Share

Bab 264

Author: Meminger
Suzy

Anehnya, Tama terus menemaniku lebih lama dari yang kukira. Dia terus memberitahuku berita-berita baru, hal-hal yang telah terjadi ketika aku tidak sadarkan diri. Baru beberapa jam berlalu sejak aku kehilangan kesadaranku, tapi tampaknya seluruh dunia telah hancur. Aku diberi tahu bahwa berkat bantuan Jason, Laura berhasil menyelamatkan putrinya karena Jason dengan pintar memasang GPS pada kalung Anna dan terus melacak langkahnya untuk memastikan keamanan gadis itu karena mereka menghadapi banyak ketegangan dengan ancaman dari Kinan.

Aku juga diberi tahu bahwa Jason bahkan menemaninya dalam misi berbahaya Laura, yang mana Laura harus pergi ke markas Lukman untuk menyelamatkan nyawaku dan temanku. Entah dari mana, apakah Jason telah menjadi orang yang baik ataukah dia hanya melakukannya untuk meyakinkan Laura untuk kembali padanya? Jelas sekali bahwa dia belum menyerah terhadap Laura, jika dia memang akan menyerah terhadapnya.

Yang lebih membuatku terkejut adalah pasangan yang t
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kembalilah Padaku   Bab 265

    LauraAku baru saja berbicara dengan Suzy. Aku masih memegangi ponselku dan senyuman konyol tersungging di wajahku. Aku sangat bahagia semua hal berakhir dengan baik dan Suzy telah terbangun hingga aku mau tidak mau tersenyum. Hari itu terasa seperti wahana halilintar bagiku, dengan begitu banyak ketegangan dan aksi yang terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Segala halnya sangat sulit untuk ditangani, tapi setidaknya semuanya berakhir dengan baik. Setidaknya, aku berharap semuanya berakhir dengan baik.“Jadi, mengenai wanita yang meneror putrimu …,” kata Detektif Gunadi, yang memimpin penggerebekan markas Lukman, seraya dia menghampiri mobil ambulans tempat Clara dan aku sedang menerima perawatan. Pria itu masih tertutupi oleh debu dari puing-puing bunker akibat ledakan salah satu dindingnya, tapi dia tidak terlihat terluka atau terguncang. Lagi pula, itu adalah pekerjaannya dan dia baru saja mencapai kesuksesan yang luar biasa hari ini karena Lukman dan bawahannya telah menyulitk

  • Kembalilah Padaku   Bab 266

    LauraJason membawaku ke rumahnya dan tidak ada yang dapat kukeluhkan karena aku ingin memeluk putriku dan menghabiskan sisa malam ini bersamanya. Jason membawaku ke tempat Anna sedang tertidur dan aku hampir mati ketika aku melihatnya berbaring di ranjang dan memeluk bantal. Aku menghampirinya dan berlutut, memeluk dan menciumnya.“Aku sangat mencintaimu, sayang …. Aku sangat merindukanmu,” tangisku. Tiba-tiba, seluruh diriku hancur karena apa yang terjadi padaku hari ini. Aku merasa sangat lemah dan ketakutan. Demikian pula, aku telah melalui banyak hal.“Apakah kamu mau mandi dulu? Aku telah mengatur airnya dengan temperatur yang kamu suka,” kata Jason padaku sambil menghampiriku dengan lembut.Aku menatapnya, sedikit ketakutan, dan mengusap air mataku, mencoba membetulkan posturku. “Terima kasih. Aku akan mandi,” kataku sambil bangkit dari lantai dan beranjak ke kamar mandi kamar itu. Akan tetapi, aku memberi tahu Jason dulu. “Temani dia, oke? Jangan tinggalkan dia sendirian.”

  • Kembalilah Padaku   Bab 267

    Laura“Jangan terlalu memercayai Graham, Lau. Kamu tahu dia hanya memberitahumu semua kebohongan itu untuk membuatmu kebingungan dan menculik putrimu,” kata Suzy dari ujung telepon lainnya, menunjukkan bahwa dia tidak percaya kalau dia dan aku bersaudara.Aku tidak bisa menyangkal bahwa aku sedikit kecewa dengan jawabannya karena, jika dipikirkan baik-baik kisah kami dan hal-hal yang kami lalui di masa lalu, ada konsistensi yang kuat bahwa, terlepas dari segalanya, Graham telah mengatakan yang sebenarnya. Sebenarnya, mudah untuk mengakui itu, tapi Suzy bersikap seakan-akan dia tidak ingin hubungan ini ada di antara kami dan aku tidak dapat memahaminya.“Iya, Graham memang sangat jahat, tentunya,” jawabku sambil tertawa pelan. “Namun, dengan begini, kita bisa melakukan tes DNA sederhana hanya untuk memastikannya,” saranku seolah-olah aku tidak menginginkan apa-apa.“Oh, kamu tidak perlu mengkhawatirkan itu, Laura. Itu tidak penting sekarang. Ada hal-hal yang lebih penting dan mendes

