Share

167. Tidak Profesional

Author: Henny Djayadi
last update Last Updated: 2024-12-02 16:44:42

Andika melangkah masuk ke ruang perawatan dengan raut wajah tenang, tapi ada bayangan cemas yang tidak bisa disembunyikan. Pandangannya langsung tertuju pada Risda yang masih terlelap, wajahnya pucat tapi tampak lebih damai dibanding sebelumnya.

Ryan duduk di samping tempat tidur ibunya, menggenggam tangannya erat. Saat melihat Andika, tatapan Ryan berubah dingin, penuh dengan kebencian yang tidak disembunyikan.

Andika menghela napas sebelum mendekat. “Bagaimana keadaan mamamu?” tanyanya dengan suara pelan, mencoba membuka pembicaraan.

Ryan hanya melirik sekilas, lalu menjawab singkat. “Seperti yang Papa lihat.” Nada suaranya datar, tanpa emosi.

Andika mendekat sedikit, tapi Ryan tidak memberikan ruang untuk kehangatan apa pun. “Aku dengar dia sempat histeris lagi. Apa penyebabnya?”

Ryan mengangkat bahu tanpa melepaskan pandangannya dari Risda. “Apa bedanya Papa tahu atau tidak? Ini bukan kali pertama Papa bersikap seolah peduli.” Kata-katanya tajam, hampir berbisik, berusaha meredam
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Zhen Zhen
dikit amat thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   168. Perintah untuk Rangga

    Sean duduk di ruang kerjanya, layar laptopnya menampilkan video terbaru yang diunggah Lila. Kali ini, istrinya memaparkan tentang pentingnya dana darurat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan nada bicara yang tenang namun tegas, Lila menjelaskan konsep tersebut menggunakan bahasa sederhana yang mudah dipahami.“Dana darurat itu seperti payung di tengah hujan,” ucap Lila dalam video, wajahnya terlihat bersinar dengan senyum yang membuat pesan itu terasa lebih meyakinkan. “Kita tidak pernah tahu kapan badai akan datang, tapi dengan dana darurat, kita punya perlindungan.”Sean tidak hanya fokus pada kata-katanya. Ia memperhatikan setiap detail. Gaya bicara Lila sangat natural, seolah-olah dia sedang berbicara langsung dengan orang-orang yang menonton. Ada sesuatu dalam caranya berkomunikasi yang membuat Sean tidak bisa mengalihkan perhatian.Namun, bukan hanya itu yang membuatnya terpaku. Sean juga memperhatikan latar belakang video. Sean tahu itu adalah apartemen yang beberapa waktu Lalu

    Last Updated : 2024-12-02
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   169. Pesan Masuk

    Sean memasuki apartemen dengan langkah ringan, tangannya membawa kotak tripod yang masih tersegel rapi. Hari ini terasa lebih tenang baginya. Setelah hari yang melelahkan di kantor, dia lega karena telah memenuhi salah satu kebutuhan kecil Lila.Tetapi tampaknya Sean belum puas, rasanya dia ingin memukul kepalanya sendiri. Seharusnya tadi dia meminta salah satu stafnya untuk mengemas tripod itu lebih menarik. Dan mungkin dia bisa membeli bunga agar terlihat lebih romantis. Sean menggelengkan kepala, seolah bertanya pada dirinya sendiri, mengapa hal-hal manis seperti itu tidak pernah terlintas di kepalanya?Sesampainya di ruang keluarga, Sean mendapati istrinya sedang duduk di sofa dengan laptop di hadapannya. Wajah Lila tampak serius, jemari lentiknya sibuk mengetik, mungkin tengah menyelesaikan naskah untuk konten berikutnya.Saking fokusnya, membuat Lila tidak menyadari kehadiran Sean. Hingga sampai tubuh gagah itu berdiri tegap di hadapannya."Hei," sapa Sean dengan lembut, mencoba

