Beranda / Fantasi / Kelahiran Kembali / 3 Lembah Húdié

Share

3 Lembah Húdié

Penulis: Yu Liani
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-08 16:30:09

  Gercikan air terpantul di bebatuan bisa di tangkap telinga Xiao li. Tanpa sadar, larian itu mengarah ke sebuah air terjun. Memang sengaja, 4 Pria itu mengiring Xiao li menuju ke air terjun. Kaki memberat, mau maju ada 4 Pria memasang seringai, siap menerkamnya. Mau mundur, ada jurang air terjun. Terlihat, dari atas tidak bisa melihat dasarnya. 'Bagaimana ini? Apa aku melompat saja, tapi aku masih ingin bersama Ibuku. Meski aku tidak berguna begini!' pikir Xiao li. Mulai memperlihatkan kerutan di dahi. 

Mereka berempat memiliki perawakan yang beragam. Bila disimpulkan para lelaki itu adalah kultivator tingkat 3 ranah 2. Mungkin dialah pemimpinya, badannya sedikit gemuk. Memiliki wajah kaku dengan warna kulit gandum. Sedangkan pria di sisinya, dia tinggi dan kurus. Auranya tidak terlalu menonjol, pasti baru tahap 2 awal. Kalau yang botak, dia pendek. Memancarkan tekanan yang kuat, tidak sekuat si pria gemuk. Sisanya, dia berperawakan tinggi, tidak kurus dan tidak berisi, paling dia kultivator tingkat 2 ranah ketuju. Walaupun begitu, tetap saja mereka bukan tandingan Xiao li. Para pria itu, jelas mengutatarakan keinginnaya, dari sorotan mata mereka. Tidak ada tatapan persahabatan! 

"Hehehe, Gadis bodoh! Kematianmu akan datang!" celetuk salah satu Pria bongsor. Disertai majuan teman botak. 

"Hahaha, dasar sampah masyarakat! Sayang sekali ... kau mati sia-sia. Tapi, melihat dirimu yang kotor, siapa yang mau menyentuhmu!" ejeknya.

"Kekekeke dasar Babi!" timpal pria kurus kering. Semua pria melangkah maju, semakin Xiao li mundur. Meski dia memberanikan diri, 4 lelaki bukan tandingannya. Seumpama, dia melompat lalu berenang ke tepian, tetap saja! Dia akan terseret arus, terlebih lagi, tidak bisa berenang. Xiao li benar-benar berada di keadaan terburuk. Badan kecilnya, kembali menggigil cemas.

"Hehe, jangan membuat Kakak menunggu. Lompat saja, kalau begitu--- bukan kami yang  membunuhmu, tapi kebodohan dan kelemahanmu!" 

"Hahahah, hahaha." 

Mereka menertawai Xiao li, yang akan mati tepat di depannya. Mendengar tawa itu, gadis ini terus menggigil. Para lelaki semakin mendekati Xiao li. Mau tidak mau, dia memutuskan melompat ke arus sungai.

"Akkkkhhhh." 

Raung Xiao li terlempar di ujung arus, tetapi kedua tangan masih memegangi bebatuan. Tubuhnya bergelantung di arus sungai. Rasa takut mencengkam ke dalam diri. Tangan bergoyang, tunas menyoroti 4 pria yang berdiri di sisi sungai. Bidikan Xiao li, mampu memberhentikan tawa mereka sejenak. 

"Sial! Apa mau kucongkel mata itu! Berani sekali memelototiku!" murka salah satu pria. Memutuskan mengambil batu. Melempari gadis yang masih bertahan memegangi ujung batu, agar tidak terjatuh ke bawah.

Byurs, syut! Dugh plak. 

Lemparan demi lemparan batu, dihiasi tawa mereka. Satu batu, dua batu, 4 batu. Xiao li tidak bisa menahan jauh lebih lama lagi. Dia tidak memiliki kekuatan spiritual apapun. Makanya tidak bisa membuat kontrak dengan hewan spiritual. Darah segar merintik dari; bibir, hidung serta wajah yang terkena lemparan batu. Netranya membulat, mulai mengumandangkan suara getar, "Meski dewa kematian mencabut nyawaku sekarang! Aku akan merangkak keluar dari kubur dan membalas! Nyatanya, aku tidak memiliki kekuatan apapun. Sial! Aku benar-benar sampah!" umpat Xiao li. Kesal dengan diri sendiri. Sampai di titik ini, dia tidak bisa melakukan apapun. Walau nyawanya terancam!  

