TamaBerminggu-minggu kemudianFia dan aku mengunjungi dokter kandungan dengan rutin yang telah mengawasi kehamilannya dengan baik. Fia sedang berbaring di ranjang sementara dokter tersebut melakukan ultrasonografi dan bayi kami ditampilkan di layar.“Apakah kalian bisa melihat jantungnya yang berdetak?” tanya dokter itu, menunjuk ke layar yang menunjukkan gambar seorang bayi yang tidak begitu jelas. “Lihat, bayinya sehat,” tambahnya, membuat aku dan Fia terkagum, benar-benar terharu oleh pemandangan itu.“Kelihatannya seperti kancing kecil. Kecil sekali, benar-benar menggemaskan,” kata Fia, tersenyum terharu, seraya dokter terus menggerakkan alat USG itu pada perutnya.“Apakah jenis kelaminnya sudah bisa dilihat, Dok?” tanyaku dengan cemas, tidak sabar agar anak ini segera lahir.“Apakah kalian menginginkan laki-laki atau perempuan?” tanya dokter itu pada kami.“Aku pribadi lebih memilih laki-laki, tapi aku juga tentunya akan tetap senang menjadi ayah dari seorang perempuan,” j
Dia menggeram dan mengangguk. “Bayinya tumbuh dengan baik, tapi Suzy sedikit keras kepala,” katanya.“Apa maksudmu keras kepala?” tanyaku penasaran.“Dia tidak suka mengikuti peraturan. Aku pernah menangkapnya merokok diam-diam bahkan setelah aku memintanya untuk berhenti merokok sekarang karena dia sedang mengandung seorang anak,” katanya, terlihat tidak nyaman dengan situasi ini.“Yah, melihat itu adalah Suzy, aku tidak kaget. Dia tidak memiliki latar belakang yang baik, karena itulah dia tidak akan pernah menjadi ibu yang baik,” kataku, membukakan pintu mobil untuknya ketika kami tiba di tempat parkir klinik.“Terima kasih,” ujarnya, memasuki mobil dan memasang sabuk pengaman. Aku juga turut masuk. Aku sudah melaju. “Aku hanya perlu menunggu beberapa minggu sampai bayinya lahir. Lagi pula, aku tidak akan lagi stres karenanya,” kata Fia.“Apa yang kamu akan lakukan terhadap Suzy ketika bayinya telah lahir?” tanyaku, memperhatikan jalanan dan dia sekaligus.“Ini tidak seperti ak
JasonTama tidak mengetahuinya, tapi aku telah mengikutinya seharian. Dia bilang padaku kalau dia akan bertemu dengan Fia untuk kunjungan rutin kehamilannya, jadi tanpa memberitahunya, aku mengikutinya. Aku perlu berbicara dengan Laura dan bertemu dengan putriku, tapi karena Laura telah memblokir seluruh kontaknya denganku dan dia bahkan belum memberitahuku di mana dia tinggal, aku tidak bisa menemukannya, terutama karena aku telah kehilangan semuanya dan aku sudah tidak bisa lagi mempekerjakan penyelidik swasta untuk menguntitnya.Mobil Tama berhenti di bawah gedung apartemen di tengah-tengah Jakarta Selatan dan tidak lama kemudian, Fia turun dari mobil dan memasuki gedung itu. Ah, jadi itu tempat tinggal Laura. Masih di dalam taksi, aku menundukkan seluruh badanku ketika mobil Tama melewati taksiku setelah mengantar Fia. Aku melakukannya supaya Tama tidak akan melihatku di sana karena aku tahu jika dia melihatku, dia akan menghentikanku untuk menemui Laura.“Aku akan turun di sini
