“Puteri nyonya Wony,” jawab Andrew samar.Chaning menyeringai jahat. “Dia yang sudah merebut kehidupan Leary?”Andre dan Jimmy tidak dapat berkata-kata meski mereka tingga membenarkan saja.“Bagaimana sikapnya kepada Leary?” tanya Chaning lagi.Andrew dan Jimmy membungkam ketakutan.“Kalian ingin membungkam sampai mati?” Tanya Chaning seraya menodongkan senjatanya pada Jimmy dan Andrew. Chaning tidak ingin membuang waktunya dengan siapapun orang yang tidak bisa memberinya apa-apa, termasuk jawaban.Ancaman Chaning berhasil membuat Jimmy ketakutan setengah mati.“Dia hanya anak kecil, dia memang memang sering mengganggu nona Leary, tap_”“Cukup,” potong Chaning menghentikan ucapan panjang lebar Jimmy. “Menganggu tetaplah mengganggu, sekecil apapun usianya, jika dia berbuat jahat, dia tetap penjahat.”Chaning kembali melihat ke arah Ellis, tanpa membuang waktu pria itu mendekati Ellis yang kini terjatuh dari ranjangnya berusaha untuk pergi. Chaning merangsek pakaian Ellis dan mengangkat
Kehadiran Liebert membuat Petri langsung mundur waspada. Petri tidak mengenal siapa pria yang kini dengan lancangnya masuk ke dalam ruangan kerja Darrel. Petri sudah melupakan wajah Liebert.Ini adalah pertemuan pertama Perti dan Liebert sejak kejadian enam tahun yang lalu, pertemuan terakhir itu berlangsung dipenjara karena Liebert membakar kantor Darrel begitu tahu Olivia pergi.Tidak ada yang bisa menahan Liebert meski dia terbukti melakukan penyerangan. Pria itu hanya ditahan beberapa jam dengan alasan yang tidak diketahui siapapun, keluarga McCwin memilih tidak melanjutkan perkara karena mereka tahu konsekuensinya.Keluarga McCwin tahu jika klan Benvolio adalah kelompok mafia, mereka memiliki banyak boneka pejabat yang selalu mereka atur dalam setiap pembersihan masalah.Liebert melangkah masuk lebih jauh ke dalam ruangan kerja Darrel dan berdiri di hadapan Darrel. Kedua pria itu saling berhadapan setelah sekian lama tidak melakukannya.Darrel tahu jika Liebert adalah adik Olivi
Kediaman keluarga McCwin kacau balau di sore itu, suara sirine ambulance terdengar di mana-mana, banyak orang yang berdatangan karena telah terjadi pembantaian masal yang mengerikan.Ada banyak orang yang terluka, ada banyak darah di mana-mana, beberapa mayat terbungkus dibawa ke dalam mobil. Orang-orang berpikir bahwa telah terjadi perampokan yang besar, mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.Petri dibawa pergi oleh Andrew dan Jimmy untuk bisa menenangkan diri dengan bantuan dokter pribadi, sementara Ellis dan Darrel harus dibawa ke rumah sakit bersama beberapa orang lainnya.Sementara itu, Leary yang sudah dibawa ke rumah sakit masih ditangani tim dokter.Tidak ada kepuasan sedikitpun yang terlukis di wajah Chaning dan Liebert meski mereka sudah membuat banyak kekacauan untuk Darrel. Kedua pria itu terjebak ketegangan karena Leary yang kini masih ditangani dokter.Sudah ada dua dokter yang masuk ke dalam ruangan, beberapa perawat yang lewat terlihat cukup ketakutan dan menat