Kelopak mata mulai mengatup, menahan sakit. Baru di buka, sebuah batu seukuran bola tepat di depan alis. Benih mata terasa mendelik keluar, belum sempat menghindar sepenuhnya, malah dihujani batu lagi. Membuat keseimbangnnya runtuh. 

"Terimalah ini!" Disertai lemparan batu yang mengenai tangan Xiao li, membuat pegangan tangannya terlepas.

Blagkh!

"Akhh! TIDAAAAAAAKKK!!" 

Jeritan gadis ini, jatuh bersama batu-batu. Tubuh dan suaranya tidak lagi terdengar, ataupun terlihat. Bola mata hitam sepenuhnya tertutup. Tenggelam ke dasar, sesaat kembali mengambang di dasar jurang air terjun. Ketika gadis ini terjatuh dan tenggelam. Rasa dingin menyusup ke tubuh, dada sesak. Matanya kian lelah, ingin tidur sekarang juga. Dia tidak bisa lagi membuka kedua bola mata. Hanya, menyisakan kegelapan dan terdampar di sisi lembah.

"Hahaha, akhirnya mati juga, kita bisa menerima 500 tael perak hahah! Ayo bubar, mari kita ke rumah bordil hhehe!" ajakan dari bos mereka. 

"Dia sudah mati. Tidak ada yang keluar hidup-hidup dari jurang air terjun ini. Dikatakan, di bawah air terjun adalah lembah Húdié. Kecuali dia setan, yang merangkak keluar!" himbuh bos mereka. Sedikit angkatan bahu. Merasa merinding dan meninggalkannya begitu saja.

---

  Lembah Húdié, lembah yang terkenal di negeri Pùbù. Tidak ada yang pernah keluar hidup-hidup dari lembah ini. Ketika Xiao li terjatuh. Sangat jelas, dia tidak memiliki harapan untuk hidup. Dia tahu ini, di saat terjatuh memikirkan; "Aku terjatuh di sini? Sudah pasti, hanya bisa mati! Aku tahu aku bodoh, tapi aku tahu tempat ini paling mematikan di negri Pùbù. Ya, di lembah Húdié. Sayang sekali, aku harus mati di sini. Pasti begitu sepi dan sunyi. Maafkan aku Ibu, bila aku belum berbakti sepenuh--nya," pejaman mata itu. Mengakhiri ucapan gadis ini, untuk terdiam selama-lamanya.

.

..

---

"Di mana nona Keempat? Ini sudah malam, tapi belum kunjung datang!" nada tinggi disertai kekhawatiran. Kakek tua dengan rambut memutih. Datang 2 pria gagah, mengenakan seragam biru muda. 

"Hormat ketua Klan. Maafkan kami, kami belum bisa menemukan keberadaan nona Keempat!" lapor salah satu pengawal. Mereka berlutut dan memberikan hormat. Mendapat laporan begini, mata keriput tuanya mengecil. Menghunuskan tinju ke pilar, guna meluapkan emosi. Membuat, cekungan sebesar piring kecil di pilar. Tunas para pengawal, saling menatap dan menunduk malu.

"Hukum saja hamba ketua, Hamba tidak bisa menemukan nona Keempat!" sesalnya. Mengepal kedua tangan. Mendapati para pengawal menyalahkan diri. Kakek ini menenangkan dirinya. "Sudah! Jika aku menghukum kalian, siapa yang akan mencari nona Keempat? Cepat pergi! Jangan pulang sebelum menemukan Xiao erku!" pinta ketua klan. Meski sudah tua jangan salah, dia menjadi ketua klan, yakni Lu san tu.

Suasana semakin mencengkam, menunggu kabar dari nona keempat. Sang ibu tak henti-hentinya menangis dari tadi siang. Kedua kakak beradik masih berdiri di pojokan.