Aku kurang lebih telah kehilangan seluruh uang dan posisiku. Pengaruhku di kota telah dirampas dariku dan namaku diasosiasikan dengan hal-hal buruk. Semua teman dan rekanku yang kukira menyayangiku dan akan terus berada di sisiku selamanya telah meninggalkan aku. Bahkan Tama pun terasa sedikit jauh, lebih memilih untuk menjauh dariku untuk menyenangkan Fia. Aku tidak bisa menyalahkannya karena itu. Lagi pula, dia hanya ingin mengembalikan pernikahannya.Namun, aku sedang melalui kesulitan karena segalanya yang berada di bawah namaku tidak lagi menjadi milikku. Ibuku telah menyarankan aku untuk berbicara dengan ayahku dan meminta bantuan finansial darinya, sesuatu yang tidak akan pernah aku lakukan. Aku lebih memilih untuk merangkak melalui sampah daripada meminta bantuan dari pria itu karena aku yakin dia akan senang karena aku telah gagal dalam segala hal di hidupku seolah dia adalah orang paling sempurna di dunia.Jadi, tentu saja aku tidak meminta bantuannya, aku harus membangkitk
Laura “Siapa yang memiliki ide bagus untuk menyewa Barney? Putriku sangat menyukainya,” kataku sambil terkekeh-kekeh melihat Anna bermain dengan penghibur pesta yang sedang memakai kostum dinosaurus Barney.Ada lebih dari 20 anak-anak di sana yang bermain dan bersenang-senang dengan putriku. Mereka adalah teman sekolahnya dan beberapa anak-anak tetangga yang berinteraksi dengan Anna yang ramah ketika dia pergi ke kolam renang dan area bermain, jadi mereka semua hadir di sana untuk merayakan hari yang spesial bagi putriku. Mereka terlihat bersenang-senang dengan Barney.“Itu pasti Fia, aku yakin. Dia menyebutkan beberapa hari yang lalu bahwa kita membutuhkan penghibur pesta,” kata Suzy seraya dia menyajikan jus kepada anak-anak.Aku menatap temanku yang sedang terduduk di sofa dengan seorang gadis yang sedikit lebih tua dari Anna. Itu adalah Abel, gadis yang baru saja dia dan Tama adopsi. Fia mengelus gadis itu, mendorongnya dengan lembut untuk bergabung dengan anak-anak yang lain
”Entahlah, sayang. Terakhir kali aku melihatnya adalah saat kunjungan rutin kehamilan, aku hampir tidak tahan untuk memeluknya. Kurasa aku tidak akan bisa menahannya kali ini,” jawabnya.Aku memegang tangannya dengan lembut dan mengusapnya. “Kenapa kamu harus menahannya?” tanyaku sambil tersenyum.Fia menggelengkan kepalanya. “Aku tidak tahu bagaimana aku akan menanganinya, ditambah Suzy…” katanya.“Apakah menurutmu dia memiliki perasaan pada Tama?” tanyaku. Sepengetahuanku, Suzy hanya berurusan dengan Tama karena uang.“Yah, dia bilang tidak, tapi aku sulit memercayai wanita itu,” jawabnya, mengembuskan nafas.Aku menatap Suzy yang sedang bermain dengan anak-anak sambil tersenyum polos. Apakah dia seburuk itu sampai dia jatuh cinta pada Tama? Dia memang tidur dengannya walaupun dia tahu bahwa dia sudah menikah, jadi kami sepertinya harus mengira sesuatu darinya.“Yah, setidaknya kamu yakin akan hal itu. Apakah Tama tertarik padanya?” tanyaku pada Fia.Dia menggelengkan kepalany
Laura “Apa-apaan? Dasar pencuri gila!” seru Suzy seraya kami semua menatap Jason terkejut.Apakah dia benar-benar telah berpakaian menjadi Barney untuk memasuki rumahku sementara pesta putriku sedang diadakan? Kenapa aku tidak keheranan?Aku mengangkat tanganku padanya. “Berikan ponselku,” kataku dengan raut wajah marah.Dia menggeram, meletakkan tangannya ke dalam kostumnya, mengeluarkan ponselnya, dan menyerahkannya padaku. Aku merenggut ponsel itu dari tangannya dengan tidak sabar.“Apakah kamu benar-benar berpikir bahwa aku tidak akan mencari cara untuk hadir di pesta anakku sendiri? Kamu benar-benar merendahkanmu, ya, Laura?” katanya, tersenyum dengan sinis.“Kamu harus panggil pengawal untuk membawanya keluar dari sini, Lau,” ujar Fia, menghampiriku.“Papa!” panggil Anna dengan semangat, berlari ke arah Jason dan memeluknya dengan bahagia. “Jadi, Papa adalah Barney!” tanyanya pada ayahnya.“Apakah kamu menyukainya? Aduh! Aku benar-benar merindukanmu, sayang,” kata Jason,