    Last Updated : 2024-12-03
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   170. Salah Bicara

    Sean mengira segalanya akan berjalan mulus, tetapi pesan dari Rangga memutarbalikkan segalanya. Rina dan Nadya, dua sahabat yang selama ini menjadi tempat Lila berbagi cerita, ternyata sudah mengundurkan diri dari Mahendra Securitas.Sean menatap layar ponselnya lama, mengulang membaca pesan dari Rangga seolah-olah ada sesuatu yang terlewatkan.“Ada apa?” tanya Lila saat melihat perubahan drastis ekspresi wajah suaminya.Sean tersenyum tipis, mencoba mengalihkan perhatian istrinya. Ia mencondongkan tubuh dan mengecup pipi Lila yang chubby dengan lembut."Sebentar, ya," ucap Sean lalu bangkit dari sofa.Sean mencoba menjaga sikap agar Lila tidak menyadari kegelisahannya. Dengan langkah pelan, dia menjauh ke sudut ruangan yang lebih tenang dan segera menelepon Rangga.Ponselnya segera ditempelkan ke telinga, panggilan cepat dilayangkan kepada Rangga. "Halo, Rangga," ucapnya dengan nada rendah namun tegas. "Kamu yakin mereka sudah resign?""Ya, Mas. Katanya tidak lama setelah Mbak Lila r

    Last Updated : 2024-12-03
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   171. Satu Langkah Dua Misi

    Jika sebelumnya Rangga mengatakan kepada Sean takut khilaf jika menemui Nadya di malam hari, tetapi pada kenyataannya malam itu juga Rangga mencari alamat tempat tinggal Nadya.Sudah tentu hal ini dia lakukan bukan semata-mata karena perintah dari sang bos, tetapi karena dia memiliki misi sendiri untuk bertemu dengan Nadya.Tidak bisa dipungkiri, jika Sejak pertemuan pertama dengan sahabat Lila itu Rangga merasakan getaran di dalam hatinya.Memang sebelumnya Rangga ingin mengejar cinta Lila, tetapi dengan kehamilan dan rujuknya Lila dengan Sean, Rangga sadar jika dia harus mundur dan mengikhlaskan Lila untuk bahagia bersama bosnya tersebut. Mengabaikan rasa lelah setelah seharian bekerja, Rangga menyusuri jalanan kota dengan fokus pada alamat yang dia dapatkan. Lampu-lampu jalanan yang temaram menemaninya menuju sebuah tempat kost tiga lantai yang sederhana.Mobil Rangga berhenti di depan bangunan dengan cat yang mulai memudar. Rangga memandangi sekeliling, memastikan tempat itu cuku

    Last Updated : 2024-12-03
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   172. Hari untuk Lila

    “Kata Pak Sean, Bu Lila ngidam ingin berkumpul dengan teman-temannya. Tapi ternyata nomormu dan dan nomor Rina tidak bisa dihubungi. Jadinya Pak Sean kelimpungan, bukan takut anaknya ngeces, tapi lebih takut kalau disuruh tidur di luar.”Rangga memberi penjelasan tetap dengan gaya bicaranya yang penuh canda. Sementara itu, Nadya menyipitkan matanya, tidak yakin. Dia merasa Rangga hanya mengada-ada.“Ngidam kumpul teman-teman? Kamu yakin? Kayaknya aneh.”Rangga mengangkat bahu. “Aku cuma penyampai pesan, Mbak. Tapi Pak Sean terlihat sangat serius dengan hal ini. Bahkan dia siap membayar Mbak Nadya hanya agar mau bertemu dengan Bu Lila.”“Berapa?” tanya Nadya sambil membeliakkan matanya. Tetapi tidak butuh waktu lama, Nadya terlihat kembali biasa, dia sadar bahwa pertemanan tidak bisa diukur dengan materi“Jika Lila memang ingin bertemu denganku, tidak perlu bayar, aku bersedia,” ucap Nadya terdengar tulus.“Syukurla.” Wajah Rangga terlihat lega, sampai-sampai senyum tipis terukir di bi