"Kakek, kakek tenang dulu. Kakek 'kan baru saja mencapai tahap ke 5, baru pulang dari pengasingan. Jadi tahan amarah Kakek," tahan An ran. Memegangi kakeknya.

Begitu gelisah, "Bagaimana bisa tenang, kamu sebagai nona Pertama kediaman Lu. Seharusnya, menjaga Adikmu! Tahu begini, Kakek cepat pulang!" balas Lu san tu. Mengomeli cucunya.

Selang beberapa jam, para pengawal kembali lagi, Lu san tu sedikit senang. Namun, melihat wajah para pengawal ….

"Tuan, ka--m-i menemukan ini di sisi sungai," lirih pengawal bayang-bayang milik Lu san tu. Badan tuanya memundur sebentar. Sececah, sebuah tangan mulai maju. Mengambil serpihan sayatan kain hijau. Xiao meng sang ibu mendengar ini, langsung berlari dan menangis. Dia tahu pemilik kain ini, badannya bergetar. Hingga tidak bisa menjaga kesadaran dan terjatuh ke lantai. 

Menyaksikan menantu jatuh pingsan, dia mengernyitkan alis. "Pelayan! Cepat bawa nyonya Xiao ke kamar dan panggilkan tabib, segera!" perintah Lu san tu. Kembali melirik serpihan kain. Matanya langsung memerah, tidak bisa berkata apa-apa. Tangan keriput, mulai meraih sayatan kain hijau. Warna ini sering digunakan oleh Xiao li, apalagi dia sering menggunakannya. Bukan berarti suka, tetapi tidak bisa membeli kain lainnya. Karena tidak memiliki uang! Sebelum kepergian Lu san tu dia mengingat, sang cucu berdiri di pojok pintu menatap kepergiannya. Maka gaun hijau, masih terbayang-bayang di asal pikirnya.

Pengawal mulai membuka mulut, "Tuan, kami menemukan ini. Didekat-dekat lem-le--lembah Húdiè ja--jadi ...," ucapan terputus. Segera membungkuk melanjutkan kalimat, "Ampuni kami tuan. Kami tidak bisa masuk kedalam, karena jiwa spiritual kami kurang kuat!" tundukan kedua pengawal. Diikuti wajah muram. Bisa dipastikan, nona keempat keluarga Lu meninggal.

Menangkap penjelasan itu, Lu san tu mencengkram pengawal dan mencoba membangunkannya, memastikan lagi. Namun, pengawal ini hanya mendiam, menyaksikan orang di depannya, mengeluarkan pandangan kosong.

"Apah! Le-lem--bah Húdié? Bukankah lembah itu, lembah paling mematikan. Bahkan aku tidak pernah mendengar, makhluk hidup yang bisa keluar dari dasar lembah. Apalagi adik yang tidak memiliki jiwa spiritual! Ahh, adik ka--kamuu," tangis An ran pecah, bersimpuh di bawah. Menutupi bibir yang tersenyum.

Brusssh!

"Tuan!" 

Suaranya begitu menggema, 2 pengawal mendapati tuannya menyemburkan darah. Emosinya pecah di saat, An ran memperjelas lembah Húdié. Tidak bisa berkata-kata lagi. Tidak ada harapan!

"Kakek!" teriak secara bersamaan nona ketiga dan tuan muda kedua.

"Cepat bawa Ayah pergi ke dalam!" jerit Ming bai baru datang. Dia semakin kesal, "kurang ajar! Gadis bodoh itu! Sudah mati masih saja menyusahkan orang lain!" geram Ming bai. Bukannya prihatin dengan keadaan sang anak, malah menyumpahinya.

---*

Kabar ini cepat menyebar, bukaan mata Lu san tu dari kondisi buruknya. Rumor mengenai nona keempat semakin menjadi-jadi. Malahan fajar belum menyingsing, rumor aneh cepat menyebar. Orang-orang sudah ada di sini.

---

"Aku yakin, Xiao li bunuh diri, dia sudah diputuskan oleh Putra Mahkota," gerutu Lu nian. Tampaknya, sang kakak menegur, "adik! Kamu harus menjaga kata-katamu! Lihat kakek baru sadar!" balas nona pertama.

