Kediaman keluarga McCwin kacau balau di sore itu, suara sirine ambulance terdengar di mana-mana, banyak orang yang berdatangan karena telah terjadi pembantaian masal yang mengerikan.Ada banyak orang yang terluka, ada banyak darah di mana-mana, beberapa mayat terbungkus dibawa ke dalam mobil. Orang-orang berpikir bahwa telah terjadi perampokan yang besar, mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.Petri dibawa pergi oleh Andrew dan Jimmy untuk bisa menenangkan diri dengan bantuan dokter pribadi, sementara Ellis dan Darrel harus dibawa ke rumah sakit bersama beberapa orang lainnya.Sementara itu, Leary yang sudah dibawa ke rumah sakit masih ditangani tim dokter.Tidak ada kepuasan sedikitpun yang terlukis di wajah Chaning dan Liebert meski mereka sudah membuat banyak kekacauan untuk Darrel. Kedua pria itu terjebak ketegangan karena Leary yang kini masih ditangani dokter.Sudah ada dua dokter yang masuk ke dalam ruangan, beberapa perawat yang lewat terlihat cukup ketakutan dan menat
Wajah Leary terlihat pucat, bulu matanya yang lentik panjang itu terlihat bergerak pelan mencoba untuk terbuka. Samar Leary mendengarkan suara orang-orang di sekitarnya memanggil-manggil namanya dan mengusap punggung tangannya tatkala jari-jari kecil bergerak pelan merespon.Samar, bayangan gelap pekat dan tidak jelas berubah memperlihatkan beberapa titik cahaya, dan begitu dia membuka mata, Leary melihat dua orang asing berdiri di sampingnya dan tersenyum lembut mengenakan pakaian serba biru.Dua orang asing itu sempat dia lihat beberapa jam yang lalu.Leary berkedip pelan, rasa sakit yang samar dia rasakan kini kembali terasa lebih nyata dirasakan di setiap tarikan napas yang dia ambil.“Hay Leary, apa kau mendengarku?” tanya wanita berambut pirang. Dia adalah dokter Stella, seseorang yang sudah berada di samping Leary sejak beberapa jam yang laluLeary tidak menjawab, gadis kecil itu terjebak dalam kebingungan, pikirannya bertanya-tanya di mana dia sekarang, namun mulutnya tidak ma
Liebert menghisap rokoknya dengan kuat, pria itu melihat langit yang sudah gelap dan terlihat pekat. Chaning pergi satu jam yang lalu karena urusan pekerjaan yang tidak bisa ditunda.Keributan kota London samar dapat di dengar, suara ambulance terdengar, suara sirine polisi terdengar, dapat Liebert rasakan jika Chaning sudah melancarkan misinya untuk melumpuhkan seseorang.Liebert mengusap rambutnya yang berantakan, pria itu melihat ke belakang, memperhatikan tempat kamar Leary berada. Liebert masih belum diizinkan menemui Leary, namun beberapa dokter terus memeriksa perkembangannya karena ada masalah dengan pernapasanya.Liebert kembali menghisap rokoknya, pria itu terlihat masih berada dalam setumpuk ketegangan. Tidak mudah untuk Liebert untuk bisa tenang, dalam satu hari ini dia harus menerima kabar kematian kakaknya dan juga harus melihat keadaan sepupunya yang tersiksa di tangan pria yang sama, Darrel McCwin.Menghabisi Darrel McCwin tidak akan pernah menuntaskan dahaga kepuasan
Darrel harus melakukan serangkaian operasi karena ada beberapa peluru yang bersarang di kakinya. Keadaan pria itu cukup parah dan kini dia terbaring ranjang terlihat tidak begitu berdaya akibat dari operasi, kehilangan banyak darah dan kondisi tubuhnya yang lainnya juga ikut terluka.Sejak mendapatkan kembali kesadarannya, Darrel tidak melihat siapapun yang mengunjunginya. Orang-orang sibuk harus membereskan kekacauan, sementara Petri langsung dibawa pergi karena mengalami shock berat.Kepala Darrel bergerak ke sisi, melihat sebuah jendela yang kini tertutup rapat menunjukan bayangan wajahnya yang kini penuh dengan bekas luka.Kepala Darrel sangat berat, mulut dan hidungnya yang ikut terluka membuat dia merasa kesulitan untuk bernapas. Pria itu tidak memanggil siapapun begitu dia sudah mendapatkan kembali kesadarannya sepenuhnya.Dalam kesendiriannya, Darrel memilih untuk merenung melihat jendela yang tertutup rapat. “Apa yang harus kulakukan sekarang,” bisik Darrel pada kesunyian be
