Share

Lamaran Pak RT

"Apa? Pak RT nggak salah mau melamar saya? Saya baru cerai loh, Pak. Lagipula saya nggak mau memulai lagi sekarang-sekarang. Maaf ya, Pak! Semoga Pak RT bisa mengerti," ucapku.

Pak RT diam, lalu menghela napasnya.

"Baiklah. Saya mengerti."

"Ya udah, kita pulang yuk, Pak. Kasihan anak-anak saya nunggu. Oya Pak RT kan masih muda dan belum menikah, cari saya calon yang lain yang masih gadis. Insya Allah saya doakan semoga dipertemukan dengan seseorang yang menjadi tambatan hati Pak RT nanti," sahutku. Semoga Pak RT paham, karena aku tak pantes banget buat brondong.

Perjalanan menuju rumah, tinggal sedikit. Pak RT bilang, ia akan kembali ke gerai jualannya.

"Ya, Pak. Semoga rame lagi ya di lapak yang baru!" harapku.

Sebenarnya yang membuatku menolaknya lagi karena ia adalah pengacara dan rekan bisnisku. Tak mungkin aku menjalin cinta dengan seseorang yang biasa bersamaku di bidang lainnya.

"Aamiiin. Makasih Bu Alma. Bu, saya masih menunggu ya! Jika dirasa Bu Alma butuh waktu menjawab per
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status