    Last Updated : 2024-12-04
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   173. Sebuah Permintaan

    “Kebetulan sekali kita bisa bertemu di sini,” ucap Vicky seolah mereka sudah lama kenal.Sean terdiam menatap Vicky dengan saksama, mencoba mengingat perempuan cantik di hadapannya. Tetapi setelah beberapa saat berlalu, Sean merasa yakin jika mereka belum pernah bertemu sebelumnya.Sementara itu Lila, melihat Sean dan Vicky secara bergantian memiliki penilaian yang berbeda. Sikap Vicky yang terlihat begitu akrab seolah menunjukkan jika mereka sering bertemu. Sedangkan Sean yang sejak kedatangan Vicky masih terdiam, dengan tatap mata yang tidak lepas dari Vicky bahkan dengan mulut menganga, terlihat seperti pria yang sedang terpukau dengan kecantikan dan bentuk tubuh Vicky yang mempesona.“Dengan siapa, ya? Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?” tanya Sean dengan santun dan ramah. Sean berhati-hati dalam bertindak, siapa tahu perempuan di hadapannya adalah istri atau anak dari salah satu kliennya.“Oh … saya Vicky,” jawab Vicky dengan segera sambil mengulurkan tangannya kepada Sean. “

    Last Updated : 2024-12-04
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   174. Tidak Ada Celah

    “Sepertinya Pak Sean sangat mencintai istrinya,” ucap Vicky yang dari kejauhan masih tetap memperhatikan kebersamaan Lila dan Sean. Bella pun turut memperhatikan Lila dan Sean. Ada perasaan tidak terima dengan apa yang tertangkap oleh indera pengelihatannya. “Sean melakukan hal itu hanya untuk anak dalam kandungan Lila. Aku yakin setelah anak itu lahir, Pak Sean akan kembali ke stelan awal.” Bella menyanggah ucapan Vicky, dia terlihat sangat yakin mengucapkannya. Lama menjadi Sekretaris Sean membuat Bella merasa mengetahui banyak tentang bosnya tersebut. Untuk urusan pekerjaan, Sean memiliki ketergantungan kepadanya, hingga membuat mereka begitu dekat. Bahkan bisa dibilang Sean lebih banyak menghabiskan waktu dan lebih dekat dengannya daripada dengan Lila, istrinya. “Tapi aku memiliki sudut pandang yang berbeda. Banyak suami yang datang untuk antar jemput istri mereka di studioku, mereka terlihat perhatian, tapi aku aku bisa melihat banyak dari mereka yang terpaksa. Dan Sean … dia

    Last Updated : 2024-12-04
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   175. Menyingkirkan Dia

    Ryan mengemudikan mobilnya dengan wajah tegang. Kata-kata Adnan Adilla terus terngiang di kepalanya."Tidak ada celah kecuali membelinya ..." Kalimat itu bagai palu yang menghantam kepalanya berulang kali.Ryan menggenggam setir dengan erat, matanya terpaku ke jalan, tetapi pikirannya melayang jauh. Bagaimana mungkin dia menyerahkan Mahendra Securitas begitu saja pada Sean?Perusahaan itu adalah hasil kerja kerasnya selama bertahun-tahun, bukan hadiah yang bisa diberikan begitu saja kepada seseorang yang tidak tahu perjuangannya.Setelah menempuh perjalanan hampir satu jam, mobil Ryan akhirnya berhenti di depan sebuah bangunan tua di pinggiran kota. Bangunan itu terlihat suram, dengan dinding-dinding yang mulai retak dan cat yang terkelupas. Ryan turun dari mobilnya, mengunci pintu, dan melangkah dengan penuh keyakinan ke arah pintu depan.Pintu kayu itu berderit saat Ryan mendorongnya perlahan. Di dalam, suasana gelap dan pengap menyambutnya. Hanya ada beberapa lampu redup yang mener

