Share

Bab 183

Author: Meminger
Laura

“Apakah kamu yakin aku tidak perlu ke sana?” tanyaku dengan tanganku di atas jantungku, sangat mengkhawatirkan temanku setelah mengetahui bahwa dia jatuh sakit dan sekarang sedang ada di klinik dan dirawat oleh dokter.

“Iya, iya, dia hanya sedang berobat dengan benar. Dokter bilang tekanan darahnya terlalu tinggi karena emosi yang keluar. Sekarang, dia sedang istirahat dan tidak dalam bahaya. Kamu tidak perlu terlalu mengkhawatirkannya. Semuanya sudah dalam kendali sekarang,” kata Tama dari ujung telepon.

Aku menghela nafas, benar-benar mengkhawatirkan Fia. Aku telah memperingatinya bahwa bukan ide bagus baginya untuk stres karena kehamilan Suzy, tapi gadis itu tampak telah menautkan sesuatu dalam kepalanya sampai tidak ada satu pun orang yang bisa mengubah pikirannya.

“Baiklah. Kabari aku, Tama,” pintaku.

“Tentu saja, aku akan memberimu kabar, kamu tidak perlu memintanya. Bagaimana dengan Abel? Apakah dia baik-baik saja?” tanyanya, mengkhawatirkan putrinya.

“Dia menanyakan
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kembalilah Padaku   Bab 184

    “Apa maksudmu? Apa yang terjadi?” tanyanya, terdengar benar-benar khawatir. Lagi pula, Anna adalah putrinya.“Ternyata kamu, seperti biasa, tidak memedulikan konsekuensinya dan membuka mulut sampahmu untuk menyinggung hal-hal buruk itu pada Suzy,” kataku.“Apa? Apakah kamu dan temanmu hanya bersabar dengannya karena anak Tama yang sedang dia kandung dalam perutnya?” tanyanya dengan natural.“Fia dan aku tidak hanya sedang bersabar dengannya, Jason. Aku tahu kamu sedikit sosiopat yang tidak memedulikan perasaan orang lain, tapi cobalah gunakan mulutmu dengan lebih hati-hati supaya kamu tidak melukai orang lain, terutama jika itu mengenai wanita hamil. Setidaknya, cobalah untuk melakukan itu ketika kamu berada di rumahku,” kataku tidak sabar, mengingat masalah besar yang telah dia timbulkan terhadapku.“Em, apakah itu berarti aku bisa lebih sering berkunjung ke rumahmu?” tanyanya dengan senyum nakal.Aku hanya menghela nafas, mengetahui bahwa pria itu sudah tidak tertolong. “Aku ser

  • Kembalilah Padaku   Bab 185

    Laura Malam itu, aku hampir tidak tidur sama sekali. Memikirkan mengenai apa yang terjadi di pesta Anna, pikiranku berpindah-pindah memikirkan antara Fia dan Suzy. Apakah mereka membenci satu sama lain sekarang? Apakah mereka bermusuhan sekarang? Lalu, bagaimana jadinya permasalahan mengenai anak-anaknya? Karena Suzy sekarang telah melanggar kesepakatan dengan Fia, apakah dia akan mengasuh bayinya sendiri? Kuharap begitu, tapi juga jika seseorang sedang tidak mampu mengasuh seorang anak, akan lebih baik jika mereka mencari alternatif lain.Saat itu hampir pukul 5 pagi ketika aku terbangun, tidak tidur sama sekali, dan aku terus berpikir dan berpikir. Apakah yang telah Jason katakan mengenai Suzy itu benar? Apakah dia melihatku sebagai sosok ibu dan menjadi terikat denganku? Apakah dia memercayai bahwa kami akan menjadi sebuah keluarga?“Aku berakhir membodohi diriku sendiri…,” Aku memikirkan mengenai perkataan Suzy padaku. “membuat ilusi di kepalaku, dan berpikir bahwa kalian bisa

  • Kembalilah Padaku   Bab 186

    FiaKetika kesadaranku kembali untuk menaatiku, aku membuka mataku, menatap ke langit-langit putih dari kamar klinik tempatku berada. Ada suara bip dari mesin medis dan jarum yang tertancap ke lenganku. Saat itu sudah pagi, aku bisa mengetahuinya karena sinar matahari pagi memasuki jendela ruangan tempatku dirawat dan karena kicauan burung di luar.Aku juga menyadari bahwa Tama meringkuk di dipan di samping ranjangku seraya dia tidur, memegang tanganku yang bebas. Dia tertidur dengan lelap, mendengkur dengan pelan. Aku mengernyitkan dahi dengan lemah, tidak memahami apa yang dia lakukan di sana. Maksudku, dia tahu bahwa aku telah mengkhianatinya, tapi dia masih berada di sana, memegang tanganku.Aku mencoba mengangkat tanganku untuk mengusap dahiku, tapi selang yang dimasukkan ke dalam pembuluh darahku membuat lenganku sakit karena pergerakan yang tiba-tiba, jadi aku meringis melalui gigiku, mengerang kesakitan.“Apa?” kata Tama ketika dia terbangun, itu sudah cukup untuk membuatny

