Share

Kekuasaan : Lahirnya Sang Pemersatu
Kekuasaan : Lahirnya Sang Pemersatu
Penulis: Mkyz

Bab 1. Bayangan Kekuatan

Penulis: Mkyz
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Di sudut barat Kerajaan Eldoria, berdiri sebuah istana megah yang dikelilingi oleh pegunungan tinggi dan hutan lebat. Istana ini dikenal sebagai Kastil Drakenfeld, pusat pemerintahan dari klan Valen, salah satu klan paling berkuasa di seluruh Eldoria. Para leluhur Valen telah memerintah selama beberapa generasi, menjaga stabilitas dan kemakmuran dengan tangan besi.

Namun, di balik kemegahan Kastil Drakenfeld, bayangan gelap perebutan kekuasaan mulai mengintai. Dalam beberapa tahun terakhir, klan-klan lain mulai merasakan aroma perubahan angin. Mereka melihat kesempatan untuk merebut tahta dan mengakhiri dominasi klan Valen.

Di antara klan-klan tersebut, terdapat dua yang paling berambisi: klan Draugr dari utara yang dikenal dengan kekuatan magis dan klan Leoric dari selatan yang terkenal dengan kemampuan militer mereka yang luar biasa. Kedua klan ini telah lama berseteru, namun kini mereka menemukan musuh bersama dalam bentuk klan Valen.

Di tengah-tengah pergolakan ini, seorang pemuda bernama Alaric, pewaris tahta klan Valen, sedang dalam perjalanan pulang ke Kastil Drakenfeld setelah melakukan perjalanan diplomatik ke negeri seberang. Alaric adalah seorang pangeran yang tampan dan cerdas, tetapi dibayangi oleh warisan keluarganya yang penuh dengan intrik dan pengkhianatan.

Saat Alaric tiba di istana, dia disambut oleh ayahnya, Raja Cedric Valen, yang sudah mulai menua. Wajah raja tampak letih, tanda-tanda beban berat yang dipikulnya selama bertahun-tahun. Raja Cedric mengetahui bahwa ancaman dari klan Draugr dan Leoric semakin nyata, dan dia merasa khawatir akan masa depan kerajaannya.

"Alaric, anakku," kata Raja Cedric dengan suara berat, "kau datang pada saat yang tepat. Eldoria sedang dalam bahaya besar. Klan Draugr dan Leoric telah menyusun rencana untuk menggulingkan kita. Kita harus bersiap untuk perang."

Alaric mengangguk, memahami beratnya tanggung jawab yang kini berada di pundaknya. Dia tahu bahwa menjaga tahta Valen bukanlah tugas yang mudah. "Ayah, aku akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk melindungi klan kita dan menjaga Eldoria tetap bersatu," jawabnya dengan tekad.

Sementara itu, di utara, di tanah bersalju yang keras, kepala klan Draugr, Eirik Draugr, sedang berkumpul dengan para penasihatnya. Eirik adalah seorang penyihir kuat dengan kemampuan mengendalikan elemen alam. Dia yakin bahwa waktunya telah tiba untuk mengambil alih Eldoria.

"Kita telah menunggu terlalu lama," kata Eirik dengan suara yang menggema di ruangan batu yang dingin. "Klan Valen telah memerintah dengan kekejaman dan keserakahan. Saatnya kita mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi milik kita. Kita akan bergabung dengan klan Leoric dan menyerang Kastil Drakenfeld."

Di selatan, di tanah yang subur dan hangat, Marcus Leoric, pemimpin klan Leoric, sedang mempersiapkan pasukan elitnya. Marcus adalah seorang ahli strategi militer yang brilian dan tidak kenal takut. Dia telah menyusun rencana rinci untuk mengalahkan klan Valen, dan dia percaya bahwa aliansi dengan klan Draugr akan memberikan mereka kekuatan yang cukup untuk menang.

"Kita tidak akan menyerang tanpa persiapan," kata Marcus kepada jenderalnya. "Klan Draugr memiliki sihir, dan kita memiliki kekuatan militer. Bersama-sama, kita akan menghancurkan Valen dan membagi Eldoria di antara kita."

Namun, tidak semua orang di Eldoria mendukung perang. Di desa-desa dan kota-kota, rakyat biasa hanya ingin hidup damai. Mereka lelah dengan konflik berkepanjangan dan takut akan dampak perang. Di tengah ketidakpastian ini, seorang gadis muda bernama Elara, yang memiliki bakat unik dalam ramalan, merasakan kekhawatiran yang semakin besar.