Wajah Leary terlihat pucat, bulu matanya yang lentik panjang itu terlihat bergerak pelan mencoba untuk terbuka. Samar Leary mendengarkan suara orang-orang di sekitarnya memanggil-manggil namanya dan mengusap punggung tangannya tatkala jari-jari kecil bergerak pelan merespon.Samar, bayangan gelap pekat dan tidak jelas berubah memperlihatkan beberapa titik cahaya, dan begitu dia membuka mata, Leary melihat dua orang asing berdiri di sampingnya dan tersenyum lembut mengenakan pakaian serba biru.Dua orang asing itu sempat dia lihat beberapa jam yang lalu.Leary berkedip pelan, rasa sakit yang samar dia rasakan kini kembali terasa lebih nyata dirasakan di setiap tarikan napas yang dia ambil.“Hay Leary, apa kau mendengarku?” tanya wanita berambut pirang. Dia adalah dokter Stella, seseorang yang sudah berada di samping Leary sejak beberapa jam yang laluLeary tidak menjawab, gadis kecil itu terjebak dalam kebingungan, pikirannya bertanya-tanya di mana dia sekarang, namun mulutnya tidak ma
Liebert menghisap rokoknya dengan kuat, pria itu melihat langit yang sudah gelap dan terlihat pekat. Chaning pergi satu jam yang lalu karena urusan pekerjaan yang tidak bisa ditunda.Keributan kota London samar dapat di dengar, suara ambulance terdengar, suara sirine polisi terdengar, dapat Liebert rasakan jika Chaning sudah melancarkan misinya untuk melumpuhkan seseorang.Liebert mengusap rambutnya yang berantakan, pria itu melihat ke belakang, memperhatikan tempat kamar Leary berada. Liebert masih belum diizinkan menemui Leary, namun beberapa dokter terus memeriksa perkembangannya karena ada masalah dengan pernapasanya.Liebert kembali menghisap rokoknya, pria itu terlihat masih berada dalam setumpuk ketegangan. Tidak mudah untuk Liebert untuk bisa tenang, dalam satu hari ini dia harus menerima kabar kematian kakaknya dan juga harus melihat keadaan sepupunya yang tersiksa di tangan pria yang sama, Darrel McCwin.Menghabisi Darrel McCwin tidak akan pernah menuntaskan dahaga kepuasan
Darrel harus melakukan serangkaian operasi karena ada beberapa peluru yang bersarang di kakinya. Keadaan pria itu cukup parah dan kini dia terbaring ranjang terlihat tidak begitu berdaya akibat dari operasi, kehilangan banyak darah dan kondisi tubuhnya yang lainnya juga ikut terluka.Sejak mendapatkan kembali kesadarannya, Darrel tidak melihat siapapun yang mengunjunginya. Orang-orang sibuk harus membereskan kekacauan, sementara Petri langsung dibawa pergi karena mengalami shock berat.Kepala Darrel bergerak ke sisi, melihat sebuah jendela yang kini tertutup rapat menunjukan bayangan wajahnya yang kini penuh dengan bekas luka.Kepala Darrel sangat berat, mulut dan hidungnya yang ikut terluka membuat dia merasa kesulitan untuk bernapas. Pria itu tidak memanggil siapapun begitu dia sudah mendapatkan kembali kesadarannya sepenuhnya.Dalam kesendiriannya, Darrel memilih untuk merenung melihat jendela yang tertutup rapat. “Apa yang harus kulakukan sekarang,” bisik Darrel pada kesunyian be
Dear Burka.Aku sangat berterima kasih atas kebaikanmu yang memberitahu kabar menantuku dan keberadaan cucuku yang ternyata masih hidup.Aku merasa sangat bahagia dan seperti mendapatkan kembali semangat untuk hidup. Tolong jaga Leary selama aku masih di sini, aku akan segera kembali ke London dan membawanya.Burka, aku percaya bahwa kau lebih dari sekadar pelayan, kau adalah teman yang baik bagi Olivia.Burka, sejak aku tinggal di sini, ada banyak masalah dan gangguan dalam kehidupanku. Semua itu selalu terjadi setiap kali aku memberikan surat kepada Darrel mengenai kabar keberaaan Olivia yang selama ini selalu berusaha aku cari.Aku tidak pernah diam saja ketika menantuku harus tersingkirkan dari rumahnya sendiri karena seorang pelacur dan putraku yang bodoh.Setiap kali aku membuat surat untuk Darrel, aku selalu membuatnya di kertas dua rangkap karena aku percaya bahwa Oliviaku, menantuku masih mempertahankan bayinya karena sesungguhnya dia memang tidak sakit apapun.Ku titip setia