  • Kembalilah Padaku   Bab 187

    “Fia, kamu tidak perlu melakukan semua itu. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu hanya karena itu. Aku tidak menikahimu karena ingin memiliki anak. Aku menikahimu karena aku mencintaimu dan aku akan selalu mencintaimu,” katanya, menggenggam tanganku.Namun, aku menarik tanganku. “Walaupun begitu, aku masih merasa tidak berguna sebagai seorang wanita, Tama. Rasanya seperti aku gagal dalam sesuatu,” ujarku, mengusap mataku yang berair.“Oh, Fia… Kita tidak perlu melalui semua hal ini. Kita berdua telah membuat banyak kesalahan… Itu di luar kendali kita. Pernikahan kita hampir berakhir karenanya… Oh, sayangku…,” gumam Tama, juga menangis. “Maafkan aku karena suatu hari kita melupakan alasan sebenarnya kita menikah. Anak-anak bukanlah segalanya dalam suatu pernikahan. Hal yang terpenting adalah kita sebagai pasangan mencintai dan mendukung satu sama lain setiap hari, tapi kita mengenyampingkan itu dan membakar hati kita dengan keinginan untuk menjadi orang tua sampai kita berakhir merusa

  • Kembalilah Padaku   Bab 188

    LauraBeberapa minggu kemudian“Bagaimana jika perayaan penyambutan bayinya bertema warna hijau?” tanya Fia padaku ketika kami sedang berbincang di telepon.“Em, sepertinya akan konseptual. Akan sedikit berbeda dari merah muda dan biru seperti biasanya,” jawabku, melihat ke luar jendela mobil. Aku sedang pergi ke kantor Perusahaan Williams untuk pekerjaan.Seperti yang diprediksi, kerja sama antara Williams Jewels dan Hextec sukses besar sampai kedua perusahaan tersebut sedang dalam masa kejayaannya. Bahkan lebih dari itu karena Albert Williams, CEO dari Perusahaan Williams, telah menyarankan bahwa Hextec tidak hanya berperan dalam pemasaran digital terhadap produk-produk perusahaannya, tetapi juga berpartisipasi dalam pembuatan desain perhiasan yang jauh lebih elegan dari apa yang telah dibuat sampai sekarang. Hextec, untuk pertama kalinya, akan berpartisipasi dalam pembuatan suatu produk, yang merupakan salah satu tujuan utama kami. Ini tentunya membuatku merasa terpenuhi.“Kamu

  • Kembalilah Padaku   Bab 189

    Asisten rapat menunjukkan tempat duduk yang langsung kududuki setelah menyapa semua orang yang hadir, yang bersikap ramah padaku, kecuali pria yang terduduk di samping Max. Dia hanya mengangguk pelan ketika aku memperkenalkan diriku padanya.“Aku berhasil membawa Gid keluar dari kota panas bernama Surabaya dan membawanya kemari. Dia akan menjadi salah satu investor utama dalam proyek terbesar kita,” kata Max padaku. Hari ini, ujung dari rambutnya yang mencuat terlihat berwarna hijau mencolok. Tentunya bukan warna yang sama dengan yang akan digunakan Fia untuk perayaan penyambutan bayinya.“Oh, senang bertemu denganmu, Tuan Nalendra,” kataku, mengangguk dengan sopan pada pria itu, mencoba tidak merona seraya mengingat bagaimana aku telah bersikap kasar padanya beberapa menit yang lalu. Dia hanya mengangguk tanpa menjawab apa-apa.“Namun, kalian berdua terlihat seperti pernah bertemu sebelumnya,” singgung Max, tidak ingin melewatkan hal itu. Raut wajahnya terlihat penasaran.“Aku ber