Elara tinggal di desa kecil di tepi hutan, jauh dari intrik politik. Namun, penglihatannya tentang masa depan memberinya pandangan mendalam tentang apa yang akan terjadi. Suatu malam, dia mengalami visi yang sangat jelas: kastil yang terbakar, pasukan yang bertarung, dan bayangan sosok yang tidak dikenal yang akan menjadi penentu nasib Eldoria.

Dengan tekad untuk mencegah kehancuran yang dia lihat, Elara memutuskan untuk melakukan perjalanan ke Kastil Drakenfeld. Dia tahu bahwa memperingatkan Raja Cedric dan Pangeran Alaric tentang visinya adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan Eldoria dari kehancuran total.

Perjalanan Elara penuh dengan bahaya. Dia harus menghindari prajurit-prajurit klan yang berpatroli dan menyeberangi sungai berarus deras. Namun, dengan keteguhan hati dan keberanian yang luar biasa, dia akhirnya tiba di gerbang Kastil Drakenfeld.

Saat dia diterima di aula besar istana, Elara merasakan kekuatan dan kemegahan yang terpancar dari dinding-dinding batu yang kokoh. Dia melihat Pangeran Alaric di kejauhan, dan dengan langkah tegas, dia mendekatinya.

"Pangeran Alaric," katanya dengan suara yang gemetar namun penuh keberanian, "Aku membawa peringatan penting. Aku telah melihat masa depan, dan Eldoria berada di ambang kehancuran. Kita harus bertindak sekarang, sebelum terlambat."

Alaric menatap gadis muda di depannya dengan rasa penasaran dan sedikit skeptis. Namun, ada sesuatu dalam mata Elara yang membuatnya percaya bahwa kata-katanya bukanlah sekadar omong kosong. "Katakan, apa yang kau lihat?" tanyanya dengan lembut.

Elara menjelaskan visinya: kehancuran kastil, pertempuran sengit, dan sosok misterius yang akan menentukan nasib Eldoria. "Aku tidak tahu siapa sosok itu," kata Elara, "tetapi aku yakin bahwa dia adalah kunci untuk menyelamatkan kita semua."

Alaric merasa terguncang oleh kata-kata Elara. Dia tahu bahwa situasi ini lebih rumit daripada yang dia bayangkan. "Kita harus segera mempersiapkan diri," katanya dengan suara yang tegas. "Klan Draugr dan Leoric tidak akan menunggu. Kita harus mencari sosok misterius itu dan memastikan dia berada di pihak kita."

Dengan demikian, babak baru dalam sejarah Eldoria dimulai. Dalam bayangan kekuasaan yang penuh dengan intrik dan pengkhianatan, Alaric, Elara, dan para pahlawan lainnya harus bersatu untuk menghadapi ancaman yang semakin mendekat. Perebutan kekuasaan antar klan akan menentukan nasib kerajaan, dan hanya mereka yang memiliki keberanian dan kebijaksanaan yang akan bertahan.

Bab terkait

  • Kekuasaan : Lahirnya Sang Pemersatu   Bab 2. Bayangan Kekuatan 2

    Elara tidak diberi banyak waktu untuk beristirahat. Ketika malam tiba, pertemuan rahasia diadakan di ruang dewan tersembunyi di dalam Kastil Drakenfeld. Pangeran Alaric, Raja Cedric, dan beberapa penasihat kepercayaan berkumpul di sana. Dinding batu yang tebal dan lilin yang berkedip-kedip menciptakan suasana tegang. “Elara, ceritakan sekali lagi visimu,” pinta Raja Cedric. Suaranya lelah namun penuh perhatian. Elara mengangguk dan mulai menceritakan penglihatannya dengan lebih rinci. “Dalam visi itu, aku melihat pasukan Draugr menyerang dari utara dengan sihir mereka. Api berkobar di seluruh istana, dan dari selatan, pasukan Leoric datang dengan kekuatan militer mereka. Di tengah kekacauan itu, ada seorang sosok misterius yang muncul. Aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas, tapi dia tampak seperti pahlawan yang akan menentukan arah pertempuran.” “Bagaimana kita menemukan sosok ini?” tanya salah satu penasihat. Elara menatap mereka satu per satu. “Aku tidak tahu siapa di