“Jika kau sudah sembuh, kau akan tinggal denganku, paman Liebert dan ayah, maksudku paman baikmu. Cepatlah sembuh, nanti kau akan pergi ke sekolah denganku, kau tidak perlu lagi pulang ke rumah itu,” jelas Ferez dengan cepat seakan memahami apa yang sebenarnya Leary pikirkan.Pupil mata Leary melebar, ucapan Ferez terdengar seperti secercah harapan untuk Leary yang kini tengah tersesat dalam kegelapan. Namun, apakah boleh dia kembali berharap terhadap sesuatu? Bagaimana jika harapan itu selalu berakhir menyedihkan seperti sebelumnya?Bolehkah Leary berharap kepada seseorang selain Tuhan?Ketidak percayaan yang terpancar di mata Leary membuat Ferez segera bangkit. Ferez tidak ingin Leary semakin larut dalam pikiran bahwa dirinya tidak berharga. Ferez tidak suka jika Leary berubah hanya karena sekelompok sampah yang tidak berguna.“Kami temanmu, teman saling mengandalkan dan menjaga, kami tidak akan meninggalkanmu. Kau harus percaya padaku karena aku tidak tidak pernah berbohong padamu,
Langit terlihat memerah, dalam waktu beberapa menit lagi akan benar-benar tenggelam. Leary duduk di rerumputan melihat banyaknya daun semanggi yang tumbuh subur.Gadis kecil itu terlihat merenung teringat Petri yang pernah dia beri daun semanggi.Petri, entah mengapa Leary ingin lebih dekat dengannya dan terus memikirkannya. Leary gelisah melihat Petri yang terlihat bersedih.“Apa yang kau lakukan di sini? Masuklah,” titah Chaning yang datang menyusul, sekilas pria itu melihat jauh keberadaan Ferez yang masih menunggangi kudanya di pacuan.Wajah Leary terangkat, menatap lekat Chaning yang kini disinari sinar matahari sore. Pria itu terlihat kuat, indah dan hangat, sehangat matahari sore.Leary tidak bersuara, namun anak itu terus menatap Chaning dalam diam, Leary bergumul dalam pikirannya mencoba untuk merangkai sesuatu untuk diungkapkan.“Kenapa?” tanya Chaning yang menyadari sesuatu.Leary segera berdiri. “Paman, apa boleh saya berteman baik dengan Petri?” tanya Leary terdengar seper
Ferez berjalan sendirian keluar dari kantin sekolah, beberapa saat yang lalu dia sempat pergi ke kelas Leary untuk memastikan keadaannya karena ingin tahu keadaannya. Ferez tidak menemukan keberadaannya, dia sempat berpikir Leary pergi ke kantin sekolah, namun ternyata Leary juga tidak ada.Cukup jauh Ferez melangkah akhirnya dia sampai di taman sekolah, tidak membutuhkan waktu lama untuknya mencari Leary karena kini perhatiannya langsung tertuju pada gadis kecil itu yang kini tersenyum melambaikan tangannya pada Petri yang beranjak pergi meninggalkannya.Ferez juga melihat Duke yang kini tengah berdiri di bawah pohon, Ferez tidak habis pikir dengan keputusan ayahnya yang mengirim Duke dibandingkan pengawal lainnya. Padahal Duke memiliki fisik yang mencolok dibandingkan dengan Romero.Tanpa pikir panjang Ferez segera pergi menghampiri Leary.“Ferez,” sapa Leary dengan senyuman lebar terlihat senang.“Bagaimana kelas pertamamu?” tanya Ferez seraya duduk, namun tatapannya yang tajam it