”Mama, kenapa Papa tidak bisa tinggal dengan kita?” tanya Anna, terduduk sangat dekat dengan ayahnya.Aku menghela nafas, menggigit bibir bawahku, tidak bisa membicarakan hal itu.“Anna, sayang. Mama dan aku sudah tidak lagi bersama, karena itulah kami tidak bisa tinggal bersama lagi,” jelas Jason pada gadis itu.“Benarkah? Sedih sekali,” ujar Anna, meratapi hal itu dengan bibir yang merengut.Aku menghela nafas dan menyentuh tangannya dengan penuh kasih sayang. “Bagaimana kalau kamu mengambil cemilan untuk Papa?” kataku padanya dan matanya berbinar lagi sambil tersenyum antusias.“Tentu saja, aku akan mengambilkannya,” katanya, bangkit dari kursinya dan berlari pergi.“Polos sekali. Aku harap dia tetap seperti ini, selamanya anak-anak,” kata Jason, menatap ke arah Anna yang baru saja pergi.“Apa yang kamu lakukan di sini, Jason? Apa yang kamu rencanakan? Apakah kamu berniat untuk menyerangku karena aku melakukan kesaksian terhadapmu? Kenapa kamu mengambil ponselku?” tanyaku sam
Laura“Hmm, aku berujung tidak mengikuti kelas hari ini. Kamu lebih membutuhkan aku daripada kuliah sekarang,” jawabku sambil tertawa kecil.“Wah, aku merasa makin spesial sekarang. Lain kali aku merasa buruk, aku akan meneleponmu supaya bisa dimanja olehmu,” katanya sambil terkekeh.Aku pun tertawa juga. “Dasar bodoh, kamu tidak perlu menelepon aku hanya ketika kamu merasa buruk. Aku akan selalu ada untukmu.” Aku mencium keningnya.“Baguslah. Aku menghargainya.” Dia tersenyum padaku. “Namun, aku harus pergi hari ini. Ayahku menjadwalkan pertemuan denganku di Bekasi. Urusan perusahaan dan hal-hal semacamnya. Karena umurku sudah cukup sekarang dan sudah memiliki gelar dalam administrasi, dia harus memberiku posisi sebagai CEO di Perusahaan Santoso,” katanya. Dia lalu terdiam selama beberapa saat.“Sejujurnya, aku tidak sabar mengambil warisan Santoso dari tangan b*jingan itu. Dia selama ini memimpinnya karena aku masih belum cukup umur, tapi itu semua dimiliki oleh keluarga ibuku,
LauraKILAS BALIKJason sedang tertidur dengan pulas di sampingku di kasurnya. Dia menggemaskan, sedang memegangi bantal dan memunggungiku. Aku tidak berbusana dan aku ingat betul apa yang telah terjadi di antara aku dan dia semalam. Aku telah memberikan keperawananku padanya dan meskipun aku tahu hatinya mungkin tidak menanggapiku, aku tidak menyesali apa pun.Setelah itu, aku bangkit berdiri, beranjak ke kamar mandi untuk mandi dan mengenakan pakaian yang nyaman. Aku memutuskan untuk membuatkan sarapan untuknya karena kemarin sulit sekali menyuruhnya makan. Dia sangat kacau dan murung sehingga dia menghabiskan semalaman minum-minum. Jika aku tidak menemaninya, aku hampir yakin dia akan mencoba melukai dirinya sendiri.Tentu saja, melihatnya hancur seperti itu karena gadis dangkal seperti Kinan Gunawan membuatku sedih. Fia bilang aku harus menjauh dari Jason dan bahwa, meskipun aku sangat mencintainya, dia tidak pantas untukku. Akan tetapi, aku terus bertahan karena aku merasa dia