  • Kekuasaan : Lahirnya Sang Pemersatu   Bab 3. Terbentuknya para aliansi

    Malam itu, di Kastil Drakenfeld, suasana perayaan kecil masih terasa meski bayang-bayang pertempuran berikutnya terus mengintai. Di sebuah ruang di dalam kastil, Alaric, Kael, dan Elara berkumpul bersama beberapa pemimpin klan sekutu untuk merencanakan langkah selanjutnya. Hadir di ruangan itu adalah Lord Garrick dari klan Ironwood, seorang ahli taktik yang dikenal dengan ketangguhan dan kecerdasannya, serta Lady Seraphina dari klan Stormrider, seorang penyihir angin yang memegang kekuatan besar dalam kendalinya. “Pertempuran tadi hanyalah permulaan,” kata Lord Garrick dengan suara berat. “Musuh akan kembali dengan kekuatan yang lebih besar. Kita harus menyatukan semua klan di Eldoria untuk melawan mereka.” Lady Seraphina mengangguk. “Klan Stormrider akan mendukung kalian. Angin akan selalu berpihak pada kita.” Alaric menatap mereka dengan penuh rasa syukur. “Terima kasih, Lord Garrick, Lady Seraphina. Kita membutuhkan setiap bantuan yang bisa kita dapatkan.” Di sudut lain Eldoria

  • Kekuasaan : Lahirnya Sang Pemersatu   Bab 4. Visi Elara

    Elara menghabiskan malam terakhir sebelum pertempuran besar di ruang pribadinya, merenungkan perjalanan yang telah membawanya ke titik ini. Sebagai keturunan klan Valen, dia memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga keamanan dan kelangsungan kerajaan. Namun, beban sebagai seorang peramal dan penasihat utama juga memberikan tekanan yang luar biasa.Sejak kecil, Elara selalu merasakan keanehan dalam dirinya. Di saat anak-anak lain bermain, dia kerap kali tenggelam dalam visi dan mimpi yang terasa sangat nyata. Orang tuanya, anggota klan Valen yang setia, segera menyadari potensi istimewa putri mereka. Mereka mengirimnya untuk belajar di bawah bimbingan seorang penyihir bijak bernama Arion, yang tinggal di pegunungan utara Eldoria.Arion mengajarkan Elara cara mengendalikan visinya dan menggunakan kemampuannya untuk kebaikan. Dia belajar membaca tanda-tanda alam, memahami aliran energi, dan menguasai sihir pelindung. Namun, Arion selalu mengingatkannya bahwa kekuatan besar datang denga

  • Kekuasaan : Lahirnya Sang Pemersatu   Bab 5. Awal dari Kael

    Kilas balik Seorang pemuda bernama Kael...Di tepi barat Eldoria, terdapat sebuah desa nelayan yang tenang bernama Tiryas. Desa ini dihuni oleh para nelayan yang setiap hari berjuang melawan gelombang lautan untuk menghidupi keluarga mereka. Di desa inilah Kael menghabiskan masa kecilnya, jauh dari hiruk-pikuk kerajaan dan konflik antar klan.Kael lahir dari pasangan nelayan sederhana, Dorian dan Alys. Dorian adalah seorang pria dengan tangan kasar dan wajah yang selalu tersenyum, sementara Alys adalah wanita lembut dengan suara merdu yang selalu menyanyikan lagu-lagu rakyat untuk menghibur anak-anak desa. Mereka hidup sederhana, namun penuh dengan cinta dan kebahagiaan.Sejak usia muda, Kael menunjukkan ketertarikan yang mendalam pada lautan. Setiap pagi, dia akan bangun lebih awal untuk membantu ayahnya menyiapkan perahu dan jaring. Dia menyukai rasa angin laut yang segar dan suara ombak yang menenangkan. Dorian dengan senang hati mengajarkan semua yang dia tahu tentang menjadi seor

  • Kekuasaan : Lahirnya Sang Pemersatu   Bab 6. Tembok Terakhir

    Kembali ke keadaan sekarang....Malam telah tiba, angin dingin bertiup perlahan membawa aroma tanah basah dan kayu terbakar dari perkemahan prajurit di bawah benteng. Di atas dinding kastil, Elara berdiri sambil memandang ke arah hutan yang gelap di kejauhan. Suara gemerisik daun yang ditiup angin dan desahan napas prajurit yang berjaga terdengar sayup-sayup di latar belakang.Alaric mendekat, jubahnya berkibar pelan. "Kau terlihat gelisah, Elara," katanya dengan suara dalam dan penuh kekhawatiran.Elara menoleh, tatapannya penuh pemikiran. "Aku melihat bayangan, Alaric. Sesuatu yang gelap dan mengancam. Kita perlu bersiap lebih baik."Alaric mengangguk, merasakan beban di pundaknya semakin berat. "Apa yang kau lihat dalam visimu, Elara?"Elara menutup mata sejenak, merasakan dinginnya batu di bawah telapak tangannya."Aku melihat pasukan besar, lebih besar dari apa yang kita hadapi hari ini. Mereka datang dari arah utara, dengan api dan kemarahan. Dan di tengah-tengah mereka, ada sos