    Last Updated : 2024-12-05

Latest chapter

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   399. Terminal Lucidity

    Suasana di ruang perawatan Andika dipenuhi kebahagiaan. Sean dan Ryan datang bersama keluarga mereka, membawa serta anak dan istri masing-masing. Andika tersenyum melihat dua putranya berdiri berdampingan, membawa keluarga kecil mereka ke hadapannya."Papa, ini Renasya," ujar Ryan sambil menggendong putrinya yang masih malu-malu.Andika menatap gadis kecil itu dengan penuh kasih. "Renasya, ke mari, Nak."Renasya menoleh ke Ryan, memastikan bahwa dia boleh mendekat, lalu dengan ragu melangkah ke tempat tidur Andika. Saat Andika mengulurkan tangannya, Renasya tersenyum dan menggenggam jemari rentanya."Opaaaa!" serunya girang.Andika melihat Brilian yang masih berada di samping Sean. Mereka sudah beberapa kali bertemu, pertemuan yang dirahasiakan dari Sekar tentunya.“Brili tidak kangen opa?” tanya Andika sambil mengulurkan tangannya. “Sini dekat dengan adikmu.”“Dia kakakku?” tanya Renasya dengan polosnya.Bocah yang baru berusia tiga tahun kembali melihat ke arah kedua orang tuanya se

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   398. Sekali Saja

    Sean setengah berlari menuju ruang perawatan Andika. Napasnya memburu, tapi hatinya penuh harapan. Begitu membuka pintu, matanya langsung menangkap pemandangan yang membuatnya terdiam sesaat.Andika terbaring di atas brankar dengan mata terbuka, menatap ke arahnya dengan senyum tipis. Di sampingnya, Ryan duduk dengan ekspresi penuh kebahagiaan.“Papa sudah sadar!” seru Ryan, suaranya terdengar lega.Sean nyaris tidak percaya. Ia segera mendekat, meraih tangan sang papa dengan erat. “Papa…” suaranya bergetar. “Akhirnya…”Andika menatap kedua putranya dengan mata berkaca-kaca. “Kalian di sini…” suaranya lemah, tapi penuh kehangatan.Untuk pertama kalinya Andika menyaksikan kedua putranya berada dalam satu tempat dalam keadaan kompak dan rukun.“Papa sudah lama tertidur,” ujar Ryan, mencoba menahan emosinya. “Kami menunggu Papa sadar.”Sean mengangguk cepat. “Kami pikir… Papa tidak akan bangun lagi.”Andika tersenyum samar, menatap mereka satu per satu. “Tuhan masih memberiku waktu… untu

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   397. Apa yang Terjadi dengan Papa?

    Setelah makan malam selesai, mereka berkumpul di ruang keluarga. Brilian sangat bahagia karena bisa berkumpul dengan keluarganya secara utuh. Bocah itu tidak ingin jauh dari papanya, tampak ingin bermanja sejenak sebelum dia tidur.Sean menyandarkan punggungnya di sofa, menatap mamanya dengan ekspresi penuh selidik. Lila duduk di sampingnya, perutnya yang sudah mulai terlihat membesar tampak menyulitkan pergerakannya. Mungkin karena hamil kembar, perut Lila terlihat lebih besar dari usia kehamilannya saat ini.Sean menautkan jemarinya tampak ragu untuk mulai berbicara. "Mama, aku ingin tahu sesuatu."Sekar menyesap tehnya dengan tenang. "Apa Sean?""Bagaimana caranya Mama meyakinkan Ryan?" Sean menatapnya tajam. "Beberapa kali aku bertemu dengannya, dia jelas menolak. Tapi tiba-tiba, dia setuju. Apa yang Mama lakukan?"Memang selama ini Ryan sering menyebut nama Sekar sebagai alasan penolakannya. Tetapi ternyata setelah Sekar sendiri yang menemuinya, Ryan justru langsung menyetujui ta

