Share

174. Tidak Ada Celah

Author: Henny Djayadi
last update Last Updated: 2024-12-04 18:08:40

“Sepertinya Pak Sean sangat mencintai istrinya,” ucap Vicky yang dari kejauhan masih tetap memperhatikan kebersamaan Lila dan Sean.

Bella pun turut memperhatikan Lila dan Sean. Ada perasaan tidak terima dengan apa yang tertangkap oleh indera pengelihatannya.

“Sean melakukan hal itu hanya untuk anak dalam kandungan Lila. Aku yakin setelah anak itu lahir, Pak Sean akan kembali ke stelan awal.” Bella menyanggah ucapan Vicky, dia terlihat sangat yakin mengucapkannya.

Lama menjadi Sekretaris Sean membuat Bella merasa mengetahui banyak tentang bosnya tersebut. Untuk urusan pekerjaan, Sean memiliki ketergantungan kepadanya, hingga membuat mereka begitu dekat. Bahkan bisa dibilang Sean lebih banyak menghabiskan waktu dan lebih dekat dengannya daripada dengan Lila, istrinya.

“Tapi aku memiliki sudut pandang yang berbeda. Banyak suami yang datang untuk antar jemput istri mereka di studioku, mereka terlihat perhatian, tapi aku aku bisa melihat banyak dari mereka yang terpaksa. Dan Sean … dia
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Tety Vivo
Ryan...Oh Ryan,anak pelakor ngelunjak, Gak salah sich Ryan, kasiannya nasib nya lahir dari pelakor yg bermimpi hidup nyaman dan enak dengan jerih lelah istri Sah,sekarang anak nya merasa tersakiti, aku yg dipihak istri Sah,merasa puas emak si Ryan gila' ...Tapi anaknya astaga.. ngelunjak
goodnovel comment avatar
Faidah Waidah
Ryan Ryan perusahaan itu miliki orangtuannya sekar, yang di wariskan ke sekar makanya mau bagaimanapun kamu gak berhak, seandainya itu milik andika pun kamu juga gak berhak karena kamu lahir dari pernikahan siri
goodnovel comment avatar
Teli Apriani
baru tau bahwa sekar sama andika masih terikat pernikahan ....ryan sangat tidak di untungkan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   175. Menyingkirkan Dia

    Ryan mengemudikan mobilnya dengan wajah tegang. Kata-kata Adnan Adilla terus terngiang di kepalanya."Tidak ada celah kecuali membelinya ..." Kalimat itu bagai palu yang menghantam kepalanya berulang kali.Ryan menggenggam setir dengan erat, matanya terpaku ke jalan, tetapi pikirannya melayang jauh. Bagaimana mungkin dia menyerahkan Mahendra Securitas begitu saja pada Sean?Perusahaan itu adalah hasil kerja kerasnya selama bertahun-tahun, bukan hadiah yang bisa diberikan begitu saja kepada seseorang yang tidak tahu perjuangannya.Setelah menempuh perjalanan hampir satu jam, mobil Ryan akhirnya berhenti di depan sebuah bangunan tua di pinggiran kota. Bangunan itu terlihat suram, dengan dinding-dinding yang mulai retak dan cat yang terkelupas. Ryan turun dari mobilnya, mengunci pintu, dan melangkah dengan penuh keyakinan ke arah pintu depan.Pintu kayu itu berderit saat Ryan mendorongnya perlahan. Di dalam, suasana gelap dan pengap menyambutnya. Hanya ada beberapa lampu redup yang mener

    Last Updated : 2024-12-05
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   176. Demi Menyenangkan Istri