  • Kekuasaan : Lahirnya Sang Pemersatu   Bab 7. Tembok Terakhir 2

    Ketika prajurit terakhir berhasil masuk, Elara jatuh berlutut, kelelahan. Kael dan Alaric segera membantu Elara bangkit, menariknya ke tempat yang aman.Di dalam benteng, suasana mencekam. Prajurit yang terluka berbaring di lantai, sementara tabib dan perawat berusaha memberikan pertolongan pertama. Bau obat-obatan bercampur dengan bau darah memenuhi udara. Cahaya obor yang berkedip-kedip memberikan bayangan yang menari di dinding batu kastil.Raja Cedric berdiri di tengah ruangan, matanya memandang kosong ke arah peta yang tergantung di dinding. "Kita kalah telak," gumamnya, suaranya penuh penyesalan.Salah satu jenderal, Sir Eadric, mendekat dengan langkah cepat. "Yang Mulia, kita harus segera mencari jalan keluar. Musuh akan segera menyerang benteng ini."Cedric mengangguk pelan. "Aku tahu, Eadric. Tapi apa yang bisa kita lakukan sekarang? Mereka terlalu kuat."Tiba-tiba, pintu ruang strategi terbuka dengan keras, dan masuklah seorang pria tua berjubah hitam dengan tongkat sihir di

  • Kekuasaan : Lahirnya Sang Pemersatu   Bab 8. Kematian Elara

    Benteng Eldoria bergetar di bawah gemuruh serangan pasukan Darkbane. Langit malam diselimuti asap tebal, sementara bau darah dan mesiu memenuhi udara. Suara dentingan pedang dan teriakan kematian menyatu dalam sebuah simfoni kehancuran. Raja Cedric, dengan tatapan penuh tekad, berdiri di atas tembok benteng. "Ini bukan akhir kita! Pertahankan Eldoria!" teriaknya, suaranya menggema di antara para prajurit.Di bawah, Kael, Elara, dan Alaric bertempur mati-matian. Kael merasakan energi kristalnya berdenyut di tangannya, memancarkan cahaya biru yang bersinar terang. Setiap ayunan pedangnya menebas musuh yang mendekat, namun jumlah mereka terlalu banyak. Elara di sampingnya, matanya bersinar dengan kekuatan sihir. Dia melontarkan bola api dan kilatan petir, mencoba menahan gelombang serangan. "Kael, kita tidak bisa membiarkan mereka menembus pertahanan ini!" teriak Elara."Elara, mereka terus datang. Kita butuh rencana baru!" seru Kael, suaranya parau oleh kelelahan dan ketegangan."Kita ha

Bab terbaru

  • Kekuasaan : Lahirnya Sang Pemersatu   Bab 8. Kematian Elara

    Benteng Eldoria bergetar di bawah gemuruh serangan pasukan Darkbane. Langit malam diselimuti asap tebal, sementara bau darah dan mesiu memenuhi udara. Suara dentingan pedang dan teriakan kematian menyatu dalam sebuah simfoni kehancuran. Raja Cedric, dengan tatapan penuh tekad, berdiri di atas tembok benteng. "Ini bukan akhir kita! Pertahankan Eldoria!" teriaknya, suaranya menggema di antara para prajurit.Di bawah, Kael, Elara, dan Alaric bertempur mati-matian. Kael merasakan energi kristalnya berdenyut di tangannya, memancarkan cahaya biru yang bersinar terang. Setiap ayunan pedangnya menebas musuh yang mendekat, namun jumlah mereka terlalu banyak. Elara di sampingnya, matanya bersinar dengan kekuatan sihir. Dia melontarkan bola api dan kilatan petir, mencoba menahan gelombang serangan. "Kael, kita tidak bisa membiarkan mereka menembus pertahanan ini!" teriak Elara."Elara, mereka terus datang. Kita butuh rencana baru!" seru Kael, suaranya parau oleh kelelahan dan ketegangan."Kita ha