LauraApa yang terjadi beberapa saat yang lalu di antara Jason dan aku tidak boleh dilihat oleh siapa pun.“Wajahmu memerah karena malu sekarang,” komentar Jason sambil tertawa kecil, terhibur oleh kenekatanku.“Aku tidak malu. Aku hanya tidak mau privasiku diusik, itu saja. Sudah cukup mereka membawa kita kemari tanpa seizin kita,” jawabku, menghela napas dan menarik selimut ke atas supaya dadaku tertutup.“Tenang saja. Mustahil mereka memasang kamera di sini untuk mengamati kita. Jangan terlalu paranoid.” Dia dengan lembut menurunkan selimut yang menutupiku dan memandang tubuhku.“Jangan halangi pemandanganku.” Dia terus mencium bahuku dan mencium kulitku, membuatku terkesiap, tersenyum dan mengubur jari-jariku di rambutnya yang selembut awan.“Aduh …. Sepertinya aku sedikit terluka,” kataku sambil mengerang kesakitan saat dia mengusapkan tangannya di pahaku.“Sudah selesai? Astaga, sepertinya kamu sudah mulai menua.” Dia terkekeh, mengelus pipiku dengan ujung hidungnya. “Dulu
LauraAku merasakan tangan Jason mencengkeram punggungku dan menarikku lebih dekat padanya seraya ciumannya menjadi kian nafsu. Aku berada di dalam daerah kekuasaannya sekarang. Ketika dia mencengkeramku seperti itu, aku tahu tidak ada cara bagiku untuk melarikan diri, bahwa semuanya sudah hilang.Aku melemparkan kepalaku ke belakang, mendesah dengan berat. Bola mataku hampir berputar ke belakang saat aku merasa bibirnya mencium dan mengisap setiap sudut rahang, leher, dan tulang selangkaku. Bajunya yang tidak dikancing mudah untuk dilepas. Yang perlu kulakukan hanyalah menariknya dan bahunya yang lebar pun dapat kulihat dan kusentuh, jadi aku memanfaatkannya. Tidak setiap hari hal ini terjadi, jadi jika ini terjadi sekarang, ini harus menjadi momen yang tidak dapat dilupakan.Dengan satu kaki di setiap sisi tubuhnya yang maskulin, di antara ciuman dan belaian, aku merasa dia mengangkatku dan membawaku bersamanya seraya dia menggendong tubuhku dengan tangannya yang kuat. Terkadang,
Laura“Kenapa kamu menatapku dengan sangat dalam? Kamu ingin menciumku, ya?”Kata-kata itu mengingatkanku akan masa lalu. Aku ingat sekali malam di teras klub malam itu ketika dia menciumku untuk pertama kalinya. Sekarang kami begini lagi, seakan-akan ini adalah kali pertama kami. Lebih dari sepuluh tahun sudah berlalu sejak malam itu, tapi dia terus mengacaukan indraku seperti dulu.“Kamu tahu tidak ada yang menghentikanmu untuk melakukan itu, ‘kan?” usulnya sambil mendekatiku hingga dia sangat dekat.Aku menggelengkan kepalaku dengan panik. “Kamu tidak akan bisa memilikiku lagi?” Dengan begitu, aku berlari keluar rumah di tengah-tengah pulau itu, berlari darinya untuk menjauh dan tidak jatuh pada pesonanya lagi.“Laura! Tunggu, ayo bicara,” pintanya sambil berlari mengejarku.Namun, aku tidak berhenti. Aku menuruni tangga depan rumah dan berlari. Aku mencoba mencari perahu atau sesuatu yang bisa membawaku pergi dari sini.“Tidak ada kapal di sekitar sini. Sudah kubilang aku su
LauraKILAS BALIKMalam itu, Fia dan aku pergi ke klub malam naratama khusus orang-orang dari kelas sosial atas. Aku bukan orang kaya, tapi Fia sangat menyukaiku sehingga dia selalu membawaku ke tempat-tempat mewah dan mahal sebagai tamunya.Jadi, hari ini pun tidak ada bedanya. Dia mengirimkan kotak hadiah yang berisi gaun cantik dari merek mewah, sepatu, dan aksesori bersamaan dengan catatan yang bertuliskan, “Bersiaplah, malam ini adalah malam para gadis.”Kami berdua berada di kelompok umur yang sama dan meskipun dia dan aku berasal dari kelas sosial yang sangat berbeda, dia memperlakukan aku dengan begitu banyak cinta dan kelembutan, seakan-akan aku adalah adiknya atau semacamnya. Dia adalah sebuah anugerah di hidupku. Dia mengajariku tentang etiket dan bagaimana orang-orang kelas atas di Jakarta hidup. Dia bahkan memperkenalkanku pada teman-teman dan kenalannya yang juga berasal dari keluarga yang sekaya keluarganya.“Em, tutupi tubuhmu. Seseorang yang tidak diinginkan baru