“Apa boleh saya duduk di sini?” tanya Leary memberanikan diri.Sekali lagi Petri menarik napasnya dalam-dalam, dan berkata, “Duduklah.”Leary memutuskan untuk duduk di samping Petri, sementara Duke berdiri menunggu di bawah pohon sambil berbicara dengan seorang anak laki-laki yang meminta tolong kepadanya karena bolanya menyangkut di dahan pohon.Leary dan Petri duduk berdampingan, keduanya terlihat terjebak dalam kecanggungan meski hatinya saling memiliki rasa penasaran dan bertanya-tanya ingin tahu kabar masing-masing.Petri melirik Leary yang kini membuka bekal makanannya di atas pangkuannya. “Kau mulai sekolah hari ini?”Leary mengangguk dengan senyuman.“Bagaimana perasaanmu?” tanya Petri lagi.“Luar biasa, saya sangat senang.”Petri ikut tersenyum meski jauh di dalam lubuk hatinya dia merasa sedikit iri karena tidak bisa pergi bersama ke sekolah dengan adiknya, malahan kini mereka berdua tampak seperti dua orang asing yang sedang mengobrol.Leary mengambil roti isi yang dibuat o
Noah menopang dagunya memperhatikan gurunya tengah berbicara di depan, perhatiannya sempat teralihkan pada Petri yang tengah membaca buku. Sejak kejadian hari itu, Petri menjadi jarang sekolah, dia harus menanggung banyak tanggung jawab dan lebih mementingkan untuk belajar khusus bisnis dibandingkan dengan sekolah umum untuk anak-anak seusianya.Keadaan Darrel tidak kunjung membaik dan dia terus mendapatkan perhatian khusus, bisa dikatakan mungkin kini keadaan jauh lebih buruk. Beruntung Adelle sering datang membantu Petri dikala dia kesulitan. Kini kediaman keluarga McCwin sudah kosong tidak berpenghuni, Petri lebih memilih tinggal bersama Andrew yang sampai saat ini masih setia kepadanya meski sudah mengundurkan diri.Karena kejadian di hari itu, Petri sempat tidak sekolah selama satu bulan, dia harus mendapatkan banyak bimbingan agar bisa melewati masa traumanya.Kini, Petri yang cerdas dan selalu kompetitif dalam belajar sudah berubah, dia lebih banyak diam dan menyendiri, menja
Chaning dan Liebert duduk dalam ketegangan, kehadiran kedua pria itu membuat seseorang guru yang mengurus administrasi pendaftaran sekolah sempat dibuat diam dan tersenyum canggung.Hari kemarin seseorang bertubuh tinggi besar dangan wajah bertato yang datang memberikan semua berkas keperluan, dan kini yang datang menjadi wali adalah dua pria bertubuh besar.Chaning dan Liebert berpenampilan rapi, namun aura mematikan mereka tetap saja tidak bisa dihindarkan. Terlebih, sebelumnya Russel pernah bertemu dengan Chaning yang pernah mendaftarkan Ferez.Nama Benvolio sangat begitu jarang digunakan, dan nama itu dikenal sebagai nama klan besar keluarga mafia.“Kita pernah bertemu sebelumnya, Anda orang tuanya Ferez?” ucap Russel berbasa-basi, padahal sebelumnya dia sudah dihubungi secara khusus oleh petinggi sekolah bahwa akan ada tamu penting yang akan medaftar anaknya sekolah.Chaning mengangguk samar.Russel berdeham pelan sambil menyeka keringat dingin di keningnya. “Jadi, anak atas nama
“Aku paman kandungnya, aku akan menjadi walinya,” Liebert angkat bicara ditengah-tengah sarapan pagi yang akan dimulai.Pagi ini Chaning dan Liebert tengah berdiskusi mengenai sekolah pertama Leary, nampaknya diskusi itu sedikit terganggu karena Chaning dan Liebert sama-sama ingin menjadi wali Leary.Chaning menengok seketika, pria itu mendorong piring makanan untuk Ferez. “Apa kau sudah lupa? Sekarang aku menjadi ayah angkatnya secara sah, secara garis besar aku lebih berhak menjadi walinya.”Kening Liebert mengerut samar, pria itu tampak tidak setuju dengan apa yang telah Chaning katakan kepadanya. “Ayah angkat di atas kertas, Leary masih memanggilmu paman.”“Memangnya kenapa? Saat kecil, Ferez juga memanggilku Chaning dibandingkan dengan sebutan ayah. Lagi pula, Leary lebih dekat denganku.”Liebert tersenyum miring, pria langsung bersedekap sombong. “Oh ya? Jika kalian sangat dekat, apa kau tahu keahilannya?”“Apa maksudmu? Aku lebih tahu tentang dia dibandingkan denganmu,” debat C