    Rangga menyusuri lorong kantor dengan langkah cepat namun santai, wajahnya terlihat ceria. Ia membawa kabar baik yang sudah tak sabar ingin disampaikan kepada Sean. Sesampainya di depan pintu ruang kerja Sean, dia mengetuk perlahan.“Masuk,” suara tegas Sean terdengar dari dalam.Rangga membuka pintu dan melangkah masuk. Sean, yang sedang duduk di kursinya sambil membaca dokumen, langsung mengangkat kepala. Melihat wajah cerah Rangga, Sean tahu bahwa kabar baik menanti.“Ada apa, Ngga? Happy banget, seperti baru dapat kenalan cewek,” canda Sean sambil menyandarkan tubuhnya di kursi.Rangga tersenyum lebar. “Mas Sean tahu saja. Saya sudah bertemu dengan Nadya. Dan berita baiknya, dia bersedia untuk bertemu dengan Mbak Lila kapan saja.”Sean mengangguk puas, senyum kecil tersungging di bibirnya. “Bagus sekali. Kau benar-benar bisa diandalkan, Rangga. Ini akan membuat Lila sangat senang.”“Senang bisa membantu, Mas,” jawab Rangga dengan nada bangga. “Jangan lupa bonusnya!” sambung Rangga

    Last Updated : 2024-12-05
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   177. Kebahagiaan Kecil

    Setelah memastikan jika Nadya bersedia keluar hari ini, Rangga langsung menuju ke tempat kost sahabat Lila tersebut. Dia menunggu di dalam mobil, mengamati gerbang sederhana yang dikelilingi tanaman rambat.Tidak butuh waktu yang lama, Nadya keluar mengenakan pakaian santai, jeans longgar dan sweater putih bersih. Meski sederhana, penampilannya terlihat segar dan polos, memancarkan pesona yang sulit diabaikan, terutama bagi Rangga yang sudah lama sendiri.Rangga turun untuk membukakan pintu mobil. Nadya tersenyum tipis sambil menggelengkan kepala melihat tingkah Rangga yang di rasa sangat berlebihan.“Nggak ada yang marah nanti, Mbak?” tanya Rangga sesaat setelah duduk di seat tepat di belakang kemudi.“Nggak, lagi nganggur, setelah resign belum dapat kerja lagi. Jadi nggak ada bos yang akan memarahi.”Rangga membulatkan mulutnya. Meskipun tidak mendapat jawaban sesuai yang dia inginkan Rangga tetap menganggukkan kepalanya. Tetapi tampaknya Rangga ingin sebuah kepastian tentang status

    Last Updated : 2024-12-05
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   178. Dua Sahabat

    Lila tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya saat Nadya benar-benar hadir di hadapannya. Dengan antusias, ia menggandeng tangan sahabatnya dan mengajaknya masuk ke rumah. Namun, Nadya terlihat tidak sepenuhnya fokus pada percakapan mereka. Matanya lebih sibuk menjelajahi setiap sudut rumah mewah itu, dari lantai marmer yang mengilap hingga lampu gantung kristal yang menjulang megah di ruang tamu.Rumah seperti ini tentu menjadi impian banyak orang. Tetapi Nadya melihat adanya gurat yang menggambarkan suasana hati Lila yang tidak bahagia.“Kau bahagia?” tanya Nadya terdengar lancang.Lila menghela napas panjang, lalu dia menyunggingkan senyum yang terlihat sangat terpaksa sambil menganggukkan kepalanya.“Kau bisa jujur kepadaku,” ucap Nadya lirih dengan tatap mata tajam sambil mengangguk lemah, seolah ingin meyakinkan sahabatnya.“Rumah ini membuatku seperti dipenjara,” jawab Lila sendu.Nadya menoleh, bingung dengan pernyataan itu. “Penjara? Maksudmu?”Lila mengangguk pelan. “Bayangka

    Last Updated : 2024-12-06
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   179. Tak Terganti