Lu san tu tetap mendengar obrolan mereka, semua orang tertunduk. Namun, di bibir mengukir senyum. Padahal belum fajar menjelang, kematian nona keempat sudah menyebar, dikatakan mati bunuh diri. Akibat pernikahannya dibatalkan, bagaimanapun juga. Belum sepenuhnya dibatalkan oleh Putra Mahkota. Kemarin ditunda karena kesehatan nona keempat memburuk.

.

..

"Ssst, aw! Punggungku?" desisan seorang gadis. Memegangi sebuah pinggang yang melembab…*..*

Bab terkait

  • Kelahiran Kembali   4 Memori

    "Ssst! Aw, punggungku!"Lirih seorang gadis, mata tertutup, tangan kiri mencoba meraih pinggang. "Bentar, bantalan keras macam apa ini!" melengkingkan suara. Tangannya merasakan bulir-bulir keras di bawah punggung. Membuat punggungnya terasa sakit. Mencoba membangunkan diri, pandangan masih samar-samar. Naas, tubuh tidak mengikuti keinginan. Badan kecilnya, hilang keseimbangan dan tumbang. Kaki di atas, kepala di bawah, tepat di atas bebatuan."Akkkaaaagh!""Adududuh, pinggangku! Kaki siapa? Eh, sepatu macam apa itu? Lebih mirip boots dari modelnya. Kuno sekali," cibirnya. Menatap sebuah kaki di atas dibalut benda berwarna putih, tetapi berubah menjadi cokelat saking kotornya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-01
  • Kelahiran Kembali   5 Kucing dan Kupu-kupu

    Semua angan-angan dipatahkan kucing hitam. Li xiao kembali ke kehidupan nyatanya. "Bentar-bentar aaakkkhhh," teriakan begitu nyaring. Baru menyadari kalau kucing hitam bisa bicara, mulut hatinya sudah berbentuk 0.Serasa ucapannya penuh ledek, "Sudah terlambat! Apa ini kehebatan Assassin? Sepertinya itu terlalu berlebihan. Huuh, dasar manusia tidak memiliki mata yang bagus!" sindir kucing hitam. Mengerti aksi terkejutnya. Sambil mengibaskan ekor dan membuang dagu penuh remeh terhadap Li xiao. Mulut Li xiao kembali komat-kamit, kesal akan ucapan itu, "Sialan, jika bukan dirimu yang menghampiriku! Apa aku akan berada di sini? Siapa si bodoh yang main melompatiku dan berakhir di sini?" tak kalah pedas balasan Li xiao.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-03
  • Kelahiran Kembali   6 Hewan Kontrak

    Kupu-kupu berubah menjadi kecil, hinggap di telunjuk Li xiao dan menghisap darahnya. Cukup satu suntikan dan hisapan, mampu membuat Li xiao jatuh dari berdirinya. Matanya kian menutup dan tergeletak di bawah. "Hehehe aku menemukan Tuanku." "Bicara apa kau! Meow! Jika aku tidak membunuhmu sekarang, maka kamu menjadi saudaraku. Meow!" Memperlihatkan kuku. Swutt-swuth. Mencakar! "Hey! Hentikan kucing bodoh! Hentikan." Hushh!

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-06
  • Kelahiran Kembali   7 Aku Akan Menolongmu

    Li xiao perlahan-lahan mengangkat kedua tangan, wajahnya sedikit ragu. 'Meski pria itu berlumur darah dan baju terkoyak. Aku bisa merasakan tekanan yang kuat mengintimidasiku. Tatapan mata itu tidak bisa didekati dan disentuh. Jika aku kabur dari sini? Sepertinya ide yang bagus hehe,' batin Li xiao masih mendiam. 'Bila kau kabur dari sini, jangan meninggalkanku,' balas Xia yu. "Ekkkhh!'' Erang Li xiao membuat pria ini semakin mendekatkan pedang. Hanya beberapa langkah dengan Li xiao. "Emmm," geram Li xiao kembali mendiam. 'Bodoh kita bisa mendengar pikiranmu! Maksudku, pikiran kita saling terhubung. Aku bisa me