Empat bulan kemudian..Leary terbaring dalam kegelisahan, gadis kecil itu terlihat beberapa kali melihat baju seragam sekolahnya yang digantung di depan lemari. Besok adalah hari pertama dia akan sekolah, Leary sangat gugup dan berdebar hebat tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi besok.Keadaan Leary sudah pulih sejak tiga bulan yang lalu, namun karena dia masih kesulitan berbicara dan takut dengan orang asing, butuh waktu lama untuknya bisa pulih seperti sekarang.Kini, Leary telah kembali menjadi anak yang penuh semangat dan selalu ceria. Sejak tinggal di rumah Chaning, secara perlahan Leary mendapatkan lebih banyak keberaniannya berkat dorongan semua orang.Chaning maupun Liebert, mereka berdua memang tidak begitu bisa bersikap manis dan lembut seperti orang lain. Namun, mereka berdua mampu memberikan banyak kenyamanan dan rasa aman untuk Leary, mereka berdua selalu menumbuhkan rasa percaya diri Leary agar dia berhenti berpikiran buruk lagi dengan orang-orang yang ada di se
Desa Bibury, tempat yang telah Leary tinggalkan, tempat kenangan terakhir Olivia hidup, kini berada di depan mata. Leary berdiri terpaku, berdiri di tengah-tengah rumah kecil sederhana dan kumuh. Pandangannya mengedar melihat ke penjuru tempat, merasakan kembali kenangan indah dirinya bersama ibunya dulu.Leary mengusap dadanya, merasakan sesuatu perasaan yang kosong kini terasa kembali penuh hanya dengan membayangkan wajah Olivia, mencium sisa-sisa aromanya yang masih tertinggal.Di tempat ini, Leary melewati masa indah terakhirnya bersama ibunya. Leary melangkah pelan dalam tuntunan Chaning, mendekati sebuah tungku perapian. Di tempat itu, Olivia menghembuskan napas terakhirnya dalam pelukan Leary. Leary masih ingat, dia memeluk tubuh Olivia yang semula hangat berubah dingin, Leary yang sudah berjanji untuk menjadi anak yang kuat menahan air matanya hingga hembusan napas terakhir Olivia, hingga detak jantung terakhirnya, Leary menangis tanpa suara agar Olivia tidak mendengarnya.
Leary terduduk di kursi rodanya dengan sebuah pakaian yang tebal, gadis kecil itu tidak berhenti memandangi Liebert yang sejak tadi menyisir rambutnya, membantu mengenakan pakaian tebal hingga membantu mempersiapkan kepergian mereka karena pulang dari rumah sakit.Suara ketukan di pintu terdengar, tidak terduga Petri berdiri di ambang pintu. Ini untuk pertama kalinya Petri keluar usai kejadian itu, kini konisi Petri sudah mulai stabil berkat bantuan dokter. Petri berdiri tertunduk terlihat ragu untuk menatap.“Apa aku dibolehkan masuk?” Tanya Petri terdengar pelan nyaris tidak terdengar.Liebert sempat terdiam, pria itu lebih dulu melihat reaksi Leary. Jika Leary ketakutan, maka Liebert akan menolak.Melihat Leary yang terlihat tenang, Liebert akhirnya segera berdiri. “Masuklah,” jawab Liebert memberi izin.Petri mencoba memberanikan diri untuk mengangkat wajahnya dan menatap Liebert, orang sudah menembak kaki ayahnya dengan kejam. Namun entah mengapa, tidak ada kebencian di dalam ha