  • Kembalilah Padaku   Bab 190

    Laura“Oh, Laura. Kamu kenapa, sih?” tanyaku pada diri sendiri, berdiri di luar toilet, melihat bahwa aku telah memasuki toilet pria. Yah, aku tidak memperhatikannya dengan baik. Benakku dipenuhi oleh perihal dengan Fia yang harus aku tangani.Astaga! Sekarang pasti kesan Gideon Nalendra terhadapku benar-benar buruk. Aku menghela nafas dan beranjak ke lift. Apakah dia akan memberi tahu adiknya? Adiknya mungkin akan memberi tahu Jason, lalu semua orang akan mengetahui kejadian memalukan itu. Yah, untungnya dia sedang memunggungiku sehingga aku tidak melihat bagian privatnya.Ketika aku turun ke lantai satu dari gedung itu dan beranjak keluar, aku menyadari bahwa di luar sedang hujan dan aku tidak membawa payung hari ini. Sial sekali! Mobilku diparkirkan di seberang jalan. Apakah hujannya akan berhenti jika aku menunggu sebentar? Aku tidak yakin. Pada akhirnya, aku tidak memiliki pilihan lain selain membasahi diriku sebelum memasuki mobilku. Aku tidak ingin sopirku basah karena mencob

  • Kembalilah Padaku   Bab 191

    Angin dingin berembus ke arahku, jadi aku merapatkan jaketku. Apakah dia akan membiarkan aku kedinginan di luar sini sampai aku menyerah dan pergi? Dia pasti sangat marah padaku.Untungnya, pintu itu terbuka dan muncullah Tama. Dia menatapku dengan sedikit gelisah, jadi hanya dengan melihatnya, aku bisa tahu kalau Fia tidak ingin bertemu denganku. “Hai, Lau… Masuklah, kamu pasti kedinginan di luar,” katanya, membuatku mengangguk dan memasuki rumah mereka.“Terima kasih, Tama,” ujarku, melepas jaketku karena di dalam udaranya hangat dan nyaman. Fia berdiri beberapa meter dariku sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya. Perutnya yang hamil mulai sedikit terlihat melalui kain bajunya dan raut wajahnya tampak benar-benar kecewa.“Halo, Nyonya Tanusaputera. Apakah Anna datang bersamamu?” tanya Abel seraya dia menghampiriku untuk memelukku.“Hai, sayang,” kataku, membalas pelukan gadis itu. “Anna tetap di rumah hari ini, tapi bagaimana jika kamu ikut ke taman bermain bersama

Latest chapter

  • Kembalilah Padaku   Bab 421

    Beberapa minggu kemudianLauraSaat itu adalah hari Minggu siang. Anak-anak sedang bermain di kolam renang. Jason dan teman-temannya sedang berbincang dan meminum bir sambil mempersiapkan barbeku. Ibuku dan Rosa sedang berjemur di samping kolam sambil bersenang-senang melihat anak-anak bermain. Fia dan aku sedang berbagi pengalaman di dapur selagi kami mempersiapkan makan siang.Sebenarnya, akulah yang mempersiapkan makan siang karena Fia tidak bisa masak dan sangat ceroboh di dapur. Namun, aku tidak peduli. Aku malah merasa itu lucu. Belum lagi, aku suka memasak untuk semua orang, termasuk Fia. Dia telah melakukan banyak hal untukku sehingga aku berterima kasih padanya meskipun dia hanya melakukan hal yang minimum.“Wah! Saladnya terlihat luar biasa, Lau. Kamu hebat sekali,” puji Fia dengan gembira saat dia melihat makanannya.“Terima kasih banyak, sayang. Ini namanya salad khas Milan dan ini cocok sekali dimakan dengan daging merah,” kataku sambil tersenyum.“Oh, benar. Itu kel

  • Kembalilah Padaku   Bab 420

    Laura“Astaga, kamu terlihat cantik sekali!” seru Fia, senang sekali, memandangku dengan mata yang penuh perasaan.“Apakah menurutmu aku benar-benar terlihat cantik?” tanyaku sambil tersenyum kecil seraya aku memandang cermin dan meluruskan gaunku.Aku sudah selesai berdandan dan siap untuk pernikahannya. Tidak seperti gaun yang pertama, gaun ini lebih sederhana dan lebih nyaman. Ada karangan bunga di kepalaku dan rambutku digerai di sekitar pundakku. Riasan wajahku ringan dan percaya diri. Senyumanku cantik di wajahku.“Kamu terlihat memesona, Laura. Aku yakin Jason akan jatuh cinta lagi ketika dia melihatmu,” jawabnya dengan semangat.“Bibi Fia benar, Mama,” kata Anna sambil memandangku dengan mata penuh cinta. “Mama terlihat cantik bagaimanapun itu.”“Astaga, sayangku.” Aku tersenyum dan memeluknya. “Terima kasih, tuan putriku. Sekarang, sebaiknya kita pergi, Papa telah menunggu lama sekali.”Tidak seperti pagi itu ketika Jason dan aku akan menikah di kapel, sekarang kami mem