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-06
  • Kelahiran Kembali   8 Sistem

    Memperhatikan seorang gadis tegap dan berani berbicara kepadanya, pria ini menyunggingkan bibir. Lebih membentuk seringai lalu. "Bagaimana kau menyelamatkanku, sedangkan kau tidak bisa menyelamatkan diri sendiri?" Li xiao tidak bisa menjawab, omongan itu memang benar. Rupanya, Li xiao tidak kehilangan akal, dengan cepat memangkas otak. Agar pria ini percaya dengannya. 'Bagaimana caranya aku mengatasi pria ini? Aku baru bereinkarnasi, apa mau mati lagi? Ahh! Bisa-bisa orang lain yang tahu akan menertawaiku,' hati Li xiao. Tangan yang ke atas mulai menurun dan kian merapat satu sama lain. Membentuk genggaman di depan perut. Baru kali ini merasakan kegugupan. Tanpa sadar, meremas jari-jarinya hingga tidak sengaja. Telunjuk kiri, menyentuh cincin Ruby di telunjuk kanan.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-08
  • Kelahiran Kembali   9 Kabur

    Pria ini menghunus pedang ke depan, disaat Li xiao di bawah. Tidak ada rasa kasihan atau bersalah. Pedang itu merobek Hanfu Li xiao, membuat sayatan di tengah Hanfu. Untung saja, dia bergerak cepat membelah kaki. Jika tidak, pedang itu mendarat di paha dan kaki. Tepat di belahan kaki Li xiao, dari paha ke pinggul. "Yaaah! Bajingan!" pekik Li xiao. Memelototi pedang yang merobek Hanfu di sela-sela kakinya. "Boleh juga," tarikan pedang, dibarengi desisan. Pria ini kembali mengangkat pedang, menyerang kedua kalinya. 'Tidak-tidak, aku tidak ingin mati, sial tubuh ini begitu lemah dan lambat!' rutuk hati Li xiao. Swush. "Etss, tidak kena," ledek Li xiao cepat memundur. Lelaki ini kembali mengeluarkan ringisan, ulah luka yan

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-08
  • Kelahiran Kembali   10 Hantu

    Seorang pria tua, membawa sebuah kotak persegi empat. Seperti laci yang ditumpuk menjadi satu, bila ditarik setiap lubang memiliki peralatan medis. Dia berjongkok, meletakan kotak yang berwarna cokelat tua. Sedikit ukiran di pintu dan di atasnya ada sebuah gagang untuk pegangan. Memusatkan mata, tangan meraih tangan kanan pria yang terluka. Benih mata bergeser kekanan-kekiri sedikit pejaman. Mengangguk, tangan kirinya berada di bawah tangan pangeran. Jari telunjuk kanan dan tengah disatukan, diletakan di tangan pangeran, tepat di pergelangannya. Mengintip ke botol yang dipegangnya. "Pangeran, ini-ini obat apa? Tapi menurut nadi Pangeran. Sudah stabil, serta suhu badan pangeran tidak tinggi, tetapi Hamba akan melakukan yang terbaik. Untuk mengeluarkan sisa-sisa serpihan ini," ucap hati-hati seorang tabib.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-09
  • Kelahiran Kembali   11 Bangkit Dari Kubur

    Suara lembut memburu, "Adik, kamu masih hidup? Aku tak percaya ini, apa benar ini kamu?" menghampiri mereka. Li xiao menoleh sesudah mendapat pelukan hangat dan rasa khawatir. Sehabis melewati hutan, lembah dan goa. 'Lihat penampilan ini, anggun dan menawan, tapi kata-katanya busuk! Kamu pikir aku sudah mati?' lirih jantung hati Li xiao. "Matalu buta?" "Adik, apa yang adik katakan?" Tampaknya sang kakak tidak terlalu mengerti, tetapi maksud dari Li xiao mungkin dimengerti. 'Kenapa si bodoh ini menjadi sangat agresif? Angkuh! Apa otaknya kebentur?' pikir nona pertama. Melihat gelagat adiknya terbilang aneh. "Dasar tidak berguna! Sudah baik Kakakmu mengkhawatirkan, kamu malah membentaknya! Seharusnya, memberi hormat terlebih dahul