  • Kembalilah Padaku   Bab 268

    Laura“Jason? Apakah dia bersamamu?” Di panggilan telepon itu, Gideon bertanya padaku setelah aku merangkum sedikit mengenai hariku yang rumit kemarin. Aku baru saja menyebutkan Jason di laporanku dan bahkan tidak menyadari bahwa itu dapat membuat Gideon cemburu.Aku menggigit bibirku, merasa gelisah, mengingat bagaimana Jason hampir selalu ada dan membantuku dengan hampir segalanya kemarin. Bukankah itu akan membuat Gideon khawatir karena Jason tetaplah mantan suamiku dan kami masih memiliki masalah yang belum terselesaikan?“Oh, iya. Jason muncul di tengah-tengah semua kebingungan ini dan membantuku. Kamu tahu dia dan aku tinggal di kota yang sama,” jawabku, memperbaiki rambut pirangku yang sudah memudar. Mungkin aku harus kembali mengecatnya dengan warna cokelat seperti dulu.“Sungguh, dia muncul untuk membantumu? Untunglah dia ada di sana untuk membantu. Lagi pula, Anna adalah putrinya juga. Akan aneh jika dia tidak ada di sana dalam situasi yang mengkhawatirkan itu,” katanya,

  • Kembalilah Padaku   Bab 269

    Laura“Apa yang kamu bicarakan, Jason? Kenapa Anna dan kamu akan mengacaukan sesuatu?” tanyaku padanya, ingin tahu apa yang dia maksud. “Apakah menurutmu aku merasa menyesal karena berbicara dengan pacarku saat Anna dan kamu ada di sini? Mengapa aku harus merasa bersalah? Apa salahku? Aku benar-benar berterima kasih padamu karena telah sangat membantuku kemarin, tapi jangan berpikir macam-macam, Santoso. Kamu tahu betul kisah kita sudah berakhir.” Aku memastikan untuk mengatakan itu padanya.Jakunnya bergerak di tenggorokannya seraya dia menelan ludah, merasa gugup mendengar perkataanku. “Aku tahu kita sudah putus, tapi sejujurnya, aku masih merasa itu sangat disayangkan, Laura. Apakah kamu tahu apa yang Anna katakan padaku kemarin? Dia bilang dia berharap kita tinggal bersama lagi sebagai sebuah keluarga, seperti seharusnya. Tidakkah kamu pikir putri kita pantas mendapatkan itu, Laura?” tanyanya dengan penuh harap, alisnya berkerut dengan ekspresi yang sangat sedih. Jelas sekali dia

  • Kembalilah Padaku   Bab 270

    TamaSehari sebelumnya, segala hal begitu kacau ketika Suzy harus segera dirawat di ruang gawat darurat dan harus melahirkan. Selain itu, dia harus berjuang mempertahankan hidupnya, jadi dia bahkan tidak dapat mempersiapkan dirinya dengan baik untuk keseluruhan proses melahirkan itu. Putri kami akan meninggalkan tempat penitipan bayi dalam beberapa jam lagi dan kami bahkan belum menyiapkan popok. Bagian terburuknya adalah Suzy masih belum sehat. Dia hampir tidak bisa berdiri karena operasi caesar yang telah dilakukannya dan lain sebagainya.“Apa-apaan! Seharusnya tidak seperti ini. Aku sudah mempersiapkan segalanya untuk tanggal jatuh tempo kelahiran Emy yang seharusnya masih tiga minggu lagi,” komentarnya, merasa frustrasi. Semuanya benar-benar kacau. Bahkan Clara, temannya, tidak dapat membantunya pada saat itu karena luka yang dia terima dari penculikan Lukman dan para bawahannya.“Emy? Apakah itu nama yang kamu pilih untuk putri kita?” tanyaku dengan penasaran.Dia terkekeh mes