  • Kembalilah Padaku   Bab 419

    LauraAku sedang mengenakan jubah berbulu setelah mandi dengan air panas, jadi aku bisa pulang dengan aman bersama keluargaku dan orang-orang yang kusayangi.Fia ada di sana bersamaku, merawatku dan menghiburku melalui peristiwa menegangkan yang baru saja kualami beberapa saat yang lalu.“Bagaimana reaksi para tamu ketika kamu harus mengumumkan bahwa pernikahannya dibatalkan?” tanyaku padanya saat dia dengan pelan menyisir rambutku.Dia terkekeh dengan lemah sekarang. “Seperti biasa, terkejut dan berspekulasi, tapi kamu tidak perlu memikirkan hal itu. Yang penting adalah kamu ada di sini dengan aman,” katanya padaku.“Hmm, tidak apa-apa.”“Kuharap Suzy tidak pernah keluar dari penjara lagi dan dia akan dikirimkan ke penjara dengan keamanan tingkat tertinggi di sisi lain dunia supaya dia tidak pernah bisa melarikan diri dari sana,” katanya, membuatku sedikit tertawa.“Itu benar, Fia. Kinan juga mendapatkan akhir yang dia cari, semua karena keserakahannya,” komentarku, lalu aku me

  • Kembalilah Padaku   Bab 418

    LauraAir di dalam danau itu dingin meskipun saat itu masih musim kemarau. Tubuh Kinan dan perabotan masih terikat denganku, mencengkeramku dan menarikku ke dasar danau. Aku mencoba membebaskan diriku dari mayatnya, mendorongnya menjauh dariku, dan mencoba berenang ke permukaan. Akan tetapi, dengan tangan yang terikat, itu bukanlah hal yang mudah.Ada air yang memasuki lubang hidung dan mulutku, membuatku panik. Aku mencoba melepaskan diriku dari ikatan di pergelangan tanganku dan mencoba memperjuangkan hidupku. Namun, dengan tangan yang terikat, aku pasti mati. Ketika aku mempertimbangkan untuk menyerah, aku merasa tangan Jason yang kuat mencengkeram pinggulku dan menarikku ke permukaan.Jason berenang bersamaku ke dek yang ada di dekat sana. Petugas polisi dan petugas pemadam kebakaran menarik kami keluar dari air. Aku terbatuk-batuk dan memuntahkan air yang telah kutelan. Gaun pengantin dan rambutku basah oleh air. Tubuhku gemetar karena kedinginan dan Jason pun memelukku. Mereka

  • Kembalilah Padaku   Bab 417

    Laura“Sudah kubilang lepaskan dia!” Matanya menyala dengan amarah.Kinan terlepas dariku dan berdiri di samping Suzy, menertawaiku dengan lantang. Suzy tetap mengarahkan pistolnya kepadaku, menatapku dengan tajam, seakan-akan dia sudah mendapatkan aku di tempat yang dia inginkan.“Apakah kamu tahu sudah berapa kali aku memimpikan momen ini, Laura? Aku akhirnya akan membunuhmu,” katanya, hatinya dipenuhi oleh kebencian dan dendam.Aku menghela napas di saat itu. Bayangan anak-anakku dan suamiku terbesit di benakku. Aku memikirkan tentang hal-hal yang masih bisa kulalui bersama mereka dan ditemani mereka. Meskipun aku sangat menyesali hal itu di hatiku pada saat itu, aku tidak takut mati. Aku memiliki jiwa yang bersih dan tidak memiliki penyesalan sedikit pun.“Aku hanya bisa berduka tentangmu, Suzy,” kataku pada akhirnya, berpikir hidupku akan berakhir pada saat itu.Namun, mengejutkan bagiku, ketika dia menarik pelatuknya, seseorang mendorongnya dengan sangat keras sehingga dia