    Sean duduk di meja kerjanya, dikelilingi tumpukan dokumen yang membutuhkan perhatian segera. Namun, fokusnya langsung teralihkan ketika ponselnya bergetar. Sebuah pesan masuk dari Rangga menarik perhatiannya. Dengan cepat dia membuka pesan itu dan mendapati sebuah video yang dikirim oleh Rangga.Sean menekan tombol play, dan senyum kecil muncul di wajahnya. Dalam video itu, Lila terlihat ceria, duduk di taman bersama Nadya. Mereka tampak sedang merekam sesuatu, dengan tawa ringan sesekali terdengar. Sean memperhatikan dengan saksama, rasa lega menyelimuti hatinya.“Akhirnya … aku melihatmu bahagia,” gumam Sean sambil memutar video itu lagi.Namun, momen tenang itu terganggu oleh ketukan di pintu ruang kerjanya. “Masuk,” jawab Sean, tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya.Pintu terbuka, dan Bella, sekretarisnya, melangkah masuk dengan membawa beberapa berkas di tangan. “Maaf mengganggu, Pak Sean,” ucapnya lembut.Sean segera meletakkan ponselnya di meja, mengatur ekspresi wajahnya

    Last Updated : 2024-12-06
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   180. Ada Apa dengan Rangga

    Selain ingin menikmati kebersamaan dengan Nadya, Rangga juga berhati-hati membawa mobil mewah milik Sean. Jangan sampai mobil itu lecet sedikit pun karena bisa-bisa gajinya setahun habis untuk biaya ganti rugi.Rangga menyetir dengan santai, sesekali melirik Nadya yang duduk di sampingnya. Suasana di dalam mobil mewah itu terasa nyaman, hingga tanpa sadar sejak tadi mereka membicarakan istri dari pemiliknya.“Mendengar Lila mengeluh, rasanya seperti kurang bersyukur,” ucap Nadya dengan tatap mata tertuju ke depan. “Banyak perempuan yang ingin berada di posisi Lila. Tapi memang dia terlihat tidak bahagia.”“Benarkah?” Rangga mengernyitkan dahinya, sepenglihatannya Sean sudah berusaha keras untuk membahagiakan istrinya tersebut.“Meskipun harus bekerja keras dan menghadapi pandangan buruk orang sekitar, tetapi Lila terlihat lebih bahagia, dia terlihat menikmati saat-saat menjadi dirinya sendiri.”Sejenak Rangga menatap wajah gadis di sampingnya, wajah yang begitu tenang dan penuh kemand

    Last Updated : 2024-12-06
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   181. Salah Sasaran

    Larut malam, jam di ruang keluarga berdetak pelan namun terasa menghantam telinga Lila yang duduk gelisah di sofa. Televisi menyala tanpa suara, sekadar menjadi pengalih perhatian yang gagal.Dulu, jika Sean belum pulang, itu bukan hal yang aneh. Bahkan jika dia tidak pulang sama sekali, Lila tidak pernah memikirkannya lebih jauh. Tetapi kini, situasinya terasa sangat berbeda.Lila memegang ponselnya erat, menatap layar dengan harapan panggilan terakhirnya akan dijawab. Sudah berulang kali dia mencoba menghubungi Sean, tapi tidak ada jawaban. Nomor yang dia hubungi terus berdering sebelum akhirnya masuk ke kotak suara."Sean, di mana kamu?" gumam Lila yang terlihat sangat cemas.Pikirannya mulai berkecamuk. Mungkin Sean sedang di sebuah club malam, bersenang-senang seperti dulu. Atau, mungkin dia bersama Vicky, instruktur senam Lila yang terlihat terlalu ramah padanya. Atau Miranda, wanita dari masa lalu Sean yang pernah muncul kembali. Pikirannya semakin liar, menambah beban di dadan

    Last Updated : 2024-12-07
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   182. Doa yang Dilangitkan

    Setelah berhasil meyakinkan Lila, Sean bergegas menuju ke rumah sakit. Kedekatan mereka bukan hanya sekadar bos dan bawahan, tetapi Sean sudah menganggap Rangga seperti adiknya sendiri.Sean merasa bersalah telah membiarkan Rangga membawa mobilnya. Padahal dia tahu, saat ini ada beberapa sengketa pribadi dan bisnis belum tertuntaskan.Setibanya di rumah sakit, Sean langsung menuju meja informasi, menanyakan lokasi Rangga dirawat. Perawat di meja depan menunjukkan arah ke ruang gawat darurat. Langkah Sean semakin cepat, hingga ia tiba di depan ruang tindakan.Dari balik kaca pintu, Sean melihat dokter dan perawat yang sibuk menangani Rangga. Sean mencoba melihat lebih jelas, tetapi pandangannya terhalang tirai medis. Seorang perawat keluar dari ruangan, dan Sean segera menghampirinya.“Bagaimana kondisi Rangga?” tanyanya cemas.Perawat itu menghela napas. “Pasien mengalami cedera cukup serius, tapi saat ini kami sedang berusaha menstabilkan keadaannya. Mohon bersabar, Pak.”Sean mengan