  • Kembalilah Padaku   Bab 271

    TamaAku masih terkejut oleh perkataan Jason. Aku tidak mengerti kenapa dia terus mendesak percintaan di antara aku dan Suzy meskipun dia tahu aku sudah menikah dan, maka dari itu, kendati segalanya, aku masih mencintai istriku.Setelah itu, aku pergi ke apartemen Laura. Ketika aku tiba di sana, aku melihat bahwa ada petugas polisi dan penjaga keamanan dengan pakaian polos. Aku telah mendengar seseorang ditemukan meninggal di tempat itu, tapi para forensik telah pergi dengan tubuh korban tersebut dan tidak ada penyelidikan yang benar karena rekaman kamera pengawas menunjukkan bahwa Graham adalah pembunuhnya.Begitu aku diperbolehkan memasuki rumahnya, aku mencari kamar Suzy dan mengambil perlengkapan bayi yang Suzy bilang sudah dia persiapkan untuk kelahiran putri kami. Kemudian, aku kembali ke mobil dengan kekhawatiran lainnya. Aku menelan perasaanku dan menelepon Jason meskipun aku tahu aku baru saja meneriakinya.“Ada apa? Kenapa kamu meneleponku setelah kamu mematikan telepon t

  • Kembalilah Padaku   Bab 272

    Suzy“Apa? Kamu mau membelikanku rumah karena putriku?” tanyaku pada Tama ketika dia memberitahuku hal itu.“Iya, aku berencana begitu. Kamu tidak memiliki sumber pendapatan yang jelas. Kamu harus mengatur kehidupan finansialmu terlebih dulu, tapi sekarang Emy dan kamu membutuhkan dukungan. Akan lebih logis bagimu untuk menerima penawaranku,” jelasnya sambil mengangkat bahunya seolah-olah itu adalah hal yang sudah jelas.Seperti yang diharapkan, para dokter menyerahkan putriku padaku siang itu, jadi sekarang aku bisa menggendongnya di pelukanku dan melihatnya dari dekat. Dia begitu manis, sangat menggemaskan. Rambut dan matanya sejernih Tama, tapi aku juga bisa melihat beberapa detail diriku pada anak itu.Anehnya, Tama terus berada di rumah sakit itu sampai sekarang. Sejak kemarin, dia hanya pergi ke apartemen Laura untuk mengambilkan barang-barang yang putriku dan aku perlukan, lalu dia dengan cepat kembali. Aku tidak bisa tidak berterima kasih dan mengatakan bahwa bantuannya san

Latest chapter

  • Kembalilah Padaku   Bab 489

    Laura“Astaga, ini indah sekali!” seruku dengan gembira saat aku memasuki balkon mansion. Begitu aku pulang, Jason sedang menungguku di pintu rumah dan menutupi mataku dengan penutup mata, tersenyum dengan misterius dan menuntunku ke ruang itu untuk menunjukkan kejutan untukku.Dia telah berjanji padaku bahwa dia akan memasak dan membuat makan malam hari ini, tapi aku tidak sangka dia mempersiapkan sesuatu yang romantis dengan detail untuk kami. Balkon itu didekorasi dengan lampu-lampu kecil yang menyala dengan redup, memberikan tempat itu penampilan yang lebih mencolok, dan kelopak mawar tersebar di lantai parket kayu. Ada juga lilin di tempat-tempat yang strategis dan di tengah meja, tempat makan malam kami menunggu kami.“Jadi, bagaimana menurutmu? Aku mencoba mengejutkanmu kali ini. Apakah kamu menyukainya?” tanyanya. Aku terkekeh sambil menatapnya.“Tentu saja aku menyukainya, sayang! Ini indah sekali … astaga, kamu adalah suami yang terbaik!” Aku memeluknya, memejamkan mataku

  • Kembalilah Padaku   Bab 488

    Anna“Bisakah kita menebus waktu yang telah hilang? Sepertinya menyenangkan jika aku memiliki kesempatan untuk merayumu seperti nona sejati yang pantas untuk dirayu,” katanya. Kata-katanya membuat kupu-kupu di dalam perutku berkibar dengan antisipasi.Itu sama saja seperti memintaku untuk menjadi pacarnya.Tersentuh oleh kata-katanya, aku tersenyum begitu lebar dan mengangguk. “Tentu saja aku mau, Panca,” jawabku padanya. “Akan tetapi, kamu tahu aku bukan gadis yang mudah untuk didapatkan.”Dia terkekeh, tersenyum penuh harapan padaku juga. “Tidak apa-apa. Aku bisa menangani itu. Aku mengenalmu dengan sangat baik dan aku tidak takut untuk menghadapi tantangan ini yaitu kamu,” katanya padaku.Aku hampir tidak dapat memercayai bahwa ini benar-benar terjadi. “Aku sudah memimpikan ini beribu kali,” gumamku.Panca meraih liontin yang menggantung di kalungnya dan meraih liontin yang menggantung di kalungku juga, lalu dia menyatukan mereka, seakan-akan dia sedang menyatukan hati kami. “