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   396. Akhirnya

    Ryan menunduk, menatap map berisi bukti-bukti yang bisa menghancurkan hidupnya dan keluarganya. Sekar telah memainkan kartunya dengan sempurna. Dia terpojok, tak lagi punya pilihan.Dengan Anggun Sekar membersihkan sisa makanan di mulutnya. Senyum kemenangan merekah di bibirnya, lalu dia berucap dengan suaranya rendah namun tajam, “Jangan sia-siakan kesempatan ini. Bayar kebaikan Sean dan jadilah adik yang berguna untuk kakakmu.”Ryan mengepalkan tangannya, merasakan amarah dan rasa tidak berdaya yang bercampur menjadi satu. Sekar telah menang, dan dia tidak bisa melakukan apa-apa.Saat kita berbuat dosa dan kesalahan, tetapi masih bisa berkeliaran, bukan berarti kita benar-benar bebas. Saat semua diam dan melakukan pembiaran, itu karena tidak ada kepentingan dengan menggungkitnya. Tetapi mereka akan menggunakan kesalahan untuk menekan kita pada waktu yang tepat. Pertemuan dengan Sekar menyadarkan Ryan akan hal itu.Mungkin dia bisa menghadapi Sekar sendiri, tetapi jika itu sudah meny

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   395. Keputusan Kilat

    Sekar menghela napas panjang. “Aku ingin memastikan Mahendra Securitas tetap berdiri tegak. Dan kau... adalah orang yang paling tepat untuk menjaga itu.”Ryan menatap Sekar dalam-dalam, mencoba membaca maksud tersembunyi di balik mata tajam wanita itu.Tidak semudah itu Ryan percaya dengan ucapan Sekar. Selama ini perempuan paruh baya di hadapannya selalu menentangnya. Menganggap kehadirannya di dunia adalah awa. Tetapi sekarang... wanita itu memintanya untuk kembali?“Kenapa sekarang?” Ryan masih berusaha mencari penjelasan. “Apa yang membuat Bu Sekar berubah pikiran? Apa karena mama saya sudah meninggal?”Sekar mengalihkan pandangannya sejenak ke jendela, melihat taman yang terlihat damai di luar sana.“Tidak ada hubungannya dengan mamamu. Meski aku tidak bisa melupakan perbuatannya, tetapi aku sudah memaafkan mamamu. Tidak ada gunanya menyimpan kebencian, apalagi kepada orang yang sudah meninggal.”Ryan terdiam. Mengabaikan nada bicara Sekar yang ketus dan dingin, Ryan merasa lega

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   394. Sekar Meminta Ryan Kembali

    Setelah mengantar Brilian ke sekolah, mobil yang membawa Sekar melaju keluar kota. Perempuan paruh baya itu duduk diam di kursi belakang, pandangannya kosong menatap jalanan yang dilalui.Perasaan gundah masih menghantui hati Sekar sejak melihat kebahagiaan kecil di rumah tadi pagi. Sebagai seorang ibu dia ingin memahami perasaan anak dan menantunya, begitu juga cucunya.Pembicaraan dengan Lila akhir-akhir ini membuka pikirannya. Bagaimana menantunya itu meluluhkan hatinya hingga memaafkan Andika.Tidak bisa dipungkiri memaafkan Andika menenangkan hatinya. Begitu juga kepada Sean putranya. Dia tidak bisa memaksanya untuk membenci papanya. Sean hanya menunjukkan baktinya sebagai seorang anak.“Ma, Sean juga seorang papa, bahkan anaknya sudah mau tiga. Sebagai seorang papa tentu Sean juga ingin memberi contoh yang baik kepada anak-anaknya. Lalu apa jadinya jika anak-anak kami nantinya mengenal Sean sebagai seorang yang mengabaikan papanya?”Sekar menghembuskan napas kasar, lalu mengalih