    Last Updated : 2024-12-07

Latest chapter

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   402. Asa yang Telah Padam

    Sekar menguatkan hatinya melangkah mendekati ranjang perawatan Andika dengan perasaan yang tak menentu. Napas pria itu tersengal, dengan mata yang setengah terbuka, seolah ingin menangkap sosok Sekar untuk terakhir kalinya. Di sekeliling mereka, suara alat medis terus berbunyi, menjadi latar yang tak bisa diabaikan.Sekar menarik napas dalam-dalam, berusaha menahan air matanya. Dengan tangan gemetar, ia menggenggam tangan Andika yang terasa semakin dingin. Perasaan bersalah dan kepedihan bersarang dalam hati perempuan paruh baya itu. Bagaimana mungkin cinta mereka yang pernah menggebu-gebu kini berakhir di sini?Sekar mendekatkan mulutnya tepat di telinga Andika. Dengan suara pelan dan bergetar, perempuan paruh baya itu membisikkan sebuah doa, seperti yang pernah ia ucapkan kala melepas kepergian sang papa beberapa tahun yang lalu.Bayangan kebersamaan mereka yang dulu kembali menghampiri pikirannya, berputar-putar tanpa henti.Andika dengan tatap mata kosong yang menerawang, mencoba

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   401. Setelah Maaf Terucap

    Sekar melangkah keluar dari ruang perawatan Andika dengan gurat wajah penuh kekesalan. Ia tidak ingin berlama-lama di tempat itu, karena hanya akan mengingatkan kembali pada luka lama yang sampai saat ini belum bisa sembuh sepenuhnya.Seandainya bukan untuk memberi kejelasan tentang hubungan mereka, bagi Sekar pertemuan ini hanya membuang waktunya. Andika sudah menjadi bagian dari masa lalu yang tak perlu diungkit lagi.Namun, baru beberapa langkah dari pintu, suara langkah kaki yang tergesa-gesa membuatnya berhenti. Sekar menoleh dan melihat seorang dokter bersama beberapa perawat bergegas masuk ke ruang perawatan Andika. Wajah mereka tegang, gerakan mereka cepat dan menunjukkan suasana darurat.Hatinya mendadak berdebar kencang. Sekar bisa saja mengabaikan, dan terus berjalan seperti yang ia rencanakan sejak awal. Namun, tanpa sadar, kaki perempuan paruh baya itu justru melangkah kembali ke arah pintu.Sekar berdiri di ambang pintu, menyaksikan dokter dan perawat mengelilingi Andika

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   400. Harapan Andika

    Brilian dengan antusias menceritakan pertemuannya dengan Renasya kepada Sekar. Bocah itu duduk di sofa sambil mengayunkan kakinya, wajahnya bersinar penuh semangat.“Oma, ternyata aku sudah punya adik.”Sekar menatap cucunya. Biasanya yang dia sebut adik adalah Malika dan Mikaila anak dari Rangga dan Nadya.“Namanya Renasya, Oma. Dia cantik sekali! Rambutnya panjang wangi, dia juga lucu, suka tertawa. Tidak cengeng seperti Malika,” cerita Brilian dengan penuh semangat.Sekar, yang sedang membaca majalah di sebelahnya, hanya menanggapi dengan anggukan kecil. “Oh ya?”Brilian mengangguk cepat. “Iya! Aku suka main sama dia. Kalau nanti dia main ke sini, aku mau ngajarin dia main basket.”Sekar tersenyum kecil, tapi tak ada antusiasme di matanya. Ia mendengar cerita cucunya, tapi hatinya tetap dingin. Meski dia sadar jika Renasya tidak berdosa, tetapi Sekar belum bisa menerima Renasya ataupun Ryan sepenuhnya.Bagi Sekar, meski Risda sudah tiada, jejak kesalahan wanita itu masih terasa dal