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-09

Bab terbaru

  • Kelahiran Kembali   96 Mendapat Harta Karun

    Dari balikan tirai berdiri 5 orang berjubah hitam. “Sial! Kenapa aku tidak menyadari mereka.” Alis menekuk, mereka tidak terdeteksi, sudah pasti cultivator tingkat 4 ke atas.“Keluar atau ku keluarkan?!” teriak di depan kereta. Li xiao tidak punya pilihan, mau melawan belum pulih seutuhnya, mau lari tidak bisa. “Gimana nih, bedebah itu tidak mau menungguku pulang?” Menebak mereka suruhan Ming yi, siapa lagi yang menaruh dendam lebih besar dari komplotan mereka?Pria berjubah hitam, memegang pedang– tidak menunggu lama. Dia memiliki kesabaran setipis sutra. “Serang! Jangan biarkan dia hidup!” Syut!Saat mereka mulai mengepung kereta, turun pria berbaju hitam menghadang. “Jangan ganggu dia, kalian,” menunjuk semua, “lawan aku!” “Pahlawan dari mana ini?! Mau mati juga? Tinggal tanam!” marah. Menyerang tanpa aba-aba.Pria ini menghindar, di serang dari arah kiri, tinju beruap panas hampir mendarat di pipi. Tinggal 3 cm dari pipi kanan, hawanya terasa menusuk pipi. Melihat dia di kero

  • Kelahiran Kembali   95 Pemenang Di Luar Ekspektasi

    Jiang Zu, “Tepat! Nona Keempat jatuh, tapi tidak menyentuh tanah.” Berdiri, turun ke lapangan. Menegaskan, “Apa aku salah lihat, Pengawas Wang?” Seolah darah naik ke permukaan wajah Pengawas Wang, mengatur napas. “Tidak-tidak, saya tidak berani, tapi ini … ini… pertama kali ada hal seperti ini.” Meskipun mata duitan, tetap sadar dalam situasi ini. “Saya takut ada kesalahan, Pangeran Ketujuh ka–”“Pengawas Wang terlalu kaku, kau sendiri yang bicara, peraturan ‘kan emang perlu dilanggar.” “Tidak perlu di tanyakan, dia tidak menyentuh tanah! Sudah jelas, dia menang!” cetusan kata dari Pangeran Kedelapan.Semua orang diam, menerima apa yang terjadi, ‘Apa yang menarik darinya? Semua orang membela!’ batin Pengawas Wang. Tawa terpaksa keluar, “Hahaha, benar juga perkataan para Pangeran, dia,” melirik Li xiao, alis meninggi, sesaat menurun menahan amarah, “Menang.” Bola mata Ming yi mendelik, meraih lengan Pengawas Wang. “Apa?!” Menghentakkan tangan, meski suka uang, mendapat situasi pa

  • Kelahiran Kembali   94 Dia Tidak Kalah

    Anak jarum, melempar! Bagi Ming yi, ini bukan apa-apa. “Kau pikir aku buta!” Menangkis!Li xiao mundur, ‘Dia jeli juga, kalau ini?!’ Mengeluarkan jarum dari dua tangan. Melempar satu-satu, mengelilingi udara.Hak! Serbuan anak jarum menghujani Ming yi, bukan hanya dua jurus. Seluruh jurus Li xiao hampir keluar. Semua ini tidak berarti, tersenyum. “Cukup sudah main-mainnya.” Mengeluarkan pedang, di simpan di balik punggung. Mata memicik, sudut mulut kiri meninggi. “Hak!”Serangan begitu cepat, Li xiao tidak bisa menghindar. Gaun hanfu hitam merah tersobek, bagian lengan kiri menimbulkan darah. Merunduk, bertumpu dua kaki. “Aku pasti membalaskan semua yang kuterima! Walau ‘tak sepenuhnya, kupastikan kau mengingat ini!” Meremas jari, menyeka keringat. Tangan menyobek ujung hanfu, membalut luka. Penonton memperhatikan semua gerak-gerik mereka di arena. “Wah lihat itu, adiknya tidak segan-segan di sembelih!”“Untung bisa menghindar kalau tidak, lehernya melayang!”Mulai berbincang, samb