  • Kekuasaan : Lahirnya Sang Pemersatu   Bab 7. Tembok Terakhir 2

    Ketika prajurit terakhir berhasil masuk, Elara jatuh berlutut, kelelahan. Kael dan Alaric segera membantu Elara bangkit, menariknya ke tempat yang aman.Di dalam benteng, suasana mencekam. Prajurit yang terluka berbaring di lantai, sementara tabib dan perawat berusaha memberikan pertolongan pertama. Bau obat-obatan bercampur dengan bau darah memenuhi udara. Cahaya obor yang berkedip-kedip memberikan bayangan yang menari di dinding batu kastil.Raja Cedric berdiri di tengah ruangan, matanya memandang kosong ke arah peta yang tergantung di dinding. "Kita kalah telak," gumamnya, suaranya penuh penyesalan.Salah satu jenderal, Sir Eadric, mendekat dengan langkah cepat. "Yang Mulia, kita harus segera mencari jalan keluar. Musuh akan segera menyerang benteng ini."Cedric mengangguk pelan. "Aku tahu, Eadric. Tapi apa yang bisa kita lakukan sekarang? Mereka terlalu kuat."Tiba-tiba, pintu ruang strategi terbuka dengan keras, dan masuklah seorang pria tua berjubah hitam dengan tongkat sihir di

  • Kekuasaan : Lahirnya Sang Pemersatu   Bab 6. Tembok Terakhir

    Kembali ke keadaan sekarang....Malam telah tiba, angin dingin bertiup perlahan membawa aroma tanah basah dan kayu terbakar dari perkemahan prajurit di bawah benteng. Di atas dinding kastil, Elara berdiri sambil memandang ke arah hutan yang gelap di kejauhan. Suara gemerisik daun yang ditiup angin dan desahan napas prajurit yang berjaga terdengar sayup-sayup di latar belakang.Alaric mendekat, jubahnya berkibar pelan. "Kau terlihat gelisah, Elara," katanya dengan suara dalam dan penuh kekhawatiran.Elara menoleh, tatapannya penuh pemikiran. "Aku melihat bayangan, Alaric. Sesuatu yang gelap dan mengancam. Kita perlu bersiap lebih baik."Alaric mengangguk, merasakan beban di pundaknya semakin berat. "Apa yang kau lihat dalam visimu, Elara?"Elara menutup mata sejenak, merasakan dinginnya batu di bawah telapak tangannya."Aku melihat pasukan besar, lebih besar dari apa yang kita hadapi hari ini. Mereka datang dari arah utara, dengan api dan kemarahan. Dan di tengah-tengah mereka, ada sos

  • Kekuasaan : Lahirnya Sang Pemersatu   Bab 5. Awal dari Kael

    Kilas balik Seorang pemuda bernama Kael...Di tepi barat Eldoria, terdapat sebuah desa nelayan yang tenang bernama Tiryas. Desa ini dihuni oleh para nelayan yang setiap hari berjuang melawan gelombang lautan untuk menghidupi keluarga mereka. Di desa inilah Kael menghabiskan masa kecilnya, jauh dari hiruk-pikuk kerajaan dan konflik antar klan.Kael lahir dari pasangan nelayan sederhana, Dorian dan Alys. Dorian adalah seorang pria dengan tangan kasar dan wajah yang selalu tersenyum, sementara Alys adalah wanita lembut dengan suara merdu yang selalu menyanyikan lagu-lagu rakyat untuk menghibur anak-anak desa. Mereka hidup sederhana, namun penuh dengan cinta dan kebahagiaan.Sejak usia muda, Kael menunjukkan ketertarikan yang mendalam pada lautan. Setiap pagi, dia akan bangun lebih awal untuk membantu ayahnya menyiapkan perahu dan jaring. Dia menyukai rasa angin laut yang segar dan suara ombak yang menenangkan. Dorian dengan senang hati mengajarkan semua yang dia tahu tentang menjadi seor

  • Kekuasaan : Lahirnya Sang Pemersatu   Bab 4. Visi Elara

    Elara menghabiskan malam terakhir sebelum pertempuran besar di ruang pribadinya, merenungkan perjalanan yang telah membawanya ke titik ini. Sebagai keturunan klan Valen, dia memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga keamanan dan kelangsungan kerajaan. Namun, beban sebagai seorang peramal dan penasihat utama juga memberikan tekanan yang luar biasa.Sejak kecil, Elara selalu merasakan keanehan dalam dirinya. Di saat anak-anak lain bermain, dia kerap kali tenggelam dalam visi dan mimpi yang terasa sangat nyata. Orang tuanya, anggota klan Valen yang setia, segera menyadari potensi istimewa putri mereka. Mereka mengirimnya untuk belajar di bawah bimbingan seorang penyihir bijak bernama Arion, yang tinggal di pegunungan utara Eldoria.Arion mengajarkan Elara cara mengendalikan visinya dan menggunakan kemampuannya untuk kebaikan. Dia belajar membaca tanda-tanda alam, memahami aliran energi, dan menguasai sihir pelindung. Namun, Arion selalu mengingatkannya bahwa kekuatan besar datang denga