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   399. Terminal Lucidity

    Suasana di ruang perawatan Andika dipenuhi kebahagiaan. Sean dan Ryan datang bersama keluarga mereka, membawa serta anak dan istri masing-masing. Andika tersenyum melihat dua putranya berdiri berdampingan, membawa keluarga kecil mereka ke hadapannya."Papa, ini Renasya," ujar Ryan sambil menggendong putrinya yang masih malu-malu.Andika menatap gadis kecil itu dengan penuh kasih. "Renasya, ke mari, Nak."Renasya menoleh ke Ryan, memastikan bahwa dia boleh mendekat, lalu dengan ragu melangkah ke tempat tidur Andika. Saat Andika mengulurkan tangannya, Renasya tersenyum dan menggenggam jemari rentanya."Opaaaa!" serunya girang.Andika melihat Brilian yang masih berada di samping Sean. Mereka sudah beberapa kali bertemu, pertemuan yang dirahasiakan dari Sekar tentunya.“Brili tidak kangen opa?” tanya Andika sambil mengulurkan tangannya. “Sini dekat dengan adikmu.”“Dia kakakku?” tanya Renasya dengan polosnya.Bocah yang baru berusia tiga tahun kembali melihat ke arah kedua orang tuanya se

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   398. Sekali Saja

    Sean setengah berlari menuju ruang perawatan Andika. Napasnya memburu, tapi hatinya penuh harapan. Begitu membuka pintu, matanya langsung menangkap pemandangan yang membuatnya terdiam sesaat.Andika terbaring di atas brankar dengan mata terbuka, menatap ke arahnya dengan senyum tipis. Di sampingnya, Ryan duduk dengan ekspresi penuh kebahagiaan.“Papa sudah sadar!” seru Ryan, suaranya terdengar lega.Sean nyaris tidak percaya. Ia segera mendekat, meraih tangan sang papa dengan erat. “Papa…” suaranya bergetar. “Akhirnya…”Andika menatap kedua putranya dengan mata berkaca-kaca. “Kalian di sini…” suaranya lemah, tapi penuh kehangatan.Untuk pertama kalinya Andika menyaksikan kedua putranya berada dalam satu tempat dalam keadaan kompak dan rukun.“Papa sudah lama tertidur,” ujar Ryan, mencoba menahan emosinya. “Kami menunggu Papa sadar.”Sean mengangguk cepat. “Kami pikir… Papa tidak akan bangun lagi.”Andika tersenyum samar, menatap mereka satu per satu. “Tuhan masih memberiku waktu… untu

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   397. Apa yang Terjadi dengan Papa?

    Setelah makan malam selesai, mereka berkumpul di ruang keluarga. Brilian sangat bahagia karena bisa berkumpul dengan keluarganya secara utuh. Bocah itu tidak ingin jauh dari papanya, tampak ingin bermanja sejenak sebelum dia tidur.Sean menyandarkan punggungnya di sofa, menatap mamanya dengan ekspresi penuh selidik. Lila duduk di sampingnya, perutnya yang sudah mulai terlihat membesar tampak menyulitkan pergerakannya. Mungkin karena hamil kembar, perut Lila terlihat lebih besar dari usia kehamilannya saat ini.Sean menautkan jemarinya tampak ragu untuk mulai berbicara. "Mama, aku ingin tahu sesuatu."Sekar menyesap tehnya dengan tenang. "Apa Sean?""Bagaimana caranya Mama meyakinkan Ryan?" Sean menatapnya tajam. "Beberapa kali aku bertemu dengannya, dia jelas menolak. Tapi tiba-tiba, dia setuju. Apa yang Mama lakukan?"Memang selama ini Ryan sering menyebut nama Sekar sebagai alasan penolakannya. Tetapi ternyata setelah Sekar sendiri yang menemuinya, Ryan justru langsung menyetujui ta