  • Kembalilah Padaku   Bab 487

    AnnaPanca membawaku masuk ke dalam apartemen, lebih tepatnya kamarnya, yang merupakan tempat dengan dekorasi gelap dan heavy metal. Itu tidak membuatku terkejut karena aku mengenal dia dan aku tahu kalau dia selalu begini sejak dulu. Dia duduk di sebuah sofa dan membuatku duduk di pangkuannya, supaya kami bisa berpelukan dengan lebih nyaman, bertukar pandang dan belaian.“Aku masih sulit memercayainya meskipun kamu sedang duduk di pangkuanku,” komentarnya sambil mengusap wajahku dengan punggung tangannya.Aku tersenyum dengan manis padanya. “Ini memang seperti mimpi.”“Kamu menjadi gadis yang cantik sekali. Lebih cantik dibandingkan ketika kamu hanya berusia 11 tahun. Maksudku, sekarang kamu sudah hampir menjadi wanita dewasa,” katanya sambil memandangku.“Kamu juga terlihat berbeda,” kataku. “Kamu lebih tinggi.” Aku memegang tangannya dengan kedua tanganku. “Wajahmu pun lebih lebar dan lebih seperti lelaki.”“Apakah kamu menyukai apa yang kamu lihat?” tanyanya dengan senyum nak

  • Kembalilah Padaku   Bab 486

    AnnaAku baru saja berbincang dengan ibuku di telepon. Dia bertanya padaku apakah aku sungguh baik-baik saja. Aku tentunya sudah memberitahunya bahwa aku baik-baik saja, tapi pada saat itu, aku tidak tahu apakah aku benar-benar baik-baik saja.Kemudian, aku masih berada di dalam mobilku, terparkir di depan gedung mewah yang ditinggali oleh Amanda Mardian, kakak Panca.“Aku tinggal bersama kakakku sekarang.” Aku mengingat kata-kata Panca ketika kami bertemu di kelas aljabar itu. “Jika kamu pintar, kamu akan menjauh dariku supaya kamu tidak akan terlibat masalah,” katanya, tapi aku tetap berada di depan gedung tempat dia tinggal dan hendak mengejarnya.Ketika aku masih kecil dan Panca dan aku menjadi sangat dekat, aku adalah orang yang bisa memahami Panca lebih baik dari siapa pun. Aku tahu dia sangat cerdas dan pintar membuat strategi juga, jadi dia tidak akan memberikanku alamatnya jika dia tidak ingin aku menemukan dia.“Aku tinggal bersama kakakku sekarang. Jika kamu pintar, kam

  • Kembalilah Padaku   Bab 485

    Laura“Jadi, Lau, apakah kamu berhasil berbicara dengan putrimu?” tanya Fia ketika aku kembali setelah pergi sebentar untuk menelepon Anna di balkon tempat pijat mewah itu.“Oh, iya. Aku sudah berbicara dengannya,” jawabku sambil menghela napas lega seraya kembali duduk. “Dia hanya disibukkan oleh tugas aljabar. Pasti itulah mengapa dia tidak bisa membalas teleponmu, Abel,” kataku pada gadis yang sedang bersama kami. Dia dan Anna sangat dekat, jadi dapat dipahami kenapa dia sangat mengkhawatirkan putriku.“Lihat? Sudah kubilang kamu tidak perlu terlalu khawatir,” kata Fia, terkekeh pelan.Namun, Abel masih terlihat ragu. “Entahlah, Bibi Laura. Anna terasa sangat aneh hari ini,” ujar gadis itu dengan bimbang.“Aneh? Apa maksudmu dengan itu?” Aku mengernyit, kebingungan.“Aku tidak tahu.” Dia mengangkat bahunya. “Dia bersikap aneh, dia bahkan putus dengan Ciko,” katanya.“Oh, sungguh?” Aku terkejut mendengarnya, aku tidak dapat menyangkalnya.Aku mengingat percakapan yang Anna da

