran temanku, masih menggendong putriku.Aku mengernyit dengan ekspresi sedih, memikirkan hal itu. Aku baru-baru ini menemukan bahwa Emy memiliki penyakit
TamaEsok paginya, aku berada di kamar bersama Fia dan putri kami Abel, berbincang dan terkagum pada bayi yang baru lahir.“Bolehkah aku menggendongnya? Aku berjanji aku tidak akan menjatuhkannya,” tanyaku, mataku berbinar seraya aku menatap tuan putri di dalam tempat tidur bayi itu.Fia dan Abel tertawa mendengar perkataanku. “Kamu harus lebih berhati-hati, Papa,” kata gadis itu sambil menggelengkan kepalanya, meniru tingkah Fia yang selalu dia lakukan ketika Fia ingin mengajari kami.“Oh, tapi aku berhati-hati, kok,” komentarku, terlihat tersinggung, membuat mereka tertawa lagi.“Kamu itu sangat ceroboh, Tama,” kata Fia sambil mengangkat bayi Hansel dari tempat tidur bayi dan menggendongnya. “Duduklah di kursi itu. Lebih baik melakukannya di sana.” Dia menunjuk ke arah kursi dengan matanya dan aku pun duduk di sana sambil menghela napas.“Sekarang aku sudah siap. Bawa si kecil itu ke sini. Bawa dia,” kataku dengan lengan yang terentang. Fia menghampiriku bersama Abel dan dia me
Tama“Di mana Jason? Aku tidak melihat dia pergi,” tanya Niken, mulai curiga. Sudah beberapa menit berlalu sejak Jason berhasil menemui Laura dan aku sedang berada di ruang tengah dan berbincang dengan Gideon dan dokter itu, mengalihkan perhatian mereka.Aku mengangkat bahu untuk menanggapi pertanyaannya. “Terakhir aku melihat dia, dia bilang dia ingin ke kamar mandi,” jawabku sambil tersenyum, tapi kami semua adalah orang dewasa di sana dan aku bisa melihat dengan jelas di mana Jason sekarang.Niken mengangguk sambil tersenyum tipis. “Omong-omong, aku ingin menemui istrimu juga dan memberi selamat kepadanya,” katanya, ingin berkeliling rumah untuk mencari Jason, tapi aku tidak akan membiarkannya. Ini adalah rumahku.“Oh, kurasa itu bukan ide bagus sekarang. Fia dan Laura itu sangat dekat. Sekarang mereka pasti sedang membicarakan hal-hal yang intim, jadi lebih baik jangan mengganggu mereka. Fia baru saja melahirkan seorang bayi, tapi lain kali aku yakin dia tidak akan masalah bert