Dear Burka.Aku sangat berterima kasih atas kebaikanmu yang memberitahu kabar menantuku dan keberadaan cucuku yang ternyata masih hidup.Aku merasa sangat bahagia dan seperti mendapatkan kembali semangat untuk hidup. Tolong jaga Leary selama aku masih di sini, aku akan segera kembali ke London dan membawanya.Burka, aku percaya bahwa kau lebih dari sekadar pelayan, kau adalah teman yang baik bagi Olivia.Burka, sejak aku tinggal di sini, ada banyak masalah dan gangguan dalam kehidupanku. Semua itu selalu terjadi setiap kali aku memberikan surat kepada Darrel mengenai kabar keberaaan Olivia yang selama ini selalu berusaha aku cari.Aku tidak pernah diam saja ketika menantuku harus tersingkirkan dari rumahnya sendiri karena seorang pelacur dan putraku yang bodoh.Setiap kali aku membuat surat untuk Darrel, aku selalu membuatnya di kertas dua rangkap karena aku percaya bahwa Oliviaku, menantuku masih mempertahankan bayinya karena sesungguhnya dia memang tidak sakit apapun.Ku titip setia
“Jika kau sudah sembuh, kau akan tinggal denganku, paman Liebert dan ayah, maksudku paman baikmu. Cepatlah sembuh, nanti kau akan pergi ke sekolah denganku, kau tidak perlu lagi pulang ke rumah itu,” jelas Ferez dengan cepat seakan memahami apa yang sebenarnya Leary pikirkan.Pupil mata Leary melebar, ucapan Ferez terdengar seperti secercah harapan untuk Leary yang kini tengah tersesat dalam kegelapan. Namun, apakah boleh dia kembali berharap terhadap sesuatu? Bagaimana jika harapan itu selalu berakhir menyedihkan seperti sebelumnya?Bolehkah Leary berharap kepada seseorang selain Tuhan?Ketidak percayaan yang terpancar di mata Leary membuat Ferez segera bangkit. Ferez tidak ingin Leary semakin larut dalam pikiran bahwa dirinya tidak berharga. Ferez tidak suka jika Leary berubah hanya karena sekelompok sampah yang tidak berguna.“Kami temanmu, teman saling mengandalkan dan menjaga, kami tidak akan meninggalkanmu. Kau harus percaya padaku karena aku tidak tidak pernah berbohong padamu,
Sebuah kebetulan ketika Ellis masuk, Darrel terlihat tengah terjaga, namun anehnya Ellis berhenti memutar roda seketika begitu melihat tatapan dingin dan asing Darrel begitu melihat kedatangannya.Darrel terlihat berbeda dan membuat Ellis merasakan perasaan yang tidak baik dari sosok ayahnya itu.Ellis mematung bingung dan mencoba untuk tersenyum juga bersikap tenang meski pikirannya bertanya-tanya, apakah saat ini Darrel marah kepadanya akibat kekacauan sore tadi? Ataukah memang perasaan Darrel saja yang saat ini sedang buruk? “Ayah, bagaimana kabar Ayah?” tanya Ellis.Darrel tidak menjawab, pria itu masih menatap dingin Ellis. Sebutan panggilan Ayah dari mulut Ellis langsung terasa asing untuk Darrel dengar. Darrel sampai merasa tidak sudi menatap wajah Ellis karena anak itu langsung mengingatkan Darrel pada dosa terbesar dalam hidupnya. Yaitu, membiarkan Wony masuk ke dalam rumah tangganya.Keberadaan Ellis di sisinya menjadi sebuah bukti betapa bodohnya Darrel McCwin karena dia s
Waktu sudah menunjukan pukul tiga dini hari, cuaca terasa sangat dingin.Dalam gelapnya malam yang kian pekat, Darrel tidak bisa menutup matanya sedetikpun, pria itu terhanyut dalam kesedihan yang semakin dia rasakan, semuanya semakin menyiksa hingga membuat hatinya seperti tengah remuk.Darrel tersiksa..Ketika dia mencoba tidur, sebuah mimpi buruk datang mengingatkan dosa yang telah dia perbuat, ketika da membuka mata, sebuah bayangan kejahatan yang dia lakukan terus menghantuinya.Darrel sangat frustasi, marah kepada dirinya sendiri, kecewa kepada dirinya sendiri.Darrel membuang napasnya dengan sesak, pria itu mengusap dadanya dengan lemah merasakan hatinya yang kini terasa begitu sakit terus terbayang wajah menderita Leary dan tatapannya yang penuh dengan keputus asaan.Entah sudah berapa ratus kali Darrel menghela napasnya yang sesak.Entah apa yang harus dia lakukan dalam kehidupannya di masa depan nanti setelah kejadian ini.Leary yang telah dia sia-siakan dan Olivia yang tela