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   396. Akhirnya

    Ryan menunduk, menatap map berisi bukti-bukti yang bisa menghancurkan hidupnya dan keluarganya. Sekar telah memainkan kartunya dengan sempurna. Dia terpojok, tak lagi punya pilihan.Dengan Anggun Sekar membersihkan sisa makanan di mulutnya. Senyum kemenangan merekah di bibirnya, lalu dia berucap dengan suaranya rendah namun tajam, “Jangan sia-siakan kesempatan ini. Bayar kebaikan Sean dan jadilah adik yang berguna untuk kakakmu.”Ryan mengepalkan tangannya, merasakan amarah dan rasa tidak berdaya yang bercampur menjadi satu. Sekar telah menang, dan dia tidak bisa melakukan apa-apa.Saat kita berbuat dosa dan kesalahan, tetapi masih bisa berkeliaran, bukan berarti kita benar-benar bebas. Saat semua diam dan melakukan pembiaran, itu karena tidak ada kepentingan dengan menggungkitnya. Tetapi mereka akan menggunakan kesalahan untuk menekan kita pada waktu yang tepat. Pertemuan dengan Sekar menyadarkan Ryan akan hal itu.Mungkin dia bisa menghadapi Sekar sendiri, tetapi jika itu sudah meny

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   395. Keputusan Kilat

    Sekar menghela napas panjang. “Aku ingin memastikan Mahendra Securitas tetap berdiri tegak. Dan kau... adalah orang yang paling tepat untuk menjaga itu.”Ryan menatap Sekar dalam-dalam, mencoba membaca maksud tersembunyi di balik mata tajam wanita itu.Tidak semudah itu Ryan percaya dengan ucapan Sekar. Selama ini perempuan paruh baya di hadapannya selalu menentangnya. Menganggap kehadirannya di dunia adalah awa. Tetapi sekarang... wanita itu memintanya untuk kembali?“Kenapa sekarang?” Ryan masih berusaha mencari penjelasan. “Apa yang membuat Bu Sekar berubah pikiran? Apa karena mama saya sudah meninggal?”Sekar mengalihkan pandangannya sejenak ke jendela, melihat taman yang terlihat damai di luar sana.“Tidak ada hubungannya dengan mamamu. Meski aku tidak bisa melupakan perbuatannya, tetapi aku sudah memaafkan mamamu. Tidak ada gunanya menyimpan kebencian, apalagi kepada orang yang sudah meninggal.”Ryan terdiam. Mengabaikan nada bicara Sekar yang ketus dan dingin, Ryan merasa lega

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   394. Sekar Meminta Ryan Kembali

    Setelah mengantar Brilian ke sekolah, mobil yang membawa Sekar melaju keluar kota. Perempuan paruh baya itu duduk diam di kursi belakang, pandangannya kosong menatap jalanan yang dilalui.Perasaan gundah masih menghantui hati Sekar sejak melihat kebahagiaan kecil di rumah tadi pagi. Sebagai seorang ibu dia ingin memahami perasaan anak dan menantunya, begitu juga cucunya.Pembicaraan dengan Lila akhir-akhir ini membuka pikirannya. Bagaimana menantunya itu meluluhkan hatinya hingga memaafkan Andika.Tidak bisa dipungkiri memaafkan Andika menenangkan hatinya. Begitu juga kepada Sean putranya. Dia tidak bisa memaksanya untuk membenci papanya. Sean hanya menunjukkan baktinya sebagai seorang anak.“Ma, Sean juga seorang papa, bahkan anaknya sudah mau tiga. Sebagai seorang papa tentu Sean juga ingin memberi contoh yang baik kepada anak-anaknya. Lalu apa jadinya jika anak-anak kami nantinya mengenal Sean sebagai seorang yang mengabaikan papanya?”Sekar menghembuskan napas kasar, lalu mengalih

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status