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   393. Keluarga Bahagia

    Sean dengan hati-hati memapah Lila keluar dari kamar mandi, tubuh Lila tampak lemas setelah memuntahkan isi perutnya. Dia melingkarkan tangannya di pinggang Lila, membantunya berjalan dengan langkah pelan.Wajah Sean penuh kekhawatiran. Sampai kapan keadaan seperti ini harus terjadi pada istrinya"Sayang, sampai kapan kamu seperti ini?" tanya Sean dengan nada cemas. "Aku takut anak kita nggak dapat nutrisi yang cukup kalau kamu terus-menerus muntah."Lila menghela napas, matanya sedikit sayu namun tetap berusaha tersenyum. "Ini hanya di pagi hari saja, Sean. Setelah makan siang, aku biasanya baik-baik saja. Nggak masalah." Dia menoleh, memberi Sean senyum kecil. "Aku tidak bisa meninggalkan Mahendra Securitas begitu saja. Ini tanggung jawab besar."Sean menggenggam tangan Lila, memandangnya dengan mata penuh kasih. "Aku paham, tapi kamu juga perlu jaga diri. Jangan sampai terus-terusan mengorbankan kesehatanmu, ya?"Lila mengangguk pelan, berusaha menenangkan suaminya. "Aku janji, Sea

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   392. Maaf dan Harapan

    Sekar berdiri di samping ranjang, menatap wajah Andika yang tirus dan pucat. Nafasnya teratur, tetapi kosong, seolah hanya bergantung pada mesin yang berdengung pelan di sudut ruangan. Dadanya terasa berat, seperti ada beban yang menekan kuat, menolak untuk melepaskan.Dia menyentuh tangan Andika sekali lagi, terasa dingin dan tak berdaya. Kilasan kenangan masa lalu berputar di benaknya, tawa hangat, janji-janji manis, dan cinta yang pernah begitu dalam. Meski pengkhianatan telah melukai hatinya, tidak bisa dipungkiri bahwa cinta itu masih ada, tersisa di relung hatinya yang terdalam.Sekar mengusap air matanya yang mengalir perlahan. “Kenapa harus berakhir seperti ini, Mas?” suaranya lirih, hampir tenggelam oleh suara mesin yang terus berdetak. “Jika waktu bisa diputar ulang... mungkin semuanya akan berbeda.”Dia menggigit bibir, menahan perasaan yang begitu mengoyak. Dengan langkah berat, Sekar mulai berbalik, memaksakan dirinya untuk pergi. Namun, sebelum membuka pintu, dia berhent

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   391. Kala Maaf Terucap

    Selama perjalanan, Sekar memandangi jalanan yang berlalu di jendela mobil. Amarah berkecamuk dalam dadanya, menggelegak setiap kali bayangan Andika melintas di benaknya. Dia ingin menuntut jawaban, ingin menyelesaikan perhitungan yang sudah terlalu lama tertunda.Namun, di balik kemarahan itu, hatinya bergetar pelan. Ada perasaan asing yang muncul saat menyadari bahwa dia akan bertemu pria yang pernah dia cintai sepenuh hati. Sekar menggigit bibirnya, mencoba mengusir perasaan itu. Tapi kenangan lama tetap menghantui.Dengan berbekal informasi yang didapat dari Lila, Sekar menuju ke ruangan tempat Andika dirawat. Dalam benaknya, Sekar ingin segera menyelesaikan masalah dengan Andika.Setibanya di ruang yang dituju, Sekar berdiri membatu di ambang pintu. Dia menatap tubuh lemah Andika yang terbaring diam dengan berbagai selang dan alat medis yang mengelilinginya.Dada Sekar terasa sesak melihat wajah yang dulu begitu berwibawa kini tampak pucat dan tak berdaya. Sekar mengalihkan pandan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status