  • Kembalilah Padaku   Bab 484

    Laura“Jadi, Layla dan Gideon bercerai?” Fia terkejut ketika dia menanyakan itu. Dia dan aku sedang berada di ruang tunggu di tempat pijat, mengenakan mantel mandi ungu muda dan meminum anggur bersoda. Seperti yang disetujui, setelah aku selesai bekerja, Fia dan aku pergi ke spa. Jadi, dia dan aku bergosip seperti biasa.Aku mengangguk setelah menyesap minumanku. “Iya, mereka bercerai. Lalu, ternyata itu sudah cukup lama,” tambahku.Temanku terkesiap dengan mulut yang membulat. “Ya ampun, aku benar-benar tidak menyangkanya,” komentarnya. “Bukankah Layla-lah yang terus berkata bahwa dia menikah dengan bahagia dan bahwa pernikahan dia sempurna? Lihatlah apa yang terjadi pada orang-orang yang terus menyombong.” Dia tertawa kecil, membetulkan rambutnya yang sekarang lebih panjang, mengenai dadanya.“Kurasa masalahnya sebenarnya adalah orang yang Layla putuskan untuk nikahi,” kataku, mengerutkan hidungku.“Kamu membicarakan tentang pertanda-pertanda buruk itu, ‘kan?” tebak Fia.“Benar

  • Kembalilah Padaku   Bab 483

    LauraAku tidak percaya bahwa Layla Raharjo, yaitu Layla Nalendra, ada di hadapanku, memohon padaku untuk kembali bekerja di Hextec bersamaku. Maksudku, dialah yang meninggalkan itu semua untuk menikah dan pergi ke Surabaya dan memulai kehidupan baru di sana dengan suaminya. Bertahun-tahun kemudian, di sinilah dia, meminta untuk kembali dan bekerja di sini lagi.“Namun, kenapa kamu meminta ini, Layla? Apakah kamu sudah tidak tinggal di Surabaya lagi?” tanyaku, benar-benar terkejut.Dia menggelengkan kepalanya. “Tidak juga,” jawabnya. “Sudah beberapa saat sejak aku meninggalkan Surabaya dan kembali ke Jakarta. Aku tinggal di rumah nenekku, tapi sekarang aku merasa siap untuk kembali bekerja.” Dia mengangguk seakan-akan dia memiliki keinginan baru untuk hidup sekarang.“Pernikahanmu berakhir, ya?” Kata-kata itu tidak keluar sebagai pertanyaan, karena aku sudah tahu betul raut wajah orang yang kesakitan di dalam—Layla memiliki raut wajah itu.Dia mengangguk, tersenyum dengan lemah. “

  • Kembalilah Padaku   Bab 482

    Laura“Layla! Lama tidak berjumpa,” kataku dengan gembira, beranjak menghampiri untuk memeluknya saat dia memasuki ruang kerjaku.“Oh, Laura, aku sangat merindukanmu,” katanya sambil tersenyum untukku seraya dia membalas pelukanku. Aku benar-benar tidak memiliki permasalahan dengannya karena aku selalu menyukai dia. Dia adalah orang yang baik sekali padaku kendati segala hal yang telah terjadi.“Aku juga merindukanmu,” kataku seraya aku memandangnya. “Kamu menghilang dan tidak datang kemari lagi. Aku bahkan mengira Surabaya sudah mencurimu dari kami.”Dia tertawa mendengarnya, menggelengkan kepalanya. “Tidak ada satu hal pun dan siapa pun yang bisa membuatku melupakan Jakarta,” katanya.“Yah, itu adalah hal yang menyenangkan untuk diketahui, kuakui.” Aku tersenyum dan kemudian menunjuk ke arah sofa di samping jendela ruang kerjaku yang seluruhnya berkaca dari lantai sampai langit-langit dengan gorden yang ditarik ke samping, sehingga membiarkan cahaya matahari dan udara segar mema

  • Kembalilah Padaku   Bab 481

    Laura“Kamu mau makan apa untuk makan malam hari ini? Fetucini dengan jamur atau tenderloin dengan kentang?” tanya Jason padaku di ujung telepon lainnya. Dia terdengar bersemangat untuk mempersiapkan makan malam untukku dan itu membuatku senang.“Em, aku suka tenderloin, tapi aku juga ingin fetucini. Aduh, ya ampun, aku harus bagaimana sekarang?” Aku menghela napas sambil berbicara padanya di telepon. Aku sedang berada di tempat kerjaku sambil fokus pada pekerjaanku dan, pada saat yang sama, berbicara dengan suamiku di telepon.“Aku bisa buatkan dua-duanya kalau kamu mau,” usul Jason setelah terkekeh.“Aduh, seharusnya aku pilih satu saja,” gumamku. Jason terkekeh lagi.“Ini bukan salahmu, kamu hanya tidak dapat menahan masakanku, jadi sulit untuk memutuskan. Kamu tahu aku mahir dalam segala hal yang kulakukan,” sombongnya, seperti biasa.“Hm, karena kamu bersikeras, aku ingin dua-duanya,” kataku padanya, tersinggung.“Astaga, aku tahu kamu senang menghukumku, ‘kan, wanita? Namu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status