  • Kelahiran Kembali   93 Li Xiao VS Ming Yi

    Li xiao dengan Ming yi.Seluruh penonton bergejolak mendengar teriakan pengawas Wang.“Huuuh!”Hampir semua penghuni balai, menebak Li xiao kalah telak dari Mingyi. Bahkan, senyum cerah adik kelima mengumandang. “Haha, dia bisa buat apa lagi?”Mendadak mendapat bertemu di arena yang sama, Li xiao sedikit curiga. ‘Heh! Memangnya aku takut.’ Menurunkan sikapan, mendekati Ming yi.Seolah dia tahu, siapa pertandingan pertama babak kedua ini. “Cepat bersujud, aku tidak akan memberimu belas kasihan … kalau sudah di atas.” Ming yi menggeleng, dia tidak bisa menang.Tidak terpancing, “Owh! Kau bisa melakukannya sekarang.” Malahan membalikan maksudnya.Para penonton semakin bersemangat, meskipun tahu pasti yang kalah, tapi cukup menghibur juga.Masuk bersamaan, pengawas Wang melempar bendera. Dua mata saling menyahut, tidak terlepas dari tatapan tajam.Ming yi menurunkan tangan kanan, sang hewan kontrak langsung muncul. Mengangkat tangan kanan, kuku panjangnya menyentuh ujung dagu, melirik ke

  • Kelahiran Kembali   92 Lolos

    Seorang pria tinggi, bersama pria bertubuh gempal. Sang pengawas memberi abah-abah, mereka memasuki arena.Para penonton di balai Tàiyáng bersorak meriah, menyambut pertarungan babak pertama. Pengawas Wang melempar bendera kecil, ketika bendera mendarat pertarungan dimulai.Kletak.Dua pemuda melangkah ke depan, secara bersamaan mengeluarkan tinju. Namun, bagi pria tinggi yang memiliki bekas luka di pelipis. Sungguh ancaman besar bagi musuhnya, sangat terlihat jelas.Sang lawan terkapar hanya dengan satu pukulan, penonton bersorak. Pemenangnya sudah diputuskan, perkiraan dia baru menggunakan sepertiga kekuatan. Lawan telah tumbang, Bing bin sedikit bersemangat.Prok-prok!Tepukan tangan penonton. “Wah, benar-benar pemuda hebat! Ini seperti bukan bertarung.” Pengawas Wang memuji, melanjutkan ke pertarungan selanjutnya.Hingga puluhan pemain telah tumbang oleh si pria tinggi, babak pertama tentu dimenangkan olehnya. Detik ini, Bing bin memasuki arena, melawan pria seumurannya. “Lebih b

  • Kelahiran Kembali   91 Ingin Bekerja Sama

    Pangeran ketujuh, Shen Jiang Zu. Li xiao memicingkan mata. “Ka-kamu.”“Adik, cepat masuk– beri hormat pada Pangeran Ketujuh.” An ran memapah masuk.Jiang Zu menepuk kipas. “Tidak masalah, jangan terlalu formal padaku.” Kedipannya membuat bulu berdiri, mau bagaimanapun dia tetap keluarga kerajaan. Memberi hormat, badan lurus 90 derajat, bangun, segera ke kamar.“Aku telah menunggu begitu lama, maukah kamu membuatkanku secangkir teh?”Li xiao terhenti, melirik ke samping. “Hah?” Kurang mengerti, entah trik apalagi yang digunakan.Ming bai menahan marah, melihat gelagat anaknya, tidak mau menyanjung. Mengusulkan, “Pangeran tunggu.” Bergegas ke putri keempat. “Cepat, layani Pangeran dengan baik.”Apa menjual putrinya? Hanya bisa menggeleng, badan di paksa di dudukan. “Pangeran silakan, kalau kurang sesuatu panggil kami.” Ming Bai membawa sisa anaknya keluar.Hanya berdua.Seolah Li xiao ingin ada badai merobohkan rumah, tidak perlu basa-basi. “Untuk apa kau datang? Jangan harap memaksa