  • Kekuasaan : Lahirnya Sang Pemersatu   Bab 3. Terbentuknya para aliansi

    Malam itu, di Kastil Drakenfeld, suasana perayaan kecil masih terasa meski bayang-bayang pertempuran berikutnya terus mengintai. Di sebuah ruang di dalam kastil, Alaric, Kael, dan Elara berkumpul bersama beberapa pemimpin klan sekutu untuk merencanakan langkah selanjutnya. Hadir di ruangan itu adalah Lord Garrick dari klan Ironwood, seorang ahli taktik yang dikenal dengan ketangguhan dan kecerdasannya, serta Lady Seraphina dari klan Stormrider, seorang penyihir angin yang memegang kekuatan besar dalam kendalinya. “Pertempuran tadi hanyalah permulaan,” kata Lord Garrick dengan suara berat. “Musuh akan kembali dengan kekuatan yang lebih besar. Kita harus menyatukan semua klan di Eldoria untuk melawan mereka.” Lady Seraphina mengangguk. “Klan Stormrider akan mendukung kalian. Angin akan selalu berpihak pada kita.” Alaric menatap mereka dengan penuh rasa syukur. “Terima kasih, Lord Garrick, Lady Seraphina. Kita membutuhkan setiap bantuan yang bisa kita dapatkan.” Di sudut lain Eldoria

  • Kekuasaan : Lahirnya Sang Pemersatu   Bab 2. Bayangan Kekuatan 2

    Elara tidak diberi banyak waktu untuk beristirahat. Ketika malam tiba, pertemuan rahasia diadakan di ruang dewan tersembunyi di dalam Kastil Drakenfeld. Pangeran Alaric, Raja Cedric, dan beberapa penasihat kepercayaan berkumpul di sana. Dinding batu yang tebal dan lilin yang berkedip-kedip menciptakan suasana tegang. “Elara, ceritakan sekali lagi visimu,” pinta Raja Cedric. Suaranya lelah namun penuh perhatian. Elara mengangguk dan mulai menceritakan penglihatannya dengan lebih rinci. “Dalam visi itu, aku melihat pasukan Draugr menyerang dari utara dengan sihir mereka. Api berkobar di seluruh istana, dan dari selatan, pasukan Leoric datang dengan kekuatan militer mereka. Di tengah kekacauan itu, ada seorang sosok misterius yang muncul. Aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas, tapi dia tampak seperti pahlawan yang akan menentukan arah pertempuran.” “Bagaimana kita menemukan sosok ini?” tanya salah satu penasihat. Elara menatap mereka satu per satu. “Aku tidak tahu siapa di

  • Kekuasaan : Lahirnya Sang Pemersatu   Bab 1. Bayangan Kekuatan

    Di sudut barat Kerajaan Eldoria, berdiri sebuah istana megah yang dikelilingi oleh pegunungan tinggi dan hutan lebat. Istana ini dikenal sebagai Kastil Drakenfeld, pusat pemerintahan dari klan Valen, salah satu klan paling berkuasa di seluruh Eldoria. Para leluhur Valen telah memerintah selama beberapa generasi, menjaga stabilitas dan kemakmuran dengan tangan besi. Namun, di balik kemegahan Kastil Drakenfeld, bayangan gelap perebutan kekuasaan mulai mengintai. Dalam beberapa tahun terakhir, klan-klan lain mulai merasakan aroma perubahan angin. Mereka melihat kesempatan untuk merebut tahta dan mengakhiri dominasi klan Valen. Di antara klan-klan tersebut, terdapat dua yang paling berambisi: klan Draugr dari utara yang dikenal dengan kekuatan magis dan klan Leoric dari selatan yang terkenal dengan kemampuan militer mereka yang luar biasa. Kedua klan ini telah lama berseteru, namun kini mereka menemukan musuh bersama dalam bentuk klan Valen. Di tengah-tengah pergolakan ini, seorang

DMCA.com Protection Status