Laura“Apakah kalian berdua mencintai atau membenci satu sama lain? Waktunya meluruskan kisah ini. Di antara benci dan cinta, yang mana yang akan bertahan? Kalian memiliki satu minggu untuk memutuskannya,” kata isi dari surat itu.“Apa? Satu minggu?” gumamku dengan kebingungan seraya aku membaca tulisan yang sangat singkat itu yang hampir tidak memberikan informasi konsisten apa-apa.“Ternyata mereka ingin kamu dan aku mendiskusikan hubungan kita,” komentar Jason, masih duduk dalam diam.“Hubungan apa? Sejauh pengetahuanku, kamu dan aku sudah bercerai!” Suaraku keluar beberapa oktaf lebih tinggi. Aku jelas sekali terlihat gugup, terkejut, dan kebingungan. Aku baru saja terbangun dari kasur dan menemukan bahwa aku berada di tempat yang tidak diketahui. Aku tidak tahu bagaimana aku tiba di sini dan, selain itu, ditemani oleh Jason.Kemudian, aku melempar kertas itu ke atas kasur dan meninggalkan ruangan itu, mengamati seluruh rumah itu untuk mencari tahu di mana aku. Rumah itu beruk
LauraAku suka menyisir rambut hitam putriku yang halus dan menatanya dengan baik supaya terlihat rapi. Kami harus pergi ke pernikahan sekarang. Mengurus tuan putriku entah mengapa terasa menenangkan. Itu membuatku merasa tenang dan senang dan itu membuatku merasa membaik.Jadi, aku mengurusnya, menata rambutnya dengan cantik, dan memakaikan gaun uan putrinya yang cantik. Gaun itu berwarna biru muda seperti gaun milikku. Aku memasangkan sepatu kecilnya dan menyelesaikannya dengan mencium hidungnya, selalu memujinya.Setelah itu, aku pun bersiap-siap, memakai gaun panjang elegan yang jatuh di tubuhku dengan indah untuk upacara pernikahannya. Gaun itu hanya memiliki satu bahu dan potongan di bagian punggungnya rendah, menampilkan tubuhku, tapi tidak terlalu berlebihan. Aksesoriku adalah berlian minimalis dan riasan wajah yang tipis tapi cantik. Aku juga mengikat rambutku menjadi gulungan rumit yang cantik. Dengan tas dan sepatu hak tinggi yang nyaman, aku pun merasa siap.Memang bena
TamaKetika kami tiba di ruangan yang dituju, penjaga keamanan membukakan pintu untuk kami dan kami bisa melihat Joshua dan tunangannya di dalam ruangan yang mewah dan modern dengan dinding terbuka bertirai di sisinya, membiarkan udara segar memasuki tempat itu. Seluruh ruangan itu terasa amat sangat mewah. Itu tidak membuat kami terkejut, tapi aku senang mengetahui bahwa Joshua tidak segan-segan menghabiskan semua uangnya untuk menyenangkan orang tersayangnya.“Kemarilah. Duduk dan minum bersama kami,” undangnya dengan terbuka pada kami. Fia dan aku pun bergabung dengan mereka. Mereka berdua sedang mengenakan jubah mandi dan aku bertanya-tanya kapan mereka akan bersiap-siap untuk upacara pernikahannya yang telah dijadwalkan sebentar lagi. Demi semua orang, mereka mungkin telah menghabiskan beberapa jam terakhir untuk memperbaiki hubungan mereka.Pacar Joshua tersenyum separuh pada kami saat kami saling menyapa satu sama lain, tapi aku dapat melihat bahwa dia belum melupakan kejadia