  • Kelahiran Kembali   90 Membeli Artefak

    Menarik sekuat tenaga!Menghindar ke kiri, mengangkat tangan, jijik disentuh. “Bedebah, hari ini biar aku yang menghukummu!” Sring!Dua jarum emas turun di ujung kanan jemari mungilnya, memutar sekali lempar!Jarum melesat maju, kecepatannya tidak bisa diimbangi mata si gendut. Menancap dua betisnya. “Aghh!”Merunduk, dua tangan menumpu tubuh, kalau tidak— sudah berguling di tanah. Si hitam mendekat. “Kamu kenapa? Cepat bangun!”“Kakiku, sakit! Gak bisa gerak!” Mengusapi dua kaki di balik hanfu coklat. Temannya mengikuti rabaan tangan gemuk. Mencoba mencari akar permasalahan di kaki.Merasakan ada yang ganjal, “Agh!” Tidak bisa dicabut, terlalu sakit. Jarum emas tertancap sepertiga, panjangnya setelunjuk. “Wanita gila, kau tidak tahu siapa ayahnya?” Tidak peduli! Jangankan ayah si pria gendut seorang wakil biro jasa hukum tingkat 3. Bahkan, anak kaisar pun tidak melepaskan begitu mudah.Menyilangkan tangan, bibir kiri meninggi dengan sedikit senyum. “Owh! Kata terakhirmu?” Li xiao

  • Kelahiran Kembali   89 Kereta Pangeran Kesembilan

    Seluruh keluarga Lu, siap mengadili kesalahan Li xiao. Meng yi paling antusias, sekaligus kesal mengapa masih selamat? “Kakek, lihat dia,” menunjuk. “Kenapa bisa pulang malam?”Lu San Tu memandang penuh, mencoba memberinya pembelaan. Sebelum bisa, dipotong Lu Nian. “Sudah jelas, melakukan perbuatan ‘tak senonoh!”Sang ibu segera meralat tuduhan, “Tunggu, tanyakan lebih dulu. Xiao er, sini.” Penuh lembut memapah masuk.Semakin Li xiao diam, mereka lebih penasaran. “Lihat, aku diantar siapa?”Bing bin mencemooh, “Kereta? Memang, siapa yang mau menampung wanita sepertimu?” Menggeleng, diikuti senyum meremehkan.Kereta belum menghilang sepenuhnya. “Itu saja tidak tahu, apa harus memberimu mata lagi? Atau, menghilangkan mata itu?” Mendengar ucapannya, serasa umpatan. Menambah kekesalan. “Heh! Palingan, pria hidung belang yang menod—agh!”Plak!Tamparan sopan, “Tutup mulutmu! Lihat baik-baik. Siapa yang punya tandu bersimbol singa emas?” Lu san tu, menekankan lambang kereta. Meskipun jarang

  • Kelahiran Kembali   88 Salah Mencari Mangsa

    “Awas!” Maju, menghadang. Yushen membalikan kursi— cukup satu untasan tangan, dua pria terjatuh. Li xiao terkesima, entah seberapa kuat pria ini?Terpaku dengan kekuatannya, tapi kekesalan dan kejijikan di hati jauh-jauh-jauhhh lebih besar. Mengenali pria berkulit gandum, hampir … hampir melihat aset paling berharga.“Dasar pria lumpuh! Mau ikut campur saja!” Meremehkan, sesaat bangkit, siap menyerang.Swesssh! Selendang mengelebat cepat.“Akhh!”Sebelum tegap berdiri, teman sampingnya kembali terjatuh. Memegangi leher, menguraikan darah segar. Dua tangan bergetar, tidak mungkin. Rupanya salah mencari mangsa. “Si-si-siapa kamu?” suara terbata-bata. Mundur dua langkah, pupil bergetar ketakutan. Aura Yushen semakin pekat, mengambil pedang di bawah. Tanpa omong, membunuh pria tadi, dia selanjutnya. Memegang pedang, memandang ke depan. Mengingat, begitu jijik! Ingin mencabik-cabik sebelum dibunuh. “Terlalu baik, mengirimmu dengan satu tebasan.” Menyeringai, ain mengutuk, pedang terang

DMCA.com Protection Status