  • Kembalilah Padaku   Bab 416

    LauraAku sedang menunggu sebuah kesempatan untuk kabur dari tempat itu. Itu tidak semudah yang kubayangkan dan mereka tidak memberiku jeda sedikit pun. Tepat ketika kukira aku memiliki waktu untuk merencanakan pelarian diri, Kinan dan Suzy melepaskan ikatanku dan membawaku ke sebuah kapal pesiar kecil. Mereka terlihat gugup, seakan-akan mereka telah menerima sebuah peringatan atau semacamnya.“Apa yang kalian lakukan? Kalian mau membawaku ke mana?” tanyaku seraya mereka memaksaku untuk berjalan di dek danau. Gaun pengantinku merayap di bawah papan kayu, tanganku masih terikat.“Diam saja. Itu bukan urusanmu,” jawab Kinan dengan kasar.Aku menghela napas pasrah dan memandang ke semua tempat untuk fokus pada apa pun yang bisa membantuku nanti. Namun, dalam gelombang harapan, aku sudah mendengar suara-suara helikopter beroda mobil menghampiri tempat itu. Jason telah menangkap mereka. Akhirnya!“Itu Jason,” gumamku dengan penuh emosi. Sesaat, aku sempat kehilangan harapan dan berpiki

  • Kembalilah Padaku   Bab 415

    LauraTangan-tanganku terikat di belakang tubuhku di sebuah kursi seraya aku menghadap Suzy di hadapanku. Aku tidak tahu bagaimana dia telah berhasil melarikan diri dari penjara dan memasuki mansion untuk menculikku dan membawaku ke tempat ini. Aku mencoba memahami itu semua. Itu adalah hari pernikahanku, tapi tetap saja, orang-orang ini tidak mau membiarkan aku sendirian.“Bagaimana kamu bisa kabur dari penjara, Suzy?” tanyaku padanya sambil menatapnya dengan tajam. Aku sedang mengambil kesempatan. Sekarang aku berkomunikasi dengannya karena Kinan telah beristirahat sebentar. Kami sedang berada di rumah kayu di dekat danau kecil. Ada pohon-pohon rindang yang menutupi seluruh tempat itu.Keseluruhan skenario itu, cara dia dan Kinan bersikap, membuatku berpikir mereka telah merencanakan hal ini sejak lama.Suzy terkekeh sinis seraya dia mengikat kakiku dengan tali tambang yang kuat, menggagalkan rencanaku untuk mencoba kabur. “Ternyata, bukan kamu saja yang memiliki sekutu, Laura,”

  • Kembalilah Padaku   Bab 414

    Jason“Tidak apa-apa, Kinan. Aku akan mengirimkan uangnya, cukup berikan nomor rekeningmu dan aku akan mengirimkannya hari ini,” kataku padanya, mendapatkan anggukan setuju dari Juan.Namun, Kinan, di ujung telepon lainnya, menertawaiku seakan-akan aku adalah orang bodoh. “Kamu pikir aku benar-benar akan menerima uang elektronik? Kamu sangat meremehkanku, ya? Aku ingin kamu memenuhi satu mobil, dua mobil, atau seratus mobil, terserah! Aku ingin kamu mengisi mereka dengan uang tunai sah dan bawa itu semua padaku. Barulah saat itu aku akan membebaskan wanita j*lang ini. Kamu dengar, ‘kan?” katanya, berteriak.Aku sangat terkejut oleh kata-katanya. Juan maupun aku tidak menduga hal itu. Kinan telah memetakan rencananya dengan sangat baik dan itu adalah tantangan bagi kami.“Kenapa, Jason? Kenapa kamu diam sekali sekarang? Lidahmu dicuri kucing?” ejeknya.“Tidak apa-apa, Kinan. Kamu ingin uang triliunan rupiah, ‘kan? Kalau begitu, aku akan memberimu uangnya. Dalam bentuk uang tunai, s

  • Kembalilah Padaku   Bab 413

    JasonTiba-tiba, pintu ruangan terbuka dan Anna berlari ke arahku dengan wajah yang khawatir. “Apakah benar Mama menghilang, Papa? Di mana dia? Di mana Mama?” Dia ingin tahu, ketakutan, matanya dipenuhi oleh rasa takut.Aku menoleh ke atas dan melihat Fia berjalan memasuki ruangan sambil memegangi si kembar. Aku merasa terganggu bahwa dia telah membawa anak-anak pada saat itu. Ini semua sudah sulit untuk dipahami, lebih baik jangan libatkan anak-anak untuk sekarang. Fia, melihat ekspresiku yang tidak senang, menggelengkan kepalanya dengan raut wajah tidak berdaya. “Anna ada di sampingku ketika Tama meneleponku. Mustahil untuk menahannya,” jelasnya.Si kembar, meskipun sangat muda, bisa menafsirkan bahwa ada yang salah hanya dari ketegangan di tempat itu.“Kumohon, Papa, jawab aku. Di mana Mama?” tanya Anna lagi, hampir menangis.Aku berlutut untuk menyesuaikan diri dengan tingginya dan memegang pundaknya, menghela napas. “Aku tidak bisa menjawab ini sekarang, tuan putriku, tapi ak

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status